digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Ada beberapa cara yang akan dilakukan peneliti yang berkaitan dengan pengumpulan data, tidak menutup kemungkinan nantinya akan terjadi
kesalahan yang menyebabkan kurangnya validitas pada penelitian yang akan dilakukan ini, sebelum dituangkan dalam bentuk laporan, maka nantinya juga
perlu adanya pengecekan data.
30
Pengecekkan data dapat melalui teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk memeriksa keabsahan data dan
kebenaran, peniliti harus melakukan observasi terlebih dahulu secara terus menerus, mencari kasus yang bertentangan, memeriksa kembali catatan
lapangan, serta diskusi melalui bimbingan Dosen, karna hal ini dapat meningkatkan kevalidan penelitian terhadap data-data dan laporan-laporan
yang sudah terkumpul.
30
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi , Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 326
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Penyajian Data
1. Graffiti di Surabaya
Dalam sebuah karya Graffiti, menyediakan konsep sebelum melakukan aksi itu hal wajib yang harus dikerjakan, bahkan sampai
dalam bentuk penyajian tema, warna, gambar, serta teks yang akan ditulis pun mereka siapkan guna tidak hanya mengotori tembok jalanan
kota Surabaya saja, akan tetapi agar masyarakat tahu bahwa isi pesan yang disampaikan melalui gambar Graffiti tersebut ternyata dapat
mewakili suara rakyat atau komunitas Street Art yang mengeluh atau turut akan terjadinya fenomena-fenomena yang ada terkait perkembangan
zaman yang semakin modern. Di dunia Seni, Graffiti adalah termasuk Seni yang terlalu berat
dijalankan. Sebab Graffiti ini merupaka seni yang penuh dengan tanggung jawab besar. Komunitas Graffiti ini dianggap sangat-sangat
merusak dan mengotori sepanjang tembok Jalanan di kota Surabaya. Maka tak heran para penduduk kota Surabaya sering mengeluh dengan
aksi komunitas
Graffiti yang
merugikan beberapa pihak yang bersangkutan. Seperti ruko, pagar sekolah, tembok kota dan lain
sabagainya. Bahkan sampai pihak kebersihan kota pun ikut resah dengan keberadaan komunitas tersebut.