Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti Proton

Suatu ikatan O-H itu juga menyerap pada kira-kira 1250 cm -1 , energi pada panjang gelombang ini menyebabkan kenaikan vibrasi lentur. Tipe vibrasi yang berlain-lainan ini disebut cara vibrasi fundamental Supratman, 2010.

2.7.3 Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti Proton

1 H-NMR Setelah spektroskopi inframerah, spektroskopi resonansi magnetik inti NMR adalah yang metode yang paling penting digunakan dalam kimia organik. Dalam spektroskopi inframerah mengandung infromasi mengenai adanya gugus fungsi pada molekul, sedangkan spektroskopi NMR memberikan informasi mengenai jumlah dari masing-masing hidrogen. Kemampuan terhebat resonansi inti magnetik timbul karena tidak semua proton dalam molekul memiliki resonansi yang identik pada frekuensi yang sama. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa berbagai macam proton dalam molekul dikelilingi oleh elektron dan memiliki sedikit perbedaan dalam lingkungan elektronik dari satu dan yang lainnya. Proton akan terlindungi oleh elektron yang mengelilingi mereka. Dalam daerah magnetik, peredaran elektron valensi dari daerah penghasil proton yang bertentangan dengan daerah magnetik yang berlaku. Pergeseran kimia dalam unit δ ditunjukkan dalam jumlah resonansi proton yang bergeser dari TMS dalam bagian per juta ppm dari frekuensi dasar spektroskopi Unsur dasar dari spektrometer nmr adalah ilustrasi skematis. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tidak memiliki proton biasanya CCl 4 dan dalam jumlah yang kecil dari TMS yang ditambahkan sebagai pusat referensi internal. Semua proton dalam molekul yang identik dalam lingkungan kimia akan memiliki pergerseran kimia yang sama. Dengan demikian, semua proton dari TMS atau semua proton dalam benzena, siklopentana, atau aseton memiliki nilai resonansi yang berdekatan pada nilai δ. Masing-masing komponen akan memiliki penyerapan yang tunggal dalam spektrum nmr. Proton ini dikatakan sama secara kimia. Pada kenyataannya, spektrum tidak dapat hanya dibedakan dari berapa banyak tipe proton Universitas Sumatera Utara yang berbeda pada molekul tersebut, tetapi dapat memperlihatkan berapa banyak jenis perbedaan yang ada dalam molekul tersebut. Dalam spektrum nmr, daerah dibawah masing-masing peak adalah proporsional dengan jumlah dari hidrogen yang ada pada peak tersebut Pavia, 1979. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat-alat

1. Gelas ukur Pyrex 2. Gelas Beaker Pyrex 3. Gelas Erlenmeyer Pyrex 4. Corong kaca 5. Corong pisah 500 mL Pyrex 6. Ekstraktor 5000 mL Schoot Duran 7. Tabung reaksi Pyrex 8. Pipet tetes 9. Pipa kapiler 10. Spatula 11. Rotarievaporator Bűchi R-114 12. Labu rotarievaporator 1000 mL Schoot Duran 13. Alat destilasi 14. Labu takar 250 mL Pyrex 15. Kolom kromatografi 16. Botol vial 15 mL 17. Neraca analitis Mettler AE 200 18. Lampu UV 254 nm356 nm UVGL 58 19. Statif dan klem 20. Penangas air 21. Batang pengaduk 22. Chamber 23. Spektrofotometer 1 H-NMR JeolDelta2NMR 500MHz 24. Spektrofotometer FT-IR Shimadzu 25. Spektrofotometer UV-Vis Universitas Sumatera Utara