Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

36. Penyusunan laporan pelaksanaan program perumahan swadaya di Kabupaten Karangasem 37. Penyusunan RPJMD Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 38. Koordinasi pengembangan pertanian terintegrasi di lahan kering 39. Penyusunan laporan realisasi investasi di Kabupaten Karangasem

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dalam kurun waktu lima tahun kedepan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem diharapkan responsif, kreatif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan dan tantangan untuk mewujudkan perencanaan berkualitas dengan mengedepankan pendekatan perencanaan partisipatif diawali dengan meningkatkan kualitas perencanaan teknokratik melalui peningkatan kapasitas dan komitmen SDM perencanaan, memantapkan kelembagaan perencanaan di tingkat basis, serta koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan. Untuk mewujudkannya, beberapa kondisi yang harus dihadapi dan disiapkan antara lain sebagai berikut : 1. Sering terjadinya perubahan peraturan pedoman penyelenggaraan perencanaan pembangunan. 2. Meningkatkan koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, dengan menyikapi secara arif dan bijaksana pemberlakuan peraturan perundangan tentang perencanaan dan keuangan negara. 3. Membangun kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya terhadap mekanisme dan kredibilitas perencanaan. 4. Meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan di tingkat basis maupun di unit SKPD untuk meningkatkan efektivitas proses perencanaan melalui peningkatan penguasaan keahlian skill fungsional perencanaan yang sesuai tugas pokok dan fungsi Bappeda Kabupaten Karangasem. 5. Memantapkan koordinasi perencanaan pembangunan antar SKPD guna mendukung terwujudnya perencanaan yang terintegrasi dan sinergis. 7. Meningkatkan kualitas kebijakan fiskal dalam menyikapi celah fiskal yang ada sehingga secara optimal dapat memanfaatkan kapasitas fiskal untuk mencapai tujuan pembangunan. 8. Menyusun standard operating procedure SOP perencanaan. 6 9. Menyediakan alat dan metode penilaian kelayakan dalam penetapan skala prioritas kegiatan. 10. Ffasilitasi terhadap terbukanya peluang mengikuti program beasiswa pendidikan formal. 12. Memantapkan pengelolaan dan pemanfaatan data, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan. 7

BAB I I I

I SU- I SU STRATEGI S BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 I dentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah maka daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah harus dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat Untuk itu sangat diperlukan penguatan kapasitas pemerintah daerah baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta pengelolaan aset -aset daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem sebagai institusi perencana pembangunan, dituntut untuk dapat meningkatkan kapasitasnya di bidang perencanaan pembangunan daerah dengan memperhatikan potensi dan peluang yang dimiliki daerah, mengkaji kendala – kendala yang dihadapi oleh daerah serta tetap mengutamakan skala prioritas sehingga perencanaan pembangunan benar-benar merupakan cerminan dari kebutuhan masyarakat. Perencanaan pembangunan juga harus jelas dan sinergis sehingga antara visi, misi dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dapat diselaraskan sehingga benar – benar mampu menjawab tuntutan lingkungan baik secara lokal maupun global. Dalam upayanya tersebut, permasalahan yang dihadapi Bappeda sebagai institusi perencana adalah belum meratanya kapasitas analitik SDM perencanaan yang dimiliki; belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan pembangunan. Keterbatasan anggaran untuk bidang perencanaan juga merupakan permasalahan yang signifikan sehingga menuntut Bappeda Kabupaten Karangasem benar-benar harus mampu secara jeli menyusun perencanaan sesuai dengan prioritas pembangunan. Di sisi lain, kecilnya realisasi dari usulan yang disampaikan masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan yang dapat tertampung dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah selama ini, memberikan dampak menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi perencana.