Kemampuan kognitif serta pengetahuan yang mereka miliki di tahun- tahun awal masa anak-anak akan membantu mereka untuk siap menerima
informasi baru selama proses belajar di sekolah National Education Goals Panel,
2004. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nijmeegse
Schoolbekwaamheids Test NST. Alat tes ini terdiri dari sepuluh subtes
dan panduan wawancara untuk guru dan orangtua. Alat tes ini dirasa sudah cukup lengkap untuk mengukur ketiga aspek maupun dimensi
kesiapan sekolah misalnya kesiapan fisik pada subtes II yang mengukur motorik halus, kesiapan kognitif pada subtes III yang mengukur
pengertian mengenai ukuran dan jumlah, perkembangan bahasa pada subtes IX yang mengukur kemampuan menguraikan kembali sebuah
cerita, dan perkembangan sosioemosi yang diukur melalui wawancara dengan guru dan orangtua tentang bagaimana anak beradaptasi dengan
lingkungan sekolah dan teman sebayanya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Sekolah
Berbicara mengenai kesiapan anak memasuki masa sekolah tentu saja kita akan menemui banyak hal yang terlibat di dalamnya. Ada
beberapa hal yang menjadi faktor yang mempengaruhi kesiapan anak untuk bersekolah. Beberapa faktor yang diasosiasikan dengan kesiapan
sekolah oleh Janus dan Duku 2007 adalah:
a. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi dalam hal ini berkaitan dengan
pendapatan keluarga serta pendidikan dan pekerjaan orangtua. Anak yang memiliki kemampuan membaca dan kognitif yang lebih baik di
taman kanak-kanak merupakan anak yang memiliki faktor resiko status sosial ekonomi rendahnya pendidikan orangtua dan orangtua
tunggal yang lebih rendah Janus Duku, 2007. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Washbrook dan
Waldfogel 2011 bahwa anak yang berasal dari keluarga dengan pendapatan
menengah ke
bawah memiliki
keterlambatan perkembangan kemampuan kosakata lima bulan di bawah
kemampuan anak yang berasal dari keluarga dengan penghasilan yang lebih tinggi. Selain itu, anak dari keluarga dengan pendapatan
menengah ke bawah juga cenderung memiliki masalah perilaku di awal masa sekolah Washbrook Waldfogel, 2011.
b. Keluarga Struktur keluarga juga memiliki kontribusi penting terhadap
kesiapan anak untuk bersekolah. Keutuhan dalam keluarga memiliki dampak yang terkuat terhadap hiperaktifitas dan kerentanan
bersekolah Kerr dalam Janus Duku, 2007. Masih dalam penelitian yang sama, Janus Duku 2007 menemukan bahwa
keutuhan keluarga memiliki korelasi yang lebih besar terhadap lima dimensi kesiapan sekolah yang diukur dengan Early Devolopment
Instrument daripada tingkat penghasilan orangtua, kecuali dalam
dimensi keterampilan komunikasi atau bahasa. Yang dimaksud dengan keutuhan keluarga dalam hal ini berkaitan dengan perceraian
dan orangtua tunggal. c. Kesehatan
Seperti yang dilaporkan oleh Unicef untuk Indonesia pada Oktober 2012, kesiapan sekolah melibatkan perkembangan anak
secara menyeluruh. Bukan hanya melibatkan kemampuan intelektual dan sosial, melainkan juga termasuk status kesehatan dan gizi.
Dikatakan dalam laporan tersebut bahwa sebuah studi menemukan adanya korelasi antara keberhasilan pendidikan dengan anak yang
bertubuh pendek stunting. Sebuah studi yang dilaporkan dalam California Childcare Health Program
2006 menyatakan bahwa kesehatan fisik dan mental seperti masalah perilaku memiliki
korelasi yang kuat dengan fungsi akademis. Anak yang memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik cenderung memiliki
keberhasilan dalam bidang akademis. Selain ketiga faktor tersebut, presiden NEA, Dennis Van
Roekel yang menyampaikan bahwa mengikutsertakan anak dalam program pendidikan usia dini yang berkualitas tinggi merupakan
awal yang baik untuk mempersiapkan anak memasuki sekolah. Karakteristik dari program pendidikan usia dini yang berkualitas
tinggi menurut Roekel adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum yang dirancang dengan baik untuk meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, sosial, dan emosional anak
2. Terdiri dari kelas-kelas kecil dengan rasio guru yang favorable 3. Guru yang peduli dan terlatih dalam pendidikan dan
perkembangan anak 4. Layanan tambahan seperti ahli perkembangan dan supervisi
kurikulum yang mendukung perkembangan anak 5. Secara aktif melibatkan orangtua dalam meningkatkan hasil
belajar anak secara tepat 6. Program yang mencakup kesehatan dan nutrisi anak serta
kebutuhan keluarga lainnya sebagai bagian dari layanan yang komperhensif
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi kesiapan sekolah. Keempat faktor
tersebut adalah status sosial ekonomi, keluarga, kesehatan, dan kualitas program pendidikan usia dini yang diikuti anak. Berbicara
mengenai kualitas program pendidikan usia dini yang diikuti anak, maka secara tidak langsung kita berbicara kurikulum yang
merupakan bagian dari model pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga pendidikan usia dini tersebut.
B. Anak Usia Prasekolah