Tempat dan Waktu Penelitian Subjek Penelitian Metode Pengumpulan dan Instrumen

33

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, metode penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode survey. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai kondisi yang sedang terjadi pada saat ini. Furchan 2005: 415-418 mengatakan penelitian deskriptif dengan metode survey dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Menurut Arikunto 2010:3 penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang paling sederhana dibandingkan dengan penelitian yang lainnya. Karena peneliti disini tidak mengubah atau menambah atau memanipulasi suatu objek tertentu melainkan peneliti memaparkan apa yang terjadi dilapangan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian deskriptif dengan metode survei dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kebermaknaan hidup para janda di Paroki Baciro Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Paroki Baciro Yogyakarta pada bulan Februari-Maret 2017.

C. Subjek Penelitian

Sugiyono 2013: 117 mengatakan populasi adalah seluruh wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian hari ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sampel dari populasi janda di Paroki Baciro. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling menurut Sugiyono 2010 merupakan teknik dalam menentukan sample dengan beberapa pertimbangan tertentu. Arikunto 2006 menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sample dengan tidak random, tidak berdasarkan daerah ataupun tidak berdasarkan strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu. Kesimpulanya adalah purposive sampling adalah teknik untuk mengambil sample dengan Subjek penelitian dijelaskan secara rinci dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 Data Subyek Penelitian Masa Usia tahun 45 44 43 42 41 40 38 37 36 35 34 33 30 Jumlah Sampel Berdasarkan Masa 8 1 1 2 6 1 1 2 5 3 1 1 1 1 1 1 9 4 1 1 1 2 1 1 3 1 11 3 1 1 1 1 1 2 7 2 1 1 1 1 1 1 6 1 1 2 3

D. Metode Pengumpulan dan Instrumen

1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono 2013 menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut. a. Tahap persiapan 1 Menganalisis enam aspek kebermaknaan hidup. 2 Mempersiapkan instrumen penelitian. 3 Konsultasi kepada ahli, yakni Dr. Gendon Barus, M. Si. b. Tahap pelaksanaan 1 Bertemu dengan pastor paroki Baciro Yogyakarta perihal perizinan penelitian. 2 Mengumpulkan data janda melalui secretariat paroki Baciro. 3 Konfirmasi jumlah pasti janda di setiap lingkungan. 4 Melakukan survey dengan wawancara singkat terkait dengan pengalaman hidup setiap janda. 5 Pemberian kuesioner kebermaknaan hidup pada 40 janda selama kurang lebih 45 hari . c. Tahap akhir 1 Mengumpulkan data yang sudah diperoleh. 2 Melakukan kategorisasi subyek lihat tabel 3.1 3 Mengolah data hasil penelitian. 4 Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 5 Menarik kesimpulan. 2. Instrumen Valentin dalam Giesbrecht, 2016 menjelaskan bahwa penelitian yang bersifat semi-kuantitatif merupakan pendekatan terbaik dalam melakukan asesmen agar hasil penilaian dapat bersifat objektif dan seimbang. Sugiyono 2013 mengemukakan bahwa metode dekriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dengan penjelasan sebagai berikut. a. Kuesioner Menurut Umar 1998 teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan daftar. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kusioner kebermaknaan hidup para janda di Paroki Baciro Yogyakarta. Kuesioner yang digunakan peneliti merupakan kuesioner tertutup dengan tipe skala Likert yang disertai dengan pilihan jawaban sangat setuju SS, setuju S, kurang setuju KS, tidak setuju TS. Menurut Sugiyono 2010:134 skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Instrumen dalam penelitian ini adalah skala untuk mengukur kebermaknaan hidup para janda dalam bentuk kuesioner. Kuesioner ini semula disusun oleh Sr.M. Paulis FSGM untuk rencana penelitinya, namun tidak digunakan lebih lanjut. Peneliti melakukan modifikasi dalam kuesioner kebermaknaan hidup. Kuesioner yang digunakan peneliti disusun berdasarkan aspek- aspek kebermaknaan hidup. Menurut Crumbaugh Mahollick dalam Koeswara, 1992 aspek kebermaknaan hidup terdiri dari makna hidup, kepuasaan hidup, kebebasan hidup, sikap terhadap kematian, kepantasan hidup dan pikiran tentang cara hidup yang baik. Berdasarkan aspek kebermaknaan hidup ditemukan beberapa indikator, yang kemudian dikembangkan menjadi butir-butir item dalam kuesioner. Peneliti kemudian menyusun kuesioner, kuesioner terdiri dari 40 item dengan 29 item favorable item positif dan 11 item unfavorable item negatif. b. Format Pernyataan Format pernyataan yang digunakan bersifat tertutup dengan empat alternatif jawaban yang disediakan peneliti ada empat yaitu “sangat setuju” ss, “setuju” s “kurang setuju” ks “tidak setuju” ts. c. Penentuan Skor Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor untuk setiap jawaban dari item-item pernyataan dengan dua perbedaan. Pertam, untuk pernyataan yang bersifat positif favorable terhadap aspek kebermaknaan hidup , jawaban “sangat setuju” ss diberi skor 4, “setuju” s diberi skor 3, “tidak setuju ts diberi skor 2, dan “Kurang setuju” ks diberi skor. Selanjutnya untuk pernyataan yang bersifat negatif unfavorable terhadap aspek kebermaknaan hidup, jawaban “sangat setuju” ss diberi skor 1, “setuju” s diberi skor 2, ”kurang setuju” ks diberi skor 3, ”tidak setuju” ts diberi skor 4. Subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan peneliti pada setiap pernyataan, dengan cara memberikan tanda √ pada kolom alternatif jawaban. Setelah itu jawaban- jawaban tersebut diberi skor, dimana skor yang diperoleh pada setiap jawaban pernyataan akan diakumulasi guna mengungkap bagaimana para janda itu memaknai hidup mereka. Semakin tinggi skor total pada item-item yang bersifat favorable, maka semakin tinggi pula kebermaknaan hidup para janda. Sebaliknya semakin tinggi skor total pada item-item yang bersifat unfavorable, maka semakin rendah nilai kebermaknaan hidup. Penyusunan kuesioner kebermaknaan hidup para janda diawali dengan membuat kisi-kisi yang disajikan dalam tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kebermaknaan Hidup No Aspek Indikator No Item positif No Item negatif 1 Memiliki makna hidup a. Memiliki segala sesuatu yang dianggap penting dan berharga 1, 2, 3, 4 8, 9 b. Memiliki kemampuan untuk memberi nilai khusus dan dijadikan tujuan dalam hidup 5, 6, 7 15, 16 2 Memiliki kepuasan hidup a. Mampu menilai secara positif terhadap hidup yang dijalaninya 10, 11 - b. Mampu menikmati dan merasakan kepuasan dalam hidup semua dan segala aktivitas yang dilakukan 12, 13, 14 17 3 Memiliki kebebasan hidup a. Memiliki kemampuan untuk mengendalikan perasaannya 18, 19, 20 - b. Mampu memanfaatkan kebebasan yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab 21, 22 23 4 Sikap terhadap kematian a. Memiliki pandangan yang positif terhadap kematian 24, 25 27 b. Mampu melakukan hal-hal yang baik perbuatan amal kasih 26 28, 29 5 Pikiran tentang cara hidup yang baik a. Memiliki pemikiran yang logis 30 31 b. Mampu menghargai kehidupan 32 35 c. Bertindak dengan kesadaran 33, 34 - 6 Kepantasan hidup a. Mampu memberi penilaian terhadap apa yang dialami adalah sesuatu yang wajar 36, 37 - b. Mampu merasakan penerimaan dari orang lain 38, 39, 40 -

E. Validitas Kuesioner