Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif karena penelitian ini bertujuan menguraikan tentang kejadian-kejadian berdasarkan data baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis tentang penyelenggaraan program kursus musik di Lily’s Music School Semarang. Bersifat kualitatif karena prosedur penelitian dilakukan dengan cara menggambarkan, melukiskan keadaan subjek atau objek yang sedang diteliti saat itu seseorang, lembaga kependidikan, dan lain-lain berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan berusaha mengemukakan satu dengan yang lain di dalam aspek-aspek yang diselidiki. Menurut Afifuddin dan Saebeni 2009: 57-58 bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti secara alamiah yang biasa disebut dengan metode penelitian naturalistic, dimana peneliti merupakan instrument kunci dalam penelitian tersebut, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Kriteria dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu berusaha untuk mendapatkan informasi data yang selengkap mungkin mengenai penyelenggaraan program kursus musik di Lily’s Music School Semarang. 49 3.1.2 Pendekatan Penelitian Metode penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Karena mempelajari bagaimana fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti bagaimana fenomena tersebut bernilai atau diterima secara estetis. Fenomena tiada lain adalah fakta yang disadari, dan masuk ke dalam pemahaman manusia. Fenomenologi merefleksikan pengalaman langsung manusia, sejauh pengalaman itu secara intensif berhubungan dengan suatu objek Kuswarno, 2009: 2. Kata fenomenologis berasal dari Bahasa Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang tampak, yang terlihat karena bercakupan. Dalam Bahasa Indonesia artinya gejala. Fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon atau segala sesuatu yang menampakkan diri Afifuddin dan Saebeni, 2009: 27. Penyelidikan fenomenologis bermula dari diam. Keadaan “diam” merupakan tindakan untuk mengungkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti dengan menekankan pada aspek-aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia konseptual subjek yang ditelitinya sedemikian rupa agar mereka mengerti apa dan bagaimana pengertianmakna yang dikembangkan mereka dari peristiwa sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Fenomenolog percaya bahwa pada makhluk hidup terdapat berbagai cara untuk meng-interpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain, dan bahwa makna dari pengalamanlah yang membentuk kenyataan. Kuswarno 2009: 38 menjelaskan bahwa Ciri-ciri penelitian fenomenologi antara lain: 1 focus pada sesuatu yang Nampak dan keluar dari apa yang diyakini sebagai kebenaran dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari; 2 fenomenologi tertarik pada keseluruhan fenomena dari berbagai sudut pandang dan perspektif; 3 mencari makna dan hakikat dari penampakkan dengan intuisi dan refleksi dalam tindakan sadar melalui pengalaman; 4 fenomenologi mendeskriptifkan pengalaman, bukan menjelaskan atau menganalisisnya. Deskripsi akan mempertahankan fenomena itu seperti apa adanya, dan menonjolkan sifat alamiah tekstur, kualitas, dan sifat-sifat penunjang dari suatu fenomena, serta mebuat fenomena menjadi “hidup” dalam term yang akurat dan lengkap. Dengan kata lain sama “hidup”-nya antara yang tampak dalam kesadaran dengan yang terlihat oleh panca indera; 5 berakar pada pertanyaan-pertanyaan yang langsung berhubungan dengan makna dari fenomena yang diteliti; 6 integrasi dari subjek dan objek, pengalaman akan suatu tindakan akan membuat objek menjadi subjek, dan subjek menjadi objek; 7 investigasi yang dilakukan dalam kerangka intersubjektif, realitas adalah salah satu bagian dari proses secara keseluruhan; 8 data yang diperoleh melalui berpikir, intuisi, refleksi, dan penilaian menjadi bukti-bukti utama dalam pengetahuan ilmiah; dan 9 pertanyaan-pertanyaan penelitian harus dirumuskan dengansangat hati-hati, kata yang dipilih adalah kata yang paling utama sehingga menunjukkan makna yang utama pula. Dengan demikian pendekatan fenomenologis sangat relevan untuk digunakan dalam penelitian kualitatif, dalam rangka mengungkapkan realitas dari suatu fenomena yang terjadi di lapangan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian