Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

110907073 Rita Novita Manurung

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh

Nama : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap

Keputusan

Pembelian Smartphone Samsung di Medan

Medan, Mei 2015

Pembimbing Ketua Program Studi

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

NIP.195908161986111001 NIP.195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

Nama : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Perkembangan alat komunikasi di Indonesia relatif baik dan dinamis baik untuk produk lokal maupun produk internasional. Selain itu, tingkat persaingan yang ketat di berbagai produk serta sikap masyarakat yang turut mempengaruhi dalam memilih serta memutuskan untuk membeli alat komunikasi yang sesuai dengan selera berdasarkan kemajuan teknologi telah menyebabkan perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas produk serta nama baik produk yang akan dipasarkan. Salah satu produk alat komunikasi yang belakangan ini mencuri perhatian masyarakat adalah handphone/smartphone merekSamsung.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh parsial dan simultan kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian.

Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif kuliah di FISIP USU dengan jumlah sampel 83 mahasiswa yaitu mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengumpulan data kuesioner, metode analisis yaitu uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini dengan analisis regresi secara simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian yang berarti jika kualitas produk dan citra merek meningkat maka proses keputusan pembelian akan meningkat. Namun, secara parsial citra merek menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap proses keputusan pembelian sehingga dalam penelitian ini disimpulkan bahwa secara parsial citra merek hanyalah sebagai faktor pendukung proses keputusan pembelian konsumen.


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF QUALITY PRODUCTS AND BRAND IMAGE ON PURCHASE DECISION SMARTPHONE SAMSUNG IN MEDAN

Name : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Study Program : Business Administration

Supervisor : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

The development of means of communication in Indonesia is relatively well and good dynamic for local products and international products. In addition, the level of competition in a variety of products as well as public attitudes that influence in selecting and deciding to buy a communication tool that suits your taste by advances in technology have led the company to further improve product quality and good name of the product to be marketed. One product communication tools that lately stole the attention of the public is a mobile phone / smartphone Samsung brand.

The problem studied in this research is how the influence of product quality and brand image on purchase decisions either partially or simultaneously. The purpose of this study was to analyze the effect of partial and simultaneous product quality and brand image of the purchase decision process.

This study uses associative method using a quantitative approach which aims to analyze the problems of the relationship of a variable with another variable. Population in this research is the active college student of FISIP USU with a sample of 83 students are students of business administration by using a non-probability sampling techniques. Data collection questionnaire, methods of analysis, test instrument (validity and reliability test), the classic assumption test and multiple regression analysis using SPSS 16.0 for Windows.

The results of this study with simultaneous regression analysis showed that there is influence between product quality and brand image of the purchase decision process, which means if the quality of the product and brand image increases the purchasing decision process will increase. However, the partial image of the brand showed no influence on the purchase decision process so that in this study concluded that the partial image of the brand is only as factors supporting consumer buying decision process.


(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kesehatan, waktu, kesabaran serta kekuatan mental semuanya berkat Yesus Kristus yang senantiasa ada dalam kehidupan saya dan kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan memberi motivasi yang sangat luar biasa.

Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis (S.AB) dari Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung di Medan”. Dalam skripsi ini penulis menganalisis bagaimana pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian smartphone Samsung di Medan.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orangtua tersayang Bapak saya Mangoloi Manurung dan Mamak saya Elisabet Sidabutar yang selalu mendukung baik moril maupun materi sepanjang hidup dan sekaligus motivator yang selalu menyemangati penulis setiap saat dan terutama atas doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan demi keberhasilan hidup penulis. Semoga Tuhan senantiasa melindungi kalian, memberikan kesehatan serta umur panjang.

Pada kesempatan ini, penulis, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan motivasi kepada


(6)

ii

penulis sebelum, selama dan sesudah penyelesaian skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta memberikan bimbingan dan masukan yang berguna dalam penyusunan skripsi ini sampai pada akhir penulisan.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Kak Siswati Saragih, S.Sos, MSP, dosen dan administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu penulis selama kuliah dalam menyelesaikan keperluan surat-menyurat, serta memberikan motivasi dan masukan yang luar biasa selama menjalani perkuliahan.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan tanpa terkecuali yang telah banyak


(7)

iii

memberikan ilmu, motivasi, masukan serta bimbingan untuk kehidupan yang lebih baik.

6. Bang Farid, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu penulis selama kuliah dalam hal KRS, KHS dan keperluan administrasi lainnya. 7. Buat adek saya Maryati Manurung, Filbert Manurung dan Brham

Hansen Manurung. Semangat menjalankan studinya dek, dan terima kasih telah menjadi teman berbagi dan saling mendukung dalam menjalani studi dan sukses untuk kita berempat.

8. Buat keluarga besar penulis tanpa terkecuali, terkhusus buat Oppung Boruku yang luar biasa mendukung dan mendoakan kelancaran studi penulis.

9. Buat sahabat-sahabat seperjuangan selama 8 semester bersama Bunga A Silalahi, Sella Maizar dan Rebeqca Juliana. Sukses buat kita.

10.Buat kakak-kakak dan adik-adik Pondok Putri yang mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini, Kak Sariyanti Sirait, Dek Sihol Manurung, Dek Melisa Sirait, Dek Afrilita Tarigan dan Dek Arvina Surbakti.

11.Buat sahabat-sahabatku alumni IPA 1 2011 SMA N 1 Simanindo yang selalu menukung satu sama lain dan tidak lupa mendoakan satu sama lain. Sukses buat kita kawan-kawan.


(8)

iv

12.Buat Diman Sidabutar, seseorang yang juga selalu mendukung dan mendoakan penulis untuk tetap semangat dalam penyusunan skripsi ini. Sukses untuk studi dan sukses untuk kita.

13.Buat kawan-kawan mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis khususnya kelas A 2011 yang luar biasa. Terima kasih atas kebersamaan kita selama 8 semester. Sampai bertemu di lain waktu. 14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Tuhan senantiasa mencurahkan kasih dan berkatNya kepada kita semua.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan, skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan ataupun kesalahan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan yang lebih baik kedepannya.

Medan, Mei 2015 Penulis,


(9)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1Kualitas Produk ... 8

2.1.1 Definisi Kualitas ... 8

2.1.2 Perspektif Kualitas ... 8

2.1.3 Definisi Kualitas Produk ………. ... 10

2.1.4 Klasifikasi Produk ... 11

2.1.5 Atribut Produk ... 12

2.1.6 Tingkatan Produk ... 13

2.1.7 Indikator Kualitas Produk ... 14

2.2Citra Merek ... 16

2.2.1 Definisi Citra ……… .. 16

2.2.2 Peran Citra ……… .. 17

2.2.3 Definisi Merek ……….. . 18

2.2.4 Manfaat Merek ……….. . 19

2.2.5 Cara Membangun Merek yang Kuat ………. . 21

2.2.6 Citra Merek ……… 22

2.2.7 Peran Merek ……….. . 23

2.2.8 Klasifikasi Merek ……….. ... 23

2.3 Keputusan Pembelian ……… ... 24

2.3.1 Definisi Keputusan Pembelian ……… ... 24

2.3.2 Peranan Konsumen dalam Keputusan Pembelian ……… ... 25

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ... 26

2.3.4 Proses atau Urutan Pembelian …… ... 30

2.3.5 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian ... .. 32

2.3.6 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian . ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitian ... 34

3.2Lokasi Penelitian ... 34

3.3Populasi dan Sampel ……… ... 34

3.3.1 Populasi ... 34


(10)

vi

3.4Hipotesis ……… ... 36

3.5Definisi Konsep ………. ... 37

3.6Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….. ... 38

3.7Teknik Mengumpulkan Data ... 40

3.8Teknik Analisis Data ... 41

3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas …… ... 42

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ………... ... 43

3.9Metode Analisis Data ... 45

3.9.1 Regresi Linier Berganda ... 45

3.9.2 Uji Hipotesis ... 46

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Lokasi Penelian ... 48

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 55

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 56

4.2Penyajian Data ... 58

4.2.1 Identitas Responden ... 59

4.2.2 Variabel Penelitian ... 61

4.2.2.1 Kualitas Produk ... 61

4.2.2.2 Citra Merek ... 68

4.2.2.3 Keputusan Pembelian ... 75

4.3Analisis Data ... 83

4.3.1 Kualitas Produk ... 84

4.3.2 Citra Merek ... 85

4.3.3 Keputusan Pembelian ... 87

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88

4.4.1 Uji Validitas ... 88

4.4.2 Uji Reliabilitas ... 91

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 93

4.5.1 Uji Normalitas ... 93

4.5.2 Uji Asumsi Multikolinearitas ... 94

4.5.3 Uji Asumsi Heterokedastisitas ... 96

4.6 Metode Analisis Data ... 97

4.6.1 Regresi Linier Berganda ... 97

4.6.2 Uji Hipotesis ... 99

4.7 Pembahasan ... 104

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 106

5.2Saran ... 107

5.2.1 Saran untuk Perusahaan ... 107

5.2.2 Saran untuk Penelitian Mendatang ... 107 DAFTAR PUSTAKA


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Manfaat Produk & Pilihan Konsumen ... 20

Gambar 2.2 Proses atau Urutan Pembelian ... 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Samsung Electronic Indonesia ... 56

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 94


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Penelitian yang Menjelaskan Indikator

dan Sub Indikator ... 39 Tabel 3.2 Skor Pertanyaan ... 41 Tabel 4.1 Frekuensi Penyebaran Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60 Tabel 4.2 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Usia ... 60 Tabel 4.3 Memilih Smartphone Samsung karena Kinerja/Sistem Operasi

Berkualitas Tinggi ... 61 Tabel 4.4 Model dan Desain Smartphone Samsung sangat Menarik ... 62 Tabel 4.5 Samsung Memiliki Fitur yang Menarik dan Sangat Bermanfaat ... 63 Tabel 4.6 Perangkat Keras Smartphone Samsung Memiliki Kualitas Baik ... 63 Tabel 4.7 Fitur Samsung Mudah Dimengerti dan Dipelajari ... 64 Tabel 4.8 Samsung Memiliki Layar yang Jernih ... 65 Tabel 4.9 Kesesuaian Spesifikasi Smartphone Samsung dengan Keterangan pada Kemasan ... 65 Tabel 4.10 Perangkat yang Tahan Lama yang Dimiliki oleh

Smartphone Samsung ... 66 Tabel 4.11 Sistem Operasi Samsung memenuhi Standar

Handphone Smartphone ... 67 Tabel 4.12 Aplikasi Smartphone Samsung dilindungi oleh Fitur Keamanan yang Terdapat di dalamnya ... 68 Tabel 4.13 Smartphone Samsung Dikenal karena selalu Melakukan Promosi melalui Media-Media ... 69 Tabel 4.14 Smartphone Samsung digunakan Semua Kalangan ... 70 Tabel 4.15 Harga Smartphone Samsung Terjangkau ... 70 Tabel 4.16 Smartphone Samsung adalah Handphone Modern dan Popular .. . 71 Tabel 4.17 Smartphone Samsung adalah Alat Komunikasi yang Unggul .. .... 72 Tabel 4.18 Aplikasi Samsung Mengikuti Perkembangan Zaman ... 72 Tabel 4.19 Smartphone Samsung dikemas dengan Teknologi Highclass ... 73 Tabel 4.20 Perangkat Smartphone Samsung sesuai dengan Kebutuhan

Konsumen ... 74 Tabel 4.21Produk Samsung di-update sesuai dengan Kebutuhan Konsumen 75 Tabel 4.22 Produk Samsung selalu Menarik Perhatian ... 76 Tabel 4.23 Membeli Smartphone Samsung karena Sedang Nge-Trend ... 76 Tabel 4.24 Smartphone Samsung dibeli Karena Tersedianya Aplikasi yang Unik dan Menarik ... 77 Tabel 4.25 Keyakinan memilih Samsung sebagai Pilihan Pertama Ketika

Memutuskan untuk Membeli Handphone ... 78 Tabel 4.26 Keputusan dalam Membeli Smartphone Samsung telah Mantap dan Tidak Ragu-Ragu ... 79 Tabel 4.27 Membeli Smartphone Samsung oleh Karena Keinginan Sendiri .. 79 Tabel 4.28 Smartphone Samsung Dibeli karena Sesuai dengan Keinginan .. . 80 Tabel 4.29 Menyarankan/Mengajak Orang Lain agar Membeli Smartphone Samsung Karena Memiliki Fitur Unggulan ... 81


(13)

ix

Tabel 4.30 Menetapkan Pilihan pada Samsung Apabila akan Membeli

Smartphone Kembali ... 82

Tabel 4.31 Samsung Menjawab semua Kebutuhan di Bidang Komunikasi ... 83

Tabel 4.32 Uji Validitas Kualitas Produk ... 89

Tabel 4.33 Uji Validitas Citra Merek ... 90

Tabel 4.34 Uji Validitas Keputusan Pembelian ... 90

Tabel 4.35 Uji Reliabilitas Kualitas Produk ... 92

Tabel 4.36 Uji Reliabilitas Citra Merek ... 92

Tabel 4.37 Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian ... 92

Tabel 4.38 Hasil Uji Reliabilitas ... 93

Tabel 4.39 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas ... 95

Tabel 4.40 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 98

Tabel 4.41 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 99

Tabel 4.42 Hasil Uji Simultan ... 101


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I SURAT PERMOHONAN PENGAJUAN JUDUL

SKRIPSI

LAMPIRAN II SURAT PENUGASAN MEMBIMBING SKRIPSI LAMPIRAN III SURAT UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL LAMPIRAN IV JADWAL SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

LAMPIRAN V SURAT UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL

SKRIPSI

LAMPIRAN VI DAFTAR HADIR PESERTA SEMINAR PROPOSAL LAMPIRAN VII BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL RENCANA

USULAN PENELITIAN

LAMPIRAN VIII BERKAS PENILAIAN SEMINAR PROPOSAL LAMPIRAN IX KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN X UJI VALIDITAS LAMPIRAN XI REGRESSION

LAMPIRAN XII KARTU SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN (SKRIPSI)


(15)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

Nama : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Perkembangan alat komunikasi di Indonesia relatif baik dan dinamis baik untuk produk lokal maupun produk internasional. Selain itu, tingkat persaingan yang ketat di berbagai produk serta sikap masyarakat yang turut mempengaruhi dalam memilih serta memutuskan untuk membeli alat komunikasi yang sesuai dengan selera berdasarkan kemajuan teknologi telah menyebabkan perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas produk serta nama baik produk yang akan dipasarkan. Salah satu produk alat komunikasi yang belakangan ini mencuri perhatian masyarakat adalah handphone/smartphone merekSamsung.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh parsial dan simultan kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian.

Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif kuliah di FISIP USU dengan jumlah sampel 83 mahasiswa yaitu mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis dengan menggunakan teknik non probability sampling. Pengumpulan data kuesioner, metode analisis yaitu uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini dengan analisis regresi secara simultan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kualitas produk dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian yang berarti jika kualitas produk dan citra merek meningkat maka proses keputusan pembelian akan meningkat. Namun, secara parsial citra merek menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap proses keputusan pembelian sehingga dalam penelitian ini disimpulkan bahwa secara parsial citra merek hanyalah sebagai faktor pendukung proses keputusan pembelian konsumen.


(16)

ABSTRACT

EFFECT OF QUALITY PRODUCTS AND BRAND IMAGE ON PURCHASE DECISION SMARTPHONE SAMSUNG IN MEDAN

Name : Rita Novita Manurung

NIM : 110907073

Study Program : Business Administration

Supervisor : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

The development of means of communication in Indonesia is relatively well and good dynamic for local products and international products. In addition, the level of competition in a variety of products as well as public attitudes that influence in selecting and deciding to buy a communication tool that suits your taste by advances in technology have led the company to further improve product quality and good name of the product to be marketed. One product communication tools that lately stole the attention of the public is a mobile phone / smartphone Samsung brand.

The problem studied in this research is how the influence of product quality and brand image on purchase decisions either partially or simultaneously. The purpose of this study was to analyze the effect of partial and simultaneous product quality and brand image of the purchase decision process.

This study uses associative method using a quantitative approach which aims to analyze the problems of the relationship of a variable with another variable. Population in this research is the active college student of FISIP USU with a sample of 83 students are students of business administration by using a non-probability sampling techniques. Data collection questionnaire, methods of analysis, test instrument (validity and reliability test), the classic assumption test and multiple regression analysis using SPSS 16.0 for Windows.

The results of this study with simultaneous regression analysis showed that there is influence between product quality and brand image of the purchase decision process, which means if the quality of the product and brand image increases the purchasing decision process will increase. However, the partial image of the brand showed no influence on the purchase decision process so that in this study concluded that the partial image of the brand is only as factors supporting consumer buying decision process.


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat serta selera konsumen yang senantiasa berubah menyebabkan persaingan bisnis semakin tajam baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Meningkatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi dalam kehidupan saat ini diyakini dapat membantu meringankan pekerjaan seseorang sehari-hari. Dalam perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat.

Keinginan menggunakan alat komunikasi menyebabkan timbulnya persaingan di dunia industri teknologi dan komunikasi semakin kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis alat komunikasi yang beredar di pasar, baik yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri. Keberagaman produk yang beredar di pasar ternyata mempengaruhi sikap konsumen di dalam memilih alat komunikasi yang sesuai dengan selera maupun dengan kondisi ekonominya. Kondisi ini menyebabkan perusahaan dituntut untuk selalu mampu dalam menjalankan usahanya serta mampu mengikuti selera konsumen yang selalu berubah. Kebutuhan akan alat komunikasi seperti telepon seluler (handphone/Smartphone).

Kompetesi dalam dunia bisnis terhadap produksi alat komunikasi akan terus berlanjut dengan berbagai macam varian. Saat ini persaingan perusahaan


(18)

2

untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi penggunanya. Produk menjelaskan sebagai suatu komoditi yang dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Menurut Kotler dan Amstrong (1999:244) juga Keller (2001) berpendapat bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk.

Produk tanpa merek akan menjadi komoditas, begitu juga sebaliknya produk yang diberikan merek akan memiliki nilai lebih tinggi di mata pelanggan. Di dukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi dewasa ini alat komunikasi telah mengalami perubahan dengan dimunculkannya inovasi-inovasi baru yang lebih menarik perhatian konsumen di dalam memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan serta keinginan konsumen. Atribut produk yang ditawarkan suatu perusahaan dapat menjadi faktor terhadap keputusan pembelian pada handphone atau smartphone, salah satunya pada merek Samsung jenis android.

Samsung saat ini dikenal sebagai produsen handphone Android terbesar di dunia. Bahkan popularitas handphone Samsung pun mengalahkan Apple iPhone. Awal kesuksesan Samsung di dunia smartphone dimulai pada bulan 27 April 2009. Saat itu, Samsung meluncurkan handphone Android pertamanya, yakni Samsung i7500. Handphone ini menawarkan layar sentuh AMOLED berukuran


(19)

3

3.2 inci. OS yang digunakan pada handphone ini adalah OS Android Cupcake 1.5. Selanjutnya, keberhasilan Samsung dalam platform Android dimulai dengan peluncuran Samsung Galaxy S. Handphone ini diluncurkan oleh Samsung pada Maret 2010. Dan, tingkat penjualan handphone inipun cukup tinggi. Pada Januari 2011, Samsung berhasil menjual handphone ini sebanyak 10 juta unit. Demi memenuhi kebutuhan pelanggannya, Samsung selalu melakukan pembaharuan produk dengan memunculkan produk-produk baru serta selalu memperbaiki kualitasnya kearah yang lebih baik, sehingga dapat menjadi merek teknologi dan komunikasi yang terfavorit dan berkualitas.

Produk yang berkualitas dan memiliki citra merek baik, merupakan faktor penting yang akan menentukan keputusan konsumen khususnya dalam proses keputusan pembelian. Konsumen tentunya akan memilih produk yang berkualitas baik untuk dibeli, sehingga hal ini menuntut Samsung agar menciptakan handphone yang memiliki kualitas yang baik serta melakukan inovasi terhadap produk yang lama agar memiliki kualitas yang lebih baik lagi. Dengan begitu Samsung tidak perlu mengkhawatirkan perkembangan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan lain, jika Samsung sendiri mampu meningkatkan kualitas dan mempertahankan citra merek yang dimilikinya.

Samsung memiliki produk yang ditujukan untuk semua kalangan, dari harga murah sampai dengan yang mahal, maka inilah yang menjadi keunggulan Samsung karena mampu meletakkan produknya kesemua tingkatan ekonomi. Dengan harga yang terjangkau tentunya menjadi bahan pertimbangan bagi


(20)

4

konsumen untuk membelinya apalagi dengan harga tersebut konsumen dapat merasakan kinerja yang sangat memuaskan. Samsung juga memiliki desain produk yang beragam, tentunya sangat menyenangkan bagi konsumen karena dapat memilih desain sesuai dengan selera konsumen. Oleh karena itu, apa yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya terletak antara harapan konsumen dan kualitas produk yang dirasakan. Dalam memilih suatu produk masyarakat kini sudah mulai selektif dan sensitive, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Sehingga mereka tidak akan ragu dalam mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang lebih berkualitas.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang menyatakan bahwa kualitas produk dan citra merek bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aidil Ashadi (2013) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan citra merek bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap produk Samsung bersistem Android.

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Adam Akbar (2012) serta Rizky Iryanita Y Sugiarto (2013) . Pada penelitian ini kedua beliau menyimpulkan bahwa selain citra merek dan kualitas produk ada faktor lain yang juga mempengaruhi keputusan pembelian yaitu faktor harga. Sehingga faktor kualitas produk, citra merek serta harga dianggap sangat penting dalam proses keputusan


(21)

5

pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan juga disimpulkan ketiga faktor tersebut dapat meningkatkan penjualan di tahun berikutnya. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sarwo Edi (2013) yang juga melakukan penelitian yang terkait dengan citra merek dan kualitas produk. Citra merek, kualitas produk dan juga faktor harga yang juga sebagai faktor pendukung keputusan pembelian konsumen ternyata menurut penelitian yang dilakukan oleh Sarwo Edi bahwa sikap konsumen juga sebagai faktor penentu keputusan pembelian konsumen. Beliau menyimpulkan bahwa sikap konsumen memiliki pengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen

.

Bukan hanya penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti terdahulu diatas, ada juga penelitian yang pernah dilakukan oleh Aidil Ashadi (2013), Praba Sulistyawati (2013), dan juga penelitian yang dilakukan oleh Indriani Ayu Syahputri (2013), dimana ketiga beliau tersebut meneliti ketiga variabel yang sangat mendukung penelitian yang akan dilakukan yaitu kualitas produk, citra merek serta keputusan pembelian. Ketiga beliau tersebut menyimpulkan bahwa kualitas produk dan citra merek memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Akbar (2013), beliau menyimpulkan bahwa variabel yang paling memiliki pengaruh yang paling besar terhdap keputusan pembelian konsumen adalah faktor harga dan kemudian faktor atribut produk dan yang terakhir adalah brand image. Beliau mengatakan bahwa harga adalah faktor paling penting yang mempengaruhi keputusan pembelian


(22)

6

konsumen. Variabel lain merupakan variabel kedua dan ketiga yang juga mendukung faktor keputusan pembelian kosumen.

Berdasarkan latar belakang serta penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, penulis menyimpulkan dan tertarik untuk melakukan peneliti-penelitian

dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap

Keputusan Pembelian Smartphone Samsung di Medan (Studi pada Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara).”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian ?

2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen?

3. Bagaimana pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung di Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan


(23)

7

2. Untuk menganalisis pengaruh antara citra merek terhadap keputusan pembelian

3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan serta sebagai sumber bacaan di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan referensi serta mampu memperkaya konsep serta teori dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai kualitas produk, citra merek serta keputusan pembelian.

3. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber acuan atau sebagai bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan informasi yang terkait dengan penelitian ini.


(24)

8 BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Kualitas Produk 2.1.1 Definisi Kualitas

Kotler (2005) merumusakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan menurut American Society for Quality Control dalam Kotler & Susanto (1999:72) merupakan keseluruhan cirri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Dari beberapa definisi diatas secara umum dapat diartikan bahwa kualitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh suatu produk sehingga memberikan kesan puas bagi pemakainya dan menjadi produk andalan.

2.1.2 Perspektif Kualitas

Garvin (2004) menyatakan lima macam perspektif yang bisa menjelaskan mengapa kualitas bisa diartikan secara beraneka ragam oleh orang yang berbeda dalam situasi yang berlainan.

Adapun kelima macam perspektif kualitas tersebut adalah sebagai berikut :


(25)

9

Dalam pendekatan ini kualitas dipandang sebagai keunggulan bawaan (innate excellence), dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan.

2. Pendekatan berbasis produk (product-based approach)

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur.

3. Pendekatan berbasis pengguna (user-based approach)

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. 4. Pendekatan berbasis manufaktur (manufacturing-based approach)

Perspektif ini bersifat berdasarkan pasokan (supply-based) dan secara khusus memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan kemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau kesamaan dengan persyaratan (conformance to requirements).

5. Pendekatan berbasis nilai (value-based approach)

Kualitas dalam perspektif ini bersifat relative sehingga produk yang paling tepat untuk dibeli.

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Beberapa tahun belakangan ini kualitas produk semakin meningkat. Hal ini terjadi karena keluhan konsumen semakin terpusat pada kualitas yang buruk dari produk baik pada bahan maupun pekerjaannya.


(26)

10 2.1.3 Definisi Kualitas Produk

Menurut Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat”. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa “Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas”. Menurut Laksana (2008 : 67) kualitas produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah.

Kualitas produk mutlak harus ada, namun dalam pelaksanaannya faktor ini merupakan ciri pembentuk citra produk yang paling sulit dijabarkan. Konsumen sering tidak sependapat tentang faktor-faktor apa yang yang sebenarnya membentuk kualitas sebuah produk. Pertama, produk harus mampu mencapai tingkat kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaannya; tidak perlu melebihi. Konsumen akan memiliki harapan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi (performance expectation).


(27)

11

Harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen (actual performance) sebenarnya merupakan persepsi konsumen terhadap kualitas produk tersebut. Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti pada proses konsumsi saja. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Inilah yang disebut evaluasi alternatif pascapembelian atau pascakonsumsi. Proses ini disebut proses evaluasi alternatif tahap kedua.

2.1.4 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:280) klasifikasi produk dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Barang Konsumen

Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :

1. Barang kebutuhan sehari-hari (Convience Goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen (memiliki frekuensi pembelian tinggi), dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan waktu yang minim dalam pembandingan dan pembeliannya.

2. Barang belanjaan (Shopping Goods) adalah barang-barang yang

karakteristiknya dibandingkan dengan berbagai alternatif yang tersedia oleh konsumen berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya.


(28)

12

3. Barang khusus (Speciality Goods) adalah barang-barang dengan

karakteristik dan atau identifikasi yang unik, yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk pembeliannya.

4. Barang yang tidak dicari (Unsought Goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau walau sudah diketahui namun secara umum konsumen belum terpikir untuk membelinya.

b. Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain konsumsi langsung, yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen, untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi).

2.1.5 Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:

a. Merek (Brand)

Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu


(29)

13

berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler dan Armstrong, 2001:360)

b. Pengemasan (Packing)

Pengemasan (Packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk.

c. Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk

meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat

menerapkan program “Total Quality Manajemen (TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.

2.1.6Tingkatan Produk

Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan, mulai dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk menjual produk tersebut.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:279) dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar harus memahami lima tingkat produk, yaitu :


(30)

14

a. Produk Utama (Care Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk Generik (Basic Produk), adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi pokok produk yang paling dasar.

c. Produk Harapan (Expected Product), adalah produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk Pelengkap (Augment Product), adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

e. Produk Potensial (Potential Product), adalah segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.

2.1.7 Indikator Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Tjiptono & Diana (2003 : 27) ada delapan indikator atau dimensi kualitas yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur, yaitu :


(31)

15 1. Kinerja (Performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal ini dilihat dari manfaat atau khasiat utama produk yang dibeli dan biasanya menjadi pertimbangan utama dalam membeli suatu produk.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan (features)

Ciri-ciri atau keistimewaan merupakan tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen karena fitur bisa meningkatkan kualitas produk jika pesaing tidak memilikinya.

3. Kehandalan (reliability)

Merupakan peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Hal ini semacam “janji” yang harus dipenuhi oleh produk sehingga produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.

5. Daya tahan (durability)

Daya tahan berkaitan dengan usia produk, yaitu berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Semakin lama daya tahan produk maka produk tersebut semakin awet dan produk tersebut dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepat habis atau cepat diganti.


(32)

16 6. Kegunaan (serviceability)

Hal ini meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Estetika

Merupakan daya tarik produk terhadap panca indera. Hal ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Merupakan citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap produk tersebut. Produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan dengan merek-merek yang tidak didengar.

2.2 Citra Merek 2.2.1 Definisi Citra

Citra merupakan konsep yang mudah dimengerti, tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak (Simamora,2004). Konsep citra dalam dunia bisnis yang berkembang memiliki dampak yang cukup besar terhadap suatu organisasi. Citra yang baik mempunyai dampak yang menguntungkan bagi organisasi begitu juga sebaliknya. Citra merupakan asset bagi organisasi, karena citra mempunyai suatu dampak pada persepsi konsumen dari komunikasi dan operasi organisasi dalam berbagai hal.

Menurut Kotler (2002:629) “Citra (image) adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek”. Menurut


(33)

17

Wilson Arafat (2006:27) “Image adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri dari suatu perusahaan”. Sedangkan menurut Frank Jefkin (1987:56) “And image is the impression gamed according to knowledge and understanding of the facts”.

Dari definisi-definisi diatas, maka secara umum dapat diartikan bahwa citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan, atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.

Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik.

2.2.2 Peran Citra

Gronroos dalam Setiadi (2003:263) mengidentifikasikan peran citra bagi perusahaan, yaitu:

1. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran

eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif, dan membuat orang-orang lebih mudah mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.


(34)

18

2. Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan.

3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen. 4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.

2.2.3 Definisi Merek

Sumarwan (2004) mendefinisikan merek sebagai symbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Sementara menurut Stanton dan Lamarto (2001), “merek adalah nama, istilah, symbol atau desain khusus, atau beberapa kombinasi unsur-unsur tersebut yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual”.

Mendukung pendapat para tokoh diatas, American Marketing Association dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa “merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual, dan untuk membedakannya dari produk pesaing”.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek merupakan suatu nama atau symbol yang mengidentifikasi suatu produk dan membedakannya dengan produk-produk lain sehingga mudah dikenali oleh konsumen ketika hendak membeli sebuah produk. Keberadaan merek sangatlah penting bagi sebuah produk atau jasa, bahkan tidak mengherankan jika merek sering kali dijadikan untuk mengevaluasi suatu produk.


(35)

19 2.2.4 Manfaat Merek

Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa. Merek menawarkan 2 jenis manfaat yaitu manfaat fungsional dan manfaat emosional (Aaker & Joachimstahler,2000). Manfaat fungsional mengacu pada kemampuan fungsi produk yang ditawarkan.

Sedangkan manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama konsumsi. Manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat simbolis (Heggelson & Suphelen,2004). Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu sendiri.


(36)

20

Gambar 2.1 Manfaat Produk & Pilihan Konsumen

Manfaat merek menurut Rangkuti (2004) adalah sebagai berikut : a. Bagi perusahaan

1. Nama merek memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan

memperkecil timbulnya permasalahan

2. Nama merek dan tanda dagang secara hokum akan melindungi

penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk. Karena bila tidak, setiap pesaing akan meniru produk yang telah berhasil di pasaran

3. Merek memberikan peluang bagi penjual untuk mempertahankan

kesetiaan konsumen terhadap produknya

4. Merek dapat membantu penjual mengelompokkan pasar ke dalam

segmen-segmen

5. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang baik Manfaat

Fungsional

Harga

Manfaat Simbolis

Manfaat Emosional

Merek

Pilihan Konsumen


(37)

21 b. Bagi distributor

1. Memudahkan penanganan produk 2. Mengidentifikasi pendistribusian produk

3. Meminta produk agar berada pada standar mutu tertentu 4. Meningkatkan pilihan para pembeli

c. Bagi konsumen

1. Memudahkan mengenali mutu

2. Dapat berjalan dengan mudah dan efisien, terutama ketika membeli kembali

3. Dengan adanya merek tertentu, konsumen dapat mengaitkan status dan prestisenya.

Pemerekan sebuah produk dapat membantu para penjual membentuk loyalitas pelanggan. Jika sebuah perusahaan berhasil mengembangkan loyalitas konsumennya melalui sebuah merek, perusahaan tersebut dapat menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya.

2.2.5 Cara Membangun Merek yang Kuat

Rangkuti (2004) mengemukakan bahwa membangun merek yang kuat tidak berbeda dengan membangun sebuah rumah yaitu memerlukan sebuah fondasi yang kuat. Berikut merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk membangun merek yang kuat, yaitu :


(38)

22

1. Sebuah merek harus memiliki pemosisian yang tepat

Agar mempunyai pemosisian, merek harus ditempatkan secara spesifik dibenak pelanggan. Membangun pemosisian adalah menempatkan semua aspek dari nilai merek (brand value) secara konsisten sehingga produk selalu menjadi nomor satu di benak pelanggan.

2. Memiliki nilai merek yang tepat

Merek akan semakin kompetitif jika dapat diposisikan secara tepat. Oleh karena itu, pemasar perlu mengetahui nilai merek. Nilai merek dapat membentuk kepribadian merek (brand personality) yang mencerminkan gejolak perubahan selera konsumen dalam pengonsumsian suatu produk.

3. Merek harus memiliki konsep yang tepat

Konsep yang baik dapat mengomunikasikan semua elemen nilai merek dan pemosisian yang tepat sehingga citra merek (brand image) produk dapat ditingkatkan.

2.2.6 Citra Merek

Menurut Aaker dalam Simamora (2004), “citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada konsumen.” Shimp et al (2000) berpendapat : Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Dapat juga dikatakan bahwa citra merek (brand image)


(39)

23

merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya.

Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih penting daripada keadaan sesungguhnya (Dobni & Zinkhan,1990). Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa citra merek dapat positif atau negative, tergantung pada persepsi seseorang terhadap merek.

2.2.7 Peran Merek

Menurut Kotler & Keller (2009:259), merek memiliki fungsi bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. 2. Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.

3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi konsumen, dapat dibeli dan dijual.

2.2.8 Klasifikasi Merek

Menurut Komaruddin Sastradipoera (2003 : 133) citra merek adalah lukisan, bayangan, kesan, penampakan secara simbolis, atau anggapan tentang merek suatu barang atau jasa. Ada empat jenis merek, yaitu :

1. Merek keluarga adalah merek yang dipergunakan oleh lebih banyak dari satu produk.


(40)

24

2. Merek individual (individual brands) adalah merek yang digunakan hanya untuk produk tunggal.

3. Merek distributor (distributor’s brands atau private brands) merupakan merek yang digunakan sendiri oleh pengecer atau pemborong.

4. Merek pabrikan (manufacturer’s brands) adalah merek-merek yang dimiliki oleh para pemilik pabrik.

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Definisi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli ( Kotler dan Armstrong 2001 : 227). Sedangkan menurut Swasta (2000 : 14) keputusan pembelian adalah salah satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada suatu periode dan waktu tertentu serta pemenuhan kebutuhan tertentu atau dengan kata lain merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen.

Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan


(41)

25

tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

2.3.2 Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Suatu proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Pihak yang terlibat dalam proses pembelian menurut Bilson Simamora (2004:15), peranan tersebut meliputi :

a. Pengambilan inisiatif (initiator), individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

b. Orang yang mempengaruhi (influencer), individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja. c. Pembuat keputusan (decider), individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

d. Pembeli (buyer), individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya. e. Pemakai (user), individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa

yang dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang sesuai dengan pembeli.


(42)

26

2.3.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotler (2008:166) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor Budaya

Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.

b. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:

• Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang.

• Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientas.


(43)

27

Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

• Peran dan Status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.

c. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

d. Psikologis

Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:

• Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus,


(44)

28

dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.

• Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Setiap persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek yang sama dalam benak setiap konsumen berbeda-beda karena adanya tiga proses persepsi yaitu:

1. Perhatian selektif

Perhatian selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan atas berbagai informasi yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen dan memberikan sebuah


(45)

29

rangsangan nama yang akan diperhatikan orang. Hal ini disebabkan karena orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhnnya saat ini, memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi dan lebih memerhatikan rangsangan yang memiliki deviasi besar terhadapa ukuran rangsangan normal.

2. Distorsi Selektif

Distorsi selektif merupakan proses pembentukan persepsi yang dimana pemasar tidak dapat berbuat banyak terhadap distorsi tersebut. Hal ini karena distorsi selektif merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi yang didapat dengan cara yang akan mendukung pra konsepsi konsumen.

3. Ingatan Selektif

Orang akan banyak melupakan banyak hal yang merek pelajari namun cenderung akan senantiasa mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan mengingat hal-hal baik yang yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang disbutkan tentang produk yang bersaing.

• Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar


(46)

30

bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek.

• Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap suatu objek atau gagasan tertentu.(David Kreh, dalam Kotler 2003:219).

2.3.4 Proses atau Urutan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan sutau proses yang dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap beberapa alternative, yang selanjutnya akan tercipta suatu keputusan pembelian serta terbentuknya perilaku pasca pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian (Kotler, 2008 : 184). Terdapat lima proses dalam melakukan keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut :


(47)

31 1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternative adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat kepadanya serta masalah yang dihadapinya.

4. Keputusan Pembelian

Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternative pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, kuantitas, dan waktu pembeliannya.


(48)

32 5. Perilaku Pasca-Pembelian

Tahap ini dapat memberikan informasi yang penting bagi perusahaan apakah produk dan pelayanan yang telah dijual dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan atau tidak.

Gambar 2.2 Proses atau Urutan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian :

(Sumber : Kotler, 2008:185)

2.3.5 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan kualitas produk tersebut. Konsumen yang menerima dan memperhatikan suatu stimulus (rangsangan) yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda. Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan dan kebutuhannya yang bersifat individual. Semakin tinggi stimulus, maka akan berpengaruh terhadap tindakan konsumen seperti melakukan pembelian.

Indentifikasi Masalah

Pencarian Informasi

Pembelian

Pembelian Rutin atau Kebiasaan (Kesetiaan

Merek) Evaluasi Alternatif


(49)

33

2.3.6 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Rangkuti (2004) mendefinisikan citra merek sebagai sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Dengan kata lain, citra merek adalah seperangkat ingatan yang ada di benak konsumen mengenai sebuah merek, baik itu positif maupun negative. Ingatan terhadap sebuah merek dapat berupa atribut produk dan manfaat yang dirasakan oleh konsumen. Menurut Kotler (2005), atribut produk tidak berkaitan dengan fungsi produk, melainkan dengan citra sebuah produk di mata konsumen. Citra yang positif atau negative lebih mudah dikenal oleh konsumen sehingga produsen selalu berusaha mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan citra merek produknya di mata konsumen.

Pada masyarakat yang semakin terbuka wawasannya mengenai kualitas dan performance suatu produk, brand image ini akan menjadi sangat penting. Suatu produk dengan brand image yang positif dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Sebaliknya, apabila brand image suatu produk negative dalam pandangan konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut akan rendah.


(50)

34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Dengan metode ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh antara kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di areal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl.Prof.A.Sofian No.1, Padang Bulan, Medan pada bulan Maret 2015 sampai dengan selesai. Lokasi ini dipilih karena memenuhi banyak alasan yaitu banyaknya konsumen yang menggunakan smartphone dengan berbagai jenis merek serta kualitas.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian (Azuar Juliandi & Irfan 2013:50). Target populasi penelitian ini adalah pengguna Smartphone Samsung di ruang lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang diperkirakan sebanyak 4.000 orang mahasiswa aktif kuliah. Adapun responden Smartphone Samsung tersebut sangat beragam diantaranya


(51)

35

berusia ≥18 tahun sampai >21 tahun dan dianggap mampu memahami setiap pertanyaan pada kuesioner.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil-wakil dari populasi (Azuar Juliandi & Irfan 2013:50). Metode pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan cara purposive sampling, yang berarti sampel dipilih sesuai dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat. Sampel pada penelitian ini adalah salah satu jurusan/program studi yang terdapat pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik yaitu mahasiswa/i Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang berjumlah 475 orang. Dalam penelitian ini untuk menentukan besaran jumlah sampel yang representative adalah menggunakan teknik penarikan sample yaitu menggunakan rumus Slovin :

N

n =

1 + Ne 2

Keterangan : n = besaran sampel N = besaran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir (1%,5%,10%)


(52)

36 475

n =

1 + (475 x 0,1 2 )

475 n =

1+ 4,75

n = 82.6 dibulatkan menjadi 83 orang.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap masalah penelitian (Usman dan Akbar, 2009 : 38). Berdasarkan pada masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian.


(53)

37 3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep adalah suatu definisi yang dipaparkan oleh beberapa faktor yang ada dalam landasan teori, dirangkum oleh peneliti dan dipahami peneliti sebagai konsep dalam penelitian.

a. Kualitas Produk (X1)

Kualitas produk adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen (Deming, 1982).

b. Citra Merek (X2)

Citra merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek yang saling berkaitan yang ada dalam pikiran manusia (Ouwersoot dan Tudorica, 2001).

Ada empat jenis merek, yaitu :

1. Merek keluarga adalah merek yang dipergunakan lebih dari satu produk.

2. Merek individual (individuals brands) adalah merek yang digunakan hanya untuk produk tunggal.

3. Merek distributor (distributor’s brands atau private brands) merupakan merek yang digunakan sendiri oleh pengecer atau pemborong.

4. Merek pabrikan (manufacturer’s brands) adalah merek-merek yang dimiliki oleh para pemilik pabrik.


(54)

38 c. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan Adapun proses atau urutan pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian :

1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan membeli

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Menurut Bernad (2000) dan Karlinger (2000) dalam Azuar Juliandi dan Irfan (2013 : 22), variabel adalah suatu sifat-sifat yang dipelajari, suatu simbol atau lambang yang padanya melekat bilangan atau nilai, dan dapat dibedakan, memiliki variasi nilai atau perbedaan nilai. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(55)

39

a. Kualitas Produk (X1) sebagai variabel bebas

Kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana Samsung memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

b. Citra Merek (X2) sebagai variabel bebas

Citra merek adalah representasi dari persepsi secara keseluruhan terhadap merek Samsung dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek Samsung. Dalam analisa selanjutnya, nilai citra merek disubstitusikan dengan nilai yang diperoleh dengan regresi pertama.

c. Keputusan Pembelian (Y) sebagai variabel terikat

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli dimana konsumen benar-benar membeli dan secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan produk yang ditawarkan.

Table 3.1

Variabel penelitian yang menjelaskan indikator dan sub indikator

Variabel Indikator Sub Indikator

Kualitas Produk (X1)

1.Ciri-ciri atau keistimewaan 2.Reliabilitas atau keandalan 3.Daya tahan

4.Keamanan (Safety)

Pelengkap

Produk yang berhasil Umur produk

Baik digunakan Citra Merek (X2) 1.Recognition

2.Reputation 3.Affinity 4.Domain

Merek Kemasan Kualitas

Sesuai kebutuhan Mudah dikenali


(56)

40 Keputusan

Pembelian (Y)

1.Tujuan dalam membeli sebuah produk

2.Kemantapan pada sebuah produk

3.Kebiasaan dalam membeli produk

4.Memberikan rekomendasi kepada orang lain

5.Melakukan pembelian ulang

Kebutuhan Keinginan Percaya

Sesuai harapan

Sudah dimengerti dengan produk itu

Mengajak orang lain untuk menggunakan produk tersebut

Membeli secara berkala Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian (2015)

3.7 Teknik Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data-data dengan menggunakan teknik tertentu. Data-data-data yang dikumpulkan harus dianalisis dan disimpulkan secara induktif agar dapat diketahui hipotesis ditolakm atau diterima. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara kuesioner (angket), yaitu metode pengumpulan yang dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner akan dibagikan kepada responden yang dituju yaitu mahasiswa/i Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala likert dengan menjabarkannya menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataanJawaban


(57)

41

setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari positif sampai dengan negatif, yang dapat berupa kata-kata dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yaitu :

Table 3.2 Skor Pertanyaan

No. Jawaban Skor

1. 2. 3. 4. 5.

Sangat Setuju (SS) Setuju (S)

Ragu-Ragu (RR) Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1 Sumber : Sugiyono,2012 : 94

2. Pengumpulan data sekunder, adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Studi kepustakaan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa gambaran umum perusahaan, hasil penelitian sebelumnya, dan dasar teori-teori yang ada. Teknik pengumpulan data sekunder juga menggunakan cara dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Setelah data dari kuesioner terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data untuk menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari data mentah yang terkumpul. Penelitian ini menggunakan analisis berganda


(58)

42

dengan pengolahan data menggunakan SPSS Statistic 16,0. Adapun tahapan – tahapan analisis adalah sebagai berikut :

3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Menurut Juliandi(2013:79) uji validitas yakni dengan cara menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrument sebagai alat ukur variable penelitian.Jika instrument benar atau valid maka hasil pengukuranpun kemungkinan akan benar.Teknik statistic yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

�= �.∑ �� −(∑ �)(∑ �)

�{�.∑2− (∑ �)2} ��.2(∑ �)2}

� Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba

x = skor tiap item

y = skor seluruh item responden uji coba

Umumnya dalam penelitian social nilai ∞ yang dipilih adalah 0,005.Jika nilai sig > ∞ 0,05 , maka suatu item instrument yang diuji korelasinya valid. Pengujian data dibantu dengan menggunakan SPPS 16.0.


(59)

43 2. Uji Reliabilitas

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi,2011:83).Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik half , yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown:

�� = 2� 1 +� Keterangan :

ri = nilai koefisien reliabilitas r = nilai korelasi

Jika nilai koefisien reliabitas (spearman brown)>0,6 maka instrument memiliki reliabilitas yang baik/reliable/terpercaya.Dan sebaliknya, jika nilai koefisien reliabilitas (spearman brown), 0,6 maka instrument tidak dipercaya.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:165) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak dimana model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Pembuktian apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya,


(60)

44

yaitu pada histogram maupun normal probability plot. Pada histogram, data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika data tersebut berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot, data dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

b. Uji Asumsi Multikolinieritas

Uji asumsi ini bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pedoman model regresi yang bebas multikol, yaitu:

• Mempunyai angka tolerance mendekati angka 1 • Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2007:96).

c. Uji Asumsi Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian data residual dari suatu pengamatan yang lain. Model yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat diuji dengan melihat grafik scatterplot. Menurut Santoso (2000) dalam Juliandi (2013:176), dasar pengambilan keputusan dalam uji heterokedastisitas adalah :


(61)

45

1. Jika pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (poin-poin) menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian handphone Samsung. Persamaan regresi linier berganda adalah :

Y = α + b1X1 + b2X2 + e

Dimana,

Y = keputusan pembelian α = Konstanta

b1 = koefisien regresi dari kualitas produk

b2 = koefisien regresi dari citra merek

X1 = citra merek

X2 = kualitas produk


(62)

46 3.9.2 Uji Hipotesis

a. Uji Koefisisen Determinasi (Uji R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model (Ghozali,2011:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah kualitas produk dan citra merek yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian (Ghozali, 2011:98).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : b1 dan b2 = 0, artinya variabel-variabel bebas (kualitas produk dan citra

merek ) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).

Ha : b1 dan b2 ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas ( kualitas produk dan citra

merek ) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).


(1)

105

sejalan dengan hasil penelitian ini apabila dilihat secara parsial. Beliau juga menyatakan bahwa kualitas produk dan citra merek bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikansi terhadap proses keputusan pembelian. Namun, dalam penelitian ini secara simultan kedua variabel bebas yaitu kualitas produk dan citra merek bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap proses keputusan pembelian.


(2)

106 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan menggunakan analisis regresi berganda ternyata hasil penelitian telah membuktikan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara simultan maupun secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk yang dimiliki oleh Smartphone Samsung dapat meningkatkan proses keputusan pembelian konsumen terhadap pembelian Smartphone Samsung.

2. Berdasarkan pengujian yang dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan menggunakan analisis regresi berganda ternyata hasil penelitian telah membuktikan bahwa citra merek secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Namun secara parsial variabel bebas ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini disebabkan oleh nilai thitung yang dihasilkan oleh citra

merek lebih kecil dibandingkan nilai ttabel yang ditetapkan dan

menyebabkan nilai probabilitasnya (Sig) nya melebihi nilai probabilitas yang ditentukan. Sehingga apabila variabel ini hanya diuji secara parsial maka citra merek hanyalah sebagai faktor pendukung.


(3)

107

3. Berdasarkan pengujian yang dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan menggunakan analisis regresi berganda ternyata hasil penelitian telah membuktikan bahwa kedua variabel bebas yaitu kualitas produk dan citra merek secara simultan memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk Smartphone Samsung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil simpulan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

5.2.1 Saran untuk Perusahaan

Perusahaan diharapkan untuk terus menjaga bahkan meningkatkan kualitas produk Samsung untuk dapat mempertahankan pelanggan. Karena kualitas produk yang baik akan menimbulkan kepuasan pembeli sehingga akan melakukan pembelian pada produk tersebut. Begitu juga dengan citra merek, dimana citra merek juga perlu ditingkatkan agar citra merek yang dimiliki oleh perusahaan tidak bernilai negative bagi konsumen. Dari hasil penelitian ternyata kualitas produklah yang paling menentukan keputusan pembelian jika dibandingkan dengan citra merek. 5.2.2 Saran untuk Penelitian Mendatang

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain kualitas produk dan citra merek yang juga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung di Medan


(4)

108

khususnya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

b. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk meneliti produk Smartphone dengan merek yang berbeda sehingga dapat dijadikan pembanding sekaligus melengkapi penelitian ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Azuar Juliandi & Irfan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Medan : Citapustaka Media Perintis.

Durianto, Darmadi, dkk, 2004. Strategi Menaklukkan Pasar melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ferrinadewi,Erna. 2008. Merek &Psikologi Konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta

Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Jhon C. Mowen & Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Edisi Kelima Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1Edisi dua belas. Jakarta: Erlangga.

Rambat Lupiyoadi & A.Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brands. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Simamora, Bilson. 2001. ReMarketing For Business Recovery. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Tjiptono, F., G. Chandra dan D. Adriana. 2008. Pemasaran Strategik.Yogyakarta: Andi

Jurnal

Akbar.Kurnia. 2013. Analisis Pengaruh Harga, Brand Image, Dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Atau Smartphone Samsung Jenis Android. Semarang :Universitas Diponegoro. repository.undip.ac.id (diakses pada 28 Desember 2014 pukul 21 : 26 WIB)

Akbar.Adam. 2012. Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba. Jakarta: Universitas


(6)

Gunadarma. repository.gunadarma.ac.id (diakses pada 23 Januari 2015 pukul 15 : 30 WIB)

Ashadi.Aidil. 2013. Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Bersistem Operasi Android pada Komunitas Android Medan. Medan : Universitas Negeri Medan. repository.unimed.ac.id (diakses 21 Januari 2015 pukul 20 : 59 WIB)

Rizky Iryanita,Y.Sugiarto. 2013. Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga, dan Persepsi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen produk ATBM Pekalongan). Semarang : Universitas Diponegoro. repository.undip.ac.id (diakses 21 Januari 2015 pukul 20:50 WIB)

Sulistyawati,Praba. 2013. Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro. repository.undip.ac.id

Syahputri.Indriani Ayu. 2013. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Citra Merek dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan (Studi Pada Konsumen Wardah di Medan). Medan : Universitas Sumatera Utara.

( diakses 22 Januari 2015 pukul 21 : 34 WIB)

Repository.usu.ac.id (diakses 30 Januari 2015 pukul 19:45 WIB)

Web

pukul 21:58 WIB)

(diakses pada

tanggal 11 Januari 2015 pukul 21:56 WIB)

(diakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 18:38 WIB)

19 : 40 WIB)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)

6 44 162

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)

0 11 190

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG ANDROID Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Android Dengan Minat Beli Sebagai Variabel Interverning.

0 2 14

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone (Studi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 13

Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung pada Mahasiswa Manajemen Universitas Kristen Maranatha.

0 0 24

PENGARUH CITRA MEREK DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG BERBASIS ANDROID DI KOTA BOGOR

0 0 14

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI CITRA MEREK SMARTPHONE IPHONE

0 0 33

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kualitas Produk 2.1.1 Definisi Kualitas - Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

0 1 26

ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

1 3 14

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG -

0 0 22