Ketidakmatangan Cara Berpikir Remaja

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perubahan kognitif remaja terletak pada perkembangan dalam berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak ini mampu membuat remaja untuk menyadari batasan berpikir, strategi yang luas, dan berkembangnya pengetahuan serta konstruksi diri terkait dengan pengetahuan baru.

3. Ketidakmatangan Cara Berpikir Remaja

Perkembangan remaja melibatkan cara berpikir, dimana mereka berusaha untuk paham akan apa yang sedang dialami oleh mereka Papalia, 2008. Akan tetapi, menurut David Elkind dalam Papalia 2008 dalam prosesnya remaja memiliki ketidakmatangan yang tergambar dalam enam ciri sikap yaitu: a. Idealisme dan suka mengkritik Masa remaja adalah masa dimana mereka memiliki pemikiran tentang dunia yang ideal. Akan tetapi, terkadang dunia nyata seperti orang tua atau guru yang dianggap bertanggung jawab akan diri mereka berlaku tak sesuai dengan dunia ideal mereka. Hal ini membuat mereka membentu idealisme dan suka mengkritik. b. Sifat argumentatif Remaja selalu ingin menunjukkan kemampuan mereka dalam penalaran, berusaha menunjukkan kemahiran mereka dalam berdebat, mencari alasan dan sifat-sifat argumentatif lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Sulit memutuskan sesuatu Masa remaja adalah masa dimana mereka memberikan pemikiran alternatif dalam waktu yang sama ketika menghadapi masalah, akan tetapi mereka kurang mampu memutuskan cara yang paling efektif dan efisien bagi pemecahan masalah tersebut. d. Kemunafikan yang tampak nyata Remaja sering kali tidak mampu membedakan ekspresi sesuatu yang menurut mereka ideal, misalnya mengerti keadaan ekonomi keluarga dengan melakukan pengorbanan seperti tidak meminta hal- hal yang tidak “penting” kepada orang tua. e. Kesadaran diri Kesadaran diri lebih menekankan pada kemampuan berpikir remaja dimana mereka paham akan dirinya dan paham akan orang lain. Akan tetapi, umumnya mereka justru terjebak dengan pemikiran bahwa orang lain selalu berpikiran sama dengan dirinya. f. Keistimewaan dan kekuatan Hal ini berkaitan dengan anggap remaja bahwa dirinya adalah istimewa, unik, dan pemikiran mereka yang tidak harus taat pada peraturan. Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik cara berpikir remaja cenderung belum matang. Hal itu terlihat dari ciri-ciri yang telah dijelaskan di atas yaitu idealisme dan kritikan yang benar ataupun salah, sikap yang selalu punya pendapat yang cenderung mengarah ke perdebatan dan mencari alasan, keputusan yang kurang efektif, punya perilaku yang tak sesuai dengan ucapannya, dan terjebak pada pemikiran sendiri serta merasa bahwa dirinya adalah yang paling istimewa.

D. Dinamika Kelekatan Terhadap Ibu dan Efikasi Diri Akademik