Latar Belakang Model e-Leadership SMK Swasta Kota Bandarlampung (Studi Komparatif pada Guru SMK Swasta yang Senjang Secara Digital di Kota Bandarlampung)

mengomunikasikan implementasi teknologi TIK di sekolah. Bahkan ditandaskan lagi bahwa kepala sekolah justru merupakan fasilitator perubahan tersebut. Menurut Shen dalam Chang, I.-H., Chin, J. M., Hsu, C.-M, 2008 pengembangan teknologi secara historis difasilitasi peradaban manusia yang progresif, lingkungan hidup ditingkatkan dan meningkatkan kesejahteraan manusia TIK sebagai alat belajar yang penting dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pemanfaatan teknologi informasi sekolah ini dirancang untuk membantu siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, mengembangkan siswa melek teknologi menjadi semakin penting. Menurut Scott, 2005 dalam Chang, I.- H., Chin, J. M., Hsu, C.-M, 2008 kepala sekolah harus memiliki dasar keterampilan teknologi informasi untuk mendukung staf dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan era informasi. Menurut Tan, S.C., Ong, K.K. A, 2011 mengemukakan peran e-leadership kepala sekolah dan menyimpulkan bahwa e-leadership merupakan prediktor yang kuat dalam menentukan tingkat penggunaan teknologi di sekolahnya. Di mana peran utama telah bergeser dari fokus manajemen ke lingkup yang lebih luas, yaitu siswa dalam praktik belajar. Mencerminkan visi pembangunan, fasilitas dan mendukung kepemimpinan untuk menciptakan perubahan pendidikan yang berkualitas. Teknologi baru yang berkaitan dengan standar dan indikator kinerja untuk administrasi pun telah dikembangkan dan teknologi pelaku peran kepemimpinan telah meluas sebagai sarana untuk memperbaiki kinerja dan mendukung integrasi teknologi yang efektif di sekolah. Teknologi dapat mendukung kurikulum dan instruksional agar berjalan dengan baik dalam proses belajar mengajar. Menciptakan suasana efektif dalam proses belajar dan e-leadership dapat menjadi kunci bagi reformasi pendidikan yang berhasil atau inovatif. Untuk menggunakan teknologi, dibutuhkan juga literasi kepemimpinan tentang teknologi, dengan memanfaatkan tenaga ajar di setiap sekolah. Selaras dengan fakta bahwa terdapat kesenjangan digital di antara SLTA di Kota Bandarlampung. Maka perlu diketahui bagaimana e-leadership kepala sekolah sebagai top manager pada sekolah yang implementasi TIKnya baik dan sekolah yang belum sepenuhnya mengimplementasikan TIK. Dengan cara itu dapat diketahui model e-leadership yang tepat dalam mendorong adopsi TIK. e- Leadership ini dapat diukur dari persepsi guru yang mempunyai pengalaman langsung berinteraksi sebagai pelaksana implementasi TIK di sekolah. Data yang diperoleh dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dengan halaman website datapokok.ditpsmk.net SMK swasta, Kota Bandarlampung memiliki 36 SMK swasta yang berbeda kemampuan teknologi dan koneksi ke internet. Ada sekolah yang telah terkoneksi dengan baik ke dalam laboratorium dan kelas belajar, ada yang hanya terkoneksi dalam laboratorium saja. Bahkan tidak terkoneksi sama sekali dengan internet baik laboratorium maupun kelasnya. Keadaan ini menunjukan kesenjangan digital dikarenakan punya dan tidak punya akses internet. Apakah faktor ini juga dapat dipengaruhi oleh model e-leadership di masing-masing sekolah.

B. Rumusan Masalah

Secara rinci masalah yang akan diungkapkan melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah model e-leadership SMK swasta di Kota Bandarlampung? 2. Apakah ada perbedaan model e-leadership pada SMK swasta di Kota Bandarlampung yang senjang secara digital?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengungkapkan model e-leadership SMK swasta di Kota Bandarlampung. 2. Mengetahui perbedaan model e-leadership SMK swasta di Kota Bandarlampung yang senjang secara digital.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu: 1. Secara teoretis penemuan penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan Ilmu Komunikasi di bidang komunikasi pembangunan, khususnya komunikasi inovasi di bidang TIK. 2. Secara praktis penemuan model e-leadership kepala sekolah di SMK swasta ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemegang kebijakan dalam merancang strategi mentransformasi pendidikan modern melalui e- education, yaitu bagi Kementerian Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi dan khususnya Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan guna mempermudah peneliti dalam mendapatkan informasi seputar penerimaan dan pengimplementasian suatu teknologi inovasi di sekolah. Perubahan sistem sangat tergantung pada manajemen suatu sekolah. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan adopsi TIK, kepala sekolah memegang peranan sangat penting dalam mendorong dan mengomunikasikan implementasi TIK di sekolah. Guru, sebagai pengajar apakah terbiasa mengajarkan siswa dengan menggunakan teknologi inovasi seperti komputer dan internet di sekolah atau tidak. Menurut Masyhuri dan Zainuddin 2008: 100 seorang peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian terdahulu mengenai e-leadership : Tabel 1. Penelitian Terdahulu. No. Judul Peneliti Metode Hasil Kritik Persepsi guru terhadap kepemimpinan teknologi E- leadership Studi pada SMK negeri di Bandarlampung yang senjang secara digital Eka Yuda Gunawibawa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi. Universitas Lampung. 2012 Deskriptif Kuantitatif Dalam penelitian ini, bahwa jenis kelamin dan bidang studi tidak berpengaruh pada persepsi e- Leadership - sekolah dan persepsi sebagai sebuah tanggapan yang menyatakan dan penilaian tidak mempengaruhi kesenjangan digital sekolah terhadap persepsi para guru mengenai - e-Leadership. Peneliti sering tidak memasukkan sumber pustaka, mungkin terjadinya kesalah pahaman guru dalam membaca kuesioner peneliti sehingga membuat rancu si guru sebagai unit analisis

B. Tinjauan Tentang Leadership

1. Pengertian Leadership

Kepemimpinan leadership adalah kemampuan diri seseorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain yang dipimpin, sehingga orang lain bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Menurut Abu Ahmadi 2009: 113 sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat. Beberapa definisi tentang kepemimpinan dari beberapa tokoh : 1. Menurut Boring, Langeveld dan Weld. Kepemimpinan adalah hubungan dan individu terhadap bentuk suatu kelompok dengan maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa tujuan. 2. Menurut George R. Terry. Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela bersedia menuju kenyataan tujuan bersama. 3. Menurut H. Goidhamer dan E.A. Shils. Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang-orang lain yang dipimpinnya. 4. Menurut Ordway Tead. Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan. 5. Menurut John Ptiffner. Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas yang menyebutkan pengertian kepemimpinan. Peneliti menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah seseorang yang dapat mengajak orang lain agar melakukan apa yang dikehendaki si pemimpin, karena persamaan tujuan antara yang dipimpin dengan yang memimpin. Semua orang yang memimpin orang-orang maupun organisasi belum tentu dapat diterima atau didengar suaranya oleh mereka yang dipimpinnya. Hal itu tidak lepas dari karakter yang dimiliki oleh si pemimpin itu sendiri. Maka dari itu orang yang dijadikan pemimpin memiliki banyak persyaratan agar mereka dapat memimpin, mengarahkan, maupun mengajak bawahan mereka dengan penuh semangat kerja yang tinggi.

2. Unsur-Unsur Dalam Kepemimpinan

Bagaimanapun di dalam sebuah proses kepemimpinan akan selalu ada masalah yang selalu meliputinya, karena masalah adalah pelengkap disetiap proses kehidupan manusia, yang tidak dapat dielakkan oleh manusia manapun. Masalah

Dokumen yang terkait

Bias Gender pada Adopsi Internet oleh Guru SMK Swasta di Kota Bandarlampung(Studi pada Guru SMK Swasta di Kota Bandarlampung)

0 10 79

Bias Gender pada Adopsi Internet oleh Guru SMK Swasta di Kota Bandarlampung(Studi pada Guru SMK Swasta di Kota Bandarlampung)

0 11 82

Bias Gender Pada Adopsi Internet oleh Guru SMK Swasta Di Kota Bandarlampung (Studi pada Guru SMK Swasta Di Kota Bandar Lampung)

1 7 82

PENGARUH KESENJANGAN DIGITAL TERHADAP LITERASI INTERNET GURU SMK SWASTA DI KOTA BANDARLAMPUNG (Studi Pada Guru SMK Swasta Di Kota Bandarlampung)

0 11 65

PENGARUH KESENJANGAN DIGITAL TERHADAP LITERASI INTERNET GURU SMK SWASTA DI KOTA BANDARLAMPUNG (Studi Pada Guru SMK Swasta Di Kota Bandarlampung)

4 16 65

PENGARUH KESENJANGAN DIGITAL AKSES INTERNET TERHADAP PERSEPSI GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KOTA BANDARLAMPUNG (Studi Pada Guru Madrasah Aliyah Swasta Yang Senjang Secara Digital Di Kota Bandarlampung)

3 15 114

Pengaruh Kesenjangan Digital Akses Internet Terhadap Persepsi Guru Madrasah Aliyah Swasta di Kota Bandarlampung (Studi pada Guru Madrasah Aliyah Swasta Yang Senjang Secara Digital di Kota Bandarlampung).

0 32 114

MODEL E-LEADERSHIP SMK SWASTA KOTA BANDARLAMPUNG (STUDI KOMPARATIF PADA GURU SMK SWASTA YANG SENJANG SECARA DIGITAL DI KOTA BANDARLAMPUNG)

0 18 74

e-Leadership Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Swasta Yang Senjang Secara Digital (Studi Pada Guru Madrasah Aliyah Swasta di Kota Bandarlampung)

0 17 130

MODEL ADOPSI INTERNET GURU SMA NEGERI (Studi Pada SMA Negeri yang Senjang Secara Digital di Kota Bandarlampung)

0 13 65