Analisis Statistik Analisis Data

47 3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 35 orang 74.5 setuju bahwa Terdapat akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan penyusunan Laporan Keuangan Pemko Medan, kemudian 9 orang 19.1 sangat setuju,dan 3 orang 6.4 ragu-ragu. 4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 31 orang 66.0 setuju bahwa Ada ketersediaan system informasi manajemen dan monitoring hasil yang telah dicapai oleh Pemko Medan, kemudian 11 orang 23.4 sangat setuju, 4 orang 8.5 ragu-ragu, dan 1 orang 2.1 tidak setuju. 5. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui bahwa terdapat 17 orang 36.2 setuju bahwa Penyampaian Laporan Keuangan Pemko Medan telah melalui kerja sama dengan media massa dan lembaga non pemerintahan, kemudian 16 orang 34.0 tidak setuju, 13 orang 27.7 ragu-ragu, dan 1 orang 2.1 sangat tidak setuju.

4.2.3 Analisis Statistik

4.2.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden di luar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai Universitas Sumatera Utara 48 r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5 maka angka yang diperoleh = 0.361. Tabel 4.6 Uji Validitas No Pernyataan r hitung r tabel Validitas 1 P1 0.417 0.361 Valid 2 P2 0.510 0.361 Valid 3 P3 0.512 0.361 Valid 4 P4 0.428 0.361 Valid 5 P5 0.420 0.361 Valid 6 P6 0.736 0.361 Valid 7 P7 0.580 0.361 Valid 8 P8 0.495 0.361 Valid 9 P9 0.664 0.361 Valid 10 P10 0.642 0.361 Valid 11 P11 0.419 0.361 Valid 12 P12 0.690 0.361 Valid 13 P13 0.479 0.361 Valid 14 P14 0.652 0.361 Valid 15 P15 0.556 0.361 Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan kuesioner telah valid karena r hitung r tabel . Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas. Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah dengan bantuan aplikasi Software SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Jumlah Pernyataan 0.879 30 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2014 Pada 30 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5 di ketahui bahwa koefisien apha Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0.879. Ini berarti 0.879 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.2.3.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yang pertama adalah uji normalitas. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. 1. Pendekatan Grafik Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Universitas Sumatera Utara 50 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas Universitas Sumatera Utara 51 Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi Laporan KeuanganDaerah adalah berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang tidak terlihat menceng ke kiri maupun ke kanan. Sedangkan pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal dapat dilihat pada scatterplot, terlihat titik-titik yang mengikuti garis diagonal. 2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov- Smirnov K-S untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal. Tabel 4.8 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 47 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.43134668 Most Extreme Differences Absolute .104 Positive .087 Negative -.104 Kolmogorov-Smirnov Z .713 Asymp. Sig. 2-tailed .690 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Maret 2014 Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.690, dan diatas nilai signifikan 0.05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov-Smirnov Z yakni 0.713 lebih kecil dari 1,97 Universitas Sumatera Utara 52 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Metode Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 53 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot Uji heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik ScatterPlot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi transparansi laporan keuangan daerah, berdasarkan masukan variabel independennya. 2. Uji Glejser Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya, jika nilai signifikansi antara variabel Universitas Sumatera Utara 54 independen dengan absolut residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.050 1.556 .675 .503 PENYAJIAN -.015 .049 -.048 -.315 .754 AKSESIBILITAS .053 .046 .176 1.149 .257 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen absolut Ut asbUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5, jadi disimpulkan model regresi tidak memengaruhi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PENYAJIAN .928 1.077 AKSESIBILITAS .928 1.077 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Universitas Sumatera Utara 55 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi. Nilai Tolerance dari variabel Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah lebih besar dari 0.1 Tolerance 0.1, ini berarti tidak terdapat multikolienaritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.3.3 Uji Hipotesis

Hasil regresi linear berganda untuk mengetahui Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintah Kota Medan yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11.775 2.621 4.493 .000 PENYAJIAN .139 .082 .235 1.697 .097 AKSESBILITAS .266 .078 .470 3.399 .001 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji Coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel Universitas Sumatera Utara 56 independen. Berdasarkan Tabel 4.101 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = 11.755 + 0.139X1 + 0.266X2 + e Transparansi = 11.755 + 0.139 Penyajian + 0.266 Aksesibilitas + e Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 11.755 menyatakan bahwa jika nilai Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah adalah nol atau konstan, maka nilai Transparansi Laporan Keuangan Daerah adalah sebesar 11.755. b. Koefisien Regresi Penyajian Laporan Keuangan sebesar 0.139 menunjukkan bahwa apabila Penyajian Laporan Keuangan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Transparansi Laporan Keuangan akan meningkat sebesar 0.139 satuan. c. Koefisien Regresi Aksesibilitas Laporan Keuangan sebesar 0.266 menunjukkan bahwa apabila Aksesibilitas Laporan keuangan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Transparansi akan meningkat sebesar 0.266 satuan.

4.2.3.4 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Pengujian secara parsial ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variabel dependen. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui variabel independen mana yang dominan. Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.12 Hasil UjiParsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11.775 2.621 4.493 .000 PENYAJIAN .139 .082 .235 1.697 .097 AKSESBILITAS .266 .078 .470 3.399 .001 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Berdasarkan Tabel 4.12 Dapat dilihat bahwa: a. Variabel Penyajian Laporan Keuangan Daerah X1 Nilai t hitung variabel Penyajian Laporan Keuangan adalah 1.697 dan nilai t tabel adalah 1.679 maka t hitung t tabel 1.697 1.679 dan nilai signifikan 0.097 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Penyajian Laporan Keuangan Daerah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah. Artinya apabila variabel Penyajian Laporan Keuangan Daerah ditingkatkan, maka Transparansi Laporan Keuangan tidak meningkat sebesar 0.139 satuan. b. Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah X2 Nilai t hitung variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan adalah 3.489 dan nilai t tabel adalah 1.679 maka t hitung t tabel 3.399 1.679 dan nilai signifikan 0.001 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah. Artinya apabila variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Universitas Sumatera Utara 58 ditingkatkan, maka Transparansi Laporan Keuangan akan meningkat sebesar 0.266 satuan.

4.2.3.5 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji F uji serentak dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel dependen X 1 ,X 2 berupa Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerahterhadap variabel independen Y berupa Transparansi Laporan Keuangan Daerah Y pada Pemerintah Kota Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut: H : b 1 = b 2 =0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen X 1 ,X 2 berupa Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerahterhadap variabel independen Y berupa Transparansi Laporan Keuangan Daerah Y H : b 1 ≠ b 2 ≠0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 ,X 2 berupa Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerahterhadap variabel independen Y berupa Transparansi Laporan Keuangan Daerah Y Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df pembilang = k-1 df penyebut = n-k Keterangan: n = jumlah sampel penelitian Universitas Sumatera Utara 59 k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 47 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh: 1 df pembilang = k-1 df pembilang = 3-1 =2 2 df penyebut = n-k df penyebut = 47-3= 44 Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 20,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat α = 5 = 3.21 dengan kriteria uji sebagai berikut: H diterima bila F hitung F tabel pada α = 5 H ditolak bila F hitung F tabel pada α = 5 Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji-F ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 26.171 2 13.086 6.109 .005 b Residual 94.255 44 2.142 Total 120.426 46 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom F yakni sebesar 6.457 dengan tingkat signifikansi = 0.003. Sedangkan F tabel untuk sampel 47 dengan variabel yang diteliti berjumlah 2 variabel independen dan 1 variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 3.21. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen Penyajian dan Universitas Sumatera Utara 60 Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah secara serempak atau simultan adalah signifikan terhadap Transparansi Laporan Keuangan Daerah.

4.2.3.6 Uji Koefisien Determinan R

2 Pengujian koefisien determinan R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R 2 ≥ 1. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y adalah besar. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan demikian sebaliknya. Tabel 4.14 Pengujian Koefisien Determinan R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .466 a .217 .182 1.46361 a. Predictors: Constant, AKSESIBILITAS, PENYAJIAN b. Dependent Variable: TRANSPARANSI Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Februari 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa: a. R=0.466 berarti hubungan variabel Penyajian Laporan Keuangan dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap variabel dependen Transparansi Laporan Keuangan Y sebesar 46.6, yang berarti hubungannya cukup erat. b. R Square sebesar 0.217 berarti 21.7 variabel Transparansi Laporan Keuangan dapat dijelaskan oleh variabel Penyajian dan Aksesibilitas Universitas Sumatera Utara 61 Laporan Keuangan. Sedangkan sisanya sebesar 78.3 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c. Standard Error of Estimate standar deviasi artinya menilai ukuran variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 1.46361, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.2.4 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Samosir

22 160 109

Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

0 8 1

Determinan Aksesibilitas dan Penyajian Laporan Keuangan Daerah Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

0 4 10

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

2 5 14

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

3 8 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

0 4 8

PENUTUP PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

0 3 34

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Daerah - Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

0 0 11

KATA PENGANTAR - Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

0 3 15