KOMPLIKASI GEJALA KLINIK KONSEP DASAR PENYAKIT 1.1 PENGERTIAN
ini belum dipahami dengan jelas, namun SL diduga berhubungan dengan peningkatan aktivitas produksi antigen terhadap sel T autoreaktif Kang
K, 2003. Kelainan Imunologi yang utama pada DA berupa pembentukan IgE
yang berlebihan, sehingga memudahkan terjadinya hipersensitivitas tipe I
dan gangguan regulasi sitokin. Terdapat 2 fase partisipasi IgE dalam
menimbulkan suatu respon inflamasi pada DA yaitu : Spergel and Schneider, 1999; Arshad, 2002; Beltrani and Boguneiwicz, 2004.
a. Early phase reaction EPR, terjadi 15-60 menit setelah penderita berhubungan dengan antigen, dimana antigen ini akan terikat IgE
yang terdapat pada permukaan sel mast dan akan menyebabkan pelepasan beberapa mediator kimia antara lain histamin yang
berakibat rasa gatal dan kemerahan kulit. b. Late phase reaction LPR, terjadi 3-4 jam setelah EPR, dimana
terjadi ekspresi adhesi molekul pada dinding pembuluh darah yang diikuti tertariknya eosinofil, limfosit, monosit pada area radang,
mekanismenya terjadi karena peningkatan aktifitas Th2 untuk memproduksi IL-3 ,IL-4, IL-5, IL-13, GM-CSF yang menyebabkan
eosinofil, merangsang sel limfosit B membentuk IgE dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel mast, tetapi tidak
terjadi peningkatan Th1. Garukan dapat menyebabkan rangsangan pada keratinosit untuk
mensekresi sitokin yang menyebabkan migrasi Th 2 ke kulit Spergel and Schneider, 1999.