Latar Belakang Masalah S KOM 0905928 Chapter1

Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Mudyaharjo dalam Sagala, 2012:3 Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai pendidik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan kata lain guru menempati titik sentral pendidikan. Agar guru mampu menunaikan tugasnya dengan baik, maka terlebih dahulu harus memahami hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti halnya proses pendidikan pada umumnya. Dengan demikian peranan guru yang sangat penting adalah mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah termasuk didalamnya penggunaan metode mengajar yang sesuai. Penggunaan metode mengajar yang tepat, merupakan suatu alternatif mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran, guna meningkatkan mutu pengajaran. Penerapan suatu metode pengajaran harus ditinjau dari segi efektivitas, efisiensi dan kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai obyek. Dari berbagai masalah tersebut, seperti yang telah disebutkan di atas yang paling berpengaruh adalah metode mengajar guru itu sendiri. Pernyataan tersebut ditemukan juga dari sebuah asumsi bahwa kualitas pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, yaitu metode mengajar yang dilakukan oleh guru. Untuk itu perlu dilakukan perubahan paradigma pembelajaran. Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah peneliti melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran, metode pembelajaran yang dipakai di sekolah yang akan diteliti, guru biasanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran kepada siswanya. Guru mentransfer informasi dan materi pembelajaran secara langsung kepada siswa. Pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang terpusat kepada guru, dan siswa menjadi objek pasif yang hanya dapat menerima materi dan informasi yang telah disampaikan oleh guru. Walaupun metode tersebut lebih sederhana dan praktis, namun metode ceramah memilik beberapa kelemahan, menurut Suryosubroto 2001 dari metode ceramah yaitu : a. Guru sukar mengetahui sampai mana murid-murid telah mengerti pembicaraannya. b. Murid sering memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan guru Michel et al. 2009 juga menerangkan bahwa beberapa penelitian yang telah dilakukan pada proses pembelajaran pasif menunjukkan bahwa banyak siswa yang gagal untuk menguasai sebagian besar materi setelah pembelajaran selesai jika dibandingkan dengan pembelajaran aktif. Sejalan dengan Ardhana Mawardi dan Prihatini, 2011, menemukan bahwa “80 guru menyatakan paling sering menggunakan metode ceramah untuk pembelajaran. Sedangkan dari pandangan siswa, 90 menyampaikan bahwa gurunya mengajar dengan cara menerangkan, 58 berpendapat dengan cara memberikan PR, dan 43,6 menyampaikan dengan cara ringkas, serata jarang sekali melakukan pengamatan di luar kelas” Dapat disimpulkan, bahwa metode pembelajaran ceramah, yang sering digunakan kebanyakan guru, memiliki kelemahan pada lemahnya siswa dalam mencerna informasi yang diberikan guru, karena bersifat berpusat pada guru teacher oriented, siswa tidak termotivasi untuk menanyakan apa yang tidak dia pahami, sehingga proses transfer informasi dari guru ke siswa tidak berjalan dengan baik. Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Hardi S Hood dan Koestrini Hardi dalam Rahman 2006:27, perubahan pembelajaran yang perlu dilakukan guru terkait dengan 5 aspek sebagai berikut: a. Perubahan pola pikir pembelajaran dari yang cenderung berorientasi pada pengajaran, menuju pola pikir baru yang berorientasi pada pembelajaran b. Pola pikir pembelajaran dari paradigma lama yang berpusat pada guru menjadi model pembelajaran yang berfokus pada siswa c. Perubahan pola pembelajaran dari model yang tertutup, terpisah, atau terisolasi dari lingkungan dan masyarakatnya menjadi model pembelajaran yang terbuka, erat, dan akrab dengan habitat dan masyarakat d. Perubahan pola pembelajaran yang bersifat sentralistik menjadi desentralistik e. Perubahan paradigma pembelajaran dari yang cenderung berdimensi kognitif menuju paradigma pembelajaran yang berdimensi integral dan holistik Dari aspek-aspek diatas dapat disimpulkan bahwa siswa bukan lagi hanya sebagai pendengar ceramah guru di kelas tapi harus ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan metode pengajaran yang lebih berorientasi pada siswa student oriented. Guru tetap dalam tugas utamanya seperti yang ada pada Pasal 1 ayat 1 UU Guru, menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Kenyataan di lapangan hampir di setiap sekolah dalam proses pembelajaran walaupun menerapkan suatu metode pembelajaran tertentu hal itu tidak menstimulus semua siswa dapat aktif, berfikir kritis, berani bicara baik bertanya, mengemukakan pendapat baik pro atau kontra, dan lain sebagainya. Sehingga perilaku siswa setelah pembelajaran hampir tidak berbeda dengan Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perilaku siswa sebelum pembelajaran. Jika demikian maka tujuan dari belajar belum optimal, karena perilaku siswa tidak mengalami perubahan. Karp dan Yoels dalam Lie 2004:6 mencatat pengamatan mereka di tingkat perguruan tinggi yang dapat dikatakan sebagai pelajar yang paling kritis, menemukan bahwa melalui strategi diskusi yang melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif ternyata dalam sekelas yang berjumlah kurang dari 40, hanya 4 sampai 5 mahasiswa saja yang menggunakan 75 dari waktu interaksi yang disediakan. Dalam kelas yang berisi lebih dari 40 mahasiswa hanya 2 sampai 3 mahasiswa yang mendominasi separuh dari interaksi kelas, sementara yang lainnya hanya menjadi penonton sehingga arena kelas dikuasai oleh segelintir orang saja. Tidak hanya di kalangan mahasiswa, tetapi juga siswa-siswa SMP dan SMA hanya sebagian siswa saja yang aktif ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini mengakibatkan potensi siswa terutama dalam kemampuan berkomunikasi sempat terhambat, dan dapat menurunkan motivasi belajarnya. Padahal kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah interaksi. Komunikasi adalah keterampilan manusia yang paling luar biasa A. Hanafi, 1984:11. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak dapat berperan aktif, diantaranya guru terlalu mendominasi pembicaraan atau kurang memberi kesempatan terhadap siswa untuk belajar mengemukakan pendapatnya baik itu benar ataupun salah, dan selain itu juga siswa yang aktif tidak memberikan kesempatan kepada temannya untuk mengutarakan pendapat. Jika hal ini dibiarkan maka keaktifan beberapa siswa yang kurang mampu berkomunikasi dalam proses belajar akan terhambat. Selain itu hal tersebut juga membuat siswa kurang mampu berfikir kritis. Menurut Maslow dan Rogers tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa sampai setinggi yang dia bisa. Anita Lie,2004:5. Begitupun dalam model pembelajaran. Semua model pembelajaran memiliki tujuan tertentu. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Tujuan model pembelajaran ini adalah meningkatkan hasil belajar akademik siswa melalui kerja sama yang baik dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya baik dilihat dari tingkat prestasinya tinggi, sedang dan rendah dan jika memungkinkan Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Selain itu tujuan dari pembelajaran model ini adalah mengembangan keterampilan sosial. Menurut Johnson Johnson Lie, 2004:18 ada 5 unsur pokok model Cooperatif Learning: saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Adapun tipe-tipe model Cooperatif Learning antara lain : Mencari Pasangan, Bertukar pasangan, Think Pair and Share, Berkirim salam dan soal, Number Head Together, Time Token, Two Star-Two Star, Keliling Kelompok, Keliling Kelas, Lingkaran Kecil Lingkaran Besar, Tari Bambu , Jigsaw, Bercerita Pasangan, dan lain lain. Lie, 2004 Tidak semua metode pembelajaran dalam sebuah model pembelajaran sesuai diterapkan di setiap sub pokok bahasan. Dari berbagai tipe Cooperatif Learning dengan melihat permasalahan diatas maka penulis akan mencoba menerapkan tipe Time Token pada siswa kelas X SMK TKJ. Tujuan dari tipe ini adalah membatasi siswa yang terlalu dominan dan banyak bicara dan memberi kesempatan kepada siswa yang pasif, agar seluruh siswaanggota kelompok ikut terlibat dan mempunyai tanggung jawab terhadap kelompoknya. Intinya strategi Time Token dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat. Sehingga dengan strategi tersebut diharapkan semua siswa dapat termotivasi untuk mengikuti mata pelajaran. Berdasarkan fakta dari permasalahan di atas, dimana sampai saat ini hampir sering ditemui di setiap sekolah dalam proses pembelajaran di kelas tidak semua siswa dapat ikut aktif terutama dalam kemampuannya berbicara seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat atau mengeluarkan argumen. Permasalahan tersebut juga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Padahal setiap peserta didik memiliki potensi untuk dapat belajar secara optimal. Siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat juga berhasil dalam mencapai ketuntasan belajarnya. Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengetahuan tidak diperoleh dengan cara diberikan atau ditransfer dari orang lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi oleh individu itu sendiri, sehingga siswa mampu mengembangakan intelektualnya Sagala, 2012:63. Selanjutnya, menurut Sagala 2012:37, berdasarkan berbagai pandangan dari beberapa ahli tentang teori belajar, terdapat kesamaan maknanya, belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Hal-hal pokok dalam belajar adalah belajar dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, karena pengalaman dan praktek, perubahan itu didapatkan dari usaha secara disengaja. Maka dari itu diperlukan proses yang dapat membentuk dan mengkontruksi pengetahuan yang diperoleh oleh siswa, dan dibutuhkan pengalaman dan praktek dalam belajar, salah satunya dengan cara aktif dalam kegiatan pembelajaran, berargumen dalam proses belajar di kelas dan dalam menuangkan pendapat dalam diskusi. Mata pelajaran melakukan perawatan PC di SMK TKJ terdiri dari pembelajaran teori dan praktek, yang pada pelaksanaannya guru menjelaskan teori di kelas, dan murid mendengarkan guru menyampaikan materi. Pada proses pembelajaran tersebut hanya guru yang aktif dalam pembelajaran, atau hanya beberapa murid saja yang aktif bertanya, sisanya hanya mendengarkan dan jenuh. Metode pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Melakukan Perawatan PC yaitu metode ceramah dan praktikum, dimana guru awalnya memberikan teori setelah itu peserta didik melakukan praktikum. Dengan menggunakan metode Time Token penulis berhipotesis bahwa siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan kognitif siswa. Pengaruh lain yang dapat ditimbulkan dari kurangnya keaktifan siswa, hal ini akan menimbulkan pula kejenuhan pada siswa itu sendiri. Akibatnya motivasi siswa dalam belajar menurun. Nasution 2009:1 menjelaskan, dalam konferensi di Woods Hole berkumpul sejumlah sarjana yang paling ulung dalam bidangnya masing-masing serta para ahli pendidik yang ternama untuk memikirkan tentang kurikulum. Empat pokok utama yang dibahas dalam konferensi tersebut yaitu : Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Peranan struktur dalam belajar dan cara untuk mengutamakannya dalam mengajar, 2 Kesiapan untuk mempelajari sesuatu, 3 Hakekat intuisi dalam proses belajar, dan 4 Dorongan atau motivasi belajar dan cara untuk membangkitkannya Secara ideal seorang anak harus memiliki minat untuk sesuatu agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Selain itu juga dibutuhkan dorongan dan hal yang menarik sebagai faktor ekstrinsik yang dapat menumbuhkan minat anak, contohnya hal-hal yang berkenaan dengan alat-alat belajar misalnya film, televisi, alat audio visual, yang merupakan multimedia dalam pembelajaran. Kemudian, Poe rwanto 2004;33 menerangkan “Di era informasi sekarang, pendidikan harus mampu memanfaatkan teknologi canggih sebagai sarana belajar dan mendidik SDM yang yang terampil berkomunikasi. Pendidikan berbasis ICT ditandai dengan dimanfaatkannya banyak teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.” Penggunaan multimedia dengan memanfaatkan komputer sebagai medianya dapat dipakai untuk mewujudkan proses belajar yang lebih unggul. Multimedia pembelajaran dibuat untuk kepentingan siswa dengan tujuan agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan variatif, sehingga para siswa tidak hanya mengandalkan guru saja dalam memperoleh sumber belajar. Siahaan, 2007:93. Karena seiring dengan perubahan kurikulum dan otonomi pendidikan, guru tidak lagi harus menunggu petunjuk. Dijelaskan dalam Koesnandar 2003:76, Guru adalah tenaga professional, sikap yang tepat adalah cepat menyesuaikan diri, pada saat ini guru tidak lagi harus menjadi orang yang paling tahu di kelas, namun harus mampu menjadi fasilitator belajar, penggunaan multimedia pembelajaran bisa mendukung proses pembelajaran dengan guru sebagai fasilitatornya. Selain itu penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar, seiring dengan penjelasan Munir dan Zaman 1999 multimedia dapat digunakan sebagai media pendidikan yang berkesan. Karena multimedia memiliki kelebihan dibanding media biasa, Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diantaranya dapat menggabungkan berbagai media seperti ; teks, suara, gambar, grafik, dan animasi. Fenrich dalam Munir 2012:46 menyimpulkan keunggulan penggunaaan multimedia dalam pembelajaran, antara lain : a. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan keingingannya. Artinya pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran. b. Peserta didik belajar dari tutor yang ‘sabar’ seperti komputer yang menyesuaikan diri dengan kemampuan peserta didik. c. Peserta didik akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik seketika. d. Peserta didik menghadapi suatu evaluasi yang objektif melalui keikutsertaannya dalam latihantes yang disediakan. e. Peserta didik menikmati privasi, dimana mereka tak perlu malu untuk melakukan kesalahan. f. Belajar saat kebutuhan muncul “just in time” learning g. Belajar kapan saja sesuai kemauan mereka tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan. h. Peserta didik mengenal perangkat teknologi informasi komputer. i. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan bagi baik pendidik dan peserta didik. j. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat menambah motivasi belajar anak lebih meningkat. k. Mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. l. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan dengan fakta betapa dibutuhkan inovasi dalam proses pembelajaran di kelas dan pentingnya multimedia dalam pembelajaran, untuk itu perlu adanya penelitian tentang “Efektivitas Metode Time Token Berbantu Multimedia untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMK Jurusan Teknik Muhammad Munawwir Buldan, 2015 EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Komputer Dan Jaringan ”. Metode ini dapat melibatkan siswa secara aktif, guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Dengan metode ini dalam suatu proses pembelajaran diharapkan mampu berjalan dengan tanpa ada segelintir siswa saja yang aktif dalam berpendapat dan mengutarakan sanggahan pendapatnya, juga sebaliknya, tidak ada siswa yang diam saja selama proses pembelajaran berlangsung.

1.2 Perumusan Masalah