Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengenai kurikulum, kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan digunakan.
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
a. Siklus I
Pelaksanaan siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar, dan refleksi. Pada pelaksanaan siklus I ini peneliti memperoleh data sebagai
berikut. 1
Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan terlebih
dahulu untuk melakukan tindakan siklus I. persiapan yang dilakukan diantaranya membuat perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP yang mengacu pada kurikulum 2013. RPP yang disusun dalam siklus I memiliki sistematika yang sama dengan RPP yang biasa disusun oleh guru
yaitu identitas sekolah, Kompetensi Inti KI, Kompetensi Dasar KD, indikator capaian
kompetensi, materi
ajar, metode
pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, media dan sumber belajar, dan penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat untuk penelitian ini berbeda dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang lainnya. Pada RPP
yang dibuat ini menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL. Perbedaan RPP yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning
CTL dengan RPP yang lainnya yaitu terletak pada skenario pembelajaran atau langkah pada kegiatan inti yang menerapkan karakteristik pendekatan Contextual
Teaching and Learning CTL. Dalam skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dapat dilihat sebagai berikut.
a Memberikan masalah kontekstual sesuai dengan yang ada di lingkungan siswa
yang berkaitan dengan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. b
Guru melakukan pemodelan mengenai materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan.
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksikan
pengetahuannya mengenai materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan.
d Mengkaitkan materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan
dengan materi lain dalam pelajaran matematika e
Guru menciptakan masyarakat belajar dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
f Guru melakukan refleksi dan penilaian di akhir pertemuan dengan tanya jawab
dan berdiskusi dengan siswa. Selanjutnya untuk lebih jelas mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL maka RPP dapat dilihat pada lampiran.
2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28 April 2015. Pelaksanaan ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan
pada proses perencanaan, materi yang akan disampaikan adalah materi tentang operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Observasi mengenai
kegiatan pembelajaran dilakukan oleh tiga orang observer. Gambaran umum dari aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dideskripsikan
sebagai berikut.
a Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, siswa dan guru bersama- sama berdo‟a terlebih dahulu
sebelum pembelajaran dimulai yang dipimpin oleh ketua murid. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan menyebutkan nama siswa satu-persatu dan pada hari itu
seluruh siswa hadir. Pada saat guru memanggil nama siswa satu-persatu ada dua siswa yaitu A18 dan A15 masih terlihat kurang memperhatikan saat guru berbicara di
depan kelas. Guru mengkondisikan kedua siswa tersebut dengan menggunakan tepuk semangat.
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Setelah itu guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dengan memperhatikan kondisi bangku yang rapih dan menyuruh siswa mengeluarkan alat
tulis untuk memulai. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kegiatan sehari-hari atau pengalaman siswa dalam bermain di lingkungan. Guru mencoba
bertanya yang berkaitan dengan materi “ Siapa yang suka bermain?” semua siswa serempak menjawab “saya bu”. Kemudian guru bertanya kembali “Permainan apa
yang kalian sukai?. Siswa menjawab bermacam-macam, ada yang menjawab “Lompat tali bu”, “Bermain sepeda bu”, “Bermain kelereng bu”. Guru membenarkan
jawaban siswa, setelah itu guru memberitahu tema pembelajaran hari ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran terkait dengan materi yang dipelajari.
b Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, dimulai dengan tahap guru memberikan masalah kontekstual dengan menunjukan media kelereng yang akan digunakan oleh siswa,
serta menanyakan kepada siswa mengenai permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar seperti “Jika ibu mempunyai 32 kelereng kemudian ibu membeli lagi 22
kelereng, berapakah kelereng ibu sekarang?”. Siswa menjawab “54 bu”. kemudian guru bertanya kembali “Mengapa hasilnya menjadi 54?”. Salah satu siswa A4
menjawab “Karena dijumlahkan bu”, guru membenarkan jawaban siswa kemudian guru bertanya kembali ”Mengapa harus dijumlahkan?”. Salah satu siswa A6
menjawab “karena ibunya membeli lagi berarti dijumlahkan bu”, guru membenarkan
jawaban siswa dan kemudian guru menyuruh dua orang siswa untuk maju ke depan untuk membuktikan dari hasil yang diketahui oleh siswa.
Guru kembali memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa dan guru bertanya “jika Asti memiliki 68 kelereng kemudian Asti memberikan 24 kelerengnya
kepada Badu, berapakah kelereng Asti sekarang?”. Salah satu siswa A16 menjawab “ada 44 bu”. kemudia guru bertanya kembali “Mengapa hasilnya menjadi lebih
sedikit?”. Salah satu siswa A4 menjawab “Karena kelereng Asti sudah diberikan
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kepada Badu bu”. Dari percakapan itulah siswa dapat mengetahui pengertian operasi
hitung.
Setelah itu tahap selanjutnya guru melakukan pemodelan dengan menyuruh 2 orang siswa maju ke depan kelas untuk mempraktikan aturan operasi hitung dengan
temannya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan oleh guru, guru bertanya “coba siapa yang mau mencoba untuk maju kedepan?”. Siswa pun saling berebut
mengacungkan tangannya supaya ditunjuk oleh guru, kemudian dua orang siswa maju ke depan yaitu A5 dan A7 yang memperagakan aturan operasi hitung untuk
memecahkan soal cerita yang diberikan oleh guru yang dipajang di depan kelas dengan ditempelkan di papan tulis kemudian siswa setelah mendapatkan jawabannya
menempelkan jawaban tersebut di papan tulis dengan media angka yang telah disediakan oleh guru.
Berikutnya yaitu tahap melakukan masyarakat belajar siswa dibagi ke dalam 4 kelompok dengan cara siswa dibagikan kertas yang berwarna sesuai dengan yang
dipilih oleh siswa. Satu kelompok siswa terdiri dari 4-5 orang. Guru membimbing siswa dan memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya mengenai
pemahaman aturan operasi hitung di dalam soal cerita dengan menggunakan alat peraga atau media kelereng serta Lembar Kerja Siswa LKS untuk diamati dan
didiskusikan. Pada saat pembentukan kelompok ini siswa mulai rebut dan tidak teratur, disini guru sedikit kesulitan untuk mengkondisikannya, tetapi pada saat
kegiatan diskusi berlangsung siswa kembali focus pada materi dan berdiskusi dengan baik dan tertib.
Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru memberitahu siswa petunjuk cara mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS agar siswa tidak kebingungan dalam
mengerjakannya, namun masih ada saja siswa yang bertanya yaitu siswa A16 “Bu, ini dibagaimanakan?”. Kemudian guru menjawab “kalian baca telebih dahulu soal cerita
yang telah ibu berikan di Lembar Kerja Siswa LKS kemudian kalian kerjakan
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sesuai petunjuk yang telah diberikan”. Pada proses diskusi kelompok ini siswa kurang aktif semua, ada siswa yang hanya mengobrol saja, ada siswa yang hanya berdiam
diri saja tanpa melakukan kegiatan apapun, ada juga siswa yang benar-benar berdiskusi dan mengerjakan soal-soal latihan dalam Lembar Kerja Siswa LKS. Hal
tersebut terlihat pada kelompok biru yang mengerjakannya hanya siswa perempuannya saja sedangkan siswa laki-lakinya yaitu siswa A14 dan A10 malah
asyik mengganggu kelompok yang lain. Kelompok biru hanya dua orang saja yang aktif mengerjakan yaitu A1 dan A4, siswa yang lainnya hanya memperhatikan.
Setelah siswa selesai berdiskusi, guru menggunakan prinsip interaktivitas dengan meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan
siswa lainnya menanggapi. Kelompok yang menyelesaikan terbih dahulu mendapatkan reward dari guru. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas dan
menyampaikan hasil diskusinya dan siswa dari kelompok lainnya menanggapi. Kemudian guru meluruskan hasil dari diskusi siswa dan memberikan penguatan
tentang materi yang telah disampaikan. Kegitan diskusi kelompok ini sangat menyita waktu, sehingga melebihi waktu yang telah guru perkirakan sebelumnya. Siswa
kembali duduk dibangkunya masing-masing, keadaan kelas pun kembali rebut, guru pun berusaha untuk mengkondisikannya. Guru mengkaitkan konsep materi operasi
hitung yang dipelajari dengan konsep yang lainnya. Guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu, siswa pun mengerjakannya secara tertib dang
sungguh-sungguh. c
Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, siswa dan guru bersama-sama menimpulkan materi yang
telah dipelajari dari mulai pengertian operasi hitung, penjumlahan yang dilakukan tanpa meminjam dan pengurangan yang tanpa meminjam. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses pembelajaran dan bertanya jawab selama kegiatan berlangsung tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian materi.
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari tadi di rumah dan mempelajari materi yang akan dibahas
selanjutnya yaitu mengenai operasi hitung penjumlahan dengan meminjam dan pengurangan dengan meminjam. Guru memeberikan sedikit nasehat supaya mereka
lebih bersungguh-sungguh dalam belajar dan lebih tekun lagi. Guru kemudian menutup pembelajaran dan bersama-
sama dengan siswa berdo‟a yang dipimpin oleh ketua murid.
3 Aktivitas
Saat dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus I dengan langkah-langkah pembelajaran di atas tersebut, dilakukan pengamatan atau observasi. Berikut ini
adalah pemaparan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti berupa catatan lapangan dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh observer.
Tabel 4.1 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
No. Tahap
Pendekatan Contextual
Teaching and Learning CTL
Hal yang Diamati Hasil Pengamatan
Ya Tidak
Deskripsi
1. Pemberian
masalah kontekstual
Kontriktivisme inkuiri
Guru memberikan sebuah
permasalahan dengan
menyajikan soal
cerita di
papan tulis
Siswa memberikan respon
terhadap perintah
guru untuk
√
√ Guru
menyajikan soal cerita di depan
kelas
Hanya beberapa siswa
yang terlihat
mengacungkan
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengidentifikasi data-data yang ada
pada soal cerita tangan
2. Bertanya
Guru mengajukan pertanyaan
mengenai soal
cerita tersebut dan memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menjawab yang
mencerminkan kemampuan
seseorang dalam
berpikir Siswa merespon
pertanyaan guru √
√ Siswa
A1 menjawab
pertanyaan guru tetapi
masih dengan jawaban
yang kurang
tepat
3. Pemodelan
Guru meminta
untuk setiap
perwakilan siswa maju
ke depan
kelas untuk
memperagakan aturan
operasi hitung
yang terdapat dalam soal
cerita Siswa
maju √
√ Siswa A5 dan
A7 maju
ke depan
kelas untuk
memperagakan aturan
operasi hitung
menggunakan media kelereng.
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kedepan kelas 4.
Menciptakan masyarakat
belajar Guru
membagi siswa ke dalam 4
kelompok secara
acak Siswa
dikondisikan untuk mengambil kertas
berwarna yang
akan menentukan kelompok
√
√ Siswa dibagi ke
dalam 4
kelompok tetapi smasih
kurang kondusif karena
siswa terlihat
rebut.
5. Penilaian
yang sebenarnya
Masing-masing kelompok
maju kedepan
untuk memberikan
jawaban Guru meluruskan
jawaban setiap
jawaban siswa √
√ Setiap kelompok
bisa menjawab
dan menjelaskan jawaban
tetapi kurang sempurna
6. Refleksi
Guru dan siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan
√ Guru dan siswa
mengurutkan kembali
kejadian- kejadian selama
pembelajaran berlangsung
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci ada pada lampiran, jumlah aspek yang terlaksana 21 atau 95 dan tidak terlaksana
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sebanyak 1 aspek atau 5. Meskipun terlaksana baru 95, hal ini tidak akan terlalu berpengaruh karena yang tidak terlaksana bukanlah komponen kegiatan pada
pendekatan CTL melainkan pada kegiatan unjuk kerja. Hasil dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I secara rinci terdapat pada lampiran.
Tabel 4.2 Catatan Lapangan pada Pembelajaran Siklus I KendalaKesulitan
Usaha Perbaikan
Saat siswa mengerjakan latihan siswa lain keluar bangku dan ribut
Mengingatkan siswa yang rebut
dan memotivasi
siswa untuk aktif dalam mengerjakan latihan
Guru hanya memperhatikan beberapa orang siswa Perhatian
guru harus
secara menyeluruh dan tidak
hanya kepada
sebagian siswa saja
Pada saat kegiatan yang dilakukan guru terlalu cepat dan belum runtut
Guru lebih meperhatikan runtutan
rencana pembelajaran
supaya tidak terburu-buru dan
lebih runtut Guru tidak memperhatikan alokasi waktu
Lebih memperhatikan
alokasi waktu
4 Hasil Belajar
KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 70, jadi siswa dikatakan tuntas ketika siswa tersebut mendapat nilai 70 atau mendapat nilai di atas
70. Hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung campuran yang
telah dilaksanakan pada siklus I menunjukan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Rata-rata nilai siswa sebesar 81. Siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sebanyak 13 orang dengan presentase 72, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 5 orang dengan presentase 28. Tingkat presentase
keberhasilan belajar siswa bisa dikategorikan tinggi karena presentase ketuntasan dalam siklus I mencapai 72.
Hasil pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL pada siklus I menunjukan peningkatan dari hasil pra
siklus yang telah dilakukan. Bila dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus rata- rata nilai hasil belajar siswa yaitu sebesar 69 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa
siklus I sebesar 81 mengalami peningkatan sebesar 12. Presentase siswa yang mencapai KKM pada hasil belajar pra siklus yaitu sebesar 44 dengn hasil belajar
siklus I sebesar 72 mengalami peningkatan sebesar 28. Perbandingan rata-rata nilai hasil belajar siswa dan presentase pencapaian KKM pada pra siklus dan siklus I
dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut.
Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I
20 40
60 80
100
Pra Siklus Siklus I
69 81
44 72
Rata-rata nilai hasil belajar siswa Presentase pencapaian KKM
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5 Refleksi
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dapat dikatakan hasil belajar siswa sudah meningkat dari pra siklus walaupun masih belum memenuhi
standar ketuntasan depdiknas yaitu 85 siswa yang tuntas. Hasil observasi dan hasil diskusi dengan para observer menunjukan bahwa pelaksanaan siklus I dengan
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Siswa terlihat antusias dan aktif dalam
mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL. Guru sudah baik dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Lerning CTL. Guru sudah baik dalam memberikan apersepsi dengan bertanya mengenai kegiatan sehari-hari yang akan
dikaitkan dengan materi operasi hitung, sehingga siswa memperoleh sedikit gambaran tentang apa yang akan dipelajari. Pembelajaran yang dilakukan sudah
kontekstual dengan memberikan contoh-contoh riil dan berada disekitar siswa.
Adapun kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus I dan harus diperbaiki di siklus selanjutnya yaitu guru kurang memperhatikan kesiapan awal
siswa untuk belajar, sehingga siswa ada yang belum siap dan masih bermain dengan teman lainnya. Guru kurang memperhatikan siswa yang duduk di belakang sehingga
masih ada sebagian kecil siswa yang tidak meperhatikan.
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen namun dalam pembagian kelompok guru belum bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa masih
ribut dan sibuk mencari teman-temannya. Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang aktif dalam diskusi dan masih mengganggu teman yang lainnya
sehingga membuat suasana diskusi kurang kondusif. Guru kurang adil dalam berkeliling terhadap setiap kelompok, alokasi waktu untuk kegiatan diskusi terlalu
lama sehingga guru terburu-buru dalam melaksanakan langkah pembelajaran
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
selanjutnya. Guru kurang membagi perhatian terhadap siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dengan siswa yang lainnya sehingga
siswa kurang memperhatikan teman yang sedang menyampaikan hasil diskusinya dan kurang menanggapinya. Guru kurang memberikan penguatan dan penekanan terhadap
materi yang dipelajari.
Kekurangan-kekurangan yang telah diuraikan di atas hendaknya diperbaiki untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada pelaksanaan siklus II, adapun upaya
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah dengan memperhatikan kondisi kesiapan awal belajar siswa agar siswa menjadi lebih focus
dan proses belajar lebih optimal. Guru hendaknya memperhatikan siswa yang duduk di barisan belakang dan mengatur tempat duduk siswa serta mobilitas guru di dalam
kelas juga harus lebih diperhatikan.
Guru harus membagi siswa ke dalam kelompok dengan tertib dan rapih sehingga siswa tidak saling rebut dalam mencari temannya. Guru hendaknya lebih
tegas untuk menegur siswa yang kurang berpartisipasi aktif di dalam kelompok dan mengganggu teman yang lainnya agar suasana diskusi menjadi lebih kondusif dan
semua siswa ikut serta dalam mengerjakan LKS. Guru harus memperhatikan alokasi waktu yang tertera di RPP. Ketika perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas
untuk menyampaikan hasil diskusinya, guru hendaknya membagi perhatian terhadap siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusinya dengan siswa yang lainnya agar
siswa yang lainnya memperhatikan siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusi dan diharapkan siswa yang lainnya juga turut menanggapi hasil diskusi. Dalam
memberikan penguatan guru tidak hanya dengan melakukan tanya jawab saja tetapi guru harus lebih memberi penguatan dan penekanan pada setiap pokok bahasan yang
penting dan diulang-ulang agar siswa menjadi lebih mengerti terhadap materi yang dipelajarinya.
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Siklus II