1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat
ini masih
menghadapi masalah
permasalahan ketenagakerjaan yang sangat kompleks. Jumlah pengangguran secara kumulatif
terus meningkat secara tajam sejalan dengan meningkatnya jumlah lulusan pendidikan sekolah. Melalui pembangunan di bidang pendidikan pemerintah
berusaha untuk mengatasi dan mengurangi masalah itu, yakni dengan jalan mengembangkan dan membina pendidikan nonformal dalam berbagai program
kegiatan. Program Pendidikan nonformal bertalian dengan usaha bimbingan, pembinaan dan pengembangan warga masyarakat yang mengalami keterlantaran
pendidikan dari keadaan yang kurang tahu menjadi tahu, dari kurang terampil menjadi terampil, dari kurang melihat masa depan menjadi seseorang yang
memiliki sikap mental pembaharuan dan pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam
kehidupan seseorang, karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan mengembangkan potensi diri serta mampu menghadapi
segala tantangan dan hambatan di masa depan. Kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator peningkatan Sumber Daya Manusia SDM di sebuah negara.
Dengan terselenggaranya program-program di bidang pendidikan yang berkualitas maka akan berdampak positif terhadap produktivitas Sumber Daya Manusia
SDM. Peran SDM yang produktif akan mampu mengurangi angka
2 pengangguran yang saat ini masih menjadi permasalahan klasik di Indonesia.
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal dan nonformal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional Sutarto, 2013: v. Pendidikan nonformal mempunyai keunggulan sendiri dalam
perannya yang berkontribusi untuk mengatasi pengangguran dan pengentasan kemiskinan melalui kursus atau pendidikan keterampilan hidup.
Sebagaimana dinyatakan dalam International Journal of Scientific Research in Education, JUNE 2012, Vol. 5 2, 71-93 yang berjudul A Critical
Assessment of the RoleImportance of Non-Formal Education to Human and National Development in Nigeria: Future Trends.
The National Commission for Mass Literacy, Adult Education and Non- Formal Education NMEC plays a significant role in the delivery of
education to more than 70 million Nigerian youths, most of whom need skills to enhance social inclusion NMEC UNICEF, 2008a. This
compares to just 21 million enrolled in basic education Federal Ministry of Education, 2011. The NMEC aims to improve adult and youth literacy
and reduce the high rates of poverty that are fast becoming a national crisis by re-skilling and up-skilling members of the population so as to
3 enhance productivity. According to the UNESCO report on literacy
indicators 2006b, there is an urgent need to increase youth and adult learning opportunities and to develop literate environments in the E-9
countries in particular as they continue to be characterized by extremely low educational attainment.
Yang artinya adalah sebagai berikut Komisi Nasional untuk Misa Literasi, Pendidikan Dewasa dan Pendidikan Non Formal NMEC memainkan
peran penting dalam penyampaian pendidikan untuk lebih dari 70 juta anak muda Nigeria , yang sebagian besar membutuhkan keterampilan untuk meningkatkan
inklusi sosial NMEC UNICEF , 2008a Hal ini sebanding dengan hanya 21 juta yang terdaftar di pendidikan dasar federal Departemen Pendidikan , 2011 .
The NMEC bertujuan untuk meningkatkan dewasa dan pemuda melek huruf dan mengurangi tingginya tingkat kemiskinan yang cepat menjadi krisis nasional
dengan re - Skilling dan up - Skilling anggota populasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas . Menurut laporan UNESCO pada indikator literasi
2006 , ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pemuda dan kesempatan belajar dewasa dan mengembangkan lingkungan melek huruf di negara-negara E -
9 khususnya karena mereka terus ditandai dengan pencapaian pendidikan yang sangat rendah.
Perkembangan informasi dan teknologi saat ini menuntut SDM yang berkualitas agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Namun kenyataannya,
tingkat pendidikan masyarakat Indonesia masih dalam taraf rendah dan sebagian besar angkatan kerja dalam masyarakat Indonesia masih dalam keadaan
4 menganggur. Hal tersebut terjadi karena banyaknya jumlah pencari kerja yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah kesempatan kerja dan adanya kesenjangan antara kualitas pencari kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh
pasar kerja. Begitu halnya dengan fenomena yang terjadi di Kabupaten Kudus pada saat ini, dimana masih banyak masyarakat yang tingkat pendidikan dan
keterampilan masih dibawah standar minimal yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Dalam hal ini, peran kursus maupun pelatihan mempunyai nilai strategis karena
mempunyai tantangan yang terlampau berat secara ekonomi, sosial maupun budaya karena sasaran program ini terfokus pada upaya untuk mengurangi
maraknya pengangguran yang terjadi di Kabupaten Kudus. Upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas SDM yang telah ditempuh
selama ini dengan berbagai cara, diantaranya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan masyarakat. Salah satu upaya untuk
meningkatkan SDM adalah melalui pendidikan nonformal melalui kegiatan kursus atau pelatihan. Menurut Moekijat dalam Sutarto, 2013: 9 secara umum pelatihan
bertujuan untuk : a menambah keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, b mengembangkan pengetahuan, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan c mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama. Kegiatan pelatihan selalu
diorientasikan untuk meningkatkan potensi peserta agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan swadaya. Untuk mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas SDM manusia melalui pendidikan formal dan nonformal perlu mendapat prioritas.
5 Kegiatan pelatihan berfungsi “mendidik masyarakat agar mampu mendidik diri
mereka sendiri” atau “membantu masyarakat agar mampu membantu diri mereka sendiri”. Sutarto, 2013: 15-16.
Melihat fakta yang terjadi saat ini, pendidikan nonformal berperan besar demi kelangsungan hidup masyarakat. Adanya kursus maupun pelatihan menjadi
salah satu solusi yang tepat untuk mendapatkan bekal keterampilan yang layak dan mampu bersaing di dunia kerja untuk kedepannya. Salah satu Lembaga
Kursus dan Pelatihan LKP di Kabupaten Kudus yang mempunyai programdan kualitas unggulan adalah LKP Nissan Fortuna yang berlokasi di Jl. HOS
Cokroaminoto No. 81 Kabupaten Kudus. LKP Nissan Fortuna merupakan satu- satunya LKP di Kabupaten Kudus yang sudah terakreditasi oleh Direktori PNF
Pendidikan Non formal melalui Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal sejak tahun 2013.
Pada dasarnya pembelajaran kursus menjahit lebih menekankan warga belajar dalam mengembangkan kemampuan atau potensi diri untuk dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, berani menghadapi problema kehidupan, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Menurut Miarso
2004:87 sebagaimana dikutip oleh Sutarto 2013:46 menyatakan bahwa “program pelatihan adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali
agar orang lain belajar dan terjadi perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh beberapa faktor, untuk itu perlu adanya analisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi
6 proses pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan Picus 1995 dalam Sutarto
2007:114 bahwa meningkatnya mutu pendidikan memerlukan tersedianya berbagai faktor yang mendukung terjadinya proses pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka mendorong penulis untuk mengkaji serta meneliti lebi
h mendalam tentang “Pembelajaran Kursus Menjahit di LKP Nissan Fortuna Kabupaten Kudus
”.
1.2 Rumusan Masalah