Pengaruh Kebijakan Dividen,Volume Perdagangan Saham Dan Leverage Perusahaan Terhadap Harga Saham Setelah Ex Dividend Day Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN,VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP

HARGA SAHAM SETELAH EX DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

HOTBIN HASUGIAN

027017005/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN,VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP

HARGA SAHAM SETELAH EX DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

HOTBIN HASUGIAN

027017005/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM SETELAH EX DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Hotbin Hasugian Nomor Pokok : 027017005

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing :

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)(Drs. Zainul Bahri Torong, MSi. Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)


(4)

Telah Diuji Pada

Tanggal : 28 September 2008

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak

2. Drs. Syamsul Bahri, TRB, MM, Ak

3. Dra. Narumondang B, Siregar, SE, MM, Ak 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul :

“Pengaruh Kebijakan Dividen,Volume perdagangan Saham dan Leverage Perusahaan Terhadap Harga Saham Setelah Ex Dividend Day Di Bursa Efek Indonesia”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.

Medan, 7 Agustus 2008

Yang membuat pernyataan


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini adalah reaksi harga saham setelah ex dividend day yang dihubungkan dengan pengaruh dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan secara parsial dan simultan terhadap harga saham setelah ex dividen day di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam indeks LQ45.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode porposive sampling dan cross section.

Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder berupa dividen, volume perdagangan saham, leverage perusahaan dan harga saham setelah ex dividend day.Untuk melihat pengaruh ditentukan periode pengamatan 10 hari setelah peristiwa. Analisa statistik yang digunakan adalah analisa regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan secara parsial dan simultan terhadap harga saham setelah ex dividend day. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan tidak dapat dipergunakan untuk meramalkan harga saham oleh para investor.


(7)

ABSTRACT

This research is a real reaction of stock price of an extra dividend day which connected to dividend influences of Trading volume sharing and company leverage. This investigation aims to predict influence of dividend wisdom, Trading volume, and company leverage as partial of simultenously to stock price after ex dividend at Indonesian exchange including LQ45.

This method is used to investigate purposive sampling and cross section. While data to be used is a secondary data as dividend, sharing of commerce leverage and stock price after ex dividend day. To influence prediction of it based on watching period in 10 days after the event of statistics research is used simple regression analizing liniar.

The outcome of research is showing that there is no dividend of influenced wisdom sharing Trading volume and company leverage as partial of simultenously to stock price abter ex dividend day. Based on the outcome of investigation can be taken its abstraction that wisdom dividend, Trading volume and company leverage cannot be used for forcasting stock price by the investors.


(8)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala nikmat karunia dan hidayah-Nya yang senantiasa telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Volume Perdagangan Saham, Leverage Perusahaan Terhadap Harga Saham Setelah Ex Dividend Day di Bursa Efek Indonesia.” Tak lupa salam dan solawat penulis sampaikan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adapun penyusunan tesis ini merupakan tugas akhir untuk mencapai derajat Strata Dua (S2) pada Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari dalam penyelesaian tesis ini banyak mengalami tantangan, namun dapat terselesaikan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A(K)., selaku rektor Universitas Sumatera Utara

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., selaku direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi yang juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan dengan penuh kearifan dan kesabaran di sela-sela kesibukannya dari sejak awal hingga selesainya tesis ini.

4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis hingga terselesaikannya tesis ini.


(9)

5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, Ibu Dra. Narumundang B, Siregar, SE, MM, Ak, Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Komisi Pembanding dan Penguji yang telah banyak memberikan masukan pada penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

6. Seluruh Dosen dan staf pada sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.. 7. Rekan – rekan angkatan III, rekan- rekan di STIE IBBI dan STMIK Triguna

Dharma

8. Khusus buat teman baikku Rudi Hertanto,SE.M.Si.Ak. Titoyo SE, Rianto,SE, bangnda Amri Azhari S.Kom yang banyak memberikan semangat dan masukan. 9. Teristimewa kepada Ayahanda H.Ibrahim Hasugian, A.Ma dan ibunda Hj

Rosmawati Situmorang , bantuan materil dan kasih sayang yang takternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Juga kepada Kakanda Fatimah Z,SE, Msi Ak beserta Keluarga, adinda Tirolina Hasugian,S.Ag beserta suami, dinda Iptu Supriedi Hasugian ST dan Meirenta Hasugian Spdi, dr Zuhri Mardiah, dr Verliyanti. dr putu eka eni. Meri ST. Lanasyahputra,SE .Hairun Mahulae,ST telah memberikan semangat kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan jasanya. Akhirnya penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan tesis ini, untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan tesis ini dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis serta pihak lain yang memerlukannya.

Medan, 07 Agustus 2008 Penulis,


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Hotbin Hasugian

Tampat/Tgl. Lahir : Napahorsik, 06 Mei 1974 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Gol Darah : O

Alamat : Jl. Tirto No. 19 Medan Nama Orang Tua :

Nama Ayah : H. Ibrahim Hasugian, A.Ma Nama Ibu : Hj. Rosmawati Situmorang

Pekerjaan : Dosen

Pendidikan Tahun Lulus

- SD Negeri 173484 Parlilitan 1987

- SMP Negeri 1 Parlilitan 1990

- SMA Negeri 1 Balige 1993

- Sarjana Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 1999 - Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara 2008


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah Penelitian ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Penelitian... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Harga Saham ... 7

2.2 Kebijakan Dividen ... 9

2.3 Volume Perdagangan Saham ... 12

2.4 Financial Leverage ... 13


(12)

(Based On Litner Model) ... 15

2.6 Dampak Ex Dividend Day ... 18

2.7 Teori Contracting dalam Hubungannya dengan Kebijakan Dividen ... 19

2.8 Studi Peristiwa ... 23

2.9 Review Penelitian Terdahulu ... 24

2.10 Kerangka Konseptual ... 28

2.11 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Desain Penelitian ... 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 33

3.4 Prosedur Pengumpulan Data ... 35

3.5 Model Dan Teknik Analisis Data ... 35

3.6. Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian... 42

4.1.1. Uji Asumsi Klasik ... ... 42

4.1.2 Statistik Deskriptif Variabel ... 44

4.1.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 46


(13)

BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Penelitian... 58

5.3 Saran... 58


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 26 3.1 Distribusi sampel penelitian... 32 4.1 Uji Multikolinieritas... 44 4.2 Statistik Deskriptif untuk faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham... 45 4.3 Koefisien regresi linier sederhana dan nilai t hitung

untuk analisis hipotesis 1 ... 47 4.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)... 47 4.5 Koefisien regresi linier sederhana dan nilai t hitung

untuk analisis hipotesis 2 ... 49 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49 4.7 Koefisien regresi linier sederhana dan nilai t hitung

untuk analisis hipotesis 3 ... 51 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 51 4.9 Koefisien regresi linier sederhana dan nilai F hitung

untuk analisis hipotesis 4 ... 53 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Deskripsi Penelitian ... 65 2. Daftar saham perusahaan tercatat yang masuk dalam penghitungan

indeks LQ 45 periode Agustus 2004 s/d Januari 2005... 66 3. Daftar saham perusahaan tercatat yang masuk dalam penghitungan

indeks LQ 45 periode Februari 2005 s/d Agustus 2005 ... 67 4. Daftar saham perusahaan tercatat yang masuk dalam penghitungan

indeks LQ 45 periode Agustus 2005 s/d Januari 2006... 68 5. Daftar saham perusahaan tercatat yang masuk dalam penghitungan

indeks LQ 45 periode Februari 2006 s/d Juli 2006... 69 6. Daftar saham perusahaan tercatat yang masuk dalam penghitungan

indeks LQ 45 periode Agustus 2006 s/d Januari 2007... 70 7. Daftar saham perusahaan tercatat yang masuk dalam penghitungan

indeks LQ 45 periode Februari 2007 s/d Juli 2007... 71 8. Daftar 26 perusahaan yang masuk dalam penghitungan indeks

LQ 45 berturut-turut 2005 s/d 2008 (periode I dan II)... 72 9. Daftar 20 perusahaan yang masuk dalam penghitungan indeks

LQ 45 dan membagikan dividen berturut-turut 2005 s/d 2008

(periode I dan II) ... 73 10.Daftar harga saham pada ex dividen dan sesudah ex dividen tahun

2005, 2006 dan 2007... 74 11.Daftar Total debt dan equity tahun 2005, 2006 dan 2007... 79 12.Daftar cash dividen dan EPS tahun 2005 s/d 2007 ... 80 13.Daftar volume perdagangan pada ex dividen dan sesudah ex dividen

tahun 2005,2006 dan 2007 ... 81 14.Daftar return, dividen payment, rata-rata volume perdagangan

dan leverage tahun 2005, 2006 dan 2007... 88 15.Uji Normalitas ... 89 16.Hasil Uji Hipótesis ... 93


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan yaitu capital gain ataupun dividen. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham. Dalam hal ini pemegang saham berharap untuk mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar atau minimal relatif sama setiap tahun. Perusahaan juga menginginkan laba ditahan dalam jumlah relatif besar agar leluasa melakukan reinvestasi. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana untuk memenuhi dua kepentingan yang berbeda. Pembuatan keputusan yang tepat dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan nilai para pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang.

Miller dan Modligiani (1961) menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan dengan harga saham, dengan kata lain berapapun dividen yang dibayarkan tidak akan mempengaruhi harga saham. Gordon dan Linther (1956), mengemukakan teori mengenai bird in the hand, yang menyatakan bahwa dividen akan kecil resikonya jika dibandingkan dengan kenaikan nilai modal dan oleh karena itu biaya ekuitas perusahaan akan naik apabila dividen dikurangi sehingga suatu perusahaan dapat menetapkan suatu rasio pembagian dividen yang tinggi dan menawarkan hasil


(18)

dividen yang tinggi guna meminimumkan biaya modalnya. Berbagai teori tersebut nampaknya membuat dividen menjadi suatu yang menarik untuk diteliti. Pembagian dividen menyebabkan posisi kas perusahaan berkurang. Dividen merupakan cash outflow sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin kuat pula kemampuannya membayar dividen. Hal ini menyebabkan leverage (rasio hutang terhadap ekuitas) yang mencerminkan kemampuan ekuitas (modal sendiri) perusahaan dalam membayar hutangnya kepada kreditur.

Studi analisis pengaruh dividen dan leverage terhadap harga saham juga dilakukan oleh Muslikh (2001) menemukan bahwa hasil yang dicapai dalam studi ini menunjukkan bahwa F rasio lebih besar dari F tabel, hal ini berarti kebijakan dividen dan leverage secara bersama sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta (sekarang telah berubah menjadi Bursa Efek Indonesia). Sedangkan uji t test terhadap koefisien regresi menunjukan bahwa koefisien dividen signifikan , tetapi koefisien leverage tidak signifikan.

Wilson (1996), menguji besamya volume perdagangan di sekitar ex-dividend day. Dia menemukan bahwa satu minggu sebelum ex-devidend day volume perdagangan saham melonjak hingga 4 %. Koski dan Scruggs (1999) meneliti tentang perdagangan saham di sekitar ex-devidend day di New York Stock Exchange. Hasil penemuannya bahwa terdapat keterkaitan antara volume perdagangan saham secara langsung dengan dividend yield di sekitar ex-devidend day.


(19)

Penelitian tentang pengaruh rasio leverage terhadap return saham, diteliti oleh Surianti dan Indriantoro (1999) yang menemukan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan negativ dengan harga saham. Debt to equity ratio merupakan financial laverage yang dipertimbangkan sebagai variable keuangan dalam penelitian ini karena secara teoritis financial laverage menunjukkan rasio suatu perusahaan sehingga dampak pada ketidak pastian suatu harga saham. Debt to equity menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan equity yang dimiliki. Seorang investor yang menginvestasikan dananya pada surat berharga tidak bisa hanya melihat kecendrungan harga saham saja. Performa perusahaan akan tetap sebagai dasar yang sekaligus titik awal penilaian. Apabila debt to equity rationya tinggi menunjukkan resiko financial atau resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi dan sebaliknya.

Beberapa penelitian terdahulu telah mengiji pengaruh pembagian dividen tunai kepada pemegang saham, seperti Campbell dan Baraneks (1955) menyatakan bahwa dampak adanya pembagian dividen tunai kepada pemegang saham menyebabkan harga saham jatuh pada hari setelah pengumuman dividen (ex-dividen day).

Miller dan Modligiani (1961) menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan dengan harga saham, dengan kata lain berapapun dividen yang dibayarkan tidak akan mempengaruhi harga saham. Gordon dan Linther (1956), mengemukakan teori mengenai bird in the hand, yang menyatakan bahwa dividen akan kecil resikonya jika dibandingkan dengan kenaikan nilai modal dan oleh karena itu biaya ekuitas perusahaan akan naik apabila dividen dikurangi sehingga suatu perusahaan


(20)

dapat menetapkan suatu rasio pembagian dividen yang tinggi dan menawarkan hasil dividen yang tinggi guna meminimumkan biaya modalnya. Berbagai teori tersebut nampaknya membuat dividen dan leverage perusahaan menjadi suatu yang menarik untuk diteliti. Bayd dan Jagannathan (1994) melakukan pengujian terhadap perilaku harga saham pada waktu ex-devidend day. Mereka menyatakan adanya hubungan nonlinier antara persentase turunnya harga saham dengan dividend yield. Paling tidak keduanya telah memberikan suatu gambaran tentang adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan deviden pada waktu ex-dividend day.

Pujiono (2002) meneliti pengaruh kebijakan dividen, leverage perusahaan dan volume perdagangan saham terhadap harga saham pada waktu ex-dividend day menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara positif terhadap harga saham, volume perdagangan saham berpengaruh secara negatif terhadap harga saham dan leverage perusahaan berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan replikasi atas penelitian yang sudah ada. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dan pengembangan dari penelitian yang dilakukan peneliti sebelumya. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain ; penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan industri dan meneliti pada 2 lokasi yaitu Indonesia dan Singapura sedangkan penelitian ini pada perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia.


(21)

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan sebelumnya maka masalah penelitian ini di rumuskan sebagai berikut.

Apakah kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap harga saham setelah ex dividend day.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pendahuluan dan perumusan masalah maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan secara parsial dan simultan terhadap harga saham setelah ex dividend day.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat :

1. Untuk menambah bukti yang mampu menjelaskan secara baik pengaruh dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan terhadap harga saham setelah ex-dividend day.

2. Untuk menambah teori atas fenomena setelah ex-dividend day karena beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku setelah ex-dividend day secara empiris .

3. Penelitian ini dapat di jadikan sebagai acuan untuk penelitian penelitian selanjutnya yang sejenis.


(22)

4. Kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam mengambil keputusan.

1.5 Batasan Penelitian

A. Batasan waktu

Periode amatan dalam penelitian ini adalah tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. periode peristiwa ini ditetapkan 10 hari (sepuluh hari) sesudah peristiwa. Peristiwa lamanya jendela waktu tergantung pada jenis peristiwa. Jika peristiwa merupakan peristiwa yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor (mis, pengumuman laba dan pengumuman dividen) periode jendela dapat diperpendek, disebabkan oleh investor bereaksi dengan cepat (hartono,2005:418) B. Batasan Objek

Yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Harga Saham

Investor membeli saham karena mereka mengharapkan tingkat pengembalian yang baik atas investasi yang mereka lakukan tanpa suatu risiko yang cukup berarti. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diartikan melalui pemaksimuman harga saham dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain, pemaksimuman harga saham merupakan suatu tujuan yang paling penting dari perusahaan. Salah satu faktor yang menentukan harga saham adalah kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan aliran kas pada saat ini dan di masa yang akan datang. Ada tiga faktor utama menentukan aliran kas yaitu (1) jumlah penjualan, (2) laba operasi setelah pajak, (3) kelebihan modal. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran kas. Keseluruhan cara tersebut memerlukan penyertaan aktif dari setiap manager dalam perusahaan. Manajer keuangan juga harus memutuskan bagaimana untuk membelanjai perusahaan dan berapa persen dari keuntungan saat ini harus ditahan dan diinvestasikan kembali daripada dibagikan sebagai dividen. Setiap kebijakan investasi dan pembiayaan akan mempengaruhi level, waktu dan risiko dari aliran kas perusahaan, dan akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Secara umum, manajer


(24)

akan melakukan kebijakan pembiayaan dan investasi yang akan memaksimalkan harga saham dari perusahaan tersebut. Pada pasar yang efisien secara semi kuat, harga suatu saham akan merefleksikan secara penuh atas informasi yang tersedia di pasar saham. Oleh karena itu, pasar seharusnya bereaksi secara berbeda terhadap informasi antara perusahaan yang membayar dividen yang tinggi, sedang atau tidak membayar dividen sama sekali. Pasar juga akan bereaksi secara berbeda terhadap informasi antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh. Perbedaan harga saham ini hanya terjadi bila pasar saham adalah efisien semi kuat, dimana investor dapat merespon secara tepat atas informasi yang tersedia secara penuh di pasar modal. Dengan kata lain investor adalah canggih (sophicated investor), bukan investor yang naïve (Hartono et al., 1998).

Perbedaan harga saham antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh juga sesuai dengan salah satu dasar pembentukan harga saham yang percaya bahwa harga saham terjadi karena adanya aliran laba dan kas masa depan yang nilai sekarang (Foster et al., 1986). Perusahaan yang tumbuh mempunyai aliran laba dan kas masa depan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Kebijakan perusahaan pada perusahaan yang tumbuh merupakan implementasi contracting theory dan hal ini sebenarnya merupakan berita baik bagi investor sehingga mereka akan merespon berita tersebut secara positif pada harga saham.


(25)

Sebaliknya, perusahaan yang tidak tumbuh mempunyai kebijakan akuntansi, kebijakan dividen dan pendanaan yang bertolak belakang dengan perusahaan yang tumbuh. Hal ini berarti merupakan berita buruk bagi investor sehingga investor akan merespon berita tersebut secara negatif atau tidak meresponnya. (Subekti et al., 2001).

Abnormal return diperoleh disekitar tanggal pengumuman baik itu pengumuman laporan keuangan maupun pengumuman kebijaksanaan dividen dan hanya bersifat sementara saja. Semakin efisien suatu pasar, maka semakin cepat atau semakin sedikit waktunya investor dapat memperoleh abnormal return, hanya investor yang canggih saja yang mampu memperoleh abnormal return. Indikasi adanya perusahaan yang tumbuh adalah salah satu informasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh abnormal return disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan tahunan. Adanya abnormal return yang diperoleh disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan ini menunjukkan adanya kemampuan investor untuk merespon informasi tersebut.

2.2 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali didalam perusahaan.Model dasar harga saham memperlihatkan bahwa jika perusahaan bersangkutan menjalankan kebijaksanaan untuk membagikan tambahan dividen tunai, hal ini akan meningkatkan


(26)

nilai perusahaan yang tercermin dalam peningkatan harga saham .Namun jika dividen tunai meningkat, maka akan semakin sedikit dana yang tersedia untuk melakukan investasi kembali, sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan untuk masa mendatang akan rendah, dan hal ini akan menekan harga saham. Pembagian dividen perusahaan kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan berubahnya struktur modal perusahaan yaitu rasio antara hutang dan ekuitas akan semakin besar. Dampak yang ditimbulkan adalah para pelaku pasar akan berfikir negative terhadap perusahaan.

Menurut (Brigham dan Houston et al., 1998 : 543) mengatakan bahwa “Dividend irrelevance theory means the theory that a firm's dividend policy has no effect on either its value or its of capital”. Dan pengertian di atas dapat diartikan bahwa suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modal. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Devidend Payour Ratio (DPR)

tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen sebenamya tidak relevan untuk dipersoalkan.

Hal yang paling penting menurut Modigliani-Miller (Sartono et al., 2001 : 282) adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran investor akan diimbangi dengan jumlah yang sama baik dengan cara pembelanjaan ataupun pemenuhan dari dana yang lain. Modigliani-Miller (Sartono et al., : 282) membuktikan pendapatnya dengan menggunakan beberapa asumsi yaitu jika:


(27)

1. Pasar modal yang sempuma dan semua investor bersikap rasional 2. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan 3. Tidak ada biaya emisi dan biaya transaksi

4. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan 5. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang

kesempatan investasi.

Dari penjabaran di atas Modigliani-Miller (Sartino et al., 2001 : 282) menyimpulkan bahwa apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Dengan demikian kenaikan pemdapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru, sehingga laba yang diperoleh dan dibagikan sebagai dividen maupun akan di tahan dalam bentuk laba ditahan mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.

Menurut (Brigham dan Houston et al.,1998 : 573) mengatakan bahwa “Bird in the Hand Theory that the firm's value will be maximized by a high dividend payout ratio, because investors regard cash dividend as being less risky than potential capital gains”. Teori ini merupakan teori yang dicetuskan oleh Myron J. Gordon dan Jhon Lintner'(Sartono et al., 2001: 284) yang berpendapat bahwa tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor akan meningkat yang diakibatkan karena adanya penurunan pembayaran dividen. Investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu capital gain


(28)

Myron J. Gordon dan Jhon Lintner (Sartono et al., 2001 : 284) juga berpendapat bahwa kemungkinan capital gain yang diharapkan adalah lebih besar resikonya dibandingkan dengan dividend Yield yang pasti. Sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk setiap pengurangan dividend yield. Menurut (Brigham dan Houston et al., 1998:573) menyatakan bahwa “The tax disadvantage theory states that because long term capital gains are subject too less onerous taxes than dividend, investor prefer to have companies retained comings rather than pay them out as dividend”. Menurut (Sartono et al., 2001 : 288) teori ini berpendapat bahwa dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi daripada capital gain yang menyebabkan investor akan meminta keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dan dividen yield yang juga tinggi dari pada saham dengan dividen yield yang rendah, sehingga disarankan bagi perusahaan lebih baik menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak.

2.3 Volume Perdagangan Saham

Dihubungkan dengan volume, suatu laporan diumumkan memiliki kandungan informasi yang apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar. Data mengenai volume perdagangan ini penting untuk diamati karena apabila dibandingkan dengan total lembar saham beredar dapat menunjukkan likuid tidaknya saham-saham diperjual belikan di atas bursa. Banyak faktor yang mempengaruhi volume perdagangan, ini berhubungan berat dengan heterogenitas investor dalam


(29)

informasi, kesempatan investasi perindividu dan perdagangan perindividu dan perdagangan yang rasional untuk tujuan yang berdasarkan informasi maupun tidak berdasarkan informasi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Michaely dan Vila (1995) memberikan petunjuk bahwa masih adanya information content dari kebijakan dividen yang dibuat oleh perusahaan.

Baron dan Kenny (1986) yaitu :

1. ”Ada dasar teori atau logika penelitian sebelumnya yang menyatakan ada hubungan antara kebijakan dividen dengan volume perdagangan saham.

2. Ada dasar teori atau logika penelitian sebelumnya yang menyatakan ada hubungan antara variable volume perdagangan saham dengan harga saham.

3. Ada dasar teori atau logika penelitian sebelumnya yang menyatakan ada hubungan antara kebijakan dividen dengan harga saham.”

Penelitian tentang volume perdagangan saham sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

2.4 Financial Leverage

Financial Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang

untuk membiayai investasinya (Sartono et al., 1998:127) Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau Leverage factor = 0 artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang. Semakin rendah leverage factor, perusahaan mempunyai risiko yang kecil jika kondisi ekonomi merosot.


(30)

Penggunaan hutang bagi perusahaan memiliki tiga dimensi (Sutrisno et a.,l 2001:249) yaitu (1) Pemberian kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan (2) dengan menggunakan dana hutang, maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat, dan (3) dengan menggunakan hutang, pemilik mendapatkan dana tanpa kehilangan pengendalian pada perusahaannya.

Pembiayaan dengan hutang dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan perusahaan dalam membiayai usahanya kemampuan perusahaan dengan hanya mengandalkan modal sendiri seringkali terbatas, sehingga pembiayaan dengan hutang lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembiayaan ekuiti karena pembayaran bunga bisa sebagai pengurang pajak (Moin et al., 2003:141). Namun demikian penggunaan hutang terlalu besar akan mempertinggi kemungkinan tidak bisa mengembalikan hutang karena harus membayar angsuran dan bunga tetap. Semakin besar tingkat leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah hutang yang digunakan dan semakin besar resiko bisnis yang dihadapi terutama apabila kondisi perekonomian memburuk. Sehingga semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan finansial (finansial distress).

Dalam penelitian ini leverage merupakan perbandingan antara nilai buku tota hutang dengan modal sendiri perusahaan pada periode tertentu. Untuk pendekatan konservatif besarnya hutang maksimal sama dengan


(31)

hutang modal sendiri artinya rasionya maksimal 100% (Sutrisno et al., 2001:248). Pemilihan variabel ini mengacu pada penelitian Tandelilin (1997:101). DER =

equity hutang total

2.5 Dividend Information Signaling Theory (Based On Litner Model)

Menurut (Birgham dan Houston et al., 1998 : 573) mengatakan bahwa the “Information Content of dividend or signaling effect to the fact that investor regard an unexpected dividend changes as a signal of management 's forcast of future”

earning. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa perubahan dividen yang diharapkan oleh investor dapat dijadikan sinyal untuk meramalkan kemampuan laba perusahaan. Dengan adanya sinyal dari dividen tersebut maka jika perusahaan menginformasikan dividen yang akan dibagikan lebih kecil dari yang diharapkan investor berarti memperburuk nilai perusahaan dari sudut pandang investor, tetapi jika pembagian dividen lebih besar atau sama seperti yang diharapkan investor maka akan membuat nilai perusahaan baik dari sudut pandang investor.

Informasi perubahan dividen akan diikuti oleh keinginan investor terhadap kemampuan laba perusahaan dimasa yang akan datang yang menjadi pemicu perubahan nilai perusahaan (Firm's Volution). Menurut Penman (2003 : 87) menyatakan bahwa “Dividend announcements might be convey information that effect stock price. Dividend increase are often greeted as good news, an indicator that the firm will earn more in the future, and cuts dividends are often greeted a bad


(32)

news”. Pemyataan ini mengandung arti bahwa penerbitan saham dan pembelian kembali saham yang dihubungkan dengan pengumuman dividen akan berdampak terhadap harga saham. Meningkatnya dividen maka akan memberikan kabar baik yang mengandung arti bahwa nilai perusahaan akan baik di masa yang akan datang yang menyebabkan harga perusahaan akan meningkat di bursa, tetapi sebaliknya penurunan dividen akan memberikan kabar buruk yang mengandung arti bahwa memburuknya nilai perusahaan yang menyebabkan harga saham mengalami penurunan di pasar bursa.

Menurut Miler dan Rorke (Setawan dan Subekti et al., 2004 : 807) Dividend Signaling theory merupakan teori yang menyatakan bahwa pengumuman dividen merupakan sinyal yang diberikan oleh manajer mengenai keyakinan mereka tentang perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Manajer sebagai pihak internal perusahaan tertentu mempunyai akses yang lebih baik mengenai kemampuan perusahaan dan mereka dapat menyampaikan keyakinannya tentang perkembangan perusahan kepada investor melalui pengumuman inviden, Gelb dalam(Setawan dan Subekti et al., 2004 : 807) membuktikan bahwa dividen merupakan suatu sinyal yang baik untuk menyampaikan maksud perusahaan kepada investor.

Pengumuman dividen dapat digunakan investor untuk memperkecil asimetri informasi dengan manejer, sehingga pengumuman dividen merupakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Oleh karena itu dividen mempunyai kandungan informasi yang berguna (Setiawan dan Subekti et al., 2004: 807).


(33)

Menurut (Brigham dan Houston et al., 1998:573) mengatakan bahwa the Clientile effect suggest that ratio policy. Pernyataan ini mengandung arti bahwa ada kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan deviden yang didisain oleh perusahaan, dan jika demikian maka hal ini dapat menolong untuk menjelaskan mengapa harga saham dapat berubah sesudah atau sebelum pengumuman dividen, dimana argumennya adalah setelah perusahaan menetapkan dividen, selanjutnya akan menarik sekumpulan “clientele” yang terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan dividen tersebut (Muchyarsah et al., 1999: 30).

Menurut Smit dan Watts (1992) hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan dividen dapat diidentifikasi melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam satu peride tertentu maka semakin kecil dividen yang diberikan, karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flow-nya rendah (Jensen et al., 1986 dalam Smith dan Watts 1992). Hal ini sesuai dengan hipotesis pecking order (Myers dan Majluf 1984, dalam Hartono 1999) bahwa perusahaan yang profitable memiliki dorongan membayar dividen relatif kecil dalam rangka memilih dana internal yang lebih banyak untuk membiayai proyek-proyek investasinya. Bahkan bagi perusahaan bertumbuh, peningkatan dividen dapat menjadi berita buruk karena diduga perusahaan telah mengurangi rencana investasinya (Hartono et al., 1999). Kebijaksanaan dividen menunjukkan bahwa perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijaksanaan pembayaran


(34)

dividen yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Hasil ini membuktikan bahwa perusahaan yang tumbuh lebih besar menahan laba untuk kepentingan investasi dibandingkan dengan dividen yang harus dibayarkan.

2.6 Dampak Ex-dividend Day

Investor pada ex-dividend day secara otomatis akan berpikir bahwa pembagian dividen akan memberikan dampak pada harga saham. Pemikiran ini disebabkan karena investor telah kehilangan hak atas return dari dividen dan melihat prospek ke depan perusahaan yang membagi dividen. Para pemikiran pertama (Husnan et al., 1998), investor yang berkeinginan mendapat keuntungan dalam bentuk capital gain, lebih memilih untuk tidak membeli saham tersebut. Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai return yang telah hilang. Sedangkan pada pemikiran kedua (M Ratna et al 2003), investor melihat bahwa apabila perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar dividen kepada pemegang saham, maka akan mempengaruhi cash flow perusahaan yang nantinya dapat menganggu operasi perusahaan. Apabila dana yang dikeluarkan bisa menganggu jalannya operasi, otomatis dapat juga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Adanya dua pemikiran tersebut secara logika harga atau nilai saham di pasar akan mengalami penurunan (Weston and Brigham et al., 1998)


(35)

Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para pelaku pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan. (Campbell and Beranek’s, 1995) menyatakan bahwa “Pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham turun pada waktu ex-dividend day”.

2.7 Teori Contracting dalam Hubungannya dengan Kebijakan Dividen

Teori kontrak menggunakan asumsi utama bahwa pemilihan kebijaksanaan ditujukan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Anggapan ini muncul setelah adanya perdebatan keberadaan ide akuntansi positif (positive accounting idea). Akuntansi positif menjelaskan bahwa perbedaan prosedur akuntansi dan kebijaksanaan perusahaan dikarenakan perangai pengurus (Watts & Zimmerman et al., 1990). Perbedaan prosedur akuntansi dan kebijaksanaan perusahaan berhubungan dengan perspektif kontrak efisien (perspective of efficiency contracting) dan sudut pandang pengurus yang mementingkan dirinya sendiri (opportunism management view). Dalam perspektif akuntansi yang efisien, manajer akan memilih metode akuntansi yang dapat meminimumkan agency cost, dan akan memaksimumkan nilai perusahaan.


(36)

Berdasarkan ciri-ciri dan agency cost maka perbedaan antara perusahaan yang menggunakan perspektif akuntansi yang efisien, akan mencari suatu solusi yang terbaik dalam pengimplementasian kebijaksanaan perusahaan saham (Skinner et al., 1993). Sebaliknya, dari sudut pandang pengurus yang mementingkan dirinya sendiri, perbedaan dalam pilihan prosedur akuntansi dan kebijaksanaan perusahaan sebagai akibat dari kecenderungan pengurus dalam merespon kontrak untuk mengoptimalkan kepentingannya.

Smith dan Watts telah menguji perspektif efficiency contracting, mereka menguji hubungan antara ciri-ciri perusahaan dan kesempatan investasi. Smith dan Watts membuat prediksi mengenai arah hubungan antara kesempatan investasi dan kebijaksanaan pendanaan, dividend dan kompensasi perusahaan. Mereka menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki peluang tumbuh diharapkan akan memiliki debt to equity yang lebih rendah dalam struktur modal. Hal ini dikarenakan pembelanjaan melalui ekuiti akan mengurangi masalah-masalah agensi yang potensial berasosiasi dengan hutang yang beresiko dalam struktur modalnya (Myers, 1977), Smith dan Watts (1992) juga menemukan bukti bahwa perusahaan tumbuh cenderung untuk mengikuti pembayaran dividen yang rendah untuk mengurangi agency problem yang berasosiasi dengan free cash flow. Secara keseluruhan mereka memberikan bukti yang mendukung pendapat bahwa keputusan kebijaksanaan perusahaan dimotivasi oleh keinginan manajer


(37)

untuk menyelesaikan konflik secara efisien antara perusahaan dengan pihak-pihak internal dan eksternal yang melakukan kontrak.

Menurut Smith dan Watts (1992) free cash flow perusahaan berkaitan dengan investasi dan kebijaksanaan dividen. Semakin besar jumlah investasi dalam satu periode, semakin kecil dividen yang dibayarkan dan semakin besar perusahaan tersebut mengeluarkan ekuiti yang baru. Jensen (1986) memberi argumen bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh mempunyai free cash flow yang lebih kecil dan pembayaran dividen yang lebih rendah. Sehingga akan ada hubungan antara proporsi asset in place dan dividend yield.

Ada dua argumen yang menguatkan dugaan tersebut. Pertama, Rozedd (1982) dan Easterbrook (1984) mengemukakan bahwa pengeluaran ekuiti yang baru menurunkan agency cost melalui penyediaan pengawasan yang efektif. Perusahaan yang memiliki pilihan tumbuh yang rendah, jarang melakukan pengeluaran ekuiti yang baru jika perusahaan tersebut melakukan pembayaran dividen yang lebih efektif. Kedua, perjanjian dividen yang menetapkan jumlah maksimum pembayaran dividen secara efektif memaksa persyaratan investasi yang minimum (Smith & Warner et al., 1979 kalay 1982) dengan demikian, akan mengurangi masalah investasi yang rendah. Semakin tinggi pembatasan kebijaksanaan dividen, maka akan semakin sedikit kemungkinan manajer untuk mengambil suatu projek investasi yang memiliki nilai sekarang yang negatif. Perusahaan yang memiliki pilihan


(38)

investasi yang menguntungkan akan mampu menghadapi pembatasan-pembatasan deviden. Sehingga perusahaan yang memiliki pilihan tumbuh yang lebih banyak diharapkan akan membayar dividen yang lebih rendah. Anggapan ini konsisten dengan hipotesis pecking order (Myer dan Majluf et al.,1984). Hipotesis tersebut mengemukakan bahwa perusahaan yang menguntungkan termotivasi untuk membayar dividen yang lebih sedikit sebagai salah satu cara untuk mendapatkan dana internal yang lebih besar untuk projek-projek investasi perusahaan tersebut. Selanjutnya, untuk perusahaan yang tumbuh, peningkatan dividen akan menjadi pertana buruk karena dianggap perusahaan tersebut akan mengurangi rencana-rencana investasi (Hartono et al.,1999)

Barclay dkk mengemukakan bahwa penentuan kebijaksanaan dividen berkaitan dengan masalah free cash flow perusahaan. Perusahaan yang pertumbuhannya tinggi dengan mempunyai kesempatan yang besar memungkinkan untuk membayar dividen yang rendah karena mereka mempunyai kesempatan yang menguntungkan dalam mendanai investasinya secara internal sehingga perusahaan tidak tergoda untuk membagikan lebih besar labanya kepada pemegang saham sebagai dividen. Sebaliknya, perusahaan yang pertumbuhannya rendah berusaha menarik dana dari luar untuk mendanai investasinya dengan mengorbankan sebahagian besar labanya dalam bentuk dividen maupun bunga. Pernyataan ini menurut Barclay dan Smith (1998) konsisten dengan prediksi teori contracting yang


(39)

mengisyaratkan bahwa perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh lebih besar akan mempunyai hutang yang lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalah-masalah yang berkaitan dengan hutangnya.

2.8 Studi Peristiwa

Studi peristiwa (event study) mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (even) yang informasinya dipublikasikan ke pasar. Studi ini dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Hartono et al.,2005: 70). Definisi lain tentang studi peristiwa yaitu studi yang bertujuan untuk mengukur suatu peristiwa dengan tingkat pengembalian (return) dari suatu surat berharga (Kritzman et a.,1994)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa even study dikembangkan untuk menganalisa reaksi pasar atas suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan, Peristiwa tersebut meliputi baik peristiwa ekonomi maupun peristiwa non ekonomi untuk mengetahui ada tidaknya abnormal return yang diperoleh pemegang saham. Even study digunakan untuk:

1. Untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman atau peristiwa dengan menganalisis abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Pengujian


(40)

kandungan informasi ini dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu pengumuman dalam bentuk perubahan harga saham. Untuk mengukur reaksi pasar ini digunakan pendekatan abnormal return yang akan memberikan hasil. (Hartono.,et al 2005:73)

2. Ada abnormal return jika pengumuman mengandung informasi

3. Tidak ada abnormal return jika pengumuman tidak mengandung informasi

2.9 Review Penelitian Terdahulu

Studi tentang fenomena ex-dividend day masih merupakan topik yang menarik untuk dikaji ulang. Seperti yang telah dilakukan oleh Elton dan Gruber (1970), Boyd dan Jagannathan (1994), Michaelay dan Vila (1995), Campbell dan Baranek (1999). Mereka meneliti dan mengulas tentang “Dampak kebijakan dividen terhadap harga saham pada hari setelah pengumuman pembayaran dividen”.

Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti dan melakukan pengujian mengenai perilaku harga saham pada waktu ex dividend day. Boyd dan Jagannathan (1994) melakukan penelitian untuk melihat “Dampak yang diakibatkan dengan adanya kebijaksanaan dividen”. Dalam teori yang dikembangkan mereka menyatakan adanya hubungan nonlinear antara persentase turunnya harga saham dengan dividend yield. Hasil yang didapat dari penelitian empirisnya mendukung teori yang mereka kembangkan. Hasil


(41)

penelitian mereka tersebut telah memberikan suatu gambaran tentang adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend day.

Ada kenaikan varian return yang signifikan pada saat pengumuman dividen dan hari setelah pengumuman dividen (French dan Dubofsky, 1986). Perbedaan varian ini muncul dimungkinkan oleh perbedaan respon pasar pada waktu pengumuman dividen dan pada waktu ex dividend day. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh dua kondisi menyebabkan hasil yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan Michaely dan Vila (1995) melihat “Heterogenitas investor, harga dan volume perdagangan saham pada waktu ex-dividend day”. Penelitian mereka memberi suatu kesimpulan bahwa harga saham akan jatuh pada waktu ex-dividend day, heterogenitas dan volume perdagangan saham juga mengalami penurunan yang sangat drastis. Penelitian ini juga memberi suatu kesimpulan bahwa masih adanya information content dari kebijakan dividen yang dibuat oleh perusahaan.

Wilson (1996) melakukan suatu penelitian yang menguji besarnya “Volume perdagangan saham di sekitar tanggal ex-dividend day”. Hasil ini secara konsisten memperlihatkan bahwa kebijakan dividen terkait dengan waktu perdagangan. Selain itu ditemukan juga bahwa seminggu sebelum

ex-dividend day, volume perdagangan saham melonjak 3% sampai 4%.


(42)

menganalisis tentang perdagangan saham disekitar ex-dividend day di NYSE. Hasil temuan ini berupa bukti tentang adanya keterkaitan antara abnormal return volume perdagangan secara langsung dengan dividend yield. Dengan mengemukakan adanya abnormal volume perdagangan saham sekitar ex-dividend day.

Pujiono (2002) melakukan penelitian tentang fenomena ex-dividend day pada emerging market. Penelitian yang dilakukannya mengambil lokasi pada 2 negara yaitu Indonesia dan Singapora. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga penelitian tersebut perlu dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan untuk mengatasi keterbatasan yang di dapat pada penelitian sebelumnya.

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu NAMA PENELITI/THN LINGKUP PENELITIAN HASIL PENELITIAN French dan Dubofstky 1986

variansi return saham pada saat

pengumuman dividend dan hari sesudah

pengumuman dividen

Adanya kenaikan variansi yang signifikan pada hasil sesudah pengumuman.

Boyd dan Jagannathan 1994

Pengujian terhadap perilaku harga saham pada waktu

ex-dividend day

Adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend day.

Michaely dan Vila 1995

Heterogenitas investor, harga dan volume perdagangan pada waktu ex-dividend day

Harga saham jatuh pada waktu ex-dividend day, heterogenitas dan volume penjualan saham juga mengalami penurunan yang cukup drastis juga memberikan petunjuk bahwa masih adanya


(43)

information content dari kebijakan dividen yang dibuat oleh perusahaan.

Wilson 1996 Menguji besarnya volume pedagangan disekitar tanggal ex-dividend day.

Menguji besarnya volume pedagangan disekitar tanggal ex-dividend day. Hasilnya memperlihatkan bahwa

kebijakan dividen terkait dengan waktu perdagangan juga bahwa seminggu sebelum ex-dividend day volume perdagangan melonjak hingga 3% hingga 4%.

Koski dan Scruggs 1998

Analisa tentang perdagangan saham disekitar ex-dividen day di NYSE.

Adanya keterkaitan antara abnormal volume perdagangan secara langsung dengan

dividend yield. Penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang menemukan adanya abnormal volume perdagangan saham sekitar ex-dividend day.

Bharwaj dan Brooks 1999

fenomene ex-dividend day.hasil yang diperoleh dalam jangka pendek

Hasil yang diperoleh dalam jangka pendek muncul adanya perbedaan antara dividend income dan penurunan harga saham pada wakt ex-dividend day.

Pujiono 2002 Pengaruh kebijakan dividend terhadap harga saham pada waktu ex-dividend day.

Dividen berpengaruh secara positif terhadap harga saham, Volume perdagangan

berpengaruh secara negatif dan leverage berpengaruh secara positif terhadap harga saham.


(44)

2.10 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tinjauan pustaka, maka disusun kerangka penelitian sebagai berikut :

1. X1 ( kebijakan dividen )dinyatakan sebagai variable independen yang mempengaruhi harga saham setelah ex dividend day

2. X2 (volume perdagangan saham) dinyatakan sebagai variabel independen yang mempengaruhi harga saham setelah ex dividend day 3. X3 (Leverage perusahaan) dinyatakan sebagai variabel independen

yang mempengaruhi harga saham selah ex dividend day

4. Y ( Harga saham ) dinyatakan sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan.

Gambar 1. Kerangka konseptual Leverage perusahaan

X3

Volume perdagangan saham

X2

Kebijakan dividen X1

Harga saham Y


(45)

2.11 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual, maka dapat dibangun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak terdapat pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham

dan leverage perusahaan secara parsial dan simultan terhadap harga saham setelah ex-dividend day.

H1 = Terdapat pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan

leverage perusahaan secara parsial dan simultan terhadap harga saham setelah ex-dividend day


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan ilmiah dengan menggunakan struktur teori untuk membangun satu atau lebih hipotesis yang membutuhkan pengujian secara kuantitatif dan statistik. Metode pengukuran yang digunakan data random dan crossection selama 3 tahun yaitu dari tahun 2005-2007. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini adalah ingin menguji pengaruh antara variable yang menjadi objek penelitian, maka penelitian ini juga dirancang sedemikian rupa untuk dapat mencapai tujuan yang dimaksud.

3.2 Populasi dan sampel penelitian

Populasi untuk penelitian ini adalah semua saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam kategori LQ45 selama 3 tahun.

Pemilihan sample dalam penelitian ini dengan menggunakan metodepurposive sampling, yaitu pengambilan sample dari suatu populasi dengan tujuan tertentu.

Katigori LQ45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus ). LQ45 memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan memiliki reputasi tinggi. Untuk mengambil sample dari semua perusahaan yang termasuk dalam kelompok saham LQ45 di BEI. Dalam buku panduan indeks BEI (2007)


(47)

menyebutkan untuk masuk dalam pemilihan saham LQ45, suatu saham harus memenuhi criteria berikut ini:

a. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham dipasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)

b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)

c. Telah tercatat di BEI selama sedikit 3 bulan

d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler

Bursa efek Indonesia memantau secara rutin perkembangan kinerja komponen saham yang termasuk dalam LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham. Penggantian saham akan dilakukan setiap enem bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi LQ45, maka saham tersebut dikeluarkan dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.

Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah saham yang termasuk dalam kelompok saham LQ45 selama periode pengamatan. Periode pengamatan dalam penelitian ini mulai tahun 2005 sampai tahun 2007 yang berarti masuk dalam enem periode pemilihan (penilaian) saham LQ45 oleh BEI . Oleh karena kelompok saham LQ45 adalah berjumlah 45 saham maka saham yang dipilih sebagai sampel adalah saham yang masuk dalam periode I dan periode II penilaian BEI. Jumlah saham yang masuk pada periode I dan Periode II adalah 26 saham,


(48)

kemudian pertimbangan data yang tersedia menyangkut Dividen, volume, leverage dan harga saham, 6 saham dari 26 saham tersebut dikeluarkan lagi dengan alasan kurang konsisten. Saham yang memenuhi syarat adalah sebesar 20 saham perusahaan.

Dari penjelasan tersebut kriteria sampel yang diambil adalah :

1. Perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45 selama periode pengamatan mulai tahun 2005 sampai dengan 2007.

2. Perusahaan yang mengumumkan dividen berturut-turut dalam periode observasi. 3. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan tahunan untuk mengetahui leverage

perusahaan dalam periode observasi.

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Penelitian

Tahun Periode I Periode II Sampel akhir Keterangan

2005 45 33 33 Terdaftar dalam LQ45 dan

membayar dividen

2006 26 26 26 Terdaftar dalam LQ45 dan

membayar divide

2007 20 20 20 Terdaftar dalam LQ45 dan

selama 6 periode dari

tahun 2005-2007 membayar dividen


(49)

3.3 Definisi Operasional dan pengukuran Variabel A. Definisi operasional

Variabel independen pada penelitian ini adalah kebijakan dividen yaitu suatu kebijakan perusahaan yang membagikan laba atau dividen payout. Volume perdagangan saham dalam penelitian ini adalah volume perdagangan saham perusahaan setelah ex dividen day.

Leverage perusahaan dalam penelitia ini adalah rasio antara hutang terhadap equity, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham yaitu kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan aliran kas setelah ex dividen day. B. Pengukuran variabel

Pengukuran untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 1. Harga Saham

Proksi perubahan harga saham perusahaan dalam penelitian ini adalah Return (tingkat pengembalian) ,yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

1 1

− −

− =

t t t it

P P P

R

Notasi :

Rit = Return sesungguhnya saham i pada hari ke-t Pit = harga saham i pada hari ke t


(50)

2. Kebijakan Dividen

Indikator dari kebijakan dividen ini adalah Deviden Payout Ratio yakni rasio pembayaran dividen kepada kepada para pemegang saham. Dividen payout rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Dividen / Share

DIVPAY = Earning / Share

3. Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham diukur dengan menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan seluruh saham yang dijadikan sample setelah ex dividend day.

T TVA

TVA=

Notasi :

TVA = aktivitas volume perdagangan T=jumlah hari periode amatan 4. Leverage Perusahaan

Leverage perusahaan diukur dengan menggunakan rasio total hutang terhadap total asset, dengan demikian rumus leverage adalah sebagai berikut:

Equity g TotalHu


(51)

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan,harga saham penutup setelah ex dividend day, volume perdagangan setelah ex dividen day dan leverage perusahaan dari laporan keuangan tahunan.. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode random dan crossection. Sumber data penelitian ini berasal dari Indonesia Capital Market Directory yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta untuk tahun 2005,2006, dan 2007 sesuai periode amatan.

3.5 Model dan Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui apakah kebijakan dividen,volume perdagangan saham dan leverage perusahaan mempengaruhi harga saham setelah ex dividend day dilakukan dengan analisa data kuantitatif dan informasi yang dikumpulkan melalui studi dokumentasi, kemudian data kuantitatif akan diolah dengan bantuan statistik

Untuk hipotesis 1. Kebijakan dividen berpengaruh terhadap Harga saham setelah ex dividend day, diukur dengan persamaan:

Y = a + b1 X1+ Dimana:

Y = Harga saham a = Konstanta


(52)

X1 = Kebijakan Dividen

Untuk hipotesis 2. Volume perdadgangan berpengaruh terhadap Harga saham setelah ex dividend day,diukur dengan persamaan:

Y = a + b2X2+ Dimana:

Y = Harga saham a = Konstanta

b2 = Koifisien estimasi X2 = Volume perdagangan.

Untuk hipotesis 3. Leverage perusahaan berpengaruh terhadap Harga saham setelah ex dividend day,diukur dengan persamaan:

Y = a + b3 X3+ Dimana:

Y = Harga saham a = Konstanta

b3 = Koifisien estimasi X3 = Leverage perusahaan

Untuk hipotesis 4. Kebijakan dividen, Volume perdagangan, Leverage perusahaan berpengaruh terhadap Harga saham setelah ex dividend day, diukur dengan persamaan:


(53)

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3 + Dimana:

Y = Harga saham a = Konstanta

b1 = Koifisien estimasi X1 = Kebijakan Dividen X2 = Volume perdagangan X3 = Leverage perusahaan

Pengujian hipotesa dilakukan menggunakan software SPSS (Statistical Program Social Sains) . Pengujian tersebut meliputi :

a. Uji Normalitas

Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell Shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :

1. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi distribusi data adalah normal.


(54)

Uji normalitas dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Signifikan Level atau Sig. (1 tailed). Dari semua table pengujian terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,025 artinya bahwa data berdistribusi Normal, dan dengan demikian memenuhi syarat untuk dianalisis secara parametrik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian data yaitu uji asumsi klasik. Pengujian tersebut meliputi pengujian :

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-varibel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah : (1). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2). Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini dimaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas.

Untuk melihat multikolinieritas antara Dividen, Volume Perdagangan Saham dan Laverage dapat dinyatakan dengan besaran korelasi antara :


(55)

2. Dividen dengan Laverage

3. Volume Perdagangan Saham dengan Laverage

Hipotesa yang diuji pada multikolinieritas adalah :

H10 : ρ = 0 (tidak terdapat multikolinieritas antara Dividen dengan Volume

Perdagangan Saham)

H20 : ρ = 0 (tidak terdapat multikolinieritas antara Volume Perdagangan Saham

dengan Harga Saham setelah ex dividend day)

H30 : ρ = 0 (tidak terdapat multikolinieritas antara leverage dengan Harga Saham

setelah ex dividend day).

Tolak hipotesa jika Sig. (1 tailed) perhitungan SPSS < 0,05 (tabel korelasi) Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Sig. (1 tailed) dalam tabel korelasi. Jika nilai Sig. (1 tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independent. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinieritas, jika korelasi diantara variabel independen lebih kecil dari 0,05

3.6 Pengujian hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis, Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan alat uji sebagai berikut:


(56)

1. Uji -t

Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil perhitungan berdasarkan sample yang terpilih. Oleh karena itu, disamping uji-uji yang dilakukan diatas, juga dilakukan uji –t untuk masing-masing nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen bisa dilihat dari probabilitas variabel independen dibandingkan dengan tingkat kesalahannya ( ). Jika probabilitas variabel independen lebih besar dari tingkat kesalahannya ( ) maka variabel independen tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel independen lebih kecil dari tingkat kesalahan ( ) maka variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian

Dimana : t hitung < t tabel =H0 ditolak t hitung > t tabel = H0 diterima 2. Uji F

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independent terhadap variabel dependent. Pengambilan keputusannya dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent dalam model mempenaruhi variabel independen.


(57)

Dimana : F hitung < F tabel = H0 diterima


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang telah dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data.

4.1 Hasil Penelitian

Pengujian hipotesa dilakukan menggunakan software SPSS (Statistical Program Social Sains) . Pengujian tersebut meliputi :

4.1.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell Shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.

Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :

1. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi distribusi data adalah normal.


(1)

Rata-rata 32,088,650 Rata-rata 75,240,400 Rata-rata 40,534,300

BNGA FINAL Tanggal

Volume ( Lembar

) BNGA Tanggal Volume ( Lembar ) BNGA Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 5/14/2007 7,751,000 Ex Deviden 5/1/2006 19,904,500 5/31/2005 71,985,500

5/15/2007 7,980,500 5/2/2006 113,784,500 6/1/2005 17,527,000 5/16/2007 29,963,500 5/3/2006 139,408,500 6/2/2005 9,538,000 5/21/2007 23,930,500 5/4/2006 86,305,500 6/3/2005 14,305,500 5/22/2007 43,877,500 5/5/2006 51,865,000 6/6/2005 74,102,000 5/23/2007 42,653,000 5/8/2006 67,163,500 6/7/2005 52,048,500 5/24/2007 50,518,000 5/9/2006 87,307,500 6/8/2005 19,293,500 5/25/2007 21,633,000 5/10/2006 36,811,000 6/9/2005 14,964,000 5/28/2007 36,399,500 5/11/2006 41,255,500 6/10/2005 5,543,000 5/29/2007 35,379,000 5/12/2006 58,566,000 6/13/2005 7,380,000 5/30/2007 19,713,000 5/15/2006 168,950,500 6/14/2005 16,706,500 Jumlah 312,047,500 Jumlah 851,417,500 Jumlah 231,408,000 Rata-rata 31,204,750 Rata-rata 85,141,750 Rata-rata 23,140,800

BNII Tanggal

Volume ( Lembar

) BNII Tanggal Volume ( Lembar ) BNII Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 6/13/2007 36,164,500 Ex Deviden 5/17/2006 585,311,500 5/20/2005 12,840,000

6/14/2007 53,043,000 5/18/2006 237,901,000 5/23/2005 3,869,000 6/15/2007 103,496,000 5/19/2006 49,316,500 5/25/2005 18,050,500 6/18/2007 37,699,000 5/22/2006 295,907,500 5/26/2005 32,155,000 6/19/2007 16,674,000 5/23/2006 198,843,500 5/27/2005 22,054,000 6/20/2007 101,747,500 5/24/2006 105,934,000 5/30/2005 11,898,500 6/21/2007 25,698,500 5/29/2006 93,145,500 5/31/2005 192,510,500 6/22/2007 30,384,000 5/30/2006 143,626,000 6/1/2005 57,924,000 6/25/2007 32,430,000 5/31/2006 68,086,500 6/2/2005 46,097,000 6/26/2007 122,799,500 6/1/2006 38,317,500 6/3/2005 2,851,500 6/27/2007 60,224,000 6/2/2006 36,612,500 6/6/2005 46,361,000 Jumlah 584,195,500 Jumlah 1,267,690,500 Jumlah 433,771,000 Rata-rata 58,419,550 Rata-rata 126,769,050 Rata-rata 43,377,100

BUMI Final +

Interim Tanggal

Volume ( Lembar

) Bumi Tanggal Volume ( Lembar ) Bumi Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 6/14/2007 90,846,000 Ex Deviden 6/13/2006 62,634,500 8/10/2005 53,925,000

6/15/2007 233,664,500 6/14/2006 69,097,500 8/11/2005 32,942,000 6/18/2007 338,542,500 6/15/2006 38,694,000 8/12/2005 16,093,500 6/19/2007 217,103,500 6/16/2006 13,777,000 8/15/2005 44,781,500 6/20/2007 151,222,000 6/19/2006 52,112,500 8/16/2005 16,632,000 6/21/2007 81,363,500 6/20/2006 25,071,000 8/18/2005 48,742,500 6/22/2007 151,410,500 6/21/2006 15,835,000 8/19/2005 51,158,500 6/25/2007 98,559,500 6/22/2006 17,358,500 8/22/2005 44,676,000


(2)

6/26/2007 81,894,500 6/23/2006 21,129,500 8/23/2005 31,791,000 6/27/2007 71,469,500 6/26/2006 26,158,500 8/24/2005 82,231,500 6/28/2007 82,982,500 6/27/2006 54,246,000 8/25/2005 110,461,000 Jumlah 1,508,212,500 Jumlah 333,479,500 Jumlah 479,509,500 Rata-rata 150,821,250 Rata-rata 33,347,950 Rata-rata 47,950,950

INCO Final Tanggal

Volume ( Lembar

) INCO Tanggal Volume ( Lembar ) INCO Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 4/25/2007 943,500 Ex Deviden 4/26/2006 775,000 5/20/2005 91,000

4/26/2007 890,000 4/27/2006 474,500 5/23/2005 111,000 4/27/2007 570,000 4/28/2006 543,500 5/25/2005 328,000 4/30/2007 410,500 5/1/2006 97,000 5/26/2005 818,500 5/1/2007 529,000 5/2/2006 1,076,000 5/27/2005 627,000 5/2/2007 604,500 5/3/2006 1,134,500 5/30/2005 230,000 5/3/2007 1,822,500 5/4/2006 596,500 5/31/2005 2,083,000 5/4/2007 652,000 5/5/2006 122,500 6/1/2005 479,000 5/7/2007 1,388,500 5/8/2006 226,000 6/2/2005 1,309,000 5/8/2007 1,050,000 5/9/2006 1,383,500 6/3/2005 636,000 5/9/2007 1,310,000 5/10/2006 1,571,000 6/6/2005 94,000 Jumlah 9,227,000 Jumlah 7,225,000 Jumlah 6,715,500 Rata-rata 922,700 Rata-rata 722,500 Rata-rata 671,550

INDF Tanggal

Volume ( Lembar

) INDF Tanggal Volume ( Lembar ) INDF Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 7/30/2007 16,043,000 Ex Deviden 7/21/2006 31,245,000 7/29/2005 12,501,000

7/31/2007 14,899,000 7/24/2006 17,942,500 8/1/2005 12,101,000 8/1/2007 27,190,000 7/25/2006 41,976,500 8/2/2005 3,456,000 8/2/2007 31,994,000 7/26/2006 17,043,500 8/3/2005 17,291,500 8/3/2007 19,440,000 7/27/2006 83,798,000 8/4/2005 30,115,000 8/6/2007 26,540,000 7/28/2006 12,461,000 8/5/2005 22,416,000 8/7/2007 13,920,000 7/31/2006 25,849,000 8/8/2005 17,899,500 8/8/2007 14,020,000 8/1/2006 46,023,000 8/9/2005 11,446,000 8/9/2007 16,564,500 8/2/2006 30,863,000 8/10/2005 15,752,000 8/10/2007 9,758,500 8/3/2006 32,235,000 8/11/2005 16,018,000 8/13/2007 5,677,500 8/4/2006 8,676,000 8/12/2005 13,993,500 Jumlah 180,003,500 Jumlah 316,867,500 Jumlah 160,488,500 Rata-rata 18,000,350 Rata-rata 31,686,750 Rata-rata 16,048,850

ISAT Tanggal

Volume ( Lembar

) ISAT Tanggal Volume ( Lembar ) ISAT Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 6/27/2007 4,740,000 Ex Deviden 7/21/2006 4,212,500 6/29/2005 3,313,500

6/28/2007 2,392,500 7/24/2006 8,589,500 6/30/2005 700,500 6/29/2007 20,361,000 7/25/2006 9,276,500 7/1/2005 2,529,500 7/2/2007 5,904,000 7/26/2006 8,063,500 7/4/2005 6,944,500


(3)

7/3/2007 7,353,500 7/27/2006 11,573,500 7/5/2005 2,689,500 7/4/2007 9,653,500 7/28/2006 17,514,500 7/6/2005 3,225,500 7/5/2007 3,940,000 7/31/2006 10,600,000 7/7/2005 7,223,500 7/6/2007 3,684,500 8/1/2006 10,870,500 7/8/2005 1,358,000 7/9/2007 4,280,000 8/2/2006 13,147,000 7/11/2005 2,837,500 7/10/2007 17,925,500 8/3/2006 22,568,000 7/12/2005 2,143,000 7/11/2007 11,022,000 8/4/2006 5,601,000 7/13/2005 3,747,500 Jumlah 86,516,500 Jumlah 117,804,000 Jumlah 33,399,000 Rata-rata 8,651,650 Rata-rata 11,780,400 Rata-rata 3,339,900

MEDC Tanggal

Volume ( Lembar

) MEDC Tanggal Volume ( Lembar ) MEDC Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 6/20/2007 3,348,500 Ex Deviden 5/30/2006 10,827,500 7/1/2005 369,500

6/21/2007 12,826,500 5/31/2006 9,048,500 7/4/2005 277,500 6/22/2007 4,114,500 6/1/2006 5,392,000 7/5/2005 1,608,000 6/25/2007 1,106,000 6/2/2006 6,043,500 7/6/2005 1,605,000 6/26/2007 11,049,000 6/5/2006 7,597,500 7/7/2005 937,500 6/27/2007 4,855,500 6/6/2006 6,072,000 7/8/2005 795,000 6/28/2007 10,492,500 6/7/2006 10,082,500 7/11/2005 887,000 6/29/2007 12,828,500 6/8/2006 16,609,500 7/12/2005 646,500 7/2/2007 3,416,000 6/9/2006 12,026,500 7/13/2005 2,796,000 7/3/2007 5,688,000 6/12/2006 8,610,000 7/14/2005 582,000 7/4/2007 2,270,000 6/13/2006 14,365,000 7/15/2005 544,500 Jumlah 68,646,500 Jumlah 95,847,000 Jumlah 10,679,000 Rata-rata 6,864,650 Rata-rata 9,584,700 Rata-rata 1,067,900

PGAS Tanggal

Volume ( Lembar

) PGAS Tanggal Volume ( Lembar ) PGAS Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 6/25/2007 23,278,500 7/3/2006 2,824,500 6/23/2005 2,123,500

6/26/2007 25,136,500 7/4/2006 5,557,000 6/24/2005 3,082,000 6/27/2007 15,839,000 7/5/2006 1,938,000 6/27/2005 13,212,000 6/28/2007 6,020,500 7/6/2006 1,701,500 6/28/2005 8,013,000 6/29/2007 9,773,500 7/7/2006 4,136,000 6/29/2005 18,444,000 7/2/2007 5,167,500 7/10/2006 7,711,000 6/30/2005 18,178,500 7/3/2007 28,130,000 7/11/2006 5,001,500 7/1/2005 13,300,000 7/4/2007 50,502,000 7/12/2006 12,628,500 7/4/2005 7,985,500 7/5/2007 19,217,000 7/13/2006 8,964,000 7/5/2005 20,188,000 7/6/2007 31,222,000 7/14/2006 3,727,500 7/6/2005 3,863,500 7/9/2007 27,111,500 7/17/2006 6,599,000 7/7/2005 1,050,000 Jumlah 218,119,500 Jumlah 57,964,000 Jumlah 107,316,500 Rata-rata 21,811,950 Rata-rata 5,796,400 Rata-rata 10,731,650

PTBA Tanggal

Volume ( Lembar

) PTBA Tanggal Volume ( Lembar ) PTBA Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 5/30/2007 19,294,500 6/5/2006 7,805,500 7/6/2005 5,247,500


(4)

5/31/2007 42,433,000 6/6/2006 7,594,500 7/7/2005 7,852,500 6/4/2007 47,441,500 6/7/2006 8,794,500 7/8/2005 1,866,000 6/5/2007 29,111,000 6/8/2006 31,220,500 7/11/2005 5,978,500 6/6/2007 47,909,000 6/9/2006 43,389,500 7/12/2005 4,338,500 6/7/2007 57,110,500 6/12/2006 32,681,000 7/13/2005 2,797,000 6/8/2007 41,050,000 6/13/2006 12,579,000 7/14/2005 4,211,500 6/11/2007 85,282,000 6/14/2006 7,010,500 7/15/2005 2,847,000 6/12/2007 45,184,500 6/15/2006 76,262,500 7/18/2005 1,174,000 6/13/2007 42,943,000 6/16/2006 14,337,500 7/19/2005 1,559,500 6/14/2007 25,590,000 6/19/2006 1,427,500 7/20/2005 1,636,000 Jumlah 464,054,500 Jumlah 235,297,000 Jumlah 34,260,500 Rata-rata 46,405,450 Rata-rata 23,529,700 Rata-rata 3,426,050

TLKM Tanggal

Volume ( Lembar

) TLKM Tanggal Volume ( Lembar ) TLKM Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 7/23/2007 22,959,500 7/24/2006 21,608,500 5/18/2005 20,032,500

7/24/2007 12,494,000 7/25/2006 16,011,000 5/19/2005 17,468,500 7/25/2007 19,405,000 7/26/2006 7,757,000 5/20/2005 8,697,500 7/26/2007 35,427,500 7/27/2006 18,853,000 5/23/2005 14,473,000 7/27/2007 31,477,500 7/28/2006 18,140,500 5/25/2005 26,792,500 7/30/2007 17,908,000 7/31/2006 20,151,500 5/26/2005 16,020,000 7/31/2007 32,842,000 8/1/2006 27,624,500 5/27/2005 5,509,500 8/1/2007 29,016,500 8/2/2006 28,492,000 5/30/2005 8,251,500 8/2/2007 17,968,500 8/3/2006 21,760,500 5/31/2005 29,681,000 8/3/2007 10,231,000 8/4/2006 8,953,500 6/1/2005 9,241,500 8/6/2007 16,859,500 8/7/2006 16,414,500 6/2/2005 25,355,000 Jumlah 223,629,500 Jumlah 184,158,000 Jumlah 161,490,000 Rata-rata 22,362,950 Rata-rata 18,415,800 Rata-rata 16,149,000

UNSP Tanggal

Volume ( Lembar

) UNSP Tanggal Volume ( Lembar ) UNSP Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 6/12/2007 11,726,000 Ex Deviden 6/30/2006 25,367,000 6/14/2005 448,500

6/13/2007 19,532,500 7/3/2006 15,884,000 6/15/2005 1,020,500 6/14/2007 9,847,500 7/4/2006 32,311,500 6/16/2005 1,076,000 6/15/2007 2,779,000 7/5/2006 70,701,500 6/17/2005 521,500 6/18/2007 20,227,000 7/6/2006 40,876,500 6/20/2005 1,140,500 6/19/2007 2,315,000 7/7/2006 7,621,000 6/21/2005 1,480,000 6/20/2007 8,924,500 7/10/2006 13,383,500 6/22/2005 3,350,000 6/21/2007 7,512,500 7/11/2006 39,019,000 6/23/2005 531,000 6/22/2007 4,042,000 7/12/2006 7,490,000 6/24/2005 368,500 6/25/2007 5,394,500 7/13/2006 3,909,000 6/27/2005 133,000 6/26/2007 6,442,000 7/14/2006 12,299,500 6/28/2005 22,500


(5)

Jumlah 87,016,500 Jumlah 243,495,500 Jumlah 9,643,500 Rata-rata 8,701,650 Rata-rata 24,349,550 Rata-rata 964,350

UNTR Final Tanggal

Volume ( Lembar

) UNTR Final Tanggal Volume ( Lembar ) UNTR Tanggal Volume ( Lembar ) Ex Deviden 6/21/2007 2,763,500 6/13/2006 6,000,500 6/23/2005 7,258,000

6/22/2007 2,151,000 6/14/2006 2,344,000 6/24/2005 4,236,500 6/25/2007 1,046,500 6/15/2006 3,888,500 6/27/2005 876,000 6/26/2007 1,369,000 6/16/2006 10,270,500 6/28/2005 2,692,000 6/27/2007 3,442,000 6/19/2006 5,308,500 6/29/2005 8,191,000 6/28/2007 4,448,500 6/20/2006 4,279,500 6/30/2005 4,517,000 6/29/2007 19,137,500 6/21/2006 4,894,000 7/1/2005 2,563,000 7/2/2007 5,938,000 6/22/2006 4,567,000 7/4/2005 2,871,000 7/3/2007 6,562,000 6/23/2006 4,152,500 7/5/2005 975,500 7/4/2007 2,340,000 6/26/2006 982,500 7/6/2005 631,000 7/5/2007 12,812,000 6/27/2006 1,873,000 7/7/2005 4,553,000 Jumlah 59,246,500 Jumlah 42,560,000 Jumlah 32,106,000 Rata-rata 5,924,650 Rata-rata 4,256,000 Rata-rata 3,210,600


(6)

DAFTAR RETURN, DIVIDEN PAYMENT, RATA-RATA VOLUME PERDAGANGAN DAN LEVERAGE TAHUN 2005, 2006 DAN 2007

Data tahun 2005 Data tahun 2006 Data tahun 2007

Harga Div.Pay Volume Laverage Harga Div.Pay Volume Laverage Harga Div.Pay Volume Laverage 0.005000 0.299000 2046450 5.190000 0.001066 0.842000 55107500 3.270000 -0.006585 0.335200 4157800 0.320000 -0.004497 0.655000 22945100 5.500000 0.001399 0.245000 45310150 5.500000 0.001163 0.137800 24082800 5.360000 0.002223 0.791000 32946750 3.110000 0.019862 0.645000 77698750 5.700000 0.005901 0.605100 9499100 5.370000 -0.002058 1.174000 27719750 3.110000 -0.002704 0.534000 54653350 1.410000 0.002496 0.579500 35270500 1.220000 0.005554 0.747000 22524100 8.480000 0.034793 0.670000 35306700 8.790000 -0.000900 0.464500 9322450 9.660000 0.007277 1.484000 18709300 8.190000 0.004026 0.439000 33166200 3.170000 -0.002528 0.429400 18673550 8.710000 -0.005819 0.864000 12297550 6.870000 0.012318 1.003000 72679150 2.670000 0.002501 0.310500 2783450 7.470000 0.004794 0.631000 43534300 10.350000 0.008314 0.125000 75240400 7.160000 0.000101 0.333800 32088650 9.910000 0.004171 1.138000 33140800 9.480000 0.007544 0.229000 85141750 9.720000 -0.002310 0.000000 31204750 8.410000 0.000550 0.643000 38377100 9.340000 -0.009238 0.906000 96769050 3.040000 -0.001642 0.563290 58419550 7.290000 -0.008336 1.079000 37950950 7.840000 0.023855 0.097000 13347950 5.230000 0.013451 0.577000 20821250 7.620000 0.003655 0.448000 22671550 0.270000 0.009440 0.209000 74722500 0.240000 0.008906 0.783470 922700 5.260000 -0.000501 1.346000 26048850 2.330000 -0.001167 0.064000 59584700 2.130000 -0.006259 0.269600 8000350 2.620000 -0.002462 0.899000 23339900 4.280000 0.008636 0.577000 51780400 4.240000 0.008952 0.345300 18651650 1.720000 -0.002864 1.240000 18067900 7.720000 0.027471 1.007000 79584700 2.210000 0.000025 0.488000 16864650 2.410000 -0.002839 0.667000 30731650 5.830000 -0.002963 0.250000 55796400 5.240000 -0.007978 0.560250 21811950 2.240000 -0.006353 0.833000 13426050 3.350000 -0.008805 0.480000 23529700 0.350000 0.013777 0.319400 46405450 5.400000 0.009877 0.365000 16149000 4.400000 0.018590 0.489000 18415800 1.390000 -0.003800 0.456800 22362950 5.160000 0.002264 0.822000 8964350 1.540000 0.011301 0.730000 24349550 7.780000 0.004595 0.213300 8701650 2.350000 0.002124 0.795000 28210600 4.580000 0.004129 0.475000 4256000 1.440000 0.016208 0.276700 15924650 5.260000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

2 21 39

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

Pengaruh Pengumuman Dividen Tunai Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia.

0 0 8

PENGARUH PUBLIKASI DIVIDEN TERHADAP REAKSI HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2001-2004.

0 1 14

PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN PADA SAAT EX-DEVIDEND DAY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH EX-DIVIDEND DATE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Kebijakan Pemberian Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Pada Waktu Ex-Dividen Day Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta.

0 0 6

Reaksi harga dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman dividen.

0 0 122

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013.

0 2 99