Siklus I Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengenai kurikulum, kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan digunakan.

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

a. Siklus I

Pelaksanaan siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar, dan refleksi. Pada pelaksanaan siklus I ini peneliti memperoleh data sebagai berikut. 1 Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu untuk melakukan tindakan siklus I. persiapan yang dilakukan diantaranya membuat perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang mengacu pada kurikulum 2013. RPP yang disusun dalam siklus I memiliki sistematika yang sama dengan RPP yang biasa disusun oleh guru yaitu identitas sekolah, Kompetensi Inti KI, Kompetensi Dasar KD, indikator capaian kompetensi, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat untuk penelitian ini berbeda dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang lainnya. Pada RPP yang dibuat ini menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL. Perbedaan RPP yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dengan RPP yang lainnya yaitu terletak pada skenario pembelajaran atau langkah pada kegiatan inti yang menerapkan karakteristik pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL. Dalam skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dapat dilihat sebagai berikut. a Memberikan masalah kontekstual sesuai dengan yang ada di lingkungan siswa yang berkaitan dengan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. b Guru melakukan pemodelan mengenai materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya mengenai materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. d Mengkaitkan materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dengan materi lain dalam pelajaran matematika e Guru menciptakan masyarakat belajar dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. f Guru melakukan refleksi dan penilaian di akhir pertemuan dengan tanya jawab dan berdiskusi dengan siswa. Selanjutnya untuk lebih jelas mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL maka RPP dapat dilihat pada lampiran. 2 Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28 April 2015. Pelaksanaan ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada proses perencanaan, materi yang akan disampaikan adalah materi tentang operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Observasi mengenai kegiatan pembelajaran dilakukan oleh tiga orang observer. Gambaran umum dari aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut. a Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, siswa dan guru bersama- sama berdo‟a terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai yang dipimpin oleh ketua murid. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan menyebutkan nama siswa satu-persatu dan pada hari itu seluruh siswa hadir. Pada saat guru memanggil nama siswa satu-persatu ada dua siswa yaitu A18 dan A15 masih terlihat kurang memperhatikan saat guru berbicara di depan kelas. Guru mengkondisikan kedua siswa tersebut dengan menggunakan tepuk semangat. Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah itu guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dengan memperhatikan kondisi bangku yang rapih dan menyuruh siswa mengeluarkan alat tulis untuk memulai. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kegiatan sehari-hari atau pengalaman siswa dalam bermain di lingkungan. Guru mencoba bertanya yang berkaitan dengan materi “ Siapa yang suka bermain?” semua siswa serempak menjawab “saya bu”. Kemudian guru bertanya kembali “Permainan apa yang kalian sukai?. Siswa menjawab bermacam-macam, ada yang menjawab “Lompat tali bu”, “Bermain sepeda bu”, “Bermain kelereng bu”. Guru membenarkan jawaban siswa, setelah itu guru memberitahu tema pembelajaran hari ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran terkait dengan materi yang dipelajari. b Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, dimulai dengan tahap guru memberikan masalah kontekstual dengan menunjukan media kelereng yang akan digunakan oleh siswa, serta menanyakan kepada siswa mengenai permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar seperti “Jika ibu mempunyai 32 kelereng kemudian ibu membeli lagi 22 kelereng, berapakah kelereng ibu sekarang?”. Siswa menjawab “54 bu”. kemudian guru bertanya kembali “Mengapa hasilnya menjadi 54?”. Salah satu siswa A4 menjawab “Karena dijumlahkan bu”, guru membenarkan jawaban siswa kemudian guru bertanya kembali ”Mengapa harus dijumlahkan?”. Salah satu siswa A6 menjawab “karena ibunya membeli lagi berarti dijumlahkan bu”, guru membenarkan jawaban siswa dan kemudian guru menyuruh dua orang siswa untuk maju ke depan untuk membuktikan dari hasil yang diketahui oleh siswa. Guru kembali memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa dan guru bertanya “jika Asti memiliki 68 kelereng kemudian Asti memberikan 24 kelerengnya kepada Badu, berapakah kelereng Asti sekarang?”. Salah satu siswa A16 menjawab “ada 44 bu”. kemudia guru bertanya kembali “Mengapa hasilnya menjadi lebih sedikit?”. Salah satu siswa A4 menjawab “Karena kelereng Asti sudah diberikan Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kepada Badu bu”. Dari percakapan itulah siswa dapat mengetahui pengertian operasi hitung. Setelah itu tahap selanjutnya guru melakukan pemodelan dengan menyuruh 2 orang siswa maju ke depan kelas untuk mempraktikan aturan operasi hitung dengan temannya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan oleh guru, guru bertanya “coba siapa yang mau mencoba untuk maju kedepan?”. Siswa pun saling berebut mengacungkan tangannya supaya ditunjuk oleh guru, kemudian dua orang siswa maju ke depan yaitu A5 dan A7 yang memperagakan aturan operasi hitung untuk memecahkan soal cerita yang diberikan oleh guru yang dipajang di depan kelas dengan ditempelkan di papan tulis kemudian siswa setelah mendapatkan jawabannya menempelkan jawaban tersebut di papan tulis dengan media angka yang telah disediakan oleh guru. Berikutnya yaitu tahap melakukan masyarakat belajar siswa dibagi ke dalam 4 kelompok dengan cara siswa dibagikan kertas yang berwarna sesuai dengan yang dipilih oleh siswa. Satu kelompok siswa terdiri dari 4-5 orang. Guru membimbing siswa dan memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya mengenai pemahaman aturan operasi hitung di dalam soal cerita dengan menggunakan alat peraga atau media kelereng serta Lembar Kerja Siswa LKS untuk diamati dan didiskusikan. Pada saat pembentukan kelompok ini siswa mulai rebut dan tidak teratur, disini guru sedikit kesulitan untuk mengkondisikannya, tetapi pada saat kegiatan diskusi berlangsung siswa kembali focus pada materi dan berdiskusi dengan baik dan tertib. Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru memberitahu siswa petunjuk cara mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS agar siswa tidak kebingungan dalam mengerjakannya, namun masih ada saja siswa yang bertanya yaitu siswa A16 “Bu, ini dibagaimanakan?”. Kemudian guru menjawab “kalian baca telebih dahulu soal cerita yang telah ibu berikan di Lembar Kerja Siswa LKS kemudian kalian kerjakan Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sesuai petunjuk yang telah diberikan”. Pada proses diskusi kelompok ini siswa kurang aktif semua, ada siswa yang hanya mengobrol saja, ada siswa yang hanya berdiam diri saja tanpa melakukan kegiatan apapun, ada juga siswa yang benar-benar berdiskusi dan mengerjakan soal-soal latihan dalam Lembar Kerja Siswa LKS. Hal tersebut terlihat pada kelompok biru yang mengerjakannya hanya siswa perempuannya saja sedangkan siswa laki-lakinya yaitu siswa A14 dan A10 malah asyik mengganggu kelompok yang lain. Kelompok biru hanya dua orang saja yang aktif mengerjakan yaitu A1 dan A4, siswa yang lainnya hanya memperhatikan. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru menggunakan prinsip interaktivitas dengan meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa lainnya menanggapi. Kelompok yang menyelesaikan terbih dahulu mendapatkan reward dari guru. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas dan menyampaikan hasil diskusinya dan siswa dari kelompok lainnya menanggapi. Kemudian guru meluruskan hasil dari diskusi siswa dan memberikan penguatan tentang materi yang telah disampaikan. Kegitan diskusi kelompok ini sangat menyita waktu, sehingga melebihi waktu yang telah guru perkirakan sebelumnya. Siswa kembali duduk dibangkunya masing-masing, keadaan kelas pun kembali rebut, guru pun berusaha untuk mengkondisikannya. Guru mengkaitkan konsep materi operasi hitung yang dipelajari dengan konsep yang lainnya. Guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu, siswa pun mengerjakannya secara tertib dang sungguh-sungguh. c Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, siswa dan guru bersama-sama menimpulkan materi yang telah dipelajari dari mulai pengertian operasi hitung, penjumlahan yang dilakukan tanpa meminjam dan pengurangan yang tanpa meminjam. Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran dan bertanya jawab selama kegiatan berlangsung tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian materi. Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari tadi di rumah dan mempelajari materi yang akan dibahas selanjutnya yaitu mengenai operasi hitung penjumlahan dengan meminjam dan pengurangan dengan meminjam. Guru memeberikan sedikit nasehat supaya mereka lebih bersungguh-sungguh dalam belajar dan lebih tekun lagi. Guru kemudian menutup pembelajaran dan bersama- sama dengan siswa berdo‟a yang dipimpin oleh ketua murid. 3 Aktivitas Saat dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus I dengan langkah-langkah pembelajaran di atas tersebut, dilakukan pengamatan atau observasi. Berikut ini adalah pemaparan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti berupa catatan lapangan dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh observer. Tabel 4.1 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I No. Tahap Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL Hal yang Diamati Hasil Pengamatan Ya Tidak Deskripsi 1. Pemberian masalah kontekstual Kontriktivisme inkuiri  Guru memberikan sebuah permasalahan dengan menyajikan soal cerita di papan tulis  Siswa memberikan respon terhadap perintah guru untuk √ √ Guru menyajikan soal cerita di depan kelas Hanya beberapa siswa yang terlihat mengacungkan Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengidentifikasi data-data yang ada pada soal cerita tangan 2. Bertanya  Guru mengajukan pertanyaan mengenai soal cerita tersebut dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab yang mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir  Siswa merespon pertanyaan guru √ √ Siswa A1 menjawab pertanyaan guru tetapi masih dengan jawaban yang kurang tepat 3. Pemodelan  Guru meminta untuk setiap perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk memperagakan aturan operasi hitung yang terdapat dalam soal cerita  Siswa maju √ √ Siswa A5 dan A7 maju ke depan kelas untuk memperagakan aturan operasi hitung menggunakan media kelereng. Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kedepan kelas 4. Menciptakan masyarakat belajar  Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara acak  Siswa dikondisikan untuk mengambil kertas berwarna yang akan menentukan kelompok √ √ Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok tetapi smasih kurang kondusif karena siswa terlihat rebut. 5. Penilaian yang sebenarnya  Masing-masing kelompok maju kedepan untuk memberikan jawaban  Guru meluruskan jawaban setiap jawaban siswa √ √ Setiap kelompok bisa menjawab dan menjelaskan jawaban tetapi kurang sempurna 6. Refleksi  Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan √ Guru dan siswa mengurutkan kembali kejadian- kejadian selama pembelajaran berlangsung Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci ada pada lampiran, jumlah aspek yang terlaksana 21 atau 95 dan tidak terlaksana Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sebanyak 1 aspek atau 5. Meskipun terlaksana baru 95, hal ini tidak akan terlalu berpengaruh karena yang tidak terlaksana bukanlah komponen kegiatan pada pendekatan CTL melainkan pada kegiatan unjuk kerja. Hasil dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I secara rinci terdapat pada lampiran. Tabel 4.2 Catatan Lapangan pada Pembelajaran Siklus I KendalaKesulitan Usaha Perbaikan Saat siswa mengerjakan latihan siswa lain keluar bangku dan ribut Mengingatkan siswa yang rebut dan memotivasi siswa untuk aktif dalam mengerjakan latihan Guru hanya memperhatikan beberapa orang siswa Perhatian guru harus secara menyeluruh dan tidak hanya kepada sebagian siswa saja Pada saat kegiatan yang dilakukan guru terlalu cepat dan belum runtut Guru lebih meperhatikan runtutan rencana pembelajaran supaya tidak terburu-buru dan lebih runtut Guru tidak memperhatikan alokasi waktu Lebih memperhatikan alokasi waktu 4 Hasil Belajar KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 70, jadi siswa dikatakan tuntas ketika siswa tersebut mendapat nilai 70 atau mendapat nilai di atas 70. Hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung campuran yang telah dilaksanakan pada siklus I menunjukan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Rata-rata nilai siswa sebesar 81. Siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sebanyak 13 orang dengan presentase 72, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 5 orang dengan presentase 28. Tingkat presentase keberhasilan belajar siswa bisa dikategorikan tinggi karena presentase ketuntasan dalam siklus I mencapai 72. Hasil pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL pada siklus I menunjukan peningkatan dari hasil pra siklus yang telah dilakukan. Bila dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus rata- rata nilai hasil belajar siswa yaitu sebesar 69 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa siklus I sebesar 81 mengalami peningkatan sebesar 12. Presentase siswa yang mencapai KKM pada hasil belajar pra siklus yaitu sebesar 44 dengn hasil belajar siklus I sebesar 72 mengalami peningkatan sebesar 28. Perbandingan rata-rata nilai hasil belajar siswa dan presentase pencapaian KKM pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut. Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I 20 40 60 80 100 Pra Siklus Siklus I 69 81 44 72 Rata-rata nilai hasil belajar siswa Presentase pencapaian KKM Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 Refleksi Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dapat dikatakan hasil belajar siswa sudah meningkat dari pra siklus walaupun masih belum memenuhi standar ketuntasan depdiknas yaitu 85 siswa yang tuntas. Hasil observasi dan hasil diskusi dengan para observer menunjukan bahwa pelaksanaan siklus I dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Siswa terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL. Guru sudah baik dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL. Guru sudah baik dalam memberikan apersepsi dengan bertanya mengenai kegiatan sehari-hari yang akan dikaitkan dengan materi operasi hitung, sehingga siswa memperoleh sedikit gambaran tentang apa yang akan dipelajari. Pembelajaran yang dilakukan sudah kontekstual dengan memberikan contoh-contoh riil dan berada disekitar siswa. Adapun kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus I dan harus diperbaiki di siklus selanjutnya yaitu guru kurang memperhatikan kesiapan awal siswa untuk belajar, sehingga siswa ada yang belum siap dan masih bermain dengan teman lainnya. Guru kurang memperhatikan siswa yang duduk di belakang sehingga masih ada sebagian kecil siswa yang tidak meperhatikan. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen namun dalam pembagian kelompok guru belum bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa masih ribut dan sibuk mencari teman-temannya. Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang aktif dalam diskusi dan masih mengganggu teman yang lainnya sehingga membuat suasana diskusi kurang kondusif. Guru kurang adil dalam berkeliling terhadap setiap kelompok, alokasi waktu untuk kegiatan diskusi terlalu lama sehingga guru terburu-buru dalam melaksanakan langkah pembelajaran Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu selanjutnya. Guru kurang membagi perhatian terhadap siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dengan siswa yang lainnya sehingga siswa kurang memperhatikan teman yang sedang menyampaikan hasil diskusinya dan kurang menanggapinya. Guru kurang memberikan penguatan dan penekanan terhadap materi yang dipelajari. Kekurangan-kekurangan yang telah diuraikan di atas hendaknya diperbaiki untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada pelaksanaan siklus II, adapun upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah dengan memperhatikan kondisi kesiapan awal belajar siswa agar siswa menjadi lebih focus dan proses belajar lebih optimal. Guru hendaknya memperhatikan siswa yang duduk di barisan belakang dan mengatur tempat duduk siswa serta mobilitas guru di dalam kelas juga harus lebih diperhatikan. Guru harus membagi siswa ke dalam kelompok dengan tertib dan rapih sehingga siswa tidak saling rebut dalam mencari temannya. Guru hendaknya lebih tegas untuk menegur siswa yang kurang berpartisipasi aktif di dalam kelompok dan mengganggu teman yang lainnya agar suasana diskusi menjadi lebih kondusif dan semua siswa ikut serta dalam mengerjakan LKS. Guru harus memperhatikan alokasi waktu yang tertera di RPP. Ketika perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusinya, guru hendaknya membagi perhatian terhadap siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusinya dengan siswa yang lainnya agar siswa yang lainnya memperhatikan siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusi dan diharapkan siswa yang lainnya juga turut menanggapi hasil diskusi. Dalam memberikan penguatan guru tidak hanya dengan melakukan tanya jawab saja tetapi guru harus lebih memberi penguatan dan penekanan pada setiap pokok bahasan yang penting dan diulang-ulang agar siswa menjadi lebih mengerti terhadap materi yang dipelajarinya. Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Siklus II