1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penduduk lanjut usia yang merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya akan membawa dampak terhadap sosial
ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah yang terjadi peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut old age ratio dependency. Tetapi, karena
modernisasi masyarakat dihadapi pada kehidupan modern yang lebih kompleks, banyak memerlukan efisiensi, sifat induvidualisme yang tinggi dan berkurangnya perhatian kepada
orang lanjut usia yang dapat mempertajam kesenjangan antara kedua generasi tersebut dan menyebabkan peranan yang terisolir bagi orang tua, karena merasakan perbedaan yang jauh
atas perlakuan anaknya terhadapnya dibandingkan perlakuannya terhadap orang tua. Fasilitas tempat perawatan lanjut usia yang tersedia sekarang belum dapat
memberikan perawatan yang optimal mengingat kurangnya fasilitas yang diperlukan para lanjut usia, bahkan sarana yang tersedia sangat sederhana dan terkesan seperti tempat
pengasingan dengan desain yang menekankan aspek fungsional dan mengabaikan aspek estetis, sehingga ruangan yang ada terasa monoton dan dapat menyebabkan kebosanan.
Perancangan interior rumah lanjut usia merupakan sebuah lingkungan yang dapat menyediakan ruang lingkup lanjut usia yang berawal dari berbagai kegiatan yang dapat
memenuhi kebutuhannya masing-masing yang dilengkapi dengan fasilitas dengan peraturan dan perencanaan yang tepat. Dengan mengingat proses menua aging yang merupakan
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang sangat berpengaruh pada kondisi psikis, dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut
usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna. Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah yang mampu memberikan sarana, perlindungan, perhatian dan
tempat berkumpulnya para lanjut usia yakni sebuah rumah lanjut usia yang berlokasi di Kota Bandung terlebih dahulu karena Kota Bandung memiliki jumlah penduduk yang tergolong
banyak, tetapi tidak sepadat dan semetropolitan ibu kota sehingga mudah untuk di benahi. Sedangkan pendorong lainnya adalah penghawaan, walaupun kondisi dan suasana Kota
Bandung sudah tidak sesejuk dan senyaman Bandung tempo dulu, tetapi masih tergolong baik bagi para lanjut usia terutama bagian utara Kota Bandung, yaitu Lembang. Oleh karena
2 itu Projek Tugas Akhir yang dibuat adalah ”Perancangan Interior Rumah Lanjut Usia dengan
Konsep The Beginning of a New Life, di Bandung” .
Perancangan interior bangunan yang berkonsep the beginning of a new life merupakan sebuah tempat berkumpulnya para lanjut usia yang membantu menghadapi rasa monoton dan
kebosanan dengan memberikan kegiatan atau aktifitas-aktifitas yang sesuai dengan kondisi mereka, dengan adanya suasana yang nyaman, cocok bagi orang yang berusia lanjut secara
psikologis. Selain fasilitas hunian, juga disediakan fasilitas pendukung yang lainnya seperti fasilitas kesehatan yang memantau kesehatan mental dan fisik para lanjut usia, mengingat
mereka mengalami kemunduran dalam kesehatan. Disediakannya juga sebuah fasilitas yang bersifat rekreatif dan hobi yang dapat membantu mereka mengatasi waktu senggang, serta
perlu adaya fasilitas yang lain sebagai penunjang yang juga penting di dalam tempat perawatan orang usia lanjut.
Jumlah Penduduk Menurut Wilayah, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005 Hasil Survei Sosial Ekonomi Daerah 2005 yang mengalami perkembangan.
KabupatenKota
Jenis Kelamin Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan
Total 0-14
15-64 65+
N N
N N
N N
Kab. Bogor 2,085,587 50.86
2,015,347 49.14 4,100,934
1,440,304 2,523,445
137,185 Kab. Sukabumi
1,136,359 51.07 1,088,634 48.93
2,224,993 627,469
1,487,849 109,675
Kab. Cianjur 1,069,408 50.96
1,029,236 49.04 2,098,644
709,172 1,301,692
87,780 Kab. Bandung
2,108,890 49.46 2,155,044 50.54
4,263,934 1,288,896
2,787,536 187,502
Kab. Garut 1,182,875 50.96
1,138,195 49.04 2,321,070
807,275 1,412,245
101,550 Kab. Tasikmalaya
867,460 51.22 826,019 48.78
1,693,479 503,758
1,096,743 92,978
Kab. Ciamis 781,746 50.68
760,915 49.32 1,542,661
399,043 1,027,024
116,594 Kab. Kuningan
549,369 50.09 547,479 49.91
1,096,848 317,575
696,559 82,714
Kab. Cirebon 1,060,299 50.30
1,047,619 49.70 2,107,918
638,352 1,386,854
82,712 Kab. Majalengka
596,024 50.02 595,466 49.98
1,191,490 314,264
798,042 79,184
Kab. Sumedang 534,711 50.10
532,650 49.90 1,067,361
288,483 705,882
72,996 Kab. Indramayu
898,038 51.02 862,248 48.98
1,760,286 488,784
1,187,058 84,444
Kab. Subang 708,731 49.84
713,242 50.16 1,421,973
363,535 961,970
96,468 Kab. Purwakarta
389,864 50.59 380,796 49.41
770,660 239,007
493,305 38,348
Kab. Karawang 1,029,477 51.85
956,097 48.15 1,985,574
566,568 1,323,749
95,257 Kab. Bekasi
992,508 50.81 960,872 49.19
1,953,380 562,958
1,349,810 40,612
Kota Bogor 429,627 50.86
415,151 49.14 844,778
237,820 579,040
27,918 Kota Sukabumi
146,496 50.91 141,264 49.09
287,760 81,968
192,494 13,298
Kota Bandung 1,171,169 50.57
1,144,726 49.43 2,315,895
615,866 1,615,582
84,447 Kota Cirebon
139,849 49.75 141,240 50.25
281,089 73,509
194,526 13,054
Kota Bekasi 998,634 50.06
996,216 49.94 1,994,850
591,604 1,374,230
29,016 Kota Depok
688,390 50.11 685,470 49.89
1,373,860 389,090
952,650 32,120
3
Kota Cimahi 247,812 50.20
245,886 49.80 493,698
130,326 347,964
15,408 Kota Tasikmalaya
293,326 49.37 300,832 50.63
594,158 166,920
398,380 28,858
Kota Banjar 85,558 49.29
88,018 50.71 173,576
49,748 113,238
10,590 20,192,207 50.53
19,768,662 49.47 39,960,869
11,892,294 26,307,867
1,760,708
1.2 Identifikasi Masalah