Analisis Perdata Terhadap Tanggung Jawab Pelaku Usaha Atas Produk Makanan Berkemasan Plastik

Analisis Perdata Terhadap Tanggung Jawab Pelaku Usaha Atas Produk Makanan
Berkemasan Plastik Yang Mengandung Cacat Tersembunyi (Studi Di Kota
Pematang Siantar)
Doharni Bunga Raya Sijabat
Program Studi Ilmu Hukum
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Suatu produk makanan untuk sampai kepada konsumen tidak terjadi secara langsung
tetapi melalui jalur pemasaran yaitu pelaku usaha atau media perantara. Akibat proses
industrialisasi dalam memproses produk makanan timbul permasalahan hukum sehubungan
dengan adanya barang-barang atau produk makanan yang cacat yang merugikan pihak konsumen,
baik dalam arti finansial maupun non finansial bahkan kerugian jiwa. Mengenai hal tersebut tidak
ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab. Dalam Pasal 19 angka (1) Undang-Undang No.8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa, "pelaku usaha
bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian
konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan".
Pasal tersebut di atas mengatur tentang tanggung jawab pelaku usaha terhadap produk yang
dihasilkan atau diperdagangkannya. Dikatakan pelaku usaha bertangungjawab memberikan ganti
rugi atas: kerusakan, pencemaran, kerusakan dan kerugian konsumen, pencemaran dan kerugian
konsumen. Pasal 41 angka (1) Undang-Undang No.7 Tahun 1996 Tentang Pangan dikatakan

"badan usaha yang memproduksi pangan olahan untuk diedarkan dan atau orang perorangan
dalam badan usaha diberi tanggung jawab terhadap jalannya usaha tersebut bertanggungjawab
atas keamanan pangan yang diproduksinya terhadap kesehatan orang lain yang mengkonsumsi
makanan tersebut". Pasal 41 angka (1) tersebut menegaskan bahwa pelaku usaha pangan baik
berupa badan usahanya maupun orang perorangan yang diberi tanggung jawab atas usaha itu,
adalah bertanggungjawab atas keamanan pangan yang diproduksinya. Pasal ini memberi
penegasan bahwa harus ada pihak yang bertanggungjawab atas keamanan pangan (produk), jika
ternyata menimbulkan kerugian kepada pihak lain (konsumen). Sehubungan dengan hal tersebut
maka timbul permasalahan bagaimanakah tanggung jawab pelaku usaha atas produk makanan
berkemasan plastik yang mengandung cacat tersembunyi, dan bagaimanakah bentuk ganti
kerugian terhadap konsumen yang telah diwujudkan atas produk makanan berkemasan plastik
yang mengandung cacat tersembunyi.
Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang lokasi penelitiannya di
Kota Pematangsiantar dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perwujudan tanggung jawab
pelaku usaha terhadap konsumen atas produk makanan berkemasan plastik yang merugikan
kesehatan karena adanya cacat tersembunyi serta untuk mengetahui kesesuaian
pertanggungjawaban antara kenyataan di lapangan dengan ketentuan undang-undang dengan
perlindungan konsumen sebagaimanan diatur dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1996 Tentang
Pangan dan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Dalam
penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung

diperoleh melalui wawancara terhadap responden yang telah ditentukan dengan menggunakan
daftar pertanyaan. Responden tersebut adalah Perusahaan Swalayan Suzuya, Toko Ash, Toko
Paten dan konsumen yang pernah mengkonsumsi produk makanan berkemasan plastik di Kota

1
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara

Pematangsiantar. Di samping itu untuk menunjang data yang diperoleh dalam penelitian ini digali
informasi dari Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Pematangsiantar, Lembaga Advokasi Konsumen Indonesia Medan. Data sekunder adalah
data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan cara mem-fotocopy dokumen-dokumen
berupa formulir pendaftaran supplier, surat edaran pengawasan makanan dan minuman dalam
rangka hari besar, formulir pemeriksaan hygiene sanitasi perusahaan. Kemudian data yang
diperoleh akan disusun secara sistematik dan selanjutnya dilakukan analisis deskriptif secara
kualitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaku usaha ternyata selalu bersedia
memberi ganti kerugian kepada konsumen jika benar-benar produk makanan berkemasan plastik
telah merugikan konsumen. Pemberian ganti kerugian kepada konsumen terdiri dari dun bentuk,
yaitu penggantian dengan barang baru dengan jumlah dan jenis yang sama dan penggantian
sejumlah uang. Tanggung jawab tersebut berada pada pelaku usaha, yaitu pihak pengecer karena

pihak pengecer yang mempunyai hubungan langsung kepada konsumen dan memberi
penggantian kerugian kepada konsumen yang akhirnya memperoleh dari pihak distributor atau
pihak pabrik.
Kata kunci: Analisis perdata terhadap tanggung jawab pelaku usaha, produk makanan
berkemasan plastik, cacat tersembunyi.

2
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara