5
1.7 Komplikasi Amputasi dan Penatalaksanaannya 1.7.1 Masalah Kulit
Perawatan kulit merupakan hal yang penting karena adanya beberapa lapisan jaringan yang berdekatan di ujung akhir tulang seperti jaringan parut, termasuk
kulit dan lapisan subkutan, yang mudah melekat pada tulang. Sehingga perlu diperhatikan adanya mobilisasi jaringan parut
8
. Sebelum luka insisi sembuh sempurna, sebuah whirlpool sering membantu
pada penyembuhan luka yang lambat atau pada luka yang sedang didraining. Hidroterapi dapat dilakukan selama 20-30 menit satu atau dua kali sehari.
Setelah insisi sembuh, lunakkan kulit dengan sebuah krim yang larut air atau preparat lanolin tiga kali sehari. Massage secara lembut pada jaringan lunak bagian
distal akan membantu mempertahankan mobilitasnya di atas permukaan atau ujung tulang. Tapping jaringan parut dan bagian distal jaringan lunak sebanyak 4 kali
sehari sering membantu untuk mendesensitasi area tersebut sebelum penggunaan prosthesis. Tapping dilakukan dengan ujung jari, dimulai dengan sentuhan ringan
dan kemudian tekanan ditingkatkan sekitar 5 menit hingga timbul rasa tidak nyaman yang ringan.
Cara membersihkan kulit yang baik juga harus diajarkan, misalnya dengan mempergunakan sabun yang bersifat ringan, cuci kulit hingga berbusa lalu basuh
dengan air hangat. Kulit dikeringkan dengan cara ditekan dengan lembut, tidak digosok. Pembersihan ini dilakukan setiap hari terutama pada sore hari
7,4
.
1.7.2 Infeksi
4
Jika terjadi infeksi pada puntung, jika sifatnya terbuka, memerlukan terapi antibiotik. Jika sifatnya tertutup, harus dilakukan insisi serta terapi antibiotik.
1.7.3 Masalah tulang
- Osteoporosis. Bisa disebabkan karena penggunaan prostetik tidak memberikan pembebanan
pada sistem skeletal by passing weight bearing. - Bone spurs pertumbuhan tulang yang berlebihan yang dapat menimbulkan
tekanan pada kulit. - Skoliosis
Timbul biasanya pada pasien dengan panjang kaki yang tidak sama. Diterapi dengan mengkoreksi panjang prosthesis.
1.7.4 Perubahan berat badan
8
Pasien dengan amputasi sering mengalami penurunan berat badan sebelum dan atau setelah menjalani amputasi. Karena bentuk socket prostetik tetap konstan
sementara alat gerak yang tersisa dapat berfluktuasi, maka perubahan berat badan 5 lb saja dapat menyebabkan perubahan dari fitting yang tepat untuk sebuah prostetik
dan akan menyebabkan timbulnya masalah kulit.
1.7.5 Kontraktur sendideformitas
Pada alat gerak bawah, adanya kontraktur panggul sangat mengganggu karena membuat pasien kesulitan untuk mengekstensikan panggulnya dan
mempertahankan pusat gravitasi di lokasi normalnya. Sementara itu jika pusat gravitasi mengalami perubahan, maka akan semakin banyak energi yang diperlukan
untuk melakukan ambulasi
8
. Adanya tendensi kontraktur fleksi lutut terdapat pada amputasi bawah lutut
yang dapat membatasi keberhasilan fitting sebuah prostetik. Deformitas ini dapat
6
timbul karena nyeri, kerja otot dan pasien yang duduk untuk jangka waktu lama dalam kursi roda.
Hal tersebut diatas dapat dicegah dengan cara
7,13
: A. Positioning
Di tempat tidur puntung diletakkan paralel terhadap alat gerak bawah yang tidak diamputasi tanpa bersandar pada bantal. Pasien berbaring selurus
mungkin untuk jangka waktu yang singkat selama satu hari dan mulai secara bertahap berbaring telungkup saat drain telah diangkat bila kondisinya
memungkinkan. Posisi ini mula-mula dipertahankan selama 10 menit yang kemudian ditingkatkan menjadi 30 menit selama 3 kali per hari. Jika pasien
mempunyai masalah jantung dan pernafasan atau jika posisi telungkup terasa tidak nyaman, pertahankan posisi telentang selama mungkin.
Pada pasien dengan amputasi di bawah lutut yang mempergunakan kursi roda maka puntung harus disandarkan pada sebuah stump board saat pasien
duduk. Fleksi lutut yang lama harus dihindari. B Latihan
Latihan luas gerak sendi dilakukan sedini mungkin pada sendi di bagian proksimal alat gerak yang diamputasi.
Latihan isometrik pada bagian otot quadriceps dapat dilakukan untuk mencegah deformitas pada amputasi di bawah lutut. Latihan ini dimulai saat
drain telah dilepas dalam 2-3 hari paska operasi. Tingkatkan latihan mejadi aktif secara bertahap, dari latihan tanpa tekanan kemudian menjadi latihan
dengan tahanan pada puntung. Pada awalnya puntung sangat sensitif dan pasien didorong untuk berusaha mengurangi sensitifitasnya. Hal ini juga akan
membantu pasien untuk mulai mengatasi keterkejutan menghadapi kenyataan bahwa alat geraknya sudah tidak ada.
1.7.6 Neuroma