PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2016 DAN 30 SEPTEMBER 2015 – Lanjutan
PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
SEPTEMBER 30, 2016 AND DECEMBER 31, 2015 AND FOR THE NINE MONTHS PERIODS ENDED
SEPTEMBER 30, 2016 AND SEPTEMBER 30, 2015 – Continued
- 65 - Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan
secara berkala melakukan reviu performa keuangan Grup. Sebagai bagian dari reviu ini,
Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Board of Commissioners and Directors periodically review the Groups financial
performance. As part of this review, the Directors consider the cost of capital and
related risks.
b. Kebijakan dan Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
b. Financial Risk Management Policies And Objectives
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Grup adalah untuk memastikan
bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan
bisnis, serta untuk mengelola risiko signifikan. Grup beroperasi dengan pedoman yang telah
ditentukan oleh Direksi. The Group’s overall financial risk
management and policies seek to ensure that adequate financial resources are
available for operation and development of its business, while managing its exposure to
significant risks. The Group operates within defined guidelines that are approved by the
Directors.
Manajemen risiko pasar Market
risk management
Grup memiliki eksposur terhadap risiko pasar yaitu risiko nilai tukar mata uang asing dan
risiko tingkat bunga. The Group is exposed to market risk,
primarily to foreign currency risk and interest rate risk.
i. Manajemen risiko mata uang asing i.
Foreign currency risk management
Risiko nilai tukar mata uang non- fungsional didefinisikan sebagai
penurunan nilai asetpendapatan atau peningkatan nilai liabilitaspengeluaran
yang disebabkan fluktuasi nilai tukar mata uang non-fungsional tersebut.
Non-functional currency exchange rate risk is defined as the decline in the
value of assetsrevenue or increase in the value of liabilitiesexpenditures
caused by fluctuation in non-functional currency exchange rates.
Grup terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing
terutama dikarenakan pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing.
The Group is exposed to the effect of foreign currency exchange rate
fluctuation mainly because of loans denominated in foreign currency.
Grup mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa
mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang.
Jumlah eksposur mata uang asing bersih Grup pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian diungkapkan dalam Catatan 29.
The Group manages the foreign currency exposure by matching, as far
as possible, receipts and payments in each individual currency. The Group’s
net open foreign currency exposure as of financial position date is disclosed in
Note 29.
PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2016 DAN 30 SEPTEMBER 2015 – Lanjutan
PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
SEPTEMBER 30, 2016 AND DECEMBER 31, 2015 AND FOR THE NINE MONTHS PERIODS ENDED
SEPTEMBER 30, 2016 AND SEPTEMBER 30, 2015 – Continued
- 66 - Analisis sensitivitas mata uang asing
Foreign currency sensitivity analysis Grup terutama terekspos terhadap US.
The Group is mainly exposed to the US.
Tabel berikut merinci sensitivitas Grup terhadap peningkatan dan penurunan 3
dalam Rp terhadap US. 3 adalah tingkat sensitivitas yang digunakan ketika
melaporkan secara internal risiko mata uang asing kepada para karyawan kunci,
dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi
pada nilai tukar valuta asing. Analisis sensivitas hanya mencakup item US
yang ada dan menyesuaikan translasinya pada akhir periode untuk perubahan 3
dalam nilai tukar mata uang asing. Jumlah positif di bawah ini menunjukkan
peningkatan laba atau ekuitas dimana Rp menguat 3 terhadap US. Untuk
pelemahan 3 Rp terhadap US, akan ada dampak yang dapat dibandingkan
pada laba setelah pajak, dan saldo di bawah ini akan menjadi negatif.
The following table details the Group’s sensitivity to an 3 increase decrease
in the Rp against the US. 3 is the sensitivity rate used when reporting
foreign currency risk internally to key management personnel and represents
managements assessment of the reasonably possible change in foreign
exchange rates. The sensivity analysis includes only outstanding US monetary
items and adjust their translation at the period end for a 3 change in foreign
currency rates. A positive number below indicates an increase in profit or equity
where the Rp strengthens 3 against the US. For Rp weakening 3 of the
Rp against the US, there would be a comparable impact on the profit after
tax, and the balances below would be negative.
Dampak setelah pajak Impact net of tax
Rp Labarugi
Profitloss 30 September 2016
2.525.493.2312.525.493.231 i September 30, 2016 31 Desember 2015
2.772.454.1032.772.454.103 i December 31, 2015
i Hal ini terutama disebabkan oleh eksposur terhadap saldo utang Grup
dalam mata uang US pada akhir periode pelaporan.
i This is mainly attributable to the exposure outstanding on US
denominated liabilities in the Group at the end of the reporting period.
Sensitivitas Grup terhadap mata uang asing telah menurun selama periode
berjalan terutama disebabkan oleh penurunan pinjaman dalam mata uang
US yang telah menghasilkan utang dalam mata uang US yang lebih rendah.
The Group’s sensitivity to foreign currency has decreased during the
current period mainly due to the decrease in US denominated loan
which has resulted in lower US denominated payables.
ii. Manajemen risiko tingkat bunga ii.
Interest rate risk management
Grup terpapar risiko suku bunga karena entitas dalam Grup meminjam dana
dengan tingkat bunga tetap dan mengambang. Risiko ini dikelola oleh Grup
dengan mempertahankan gabungan yang tepat antara pinjaman suku bunga tetap
dan mengambang. The Group is exposed to interest rate
risk because entities in the Group borrow funds at both fixed and floating
interest rates. The risk is managed by the Group by maintaining an
appropriate mix between fixed and floating rate borrowings.
Eksposur Grup terhadap suku bunga dalam aset keuangan dan liabilitas keuangan
dirinci dalam bagian manajemen risiko The Group’s exposures to interest rates
on financial assets and financial liabilities are detailed in the liquidity risk