Keabsahan Data METODE PENELITIAN

ialah setiap bahan tertulis ataupun film, berbeda dengan record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Menurut Moleong 2012: 217-219, ada dua tipe dokumen yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi meliputi buku harian, surat pribadi, dan otobiografi. Sedangkan dokumen resmi terdiri dari dua dokumen, yaitu dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi atau aturan tertentu yang berlaku di kalangan sendiri. Dan dokumen eksternal yang mliputi majalah, bulletin, surat pernyataan, laporan, dan sebagainya. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dokumen merupakan sumber data tambahan untuk mendukung sumber data utama yang stabil dan memiliki tingkat kepercayaan yang cukup tinggi akan kebenaran atau keabsahan. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen resmi seperti akta notaries, arsip lembaga struktur organisasi, data pendidik dan warga belajar, kurikulum, laporan, dan sebagainya, dan foto-foto yang diambil pihak Lily’s Music School dan peneliti pada saat melakukan observasi.

3.7 Keabsahan Data

Afifuddin dan Saebani 2009: 143-144 menjelaskan bahwa terdapat empat kriteria dalam metodologi penelitian kualitatif yaitu: 3.7.1 Keabsahan konstruk construct validity. Berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang diukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Dalam menguji keabsahan data peneliti dapat menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan dan sebagai perbandingan terhadap data itu dalam Moleong, 2011: 330. Teknik triangulasi yang digunakan adalah menggunakan sumber data dan informasi yang diperoleh dari pemilik dan instrukturstaf pengajar di lembaga kursus musik Lily’s Music School Semarang sehingga data yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan. Menurut Patton dalam Afifuddin dan Saebani, 2009: 143-144, macam- macam triangulasi data dalam teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan ada empat yaitu: 1 triangulasi data, seperti: dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi, dan sebagainya yang memiliki sudut pandang yang berbeda; 2 triangulasi pengamat, yaitu pengamat di luar peneliti yang memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini adalah pembimbing; 3 triangulasi teori, dengan menggunakan dari berbagai sumber yang berbeda untuk memastikan data yang terkumpul sudah memenuhi syarat; dan 4 triangulasi metode, dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara yang ditunjang dengan observasi dan dokumentasi. Denzin dalam Moleong, 2007: 330 juga membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. 3.7.2 Keabsahan internal internal validity. Merupakan konsep yang mengacu pada sejauh mana kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat diperoleh melalui analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas penelitian kualitatif akan selalu berubah dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan yang berbeda pula. 3.7.3 Keabsahan eksternal eksternal validity. Mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Penelitian kualitatif memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus lain yang memiliki konteks yang sama. 3.7.4 Keajegan reability. Dalam penelitian kualitatif keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila dilakukan kembali penelitian terhadap subjek yang sama. Konsep keajegan dalam penelitian kualitatif menekankan pada desain penelitian dan metode serta teknik pengumpulan data dan analisis data. Kuswarno 2009: 74-75 menjelaskan bahwa Humphrey dalam Phenomenological Research Methods, memberi contoh teknik validasi dengan mengirimkan hasil penelitian pada masing-masing informan, dan memintanya untuk mengoreksi atau memberi masukan. Sedangkan Dukes 1984 dalam Creswell mengajukan verifikasi data oleh peneliti luar. Poin-poin yang dapat diajukan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian fenomenologi antara lain sebagai berikut: a. Konfirmasi kepada beberapa peneliti, terutama yang memiliki pola-pola yang mirip. b. Verifikasi data oleh pembaca naskah hasil penelitian eureka faktor, terutama yang berkaitan dengan penjelasan logis dan kecocokan data terhadap peristiwa yang dialami pembaca naskah. c. Analisis rasional dari pengelolaan spontan, melalui pertanyaan: apakah pola penejelasan cocok dan logis? Apakah bisa digunakan untuk pola penjelasan lain? d. Peneliti dapat menggolongkan data di bawah data yang sama. Prinsip untuk membangun kebenaran di dalam penelitian fenomenologi yaitu dimulai dari persepsi peneliti sendiri, sebagai orang yang membuat sintesis hasil penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data