Perkembangan Ayam Ras di Indonesia

karena itu akhirnya Keputusan Presiden No.51 tersebut dicabut dan diganti dengan kebijakan tanggal 28 Mei 1990. Kebijakan ini merangsang berdirinya peternakan-peternakan besar untuk tujuan ekspor dan menjadi industri peternakan yang handal dan menjadi sektor penggerak perekonomian Suharno 2002. Perubahan drastis terjadi pada sektor peternakan saat krisis moneter tahun 1997. Industri perunggasan merupakan salah satu sektor peternakan yang mengalami kemunduran. Harga bahan baku impor untuk industri perunggasan menjadi sangat tinggi, sementara harga ayam dan telur domestik terus menurun seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat. Akibatnya, permintaan pakan dan DOC juga menurun dan berdampak pada penurunan populasi ternak di Indonesia. Pada tahun 1998 populasi ayam broiler berkurang hingga 80 persen dari tahun sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa agribisnis ayam broiler belum memiliki ketangguhan dan kemampuan penyesuaian diri menghadapi perubahan besar lingkungan ekonomi eksternal. Faktor penyebabnya adalah ketergantungan peternakan Indonesia pada impor bahan baku utama yaitu pakan dan bibit Saragih 2001. Pada akhir tahun 1998, usaha peternakan unggas mulai berkembang. Harga daging ayam dan telur mulai dapat dikendalikan dan memberi keuntungan bagi para peternak, walaupun pada saat ini mayoritas peternak sudah tidak berusaha secara mandiri melainkan bergabung menjadi mitra perusahaan terpadu Suharno 2002..

3. Kemitraan

Kemitraan berasal dari kata mitra, yang berarti teman, kawan atau sahabat. Kemitraan muncul karena minimal ada dua pihak yang bermitra. Keinginan untuk bermitra muncul dari masing-masing pihak, walaupun dapat pula terjadi, bahwa kemitraan muncul akibat peranan pihak ketiga. Salam T, dkk. 2006. Di bidang pertanian pada umumnya, di bidang peternakan ayam broiler khususnya, satu pihak yang bermitra adalah peternak yang melaksanakan budidaya, sedangkan pihak lainnya adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pengadaan input dan atau usaha pengolahan dan pemasaran hasil. Apakah keinginan bermitra muncul dari masing-masingpihak, ataupun atas peranan pihak ketiga, sebenarnya munculnya kemitraan merupakan suatu keharusan atau secara alamiah harus terjadi. Hal ini terkait dengan dua hal; yang pertama, apabila kita ingat bahwa budidaya peternakan ayam broiler hanya merupakan satu sub-sistem dari sistem agribisnis peternakan ayam broiler secara menyeluruh, maka peternak budidaya tidak dapat berdiri sendiri; yang kedua, pertimbangan bahwa kekuatan dan kelemahan ada pada masing-masingpihak dan masing-masing mempunyai keinginan untuk saling mengisi Salam T dkk, 2006. Menurut Kartasasmitha 2006 kemitraan usaha ialah hubungan kerja sama antara berbagai pihak, baik bersifat vertikal antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar atau bersifat horisontal pada skala usaha yang sama, dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam rangka meningkatkan daya saing. Senada dengan hal tersebut menurut Saptana dkk. 2010, bahwa kemitraan usaha mendukung efisiensi ekonomi karena pihak-pihak yang bermitra masing-masing menawarkan sisi keunggulan yang dimilikinya dalam upaya memperkuat mekanisme pasar. Pedoman tentang kemitraan, diatur oleh pemerintah melalui undang-undang N0. 9 tahun 1995, diimplementasikan melalui Peraturan pemerintah N0. 44 tahun 1997 dan ditindaklanjuti melalui SK Mentan No. 940KptsOT.210101997 tentang pedoman kemitraan usaha pertanian. Tujuan kemitraan yang tertuang dalam peraturan tersebut antara lain untuk meningkatkan pendapatan, keseimbangan usaha, meningkatkan kualitas sumberdaya kelompok mitra, peningkatan skala usaha, serta dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra yang mandiri. Berkenaan dengan hal yang pertama, budidaya peternakan ayam broiler hanyalah merupakan salah satu sub-sistem saja dari sistem agribisnis peternakan ayam broiler secara menyeluruh. Kita tidak lagi mengembangkan peternakan dari segi budidaya saja, tidak lagi melakukan pendekatan bagaimana peternak memproduksi broiler. Kita harus melakukan pendekatan agribisnis secara menyeluruh, yaitu pendekatan di sub-sistem pengadaan input atau sub-sistem pra-produksi, di sub-sistem budidaya atau proses produksi dan di sub-sistem pengolahan dan pemasaran atau sub-sistem pasca- produksi; bahkan juga harus melakukan pendekatan pada komponen- komponen atau faktor-faktor lain yang terkait dengan sistem agribisnis.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERMINTAAN AYAM RAS PEDAGING OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 2 100

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN TITIK IMP AS (BREAK EVEN POINT) USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN DAN MANDIRI DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

1 19 160

ROLE OF MEMBERS LEGISLATIVE COUNCIL OF SOUTH LAMPUNG REGENCYCONFLICT IN THE REGION DAPIL HANDLING CONFLICT BALINURAGA-AGOM (Case Study in South Lampung regency Subdistrict Way Panji-Kalianda) PERANAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN DALAM PENANGANAN

0 12 74

ANALYSIS OF FARMERS’ ATTITUDES AND SATISFACTION TOWARDS HYBRID CORN SEED VARIETIES IN SOUTH LAMPUNG REGENCY ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP BENIH JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

2 36 96

ANALYSIS OF COMPETITIVENESS BROILER CHICKEN FARMING IN SOUTH LAMPUNG REGENCY

1 49 108

Kemitraan, Produksi dan Pendapatan Peternak Rakyat Ayam Ras Pedaging (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar dan Sukohajo)

0 18 10

Analisis Unit Penangkapan Ikan Pilihan di Kabupaten Lampung Selatan (Analysis Selected Fishing Unit in Regency ofSouth Lampung)

1 5 22

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF ANTAR SKALA USAHA AYAM RAS PEDAGING DI KOTAMADYA PAYAKUMBUH (An analysis of the comparative advantage of broiler enterprise at the different size of production in district of Payakumbuh).

0 0 9

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI PADI LADANG DI KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Analysis of Production Efficiency of Upland Rice Farming in Sidomulyo Sub District Of South Lampung Regency) Suci Rodian Noer, Wan Abbas Zakaria, Ktut Murn

0 0 8

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN IRIGASI TEKNIS DAN LAHAN TADAH HUJAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Analysis of Productions and Farming Income of Rice on Technical Irrigated Land and Rainfed of South Lampung Regen

0 0 7