S KOM 0905928 Chapter3

(1)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

Kurikulum Mapel

Telaah Materi Pelajaran

Observasi awal ke sekolah yang dijadikan penelitian

Pembuatan perangkat pembelajaran dan media pendukung

Pembuatan Instrumen tes

Judgement: Uji validasi instrumen tes

Uji coba instrumen tes: Validasi, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan

tingkat kesukaran

Penentuan sampel

Pretest (tes awal)

Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran Time Token berbantu

multimedia interaktif

Posttest (tes akhir)

Analisis Data dan hasil Temuan Pengolahan Data

Kesimpulan

Studi literatur

Tahap Awal

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Merancang pembelajaran dan multimedia Time

Token Tahap Analisis

Tahap Desain Tahap Pengembangan

Tahap Implementasi Tahap Penilaian


(2)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1Metode Pengembangan Multimedia

Metode pengembangan multimedia yang penulis lakukan pada penelitian ini terdiri dari 5 fase menurut Munir (2012), yaitu : (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi, dan (5) penilaian.

1. Fase Analisis

Fase ini menetapkan keperluan pengembangan software dengan melibatkan tujuan pembelajaran, pelajar, pendidik dan lingkungan..

2. Fase Desain

Fase ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuat dalam software yang akan dikembangkan berdasarkan suatu model pembelajaran ID (Instructional Design).

3. Fase Pengembangan

Fase ini berasaskan model ID yang telah disediakan dengan tujuan merealisasikan sebuah prototip software pembelajaran.

4. Fase Implementasi

Fase ini membuat pengujian unit-unit yang telah dikembangkan dalam proses pembelajaran dan juga prototip yang telah siap.

5. Fase penilaian

Fase ini mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang dikembangkan sehingga dapat membuat penyesuaian dan penggambaran

software yang dikembangkan untuk pengembangan software yang lebih sempurna.

3.2Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yaitu Pre-Experimental Design (nondesign). Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh dikarenakan masih terdapat variabel luar


(3)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel independen (Sugiyono, 2011:109)

3.3Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah One group Pretest-Postest design. Dimana suatu sampel diberikan pretest sebelum diberi perlakuan (treatment). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui secara lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan. (Sugiyono, 2012 : 110)

Suryabrata (2012:101-102) menyatakan bahwa dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2

Gambar 3.2 Gambaran One-Group Pretest-PostestDesign

Keterangan :

O1 : Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 : Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

Tabel 3.1

Rancangan Penelitian

Metode Kelompok Pretest Variabel Postest

Metode Time Token

Atas

T1 X T2

Tengah Bawah


(4)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

Metode Time Token : Metode Time Token adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

Kelompok Atas : Kelompok atas merupakan siswa yang memiliki nilai pretest lebih dari batas atas (rata-rata nilai ditambah standar deviasi)

Kelompok Tengah : Kelompok tengah merupakan siswa yang memiliki nilai pretest antara batas atas dan batas bawah

Kelompok Bawah : Kelompok bawah merupakan siswa yang memiliki nilai pretest kurang dari batas bawah (rata-rata nilai dikurangi standar deviasi)

T1 : Tes awal sebelum perlakuan (pretest)

X : Perlakuan yang diberikan kepada ketiga kelompok tersebut dengan metode pembelajaran Time Token berbantu multimedia pembelajaran

T2 : Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)

3.4Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2011 : 60) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel Bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas, atau respon dari variabel bebas, sehingga variabel terikat menjadi tolak ukur keberhasilan variabel bebas.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Variabel Bebas : Penerapan metode pembelajaran Time Token pada mata pelajaran Melakukan Perawatan PC di SMK kompetensi keahlian TKJ


(5)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5Instrumen Penelitian 3.5.1 Tes

Instrument penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data mengenai penerapan metode pembelajaran Time Token adalah berupa tes dan non tes. Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Susanti, 2003:132). Instrumen tes yang digunkan adalah berbentuk tes formatif dengan teknik pilihan ganda (Multiple choice) yang memerlukan jawaban pendek, singkat namun tepat. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu sehingga akan terlihat perbedaan kemajuan hasil belajar antara kondisi awal dengan kondisi akhir. Tes ini terdiri dari pretest dan posttest.

Pada penelitian ini, pedoman penskoran yang digunakan untuk soal pilihan ganda adalah penskoran tanpa denda.

S = R

(Sudjiono, 2011:305)

Keterangan :

S = Skor

R = Jumlah jawaban benar

Setiap butir soal yang dijawab benar mendapat skor satu, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Skor maksimal pada tes baik pretest maupun posttest adalah 30. Sehingga untuk menghitung nilai digunakan rumus :

Nilai =


(6)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrument non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Hadjar (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012 : 44), angket (questionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individu atau kelompok, untuk mendapatkan informasi terntentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti tidak harus bertemu langsung dengan subjek tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk mendapatkan respon.

Bentuk pernyataan yang digunakan menurut Likert (dalam Aziz, 2009:90) adalah :

Tabel 3.2

Kriteria Pemberian Nilai Angket

Pernyataan

positif Jawaban Nilai

Pernyataan

negatif Jawaban Nilai

Sangat Setuju SS 4 Sangat Setuju SS 1

Setuju S 3 Setuju S 2

Tidak Setuju TS 2 Tidak Setuju TS 3

Sangat Tidak

Setuju STS 1

Sangat Tidak

Setuju STS 4

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung presentase angket tersebut adalah :

…(3.1)

Keterangan :

p = presentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyaknya jawaban

3.6Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam melakaukan penelitian:


(7)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mententukan sekolah yang sebagai tempat penelitian.

b. Observasi awal yang meliputi pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas, wawacara dengan guru dan siswa untuk mengetahui kondisi kelas, siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

c. Mempelajari kurikulum di SMK terkait dan menentukan materi pembelajaran yang dijadikan sebagai penelitian.

d. Studi literatur mengenai penelitian terkait meliputi merancang tahapan pembelajaran sesuai metode, dan merancang multimedia sesuai dengan pembelajaran dan metode yang digunakan.

e. Membuat multimedia pembelajaran Time Token berdasarkan metode pengembangan multimedia menurut Munir (2012)

f. Men-judgement multimedia kepada dua orang ahli media, dalam penelitian ini yaitu staf Direktorat TIK UPI

g. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen yang terkait dengan penelitian.

h. Men-judgement instrumen tes kepada dua orang dosen Pendidikan Ilmu Komputer. Instrumen yang diujicobakan merupakan instrumen untuk tes awal (pretest) tes akhir (posttest)..

i. Men-judgement instrumen angket dan lembar observasi kepada satu orang dosen Pendidikan Ilmu Komputer.

j. Merevisi instrumen

k. Melakukan ujicoba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian

l. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan realibilitas sehingga layak untuk dipergunakan sebagai tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).

2. Pelaksanaan Penelitian


(8)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penentuan kelas sampel penelitian

b. Tes awal atau pretest diberikan pada siswa. Pada tes awal ini siswa diberikan soal berupa pilihan ganda sebanyak 30 butir soal yang bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap mata pelajaran yang akan dilaksanakan.

c. Menerapkan pembelajaran Time Token berbantu multimedia interaktif pada kelas sampel.

d. Tes akhir atau posttest untuk mengukur seberapa besar perubahan yang terjadi dengan diterapkannya pembelajaran Time Token pada kelas sampel. Posttest sama dengan pretest, yaitu soal berupa pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Setelah dilaksanakan tes akhir, siswa juga diberikan angket lagi berupa angket respon siswa untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berbantu multimedia interaktif.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir, yang dilakukan peneliti adalah :

a. Mengolah semua data dan hasil temuan dari penelitian b. Menganalisis semua data dan hasil temuan dari penelitian c. Menarik kesimpulan

3.7Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah siswa kelas X SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. (Sugiyono, 2011:118)


(9)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Dimana suatu sampel diberikan pretest sebelum diberi perlakuan (treatment). Karena menggunakan kelompok yang sudah ada maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling atau teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu kelas yang mendapatkan mata pelajaran melakukan perawatan PC, setelah berkonsultasi dengan guru mata pelajaran, ditentukan sampel yang digunakan yaitu siswa kelas X TKJ 5 di SMK TI Garuda Nusantara Cimahi.

3.8Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula, oleh karena itu untuk mendapatkan alat evaluasi yang mempunyai kualitas yang baik maka perlu dilakukan pengujian dan analisis terhadap instrument / alat evaluasi. Teknik pengujian yang dilakukan adalah uji validitas, reliabilitas, derajat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui bahwa instrumen

menggambarkan keadaan sesungguhnya. “Validitas atau kesahihan

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang

ingin diukur…”(Siregar, 2013:75). Pada penelitian ini, instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal dilakukan ujicoba terlebih dahulu. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas butir soal adalah rumus Product Moment menurut Pearson, yaitu:

…(3.2) (Siregar, 2013:80)

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

N : Jumlah siswa

X : skor item yang dicari validitasnya Y : skor yang diperoleh siswa


(10)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kriteria Validitas Soal

Nilai Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2012:89) 2. Reliabilitas

Reliabilitas menurut Arikunto (2012: 100) bahwa:

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

Reabilitas untuk soal pilihan ganda menggunakan teknik Kuder dan Richardson (KR 20). Rumusnya adalah sebagai berikut:

…(3.3) (Siregar, 2013:111)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

p = proporsi responden yang menjawab benar q = proporsi responden yang menjawab salah

∑pq = jumlah varians skor tiap item belahan tes Vt = varians total

k = jumlah butir pertanyaan

dimana varians total:

…(3.4) (Siregar, 2013:111)


(11)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Xi = total skor

= rata-rata total skor n = responden

Untuk mengukur reliabilitas soal uraian digunakan rumus koefisien (alpha) Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

…(3.5) (Siregar, 2013:90)

Keterangan :

= reliabilitas yang dicari/koefisien alfa = jumlah varians butir

= varians total k = banyaknya item soal

berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan : a. Mencari varians tiap butir soal ( )

b. Mencari varians total dari butir soal ( ) dengan persamaan:

…(3.6) (Siregar, 2013:90)

dimana,

= varians

= jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa n = jumlah sampel


(12)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mencari nilai reliabilitas ( ) dengan menggunakan rumus alfa tersebut. Kriteria reliabilitas instrumen tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Rentang nilai Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2012:89) 3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran untuk menyatakan parameter bahwa item soal tersebut adalah mudah, sedang, atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal pilihan ganda dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

…(3.7) (Arikunto, 2012:89)

dimana :

P = indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dalam bentuk essay (uraian) menggunakan rumus berikut.

…(3.8)


(13)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan soal tersebut baik atau tidak baik, maka digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.5. Semakin rendah nilai P suatu butir soal, maka semakin sukar soal tersebut. Suatu butir soal dikatakan baik apabila perolehan nilai P sekitar 0,5 atau 50%. Karena jika perolehan nilai P 0,3 maka soal dikatakan sukar dan apabila P 1,00 maka soal dikatakan terlalu mudah. Berikut adalah tabel kriteria tingkat kesukaran soal :

Tabel 3.5

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Nilai P Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2012 : 225) 4. Daya Pembeda

Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

…(3.10)

dimana :

DP = indeks diksriminasi (daya pembeda) BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N = jumlah siswa yang mengerjakan tes

Kelompok atas dan bawah ditentukan dengan menghitung 27% dari jumlah peserta tes atau 27% dari N. Sehingga diperoleh 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah, sedangkan 46% sisanya tidak digunakan, dalam arti tidak dipersoalkan dalam analisis karena siswa tidak pintar dan tidak bodoh.

Tabel 3.6


(14)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang nilai (DP) Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali D negative Semua soal tidak baik

(Arikunto , 2012:232)

3.9 Teknik Pengolahan Data

Hasil tes yang dianalisis yaitu nilai dan skor tes kemampuan awal (pretest) dan tes hasil belajar berupa tes akhir (posttest). Untuk menghitung hasil

pretest dan posttest digunakan uji statistik.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah uji statistik sebagai berikut : 1. Uji Normalitas

Menurut Purwanto (2011:156) Untuk melihat data apakah data terdistribusi normal maka perlu dilakukan uji normalitas data. Pengujian dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi. Jika data yang kita dapatkan terdistribusi normal, maka pengolahan data akan dilanjutkan dengan uji Homogenitas, jika data yang didapatkan tidak terdistribusi tidak normal, maka harus menggunakan uji statistika nonparametrik.

Rumus uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus rumus Uji normalitas Liliefors. Uji Liliefors digunakan untuk menghitung normalitas data yang kecil dan tidak perlu dikelompokkan. Uji dilakukan dengan menggunakan koefisien T. Uji ini mirip dengan uji Chi kuadrat. Berikut ini rumus normalitas Liliefors menurut Purwanto (2011:160):

… (3.11)


(15)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F*(X) = Fungsi distribusi kumulatif normal standar S(X) = Fungsi distribusi kumulatif empirik

T hitung akan dikonfirmasikan dengan tabel pada T(N)(1-α). Data dinyatakan berdistribusi normal apabila T hitung < T tabel pada taraf α = 0.05

2. Uji Homogenitas

Setelah uji normalitas, maka uji selanjutnya yang harus dilakukan adalah uji Homogenitas. Menurut Purwanto (2011:176) pengujian homogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok yang dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai varians homogen. Perbandingan harus melibatkan kelompok-kelompok yang homogen sehingga dapat diklaim bahwa perubahan yang terjadi yang menyebabkan perbedaan kelompok setelah perlakuan hanya disebabkan oleh pemberian perlakuan. Bila varians tidak homogen maka perbedaan hasil setelah perlakuan tidak dapat dikatakan merupakan akibat dari perlakuan, karena sebagian perbedaan adalah perbedaan dalam kelompok yang dibandingkan sebelum perlakuan.

Uji yang digunakan untuk menghitung homogenitas dalam penelitian ini adalah uji Bartlet, karena kelompok-kelompok yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang tidak sama besar.

χ2

= … (3.12)

Di mana ln 10 = 2,303

Kelompok kelompok yang dibandingkan dinyatakan mempunyai variansi homogen apabila χ2 hitung < χ2 tabel pada taraf kesalahan tertentu (Purwanto, 2011:180)

3. Uji Statistik Parametrik

Menurut Purwanto (2011:156) “jika data sampel terdistribusi normal, maka pengolahan datanya dapat menggunakan statistika parametik


(16)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pengolahan hasil data atas sampel dapat digeneralisasikan kepada

populasi.”

a. Anava satu jalur

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Anava Satu Jalur. “Anava satu jalur adalah anava untuk perbandingan beberapa kelompok yang

mempunyai satu jalur.” (Purwanto, 2011:206). Pengujian ini digunakan karena kelompok yang akan dibandingkan lebih dari dua dan kelompok-kelompok tersebut dibandingkan dalam satu variabel. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:204) :

… (3.13)

Keterangan :

RJK(AK) = Rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok RJK(DK) = Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok

Setelah dilakukan uji Anava, apabila nilai dari Fhitung > Ftabel,

berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada data tersebut.

4. Uji Statistik Non Parametrik

Uji statistik ini dilakukan apabila syarat-syarat pengujian statistik parametrik tidak terpenuhi, uji yang dilakukan adalah dengan metode Kruskall – Wallis. Metode Kruskall – Wallis adalah pengembangan alternatif dari metode anava satu arah untuk kondisi dimana beberapa persyaratan seperti penyebaran data secara normal, nilai variansi populasi yang sama dan data yang dijadikan sampel pada beberapa kelompok terpilih dari proses pemilihan independen secara acak tidak terpenuhi. (Lukiastuti, Hamdani. 2012:196).


(17)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

… (3.14)

Keterangan :

12 = Konstanta n = Jumlah sampel

k = Jumlah kelompok sampel

= Kuadrat jumlah jenjang secara keseluruhan tiap sampel = Jumlah sampel pada tiap jenjang

Kesimpulan akhir dapat dirumuskan setelah kita membandingkan nilai H dengan nilai Khai-kuadrat dalam tabel kemudian diselaraskan dengan kriteria pengujian yang berlaku pada suatu ilustrasi kasus. (Lukiastuti, Hamdani. 2012:196).

5. Uji Tukey-Kramer

Uji selanjutnya yang dilakukan apabila pada data terdapat perbedaan yang signifikan adalah uji Tukey-Kramer. Pengujian ini digunakan dengan alasan jumlah sampel setiap kelompok berbeda. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:210) :

… (3.15)

Keterangan :

BK : Beda kritik

SR : Harga Studentized Range

RJK(DK) : Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok nj : Jumlah sampel kelompok I

nk : Jumlah sampel kelompok II

6. Analisis Indeks Gain

Tujuan dari uji gain adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajara dari siswa. Berikut rumus yang digunakan dalam uji gain menurut Hake (1999:1):


(18)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah didapatkan nilai gain dari setiap siswa, selanjutnya hitung nilai gain dari kelas tersebut. Caranya adalah dengan mencarai rata-rata dari nilai gain dikelas tersebut. Setelah nilai gain dari kelas diketahui, interpretasikan dengan menggunakan tabel klasifikasi indeks gain. Berikut tabel klasifikasi indeks gain menurut Hake (1999:1) :

Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Gain Nilai g Interpretasi 0.7 < g < 1 Tinggi

0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang

0 ≤ g < 0.3 Rendah

7. Effect Size

Menurut Thalheimer dan Cook (2002:3) “in essence, an effect size is the difference between two means (e.g., treatment minus control) divided

by the standard deviation of the two conditions”.

Menurut Becker (2000) “Effect size (ES) is a name given to a family of indices that measure the magnitude of a treatment effect”. Lebih lanjut Becker menjelaskan :

Measures of effect size in ANOVA are measures of the degree of association between and effect (e.g., a main effect, an interaction, a linear contrast) and the dependent variable. They can be thought of as the correlation between an effect and the dependent variable.. Four of the commonly used measures of effect size in AVOVA are:

 Eta squared,2

 Partial Eta squared, p2  omega squared, 2

 the Intraclass correlation, I

Eta squared and partial Eta squared are estimates of the degree of association for the sample. Omega squared and the intraclass correlation are estimates of the degree of association in the population.


(19)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendapat lain yang mendukung Becker tercantum dalam Handout perkuliahan episode 625 Northern Arizona University “Another possibility

for the Kruskal-Wallis test is to compute an index that is usually associated with a one-way ANOVA, such as eta square (2), except 2 in

this case would be computed on the ranked data”

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa untuk uji statistik yang berkaitan dengan analisis varians, effect size dapat dihitung menggunakan rumus eta squared (2) di mana eta squared digunakan untuk pengukuran yang dilakukan terhadap sampel. Lebih jauh de Gil (2013) menjelaskan

bahwa “Measures of effect size are recommended to communicate information on the strength of relationships between variables”.

Berikut Rumus yang dikemukakan oleh Olejnik dan Agina (2000:260):

… (3.17)

= Jumlah Kuadrat Antar Kelompok Jumlah Kuadrat Total

Selanjutnya hasil perhitungan effect size diinterpretasikan ke dalam skala Cohen dalam Becker(2000) dalam tabel berikut :

Tabel 3.8 Klasifikasi effect size

Effect size Kriteria

0 < Effect size ≤ 0.2 Kecil 0.2 < Effect size ≤ 0.8 Sedang

Effect size ≥ 0.8 Besar

8. Analisis Data Angket

Adapun rumus yang digunakan peneliti untuk menghitung presentase angket tersebut :


(20)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

… (3.18)

Keterangan :

p : presentase jawaban f : frekuensi jawaban n : banyaknya jawaban

Alternatif jawaban yang tersedia dibuat skala likert yang terdiri dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Menurut Sugiyono (2011 :137), angket dipresentasikan sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor tertinggi

Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal b. Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabulasikan dalam tabel dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh responden.

c. Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara :

… (3.19)

Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan. Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut :

Hasil pengolahan angket dapat dilihat secara kontinum dengan indikator berikut:


(21)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket

9. Analisis Data Observasi

Dalam menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan analisis presentase dengan pedoman skor 1-4. Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi bentuk persentase dengan persamaan :

Persentase skor rata-rata dihitung dengan rumus :

… (3.20)

0% 25% 75% 100%

Cukup baik Sangat

Tidak baik

Kurang baik Sangat


(1)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pengolahan hasil data atas sampel dapat digeneralisasikan kepada populasi.”

a. Anava satu jalur

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Anava Satu Jalur. “Anava satu jalur adalah anava untuk perbandingan beberapa kelompok yang mempunyai satu jalur.” (Purwanto, 2011:206). Pengujian ini digunakan karena kelompok yang akan dibandingkan lebih dari dua dan kelompok-kelompok tersebut dibandingkan dalam satu variabel. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:204) :

… (3.13)

Keterangan :

RJK(AK) = Rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok RJK(DK) = Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok

Setelah dilakukan uji Anava, apabila nilai dari Fhitung > Ftabel,

berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada data tersebut.

4. Uji Statistik Non Parametrik

Uji statistik ini dilakukan apabila syarat-syarat pengujian statistik parametrik tidak terpenuhi, uji yang dilakukan adalah dengan metode Kruskall – Wallis. Metode Kruskall – Wallis adalah pengembangan alternatif dari metode anava satu arah untuk kondisi dimana beberapa persyaratan seperti penyebaran data secara normal, nilai variansi populasi yang sama dan data yang dijadikan sampel pada beberapa kelompok terpilih dari proses pemilihan independen secara acak tidak terpenuhi. (Lukiastuti, Hamdani. 2012:196).


(2)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

… (3.14)

Keterangan :

12 = Konstanta n = Jumlah sampel

k = Jumlah kelompok sampel

= Kuadrat jumlah jenjang secara keseluruhan tiap sampel = Jumlah sampel pada tiap jenjang

Kesimpulan akhir dapat dirumuskan setelah kita membandingkan nilai H dengan nilai Khai-kuadrat dalam tabel kemudian diselaraskan dengan kriteria pengujian yang berlaku pada suatu ilustrasi kasus. (Lukiastuti, Hamdani. 2012:196).

5. Uji Tukey-Kramer

Uji selanjutnya yang dilakukan apabila pada data terdapat perbedaan yang signifikan adalah uji Tukey-Kramer. Pengujian ini digunakan dengan alasan jumlah sampel setiap kelompok berbeda. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:210) :

… (3.15)

Keterangan :

BK : Beda kritik

SR : Harga Studentized Range

RJK(DK) : Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok nj : Jumlah sampel kelompok I

nk : Jumlah sampel kelompok II

6. Analisis Indeks Gain

Tujuan dari uji gain adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajara dari siswa. Berikut rumus yang digunakan dalam uji gain menurut Hake (1999:1):


(3)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah didapatkan nilai gain dari setiap siswa, selanjutnya hitung nilai gain dari kelas tersebut. Caranya adalah dengan mencarai rata-rata dari nilai gain dikelas tersebut. Setelah nilai gain dari kelas diketahui, interpretasikan dengan menggunakan tabel klasifikasi indeks gain. Berikut tabel klasifikasi indeks gain menurut Hake (1999:1) :

Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Gain Nilai g Interpretasi 0.7 < g < 1 Tinggi 0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang 0 ≤ g < 0.3 Rendah

7. Effect Size

Menurut Thalheimer dan Cook (2002:3) “in essence, an effect size is the difference between two means (e.g., treatment minus control) divided by the standard deviation of the two conditions”.

Menurut Becker (2000) “Effect size (ES) is a name given to a

family of indices that measure the magnitude of a treatment effect”. Lebih lanjut Becker menjelaskan :

Measures of effect size in ANOVA are measures of the degree of association between and effect (e.g., a main effect, an interaction, a linear contrast) and the dependent variable. They can be thought of as the correlation between an effect and the dependent variable.. Four of the commonly used measures of effect size in AVOVA are:

 Eta squared,2

 Partial Eta squared, p2

 omega squared, 2

 the Intraclass correlation, I

Eta squared and partial Eta squared are estimates of the degree of association for the sample. Omega squared and the intraclass correlation are estimates of the degree of association in the population.


(4)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendapat lain yang mendukung Becker tercantum dalam Handout perkuliahan episode 625 Northern Arizona University “Another possibility

for the Kruskal-Wallis test is to compute an index that is usually associated with a one-way ANOVA, such as eta square (2), except 2 in this case would be computed on the ranked data”

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa untuk uji statistik yang berkaitan dengan analisis varians, effect size dapat dihitung menggunakan rumus eta squared (2) di mana eta squared digunakan untuk pengukuran yang dilakukan terhadap sampel. Lebih jauh de Gil (2013) menjelaskan bahwa “Measures of effect size are recommended to communicate information on the strength of relationships between variables”.

Berikut Rumus yang dikemukakan oleh Olejnik dan Agina (2000:260):

… (3.17) = Jumlah Kuadrat Antar Kelompok

Jumlah Kuadrat Total

Selanjutnya hasil perhitungan effect size diinterpretasikan ke dalam skala Cohen dalam Becker(2000) dalam tabel berikut :

Tabel 3.8 Klasifikasi effect size

Effect size Kriteria

0 < Effect size ≤ 0.2 Kecil 0.2 < Effect size ≤ 0.8 Sedang

Effect size ≥ 0.8 Besar

8. Analisis Data Angket

Adapun rumus yang digunakan peneliti untuk menghitung presentase angket tersebut :


(5)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

… (3.18)

Keterangan :

p : presentase jawaban f : frekuensi jawaban n : banyaknya jawaban

Alternatif jawaban yang tersedia dibuat skala likert yang terdiri dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Menurut Sugiyono (2011 :137), angket dipresentasikan sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor tertinggi

Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal b. Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabulasikan dalam tabel dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh responden.

c. Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara :

… (3.19)

Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan. Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut :

Hasil pengolahan angket dapat dilihat secara kontinum dengan indikator berikut:


(6)

Muhammad Munawwir Buldan, 2015

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket

9. Analisis Data Observasi

Dalam menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan analisis presentase dengan pedoman skor 1-4. Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi bentuk persentase dengan persamaan :

Persentase skor rata-rata dihitung dengan rumus :

… (3.20)

0% 25% 75% 100%

Cukup baik Sangat

Tidak baik

Kurang baik Sangat