Belajar Mandiri KAJIAN PUSTAKA

68 1 tools pada bagian ini digunakan untuk mengedit dan memanipulasi objek 2 view pada bagian ini digunakan untuk memperbesar maupun memperkecil layar monitor 3 colors pada bagian ini terdapat pallet untuk mengganti warna outline dan fill 4 option bagian ini merupakan modifiers dari setiap tool yang dipilih, serta setiap tool mempunyai modifiers yang berbeda-beda.

2.7 Belajar Mandiri

Knowles dalam Chaeruman 2007:49 menggambarkan belajar mandiri adalah suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk: 1 mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri. 2 merumuskan atau menentukan tujuan belajarnya sendiri. 3 mengidentifikasi sumber-sumber belajar 4 memilih dan melaksanakan strategi belajarnya. 5 mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Pendidikan dengan sistem belajar mandiri menurut Institut for Distance Education of maryland University seperti dikutif oleh Chaeruman 2007:49 merupakan stategi pembelajaran yang memiliki characteristik tertentu yaitu: 1 membebaskan pebelajar untuk tidak harus berada dalam satu tempat dalam satu waktu. 2 disediakan berbagai bahan material termasuk panduan belajar dan silabus rinci serta akses kesemua penyelenggara pendidikan yang memberi layanan 69 bimbingan, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pebelajar, dan mengevaluasi karya-karya pebelajar. 3 komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi seperti telepon, voice-mail, konferensi melalui komputer, surat elektronik dan surat menyurat secara regular. Mengacu dari berbagai pernyataan para ahli tersebut diatas, ada beberapa unsur dari beberapa konsep belajar mandiri, yaitu: 1 kebutuhan belajar adalah tanggung jawab pebelajar itu sendiri 2 pebelajar memegang kendali dalam pengambilan keputusan untuk mencapai kebutuhan belajarnya tersebut. 3 dalam upaya mencapai kebutuhan belajarnya tersebut, mereka secara individu atau kelompok dapat meminta bantuan kepada orang lain yang relevan, seperti guru, tutor, teman dan lain-lain. Penyelenggaraan sistem belajar mandiri dilakukan dengan pertimbangan secara ontologi, epistemilogi, dan aksiologi. Pertimbangan ontologi yaitu : manusia lahir dalam keadaan berbeda, manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan diri sesuai potensi yang ada padanya, dan manusia mempunyai kemampuan untuk mengubah dan membentuk kepribadiannya. Pertimbangan epistemilogi yaitu memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, dan rekayasa, memecahkan masalah menyeluruh dan bersistem, mengkaji semua kondisi dan menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk memecahkan masalah, adanya efek sinergi. 70 Sedangkan pertimbangan aksiologi yaitu dapat mempercepat usaha peningkatan mutu kawasan, tidak diperlukan biaya besar, tidak terganggunya kegiatan organisasi, meningkatkan mutu pelayanan, Miarso 2004:250. Selanjutnya menurut Miarso, paling sedikit ada dua hal untuk dapat melaksanakan belajar mandiri yaitu : 1 digunakannya program belajar yang mengandung petunjuk untuk belajar mandiri oleh siswa dengan bantuan guru yang minimal 2 melibatkan siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri merupakan belajar terprogram atau terencana secara matang. Belajar mandiri pada prinsipnya adalah berdasarkan kebutuhan si pebelajar yang harus terpenuhi dengan motivasi intrinsik yang tinggi pada diri siswa dan minimalisasi keterlibatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah satu bantuan untuk belajar mandiri adalah program pembelajaran yang dibuat atau dikembangkan dalam media komputer yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Belajar mandiri bersifat individual namun pada pelaksanaannya dapat saja terjadi social learning yaitu berkolaborasi dengan siswa lainnya untuk mendiskusikan masalah yang terdapat pada program. 71

2.8 Standar isi Bidang Studi Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA MATERI KEMAGNETAN

2 10 76

Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Sekolah Menengah Atas Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi.

0 7 21

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS Rancang Bangun Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas Kelas XI Semester 1.

0 1 17

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS XI Rancang Bangun Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas Kelas XI Semester 1.

0 1 12

PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 12

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 6

KEEFEKTIFAN PELATIHAN PENGEMBANGAN WEBSITE SEKOLAH BAGI GURU–GURU MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SE-KOTA SEMARANG.

0 0 1

ANALISIS KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN PENGOLAHAN ANGKA DENGAN MICROSOFT EXCEL 2007 SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK.

1 6 289

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

0 2 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN KOMUNIKASI PADA MATERI KEMAGNETAN

0 0 11