Tekanan PENGEMBANGAN ALAT PERAGA IPA BERBASIS TEKNOLOGI MURAH MATERI TEKANAN DI SMP

28 ρ 1 x g x h 1 = ρ 2 x g x h 2 ρ 1 x h 1 = ρ 2 x h 2 � 1 = ℎ 2 ℎ 1 � 2 � 2 = ℎ 1 ℎ 2 � 1 ℎ 1 = � 2 � 1 ℎ 2 ℎ 2 = � 1 � 2 ℎ 1 Di mana: P 1 = tekanan pada zat cair pertama P 2 = tekanan pada zat cair kedua ρ 1 = massa jenis zat cair pertama ρ 2 = massa jenis zat cair kedua h 1 = ketinggian zat cair pertama h 2 = ketinggian zat cair kedua g = gaya gravitasi di tempat tersebut c Hukum Archimedes 1 Mengapung, Melayang, dan Tenggelam a. Mengapung Benda mengapung ketika: 1 Hanya sebagian benda yang tercelup di dalam zat cair. 2 Gaya apung lebih besar daripada berat benda. 3 Massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair. 4 Volume zat cair yang didesak benda sama dengan volume benda yang tercelup dalam zat cair yang tercelup saja. b. Melayang Benda dikatakan melayang jika: 1 Benda seluruhnya tercelup ke dalam zat cair. 2 Gaya apung sama dengan berat benda. 3 Massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair. 4 Volume air yang didesak benda sama dengan volume benda. c. Tenggelam Benda tenggelam ketika: 1 Benda seluruhnya tercelup ke dalam zat cair. 2 Gaya apung lebih kecil dari berat benda. 3 Massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair. 4 Volume zat cair yang didesak benda lebih kecil dari volume benda. 29 2 Penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari a. Jembatan Ponton Jembatan ponton adalah jembatan yang terbuat dari drum-drum kosong yang tertutup rapat, disusun sejajar, dan di atasnya diberi papan. Drum kosong akan mengapung karena drum kosong itu berongga sehingga makin banyak air yang didesak. Ini menyebabkan gaya apung mampu mengimbangi berat drum beserta orang yang menyebrang di atasnya. b. Kapal Laut Kapal laut terbuat dari besi dan baja yang sangat berat tetapi dapat terapung di laut, Pratiwi 2008: 248 menyatakan: Misalkan kamu membentuk balok baja menjadi mangkok besar dan berongga. Saat mangkok ini di letakkan di atas permukaan air, ia akan mendesak lebih banyak air daripada baja berbentuk balok. Mangkuk itu mendesak cukup banyak air untuk mengimbangi berat mangkuk baja tersebut, dan mangkuk-mangkuk itu terapung. c. Galangan Kapal Galangan kapal adalah sebuah alat besar yang digunakan untuk mengangkat bagian bawah kapal. Ketika air laut masih terperangkap dalam dinding rangkap di dalam galangan, sebagian kapal masih tenggelam. Setelah diberi topangan yang kuat, air laut di dalam dinding rangkap dikeluarkan perlahan- lahan. Setelah air keluar seluruhnya, kapal terangkat. d. Kapal Selam Kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara lambung dalam dan lambung luar. Kapal akan tenggelam jika 30 tangki pemberat diisi air. Kapal akan mengapung jika air dikeluarkan dari tangki pemberat. 2. Tekanan Udara Gas Udara memiliki tekanan karena adanya gravitasi bumi. Tekanan udara juga dihasilkan dari gerakan partikel-partikel udara yang sangat cepat dan bertumbukan satu sama lain. Makin dekat dengan permukaan laut, tekanan udara makin besar dan semakin tinggi suatu tempat, semakin kecil kerapatan udaranya. Tekanan udara di permukaan laut adalah 76 cmHg atau 1 atmosfer atm atau 1,013 bar atau 1,013 x 10 5 Pa. Perlu diperhatikan bahwa tekanan 1 Pa sangat kecil, besarnya kira-kira sama dengan gaya selembar uang kertas yang bekerja di atas meja. Peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan tekanan udara: a Mengisap minuman dengan sedotan b Mengeluarkan susu kental dari kaleng c Alat suntik d Pengisap karet III. METODE PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan

Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Desain model pengembangan yang digunakan mengacu pada research and development dari Borg dan Gall yang meliputi sepuluh langkah. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media pembelajaran berupa alat peraga konsep tekanan IPA kelas VIII, SK 5, KD 5.5 yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa LKS panduan praktikum. Alat peraga yang dikembangkan dibuat menggunakan alat dan bahan dari lingkungan sekitar agar lebih efektif dan efisien dalam proses pembuatannya. Alat peraga yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengamati fenomena tekanan dengan metode eksperimen atau demonstrasi.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur research and development Borg dan Gall 1989: 784-785 yang menjadi acuan penulis ini meliputi: 1 penelitian dan pengumpulan data, 2 perencanaan, 3 pengembangan produk awal, 4 uji coba awal, 5 revisi produk utama, 6 uji lapangan utama, 7 revisi produk operasional, 8 uji 32 lapangan operasional, 9 revisi produk akhir, 10 diseminasi, dan implementasi produk. Secara umum, prosedur pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3.1: Gambar 3.1 Model research and development Borg dan Gall 1 Penelitian dan Pengumpulan Data Penelitian pendahuluan dan pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan informasi sehingga masalah dapat teridentifikasi. Penelitian dan pengumpulan data ini menggunakan observasi sarana dan prasarana sekolah dan angket analisis kebutuhan. Observasi sarana dan prasarana meliputi ketersediaan fasilitas pendukung yang menunjang Penelitian dan Pengumpulan Data Uji Ahli Materi Pengembangan Produk Awal Uji Coba Awal Perencanaan Uji Ahli Desain Revisi Produk Utama Uji Lapangan Utama Uji Lapangan Operasional Revisi Produk Operasional Diseminasi dan Implementasi Produk Revisi Produk Akhir 33 proses pembelajaran IPA dan sumber daya sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang dibutuhkan siswa dan guru pada khususnya, dan sekolah pada umumnya, serta untuk mengetahui apakah guru dan siswa membutuhkan alat peraga pembelajaran dalam pembelajaran materi tekanan. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar dan latar belakang dalam pengembangan alat peraga yang dibuat. 2 Perencanaan Perencanaan ini mencakup merumuskan tujuan, penentuan urutan dan langkah-langkah pengembangan. Pengembangan yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengatasi kekurangan media alat peraga yang dimiliki sekolah dengan membuat alat peraga dari alat dan bahan yang mudah dijumpai dan harganya terjangkau. 3 Pengembangan Produk Awal Perwujudan dari skenario pengembangan alat peraga yang dikembangkan yaitu membuat produk awal yang berupa alat peraga tekanan. Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini berupa alat peraga tekanan untuk SMP yang disertai dengan LKS panduan praktikumnya. 4 Uji Coba Awal Pada tahap keempat pengembangan alat peraga ini dilakukan uji coba awal berupa uji kualitas produk dan validasi ahli sebelum alat peraga diujicobakan ke lapangan. Pengujian kualitas alat peraga dilakukan dengan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur percobaan yang terdapat pada LKS panduan praktikum. Validasi ahli terdiri dari uji ahli 34 desain kesesuaian desain dengan spesifikasi yang direncanakan dan uji ahli media evaluasi dalam perencanaan pembelajaran, serta dilakukan juga uji LKS panduan praktikum. Evaluasi ini dilakukan oleh dua orang pakar fisika, yaitu Bapak Supardi, S.Pd. guru fisika SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dan Bapak Arif Surtono, M.Si., M.Eng. dosen fakultas MIPA fisika Universitas Lampung. 5 Revisi Produk Utama Setelah uji coba awal kepada pada ahli, produk direvisi dan diperbaiki lagi agar lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya. 6 Uji Lapangan Utama Tujuan uji lapangan produk utama adalah untuk mengetahui apakah produk yang dikembangkan telah memenuhi tujuan. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian quasi experimental eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian one-shot case study, yaitu memberikan perlakuan tertentu pada subjek, kemudian dilakukan pengukuran terhadap variabel tanpa adanya kelompok pembanding dan tes awal. Desain penelitian ini mempunyai pola seperti Gambar 3.2. Gambar 3.2 Desain penelitian one-shot case study Dimana X adalah perlakuan terhadap alat yang diuji, dan O adalah hasil dari perlakuan tersebut. Perlakuan pada uji lapangan utama dilakukan dengan uji satu lawan satu one to one evaluation. Uji satu lawan satu dilakukan kepada empat X O