PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2012, 31 Desember 2011, serta untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011 dalam ribuan rupiah
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, mencakup Pernyataan dan Interprestasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. serta Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Bapepam dan LK No. Kep-06PM2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-554BL2010 Tanggal
30 Desember 2010, dan Surat Edaran No. SE-02PM2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Real Estat
yang telah dipertegas dengan Surat Edaran No. SE-03BL2011 tanggal 13 Juli 2011. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah
direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
Laporan keuangan konsolidasian untuk periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2012 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 Revisi 2009,
“Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2011.
Penerapan PSAK No. 1 Revisi 2009 tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian untuk periode tiga bulanan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012, kecuali penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011
seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan historical cost, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain,
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas
konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah Rp yang juga merupakan mata uang fungsional Grup. Kecuali
dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam ribuan Rupiah.
b.
Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif Tanggal 1 Januari 2011
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK berikut:
1 PSAK 1 Revisi 2009, “Penyajian Laporan Keuangan”, yang mengatur penyajian laporan keuangan, antara lain mengenai tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang
wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, pemisahan antara aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan
konsistensi, serta pengungkapan baru, antara lain estimasi utama dan pertimbangan untuk akun-akun utama, manajemen permodalan dan pendapatan komprehensif lain. Standar ini
memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan
“Pendapatan komprehensif lain”. Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif, atau dalam dua laporan yang berkaitan, yakni laporan laba rugi terpisah
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Maret 2012, 31 Desember 2011, serta untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2012 dan 2011 dalam ribuan rupiah
dan laporan laba rugi komprehensif. Grup memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya disajikan sesuai dengan
PSAK ini agar komparatif dengan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Maret 2012.
2 PSAK 4 Revisi 2009, “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian,
untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian Perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada anak-anak perusahaan, pengendalian bersama entitas, dan
perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
3 PSAK No. 5 Revisi 2009, “Segmen Operasi”, yang mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular
kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini
menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya
pelaporan internal. Grup menyajikan informasi segmen periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian tanggal
31 Maret 2012.
4 PSAK 7
Revisi 2010,
“Pengungkapan Pihak-pihak
Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan pihak-pihak berelasi, transaksi, dan saldo termasuk komitmen, dalam
laporan keuangan. 5 PSAK No. 22 Revisi 2010, “Kombinasi Bisnis”, menjelaskan transaksi atau peristiwa lain
yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya
tentang kombinasi bisnis dan dampaknya.
Grup menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 Revisi 2010, “Kombinasi Bisnis”, yang diterapkan untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal
periodetahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK No. 22 Revisi 2010, sejak tanggal 1 Januari 2011, maka Grup:
Menghentikan amortisasi goodwill;
Mengeliminasi nilai yang tercatat akumulasi amortisasi goodwill; dan
Melakukan uji penurunan nilai goodwill sesuai dengan ketentuan PSAK No. 48 Revisi
2009, “Penurunan Nilai Aset”. Selanjutnya, saldo akumulasi amortisasi goodwill sebesar Rp 225.284.778 disesuaikan
terhadap biaya perolehan goodwill pada awal tahun buku tanggal 1 Januari 2011 Catatan 13.
6 PSAK No. 48 Revisi 2009, “Penurunan Nilai Aset”, mengatur tentang prosedur yang digunakan oleh entitas untuk meyakinkan bahwa nilai tercatat aset tidak melebihi nilai yang
dapat dipulihkan. Suatu aset nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan apabila nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan melalui pemakaian dan penjualan
aset tersebut. Jika ini yang terjadi, maka aset tersebut diturunkan nilainya dan pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui kerugian penurunan nilai aset. Pernyataan revisi
ini juga mengatur kapan entitas harus memulihkan kerugian penurunan nilai aset yang telah diakui dan pengungkapan yang diperlukan.