Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana salah satunya adalah usia. Pada manusia terjadi perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia seperti
perubahan – perubahan fungsi berupa peningkatan tekanan darah sistolik, berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta adrenergik, dan penebalan dinding serta berkurangnya
elastisitas pada pembuluh darah. Perubahan fisiologis pada proses menua tersebut mengakibatkan hasil screening peningkatan tekanan darah pada posyandu lansia dapat
bernilai positif palsu. Kegiatan penghitungan Tekanan Darah pada Posyandu Lansia bernilai baik,
karena dapat membantu mengontrol tekanan darah dan pengelompokkan sesuai kriterianya pada lansia sekaligus untuk memberikan penatalaksanaan pada pasien dengan
hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjut usia dapat dibedakan menjadi modifikasi pola hidup dan terapi farmakologis. Pola hidup yang harus diperbaiki antara
lain menurunkan berat badan jika ada kegemukan, mengurangi minum alkohol, meningkatkan aktivitas fisik aerobik, mengurangi asupan garam, mempertahankan
asupan kalium yang adekuat, mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat, menghentikan merokok, serta mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol.
3. Geriatric Depression ScaleGDS
Skrining depresi pada lansia sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, kegiatan penghitungan GDS ini merupakan pertama kalinya dilakukan di Posyandu Tambak Boyo.
Kegiatan penghitungan dan pencatatan GDS perlu dilakukan kerena frekuensi depresi dan adanya gagasan untuk bunuh diri pada lansia sangat tinggi. Skrining juga perlu dilakukan
untuk membantu edukasi pasien dan pemberi perawatan depresi, dan untuk mengikuti perjalanan gejala-gejala depresi seiring dengan waktu.
Geriatric Depression Scale GDS adalah tes untuk skrining depresi yang mudah untuk dinilai dan dikelola. Geriatric Depression Scale memiliki format yang sederhana,
dengan pertanyaan-pertanyaan dan respon yang mudah dibaca. Geriatric Depression Scale telah divalidasi pada berbagai populasi lanjut usia, termasuk di Indonesia.
Geriatric Depression Scale
terdiri dari 15 pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak yang akan terjawab bila mewawancarai pasien secara personal
yang kemudian dikategorikan menjadi normal, predepresi, dan depresi. Keadaan normal tercapai bila diperoleh score 0-5. Keadaan predepresi
diperoleh bila score 6-10. Keadaan depresi diperoleh bila score mencapai
12
10. Berdasarkan wawancara personal, mahasiswa dapat membuat tabel kategori sebagai berikut:
No Nama
GDS Kategori
1 Widandi
9 predepresi
2 Anastasya Musyati
6 predepresi
3 Sastro Diharjo
6 predepresi
4 Sri Mulyani
7 predepresi
5 Surani Harto
7 predepresi
6 Tomo Harjono
5 normal
7 Samadi
5 normal
8 samiyem
8 predepresi
9 Wano
5 normal
10 Surojo
9 predepresi
11 Tarno Winarjo
10 predepresi
12 Mangun
9 predepresi
Berdasarkan tabel kita dapat mengetahui bahwa 25 dari lansia yang hadir pada posyandu Tambak Boyo mempunyai skala depresi yang normal, dibandingkan 75
lainnya sudah memasuki tahap predepresi. Kegiatan penghitungan GDS bermanfaat untuk puskesmas karena dapat mengetahui tingkat depresi pada lansia dan dapat
merencanakan kegiatan untuk mengurangi tingkat depresi lansia di posyandu tersebut.
B. Posyandu Lansia di Desa Kedungan