2.4 Tolak UkurKeberhasilan
Program ini dikatakan berhasil apabila banyak murid yang mau mengikuti program “Ayo
Menari Bali” dan pengetahuan dan keterampilan menari murid-murid di SD N 1 dan SD N 2 Petandakan mengalami peningkatan.
2.5 Hasil
Secara umum program ini telah memenuhi target yang diharapkan murid-murid SD N 1 dan SD N 2 Petandakan sudah meningkat keterampilan menarinya dan sudah mengetahui salah
satu tari tradisional Bali yaitu tari Sekar Jagat. 2.6
Hambatan dan Saran
Hambatan yang ditemui saat program “Ayo Menari Bali” adalah kurangnya tenaga pengajar menari karena sangat banyak murid yang ingin mengikuti latihan menari, sedangkan
tenaga pengajar yang ada hanya 3 orang. Selain itu, lokasi yang digunakan selama menjalankan program “Ayo Menari Bali” adalah Balai Serba Guna, tempatnya kurang luas
untuk menampung semua peserta latihan menari Bali. Oleh karena itu, jarak antara satu siswi dengan siswi lainnya terlalu dekat, hal ini menyebabkan latihan menjadi tidak maksmimal.
Solusi dari hambatan- hambatan tersebut adalah dengan menambah tenaga pengajar menari untuk membantu mengajar menari, membantu mengatur barisan murid-murid, dan
membantu memakaikan kain kepada murid-murid. Solusi untuk kurang luasnya tempat yang digunakan latihan menari adalah dengan membagi murid-murid menjadi 2 grup, tiap grup
diberikan waktu latihan selama 1 jam, begitu juga dengan grup selanjutnya.
3. BIMBEL Bimbingan Belajar
Serba Guna, Desa Petandakan
4
30 Juli 2016 Melaksanakan program “Ayo Menari Bali” di Balai
Serba Guna, Desa Petandakan
5
4 Agustus 2016 Melaksanakan program “Ayo Menari Bali” di Balai
Serba Guna, Desa Petandakan
6
11 Agustus 2016 Melaksanakan program “Ayo Menari Bali” di Balai
Serba Guna, Desa Petandakan
Bimbingan belajar merupakan salah satu usaha yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal. Bimbingan belajar dapat mengarahkan kegiatan siswa pada
kegiatan menuntut ilmu di luar lingkungan sekolah. Dengan bimbingan belajar yang disertai dengan pendidik yang baik, akan meningkatkan mutu dan kualitas ilmu yang di dapatkan
siswa. Selain itu dengan adanya bimbingan belajar diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa-siswi.
Melihat banyaknya fungsi dari kegiatan bimbingan belajar untuk siswa, maka semua siswa berhak untuk mendapatkan bimbingan belajar di lingkungan non formal, dari golongan
bawah sampai golongan atas. Namun, yang terjadi di lingkungan nyata hanya siswa –siswi
yang memiliki dana untuk membayar biaya bimbingan belajar yang mampu menikmati kegiatan bimbingan belajar, sedangkan beberapa golongan masyarakat dari golongan
menengah ke bawah tidak mampu untuk membayar biaya bimbingan belajar untuk anak mereka.
Program BIMBEL yang kami usulkan menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Kami memberikan pendidikan gratis untuk siswa-siswa khusunya di desa Petandakan, dimana
fokus mata pelajarannya adalah Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Hal ini sebagai sebuah aksi nyata kelahiran pendidikan yang benar-benar gratis namun tetap dalam
lingkup pembelajaran yang berkualiatas. Para peserta KKN UNUD PERIODE XIII adalah para civitas akademik yang memahami
tentang dunia pendidikan. Diharapkan dengan hadirnya para civitas akademik ini mampu melahirkan pembelajaran yang praktis dan efektif, sehingga siswa mampu dengan mudah
menerima informasi pembelajaran yang diberikan. Dengan hadirnya KKN UNUD ini juga, diharapkan akan mengurangi beban orang tua siswa dalam memberikan pendidikan yang
berkualitas kepada anak-anak mereka.
3.1 Tujuan Kegiatan