BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Pendidikan Non Formal PNF
2.1.1 Pengertian PNF Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan Non
Formal menurut David R. Evans, 1981 dalam Marzuki, 2012: 95 adalah kegiatan pendidikan yang terorganisasikan di luar sistem Pendidikan Formal. Sedangkan
Philip Combs menegaskan bahwa Pendidikan Non Formal adalah setiap pendidikan yang terorganisasi di luar sistem Pendidikan Formal yang
diselenggarakan secara tersendiri atau merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih luas, yang ditujukan pada warga belajar di dalam mencapai
tujuan belajarnya. Napitupulu, 1982 dalam Sutarto, 2007: 12. Dari beberapa definisi Pendidikan Non Formal tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa Pendidikan Non Formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara fleksibel dan sistematis dan bergerak diluar
penyelenggaraaan Pendidikan Formal. 2.1.2
Tujuan PNF Sutarto 2007: 46 bahwa Pendidikan Non Formal sebagai sub-sistem dari
Sistem Pendidikan Nasional, diselenggarakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat, mempunyai tujuan untuk: 1 meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, 2 meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, 3 mempertinggi
16
budi pekerti, 3 memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, 4 menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri, serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Sanapiah Faisal, 1981 dalam Sutarto 2007: 47 Pendidikan
Non Formal harus dirancang agar mampu mengembangkan sumber daya manusia, baik daya fisiknya, daya pikirnya, daya cipta rasa dan karsanya, daya budi, dan
daya karyanya. Dari penjelasan tersebut diharapkan agar warga masyarakat memiliki
kemampuan untuk berkembang menjadi tenaga yang produktif dalam rangka pembangunan.
2.1.3 Fungsi PNF Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab VI Pasal 26 Ayat 1 bahwa Pendidikan Non Formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, danatau pelengkap Pendidikan Formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Dan pada ayat 2 dijelaskan bahwa
Pendidikan Non Formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian professional. Keterkaitan antara Pendidikan Non Formal dengan Pendidikan Formal
dilihat dari fungsinya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: Pendidikan Non Formal sebagai pelengkap complementary education, tambahan supplementary
16
education, dan pengganti substitution education Pendidikan Formal. Sutarto, 2007: 9.
Maksud dari Pendidikan Non Formal sebagai pelengkap Pendidikan Formal adalah apabila Pendidikan Non Formal diselenggarakan untuk melengkapi
adanya kekurangan program pendidikan yang dirasakan sangat diperlukan dan memang belum pernah diterima oleh peserta didik dalam Pendidikan Formal.
Sebagai tambahan Pendidikan Formal yaitu apabila Pendidikan Non Formal diselenggarakan untuk menambah pengetauan ataupun keterampilan yang
dapat menunjang pemenuhan kebutuhan peserta didik yang bersifat kurikuler maupun nonkurikuler, misalnya: kursus musik, kursus menjahit, kursus masak,
dan sebagainya. Sebagai pengganti Pendidikan Formal yaitu apabila Pendidikan Non
Formal memberikan peluang kepada peserta didik warga belajar untuk memperoleh kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tertentu melalui jalur
Pendidikan Non Formal, biasa dikenal dengan nama Program Kejar Paket yang meliputi Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SMP, dan Kejar Paket C
setara SMA. Pendidikan Non Formal mempunyai fungsi melayani kebutuhan masyarakat yang sifat dan jenisnya selalu berubah-ubah sejalan dengan perubahan
situasi dan kondisi yang ada di dalam masyarakat. 2.1.4 Karakteristik PNF
Characteristics of Non-Formal Education according to Fordham, 1983: p.2 dalam Egbezor, 2008 there are four major characteristics of non-formal
education which under-lines its significance in contemporary education quest.
They are outlined thus: 1 That non-formal education is very relevant to the needs of disadvantaged groups in their society which are often not well catered for by
the school, 2 It is concerned with specific categories of persons, 3 It is focused on clearly defined purposes such as learning through distance education and
HIVAIDS as well as family education, 4 It is flexible in organization and method.
Menurut model yang digunakan Paulston dalam Sudjana, 2001: 29-33 menggambarkan mengenai karakteristik Pendidikan Non Formal yang dibagi ke
dalam lima dimensi yaitu sebagai berikut: Pertama, karakteristik PNF dari dimensi tujuan, meliputi: 1 Pendidikan
Non Formal bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fungsional tertentu di masa kini dan masa depan; dan 2 Kurang menekankan akan pentingnya ijazah. Hasil
belajar, berijazah atau tidak dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau di masyarakat.
Kedua, karakteristik PNF dari dimensi waktu, meliputi: 1 Relatif singkat. Jarang lebih dari satu tahun, pada umumnya kurang dari satu tahun. Lama
penyelenggaraan program tergantung pada kebutuhan belajar warga belajar. Persyaratan untuk mengikuti program pendidikan ialah kebutuhan, minat, dan
kesempatan; 2 Menekankan pada masa sekarang. Memusatkan layanan untuk memenuhi kebutuhan warga belajar dalam meningkatkan kemampuan sosial dan
ekonominya. Ketiga, karakteristik PNF dari dimensi isi program, meliputi: 1
Kurikulum berpusat pada kepentingan warga belajar. Kurikulum bermacam ragam
sesuai dengan perbedaan kebutuhan belajar warga belajar dan potensi di daerah pendidikan; 2 Mengutamakan aplikasi. Kurikulum lebih menekankan pada
pemilikan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan warga belajar dan lingkungannya; dan 3 Persyaratan masuk ditetapkan bersama warga belajar.
Karena program diarahkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dari potensi warga belajar maka kualifikasi pendidikan sekolah sering tidak menjadi persyaratan
utama. Keempat, karakteristik PNF dari dimensi program pembelajaran, meliputi:
1 Dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga. Kegiatan belajar dilakukan di berbagai lingkungan komunitas, tempat kerja atau satuan Pendidikan Non
Formal sanggar kegiatan belajar, pusat latihan; 2 Berkaitan dengan kehidupan warga belajar dan masyarakat. Pada waktu mengikuti pendidikan, warga belajar
berkomunikasi dengan dunia kehidupan atau pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional dengan kegiatan belajar; 3 Struktur program yang
luwes. Jenis dan urutan program kegiatan belajar bervariasi. Pengembangan program dapat dilakukan sewaktu program sedang berjalan; 4 Berpusat pada
warga belajar. Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan sumber belajar dari berbagai keahlian dan juru didik, warga belajar dapat menjadi sumber belajar, dan
lebih menekankan belajar daripada mengajar; dan 5 Penghematan sumber- sumber yang tersedia. Memanfaatkan tenaga dan sarana yang terdapat di
masyarakat dan lingkungan kerja dalam rangka menghemat biaya. Kelima, karakteristik PNF dari dimensi pengendalian, meliputi: 1
Dilakukan oleh pelaksanaan program peserta didik. Pengendalian tidak terpusat,
koordinasi dilakukan pada lembaga-lembaga terkait. Otonomi pada tingkan program dan daerah dengan menekankan inisiatif dan partisipasi masyarakat; dan
2 Pendekatan demokratis hubungan antara pendidikan dengan warga belajar bercorak hubungan sejajar atas dasar kefungsian. Pembinaan program dilakukan
secara demokratik.
2.2 Kursus Musik