b. Kelekatan aman yang rendah Insecure Attachment Kelekatan aman yang rendah terhadap ibu terjadi jika
tingkat keterasingan dari ibu tinggi, sedangkan aspek lain seperti tingkat kepercayaan dan komunikasi terhadap ibu tinggi atau
sedang. Kelekatan aman yang rendah juga bisa terjadi apabila keterasingan dari ibu tinggi, sedangkan salah satu antara tingkat
kepercayaan atau komunikasi berada pada tingkat rendah Armsden Greenberg, 1987.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional Santrock, 2003. Sedangkan menurut Papalia 2014 masa remaja adalah
perubahan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa yang berdampak pada perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Meskipun
budaya dan sejarah membatasi untuk menentukan usia remaja. Akan tetapi di Amerika dan budaya lain sekarang ini, masa remaja kira-kira
dimulai usia 10 tahun sampai 13 tahun dan berakhir pada 18 tahun sampai 22 tahun Santrock, 2003. Sedangkan menurut Papalia 2014
masa remaja dimulai dari 11 tahun sampai dengan usia 19 atau 20 tahun. Para ahli memberi gambaran bahwa remaja memiliki dua masa
yaitu masa remaja awal early adolescence yang kira-kira sama dengan masa sekolah pertama dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas.
Kedua adalah masa remaja akhir late adolescence dimana ini akan terlihat pada kira-kira setelah usia 15 tahun.
Berdasarkan pengertian di atas maka pelajar SMP masuk kedalam masa remaja. Hal ini karena menurut kemendikbud.go.id
diunduh pada 14 September 2015 mengatakan bahwa usia SMP di Indonesia umumnya berusia 13-15 tahun. Adapun berdasarkan
wawancara peneliti terhadap beberapa guru BK di beberapa sekolah SMP, peneliti menemukan bahwa usia remaja SMP saat ini adalah 12-
16 tahun.
2. Perkembangan Kognitif Remaja
Teori perkembangan kognitif Piaget mengatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi dari berpikir konkret secara operasional ke
berfikir formal secara operasional Papalia, 2010. Pada masa remaja juga mereka mulai sadar akan batasan dalam berpikir dan mampu
berpikir secara abstrak. Mereka berusaha dengan konsep-konsep yang jauh dari pengalaman mereka sendiri Papalia, 2010. Mereka
melakukan penilaian pengalaman dengan masalah yang kompleks, tuntutan dari pengajaran formal dan bertukar pikiran atau ide yang
berlawanan dengan kelompok remaja, diperlukan untuk perkembangan berpikir secara operasional Papalia, 2010.
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perubahan kognitif remaja terletak pada perkembangan dalam berpikir
abstrak. Kemampuan berpikir abstrak ini mampu membuat remaja untuk menyadari batasan berpikir, strategi yang luas, dan
berkembangnya pengetahuan serta konstruksi diri terkait dengan pengetahuan baru.
3. Ketidakmatangan Cara Berpikir Remaja