Penyelesaian Sengketa Konsumen melalui Peradilan Umum Litigasi

pihak dimana salah satu pihak tidak ada yang merasa dirugikan serta tidak ada unsur paksaan dari siapapun. Seperti hasil yang tercapai dalam sengketa Ibu Fony dengan Toko Hokky Surabaya yang dimana keduanya sama-sama merasa puas. Kemudian pihak LPKS selaku mediator akan membuat Berita Acara Penyelesaian BAP dan para pihak harus mematuhi isi dari BAP tersebut karena kedua belah pihak telah sepakat dengan jalan keluar yang dihasilkan dalam mediasi tadi. Namun apabila tidak mencapai kesepakatan, maka sengketa dapat diteruskan ke Pengadilan Negeri atau ke BPSK. 30

2.1.2. Penyelesaian Sengketa Konsumen melalui Peradilan Umum Litigasi

Penyelesaian melalui pengadilan dapat ditempuh apabila pennyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak mencapai kesepakatan damai oleh kedua belah pihak, sehingga mengharuskan untuk dilanjutkan melalui proses litigasi. Proses Litigasi adalah proses penyelesaian sengketa Perdata melalui lembaga pengadilan dan diatur dalam KUHPer buku ke II tentang benda. Hukum benda itu sendiri adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang dengan segala sesuatu yang dapat menjadi kepentingannya. 30 Rendy aditya, Prosedur Penyelesaian Sengketa antara Konsumen dengan Pelaku Usaha oleh Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya, laporan magang, fakultas hukum UPN veteran Jatim, Surabaya, 2010, hal. 28. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangkan pengertian benda adalah semua barang, baik yang berwujud dan tidak berwujud. 31 Para pihak yang bersengketa melalui proses litigasi harus mengikuti tahap-tahap yang ada di dalamnya, yaitu : a. Mengajukan gugatan. Permohonan gugatan dapat diajukan secara tertulis atau lisan apabila penggugat tidak dapat menulis. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mengajukan gugatan, yaitu : 1. Keterangan lengkap pihak-pihak yang berperkara 2. Dasar gugatan yang memuat tentang kejadian dan uraian hukum 3. Tuntutan yang dimohonkan untuk diputuskan oleh hakim Setelah gugatan diterima maka akan dilakukan pemanggilan terhadap tergugat untuk sidang hari pertama dengan agenda pembacaan gugatan. b. Pembacaan gugatan. Pembacaan gugatan dilakukan sebagai tahap awal persidangan, guna memperjelas apa yang menjadi bahan permasalahan dalam persengketaan yang terjadi. 31 Sri harini dwiyatmi, Pengantar hukum Indonesia, Bogor, Ghalia Indonesia, 2006, cetakan I, hal. 34. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Jawaban tergugat. Jawaban tergugat adalah balasan dari gugatan yang diajukan oleh pihak penggugat. Jawaban tersebut dapat dilakukan secara tertulis dan secara lisan. Jawaban tergugat dapat berupa pengakuan, bantahan, tangkisan dan Referte menyerahkan segala sesuatunya kepada Hakim 32 . d. Replik dan Duplik Adalah proses tahap jawab-menjawab antara kedua belah pihak yang bersengketa guna membela diri masing-masing untuk mencapai keputusan yang diharapkan. e. Pembuktian Penggugat dan tergugat Setelah tahap jawab menjawab antara para pihak dianggap cukup oleh hakim, maka akan dilanjutkan ke tahap pembuktian. Tahap pembuktian merupakan tahap terpenting karena pembuktian dapat memberikan warna putusan. 33 f. Kesimpulan. Setelah pemeriksaan perkara selesai, majelis hakim mengumpulkan semua hasil pemeriksaan untuk disaring mana yang penting dan mana yang tidak penting guna dijadikan pertimbangan untuk memutuskan perkara. 32 Abdulkadir mehammad, Hukum acara perdata indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000, cetakan VII, hal. 97. 33 Ismet baswedan, hukum acara perdata peradilan umum, Surabaya, Airlangga University press, 2004, cetakan I, hal.25. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. g. Putusan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan kesimpulan yang dibuat, majelis hakim berusaha menemukan peristiwanya. Setelah majelis hakim mendapat kepastian bahwa terjadi peristiwa yang melanggar hukum atau tidak, maka barulah hakim memberikan putusan. Suatu putusan pengadilan dimaksudkan untuk menyelesaikan atau mengakhiri suatu perkara untuk satu tingkat pengadilan tertentu. Namun sebelum Penyelesaian sengketa di Pengadilan pada tahap- tahap tersebut dimulai, para piahak yang bersengketa akan diberi kesempatan kembali untuk proses mediasi, dimana prosedur mediasi tersebut adalah Setelah perkara dinomori, dan telah ditunjuk majelis hakim oleh ketua, kemudian majelis hakim membuat penetapan untuk mediator supaya dilaksanakan mediasi. Setelah pihak-pihak hadir, majelis menyerahkan penetapan mediasi kepada mediator berikut pihak-pihak yang berperkara tersebut. Selanjutnya mediator menyarankan kepada pihak-pihak yang berperkara supaya perkara ini diakhiri dengan jalan damai dengan berusaha mengurangi kerugian masing-masing pihak yang berperkara. Mediator bertugas selama 21 hari kalender, berhasil perdamaian atau tidak pada hari ke 22 harus menyerahkan kembali kepada majelis yang memberikan penetapan. Jika terdapat perdamaian, penetapan perdamaian tetap dibuat oleh majelis. Dalam permasalahan sengketa konsumen, UUPK menyarankan agar sengketa tersebut sebelum dibawa ke pengadilan sebaiknya diselesaikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. secara damai dahulu, hal ini dapat melalui perdamaian yang dilakukan sendiri oleh kedua belah pihak atau melalui lembaga di luar pengadilan. Pada saat merasa dirugikan, hendaknya konsumen langsung melaporkannya kepada lembaga penyelesaian sengketa agar pelaku usaha tersebut tidak melakukan hal yang merugikan tersebut berulang-ulang. Seperti yang terjadi pada kasus sengketa antara toko hokky sebagai pelaku usaha melawan ibu Fony yang bertindak sebagai konsumen.

2.2. Analisa Kasus Sengketa Ibu Fony dengan Toko Hokky Surabya

Dokumen yang terkait

Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Bancassurance / Produk Kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi (Studi Kasus PT. Sun Life Financial Medan).

2 73 128

Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Bancassurance / Produk Kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi (Studi Kasus PT. Sun Life Financial Medan).

6 67 128

Pertanggungjawaban Perbuatan Hukum Perseroan Yang Dimuat Dalam Akta Notaris (Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Dan Kitab Undang-Undanghukum Perdata)

0 47 193

Kendala-Kendala Yang Dihadapi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Dalam Mengimplementasikan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999

6 80 130

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN AKIBAT ADANYA PENGURANGAN BERAT BERSIH TIMBANGAN PADA PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN YANG DILAKUKAN OLEH PELAKU USAHA

0 6 17

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN AKIBAT ADANYA PENGURANGAN BERAT BERSIH TIMBANGAN PADA PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN YANG DILAKUKAN OLEH PELAKU USAHA

0 5 8

PELANGGARAN HAK AZASI MANUSIA BERAT PADA

0 0 16

PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM MELINDUNGI HAK-HAK KONSUMEN

0 0 100

PELANGGARAN HAK-HAK KONSUMEN OLEH PELAKU USAHA DALAM PENGURANGAN BERAT BERSIH TIMBANGAN PADA PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN ( Studi Kasus Sengketa antara Toko Hokky Surabaya dan Ibu Fony )

0 1 38

PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS ADANYA PENGURANGAN BERAT BERSIH TIMBANGAN YANG DILAKUKAN OLEH PELAKU USAHA - Repository UNRAM

0 0 18