Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Siklus II
Pelaksanaan siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar, dan kesimpulan. Pada penelitian siklus II ini peneliti memperoleh data
sebagai berikut. 1
Perencanaan Sebelum melakukan kegiatan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat
perencanaan-perencanaan diantaranya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, RPP yang dibuat pda siklus II ini berdasarkan dari hasil perbaikan dalam
proses refleksi siklus sebelumnya. RPP yang disuse n dalam siklus II memiliki sistematika yang sama dengan RPP yang biasa disusun oleh guru yaitu identitas
sekolah, Kompetensi Inti KI, Kompetensi Dasar KD, indikator capaian kompetensi, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media
dan sumber belajar, dan penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat untuk penelitian ini berbeda dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang lainnya. Pada RPP
yang dibuat ini menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL. Perbedaan RPP yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning
CTL dengan RPP yang lainnya yaitu terletak pada skenario pembelajaran atau langkah pada kegiatan inti yang menerapkan karakteristik pendekatan Contextual
Teaching and Learning CTL. Dalam skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dapat dilihat sebagai berikut.
a Memberikan masalah kontekstual sesuai dengan yang ada di lingkungan siswa
yang berkaitan dengan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dengan menyebutkan permainan yang berada di lingkungan sekitar siswa.
b Guru melakukan pemodelan mengenai materi operasi hitung campuran
penjumlahan dan pengurangan.
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksikan
pengetahuannya mengenai materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan sesuai pemikirannya masing-masing.
d Mengkaitkan materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan
dengan materi lain dalam pelajaran matematika e
Guru menciptakan masyarakat belajar dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
f Guru melakukan refleksi dan penilaian di akhir pertemuan dengan tanya jawab
dan berdiskusi dengan siswa. g
Membagi siswa kedalam 4 kelompok berdasarkan kemampuan siswa.
Selanjutnya untuk lebih jelas mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL
maka RPP dapat dilihat pada lampiran.
2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 07 Mei 2015. Observasi mengenai kegiatan pembelajaran dilakukan oleh tiga orang
observer. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dengan hasil perbaikan dari siklus sebelumnya, materi yang
disampaikannya pun masih tentang soal cerita operasi hitung, tetapi soal cerita operasi hitung yang diajarkannya berbeda dengaan operasi hitung siklus I, pada siklus
II ini soal cerita operasi hitung yang diajarkan alah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Adapun gambaran umum dari pelaksanaan
pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa terlebih dahuku supaya siswa lebih siap dalam mengikuti pembelajaran dengan cara merapikan tempat duduk siswa
dan meminta siswa untuk mengeluarkan alat tulisnya, kemudian guru dan siswa
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bersama- sama berdo‟a untuk memulai pembelajaran, setelah itu guru mengecek
kehadiran siswa melalui lembar absensi siswa, seluruh siswa hadir semua. Sebelum memulai pembelajaram guru memotivasi siswa terlebih dahulu dengan melakukan
tepuk semangat, siswa mengeluarkan keantusiasannya dengan suara yang bersemangat. Setelah itu guru mencoba mengaitkan materi yang akan disampaikan
dengan materi yang sebelumnya telah disampaikan yaitu tentang soal cerita penjumlahan dan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunkan kelereng.
Sebagian besar siswa menjawab dengan bersemangat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran terkait dengan materi yang akan dipelajari. Siswa meperhatikan
dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
b Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru membagikan setiap siswa 10 stik es krim dan memberikan maslah kontekstual dengan menempelkan beberapa pertanyaan soal
cerita di papan tulis. Siswa terlihat antusias ketika guru menempelkan beberapa soal cerita di papan tulis. Guru membacakan soal cerita yang ada di papan tulis dan
meminta siswa untuk menuliskan kembali dalam buku masing-masing siswa dan mengerjakannya, siswa kemudian siswa yang bisa terlebih dahulu menjawab bisa
meperagakannya di depan kelas menggunakan stik eskrim dan menempelkannya di papan tulis dengan menggunakan media angka yang telah disediakan oleh guru.
Setiap siswa yang berani maju ke depan kelas untuk menempelkan jawaban dan jawaban tersebut benar siswa diberikan reward oleh guru berupa gambar smile face
dan ditempelkan di dada. Guru membenarkan jawaban siswa ketika siswa menjawabnya dengan benar dan guru meluruskan jawaban siswa dan memberi
penegasan atas jawaban-jawaban siswa.
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dengan cara dipanggil satu persatu dan disediakan tempat duduknya sehingga proses pembentukan kelompok
tidak seribut pada pembelajaran siklus sebelumnya. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok, tiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang siswa. Guru memfasilitasi dan
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
membimbing siswa agar dapat mengkonstruksikan konsep soal cerita operasi hitung dengan memberikan media stik eskrim serta Lembar Kerja Siswa LKS untuk
didiskusikan mengenai operasi hitung yang tedapat dalam soal cerita tersebut.
Guru tidak lupa untuk memberikan penjelasan kepada siswa bagaimana cara mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS agar siswa tidak lagi kebingungan dalam
mengisi Lembar Kerja Siswa LKS. Guru juga berkeliling kesetiap kelompok untuk memeriksa keadaan siswa ketika berdiskusi. Pada proses diskusi kelompok ini
sebagian besar siswa aktif dan tertib dalam mengisi Lembar Kerja Siswa LKS karena sebelumnya guru memberitahu bahwa guru akan memberikan reward kepada
satu kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik dalam kegiatan tersebut dan semua anggota kelompoknya harus berpartisipasi aktif dalam mengisi
Lembar Kerja Siswa LKS yang diberikan.
Suasana diskusi kelompok sangat kondusif, siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dari teman-temannya membimbing temannya dalam kegiatan diskusi dan
mepersilahkan temannya untuk mempelajari lagi hasil diskusinya. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru menggunakan prinsip interaktivitas dengan meminta siswa
untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa lainnya menanggapi. Kemudian guru meminta perwakilan kelompok maju ke depan kelas dan
menyampaikan hasil diskusinya dan guru memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk menanggapinya. Stelah itu guru meluruskan jawaban dari hasil
diskusi siswa dengan menuliskannya di papan tulis kemudian guru memberikan penguatan tentang materi yang telah disampaikannya. Guru memberikan soal evaluasi
yang dikerjakan secara individu, siswa pun mengerjakannya secara tertib dang sungguh-sungguh. Kegiatan evaluasi tersebut mengakhiri kegiatan inti, selanjutnya
beranjak pada kegiatan akhir.
c Kegiatan Akhir
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada kegiatan akhir, siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari yaitu soal cerita operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
dengan teknik meminjam. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik, pada hari itu kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik adalah kelompok merah, semua anggota kelompok lima maju ke depan kelas dan mendapat bintang sebagai
penghargaan. Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi. Guru memberikan sedikit nasehat kepada siswa supaya mereka lebih bersungguh-sungguh dalam belajar dan lebih tekun lagi. Guru kemudian menutup
pembelajaran dan bersma-sama berdo ‟a kembali.
3 Aktivitas
Saat dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus I dengan langkah-langkah pembelajaran di atas tersebut, dilakukan pengamatan atau observasi. Berikut ini
adalah pemaparan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti berupa catatan lapangan dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh observer.
Tabel 4.3 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
No. Tahap
Pendekatan Contextual
Teaching and Learning CTL
Hal yang Diamati Hasil Pengamatan
Ya Tidak
Deskripsi
1. Pemberian
masalah kontekstual
Kontriktivisme inkuiri
Guru memberikan sebuah
permasalahan dengan
menyajikan soal
cerita di
papan √
Guru menyajikan soal
cerita di depan kelas
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tulis Siswa memberikan
respon terhadap
perintah guru
untuk mengidentifikasi
data-data yang ada pada soal cerita
√ Semua
siswa mengacungkan
tangan
2. Bertanya
Guru mengajukan pertanyaan
mengenai soal
cerita tersebut dan memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menjawab yang
mencerminkan kemampuan
seseorang dalam
berpikir Siswa merespon
pertanyaan guru √
√ Siswa
A9 menjawab
pertanyaan guru dengan jawaban
yang benar
3. Pemodelan
Guru meminta
untuk setiap
perwakilan siswa maju
ke depan
kelas untuk
memperagakan √
Siswa A13 dan A15 maju ke
depan kelas
untuk memperagakan
aturan operasi
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
aturan operasi
hitung yang
terdapat dalam soal cerita
Siswa maju
kedepan kelas √
hitung menggunakan
media stik
eskrim.
4. Menciptakan
masyarakat belajar
Guru membagi
siswa ke dalam 4 kelompok
secara heterogen
Siswa dikondisikan untuk
berkumpul bersama
kelompoknya √
√ Siswa dibagi ke
dalam 4
kelompok secara heterogen
dan ditentukan oleh
guru sehingga
siswa tidak ribut.
5. Penilaian
yang sebenarnya
Masing-masing kelompok
maju kedepan
untuk memberikan
jawaban Guru meluruskan
jawaban setiap
jawaban siswa √
√ Setiap kelompok
bisa menjawab
dan menjelaskan jawaban secara
benar
6. Refleksi
Guru dan siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan
√ Guru dan siswa
mengurutkan kembali
kejadian- kejadian selama
pembelajaran
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berlangsung
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci ada pada lampiran, jumlah aspek yang terlaksana sebanyak 22 aspek atau 100.
Keseluruhan aspek ini dapat terlaksana setelah melakukan refleksi dari tindakan sebelumnya. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II secara rinci terdapat
pada lampiran. Peneliti juga mencatat banyak temuan-temuan pada aktivitas siswa di kelas pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Berikut adalah rinciannya:
Tabel 4.4 Catatan Lapangan pada Pembelajaran Siklus II KendalaKesulitan
Usaha Perbaikan
Ada beberapa siswa tidak terperhatikan dengan baik oleh guru
Guru lebih memperhatikan siswa yang lainnya dengan baik.
4 Hasil belajar
KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 70, jadi siswa dikatakan tuntas ketika siswa tersebut mendapat nilai 70 atau mendapat nilai di atas
70. Hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL pada pelajaran matematika materi soal cerita operasi hitung yang
telah dilaksanakan pada siklus II menunjukan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65. Rata-rata nilai siswa sebesar 93. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM
sebanyak 17 orang dengan presentase 94, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 1 orang dengan presentase 6. Tingkat keberhasilan
belajar siswa bisa dikategorikan sangat tinggi karena presentase ketuntasan dalam siklus II mencapai 94.
Hasil pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL pada siklus II menunjukan peningkatan dari hasil
siklus I yang telah dilakukan. Bila dibandingkan dengan hasil belajar siklus I rata-rata
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
nilai hasil belajar siswa yaitu sebesar 81 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa siklus II sebesar 93 mengalami peningkatan sebesar 12. Presentase siswa yang
mencapai KKM pada hasil belajar siklus I yaitu sebesar 72 dengan hasil belajar siklus II sebesar 94 mengalami peningkatan sebesar 22. Perbandingan rata-rata
nilai hasil belajar dan presentase pencapaian KKM pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut.
Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
5 Kesimpulan
Pada pelaksanaan siklus II ini sudah lebih baik bila dibandingkan dengan siklus I. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, mulai dari memberi
motivasi, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi, membimbing siswa dalam kelompok, memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, serta memberikan evaluasi kepada siswa. Guru juga sudah bisa mengupayakan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan pada siklus sebelumnya.
Hasil belajar pada siklus II telah menunjukan peningkatan yang sangat baik dengan presentase ketuntasan 94 dan bisa dikategorikan sangat tinggi. Jadi apabila
meninjau pada standar ketuntasan belajar yang ditetapkan depdiknas pembelajaran
20 40
60 80
100
Siklus I Siklus II
81 93
72 94
Rata-rata nilai siswa Presentase pencapaian KKM
Shinta Purnama Dewi, 2015 Penerapan Ctl Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
secara klasikal akhirnya bisa dikatakan tuntas karena sudah mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan depdiknas yaitu kelas bisa dinyatakan tuntas dalam
belajar apabila siswa yang tuntas mencapai 85 dari total siswa atau lebih. Namun catatan untuk satu orang yang nilainya di bawah KKM yaitu siswa A7 diberikan
remedial teaching dan perhatian khusus dari guru agar kedepannya siswa tersebut dapat memenuhi target yang diinginkan.
B. Pembahasan