Adaptasi Psikologi Ibu PostPartumNifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Periode Postpartum

Postpartumnifaspuerperium, istilah puerperium puer artinya anak, parere artinya kembali ke semula merujuk pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ reproduksi ke kondisi sebelum hamil Griffin, 2011. Ibu baru memulai pemulihan fisiologi, hubungan dengan bayi yang sesungguhnya dan adaptasi psikologi menjadi ibu Simpson Creehan, 2001. Adaptasi fisiologi meliputi sistem reproduktif, sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, sistem urinaria, sistem muskuloskeletal, sistem integumen, sistem neurologi, dan sistem endokrin. Adaptasi psikologi akan dijelaskan di bawah ini:

1.1 Adaptasi Psikologi Ibu PostPartumNifas

Rubin 1960 mengidentifikasi fase penyembuhan bahwa ibu harus siap mengisi kembali energi yang hilang selama persalinan dan mencapai kenyamanan peran sebagai ibu. Adaptasi psikologi postpartum merupakan masa pencapaian peran sebagai ibu Maternal Role Attainment dimulai selama kehamilan sampai ibu merasakan harmonis akan dirinya dan keibuannya sama seperti orang lain menerima penampilannya Mercer, 2004. Fase puerperiumnifas terdiri dari taking-in, taking-hold, dan letting go. Ketiga fase itu mungkin memberikan metode yang berguna untuk mengamati perubahan progresif pada perilaku ibu tetapi tidak seharusnya digunakan sebagai pedoman yang tepat dalam pengkajian maternal. Bisa saja digunakan, namun, sebagai antisipasi kebutuhan maternal dan Universitas Sumatera Utara melakukan intervensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut Rubin, 1960 dalam McKinney, 2000. a. Fase Taking-In Selama fase taking-in, ibu difokuskan pada kebutuhannya akan cairan, makanan, dan tidur yang menyembuhkan sebagai utama. Perawat yang kurang berpengalaman dapat dibingungkan oleh perilaku pasif ibu seperti menerima atau mendapat perhatian dan perawatan fisik. Ibu juga menerima dan mengerti secara rinci tentang bayi, tetapi ibu kelihatan senang mengijinkan orang lain dalam mengambil keputusan. Tugas utama ibu pada fase ini adalah mengintegrasikan pengalaman persalinannya kepada kenyataan. Sehingga ibu menceritakan rincian persalinan dan kelahiran bayinya berulang-ulang. Ibu dapat menghabiskan banyak waktu di telepon untuk menjelaskan persalinan dan kelahiran bayinya. Ibu mengulangi pengalamannya pada pengunjung dan mencoba untuk mengumpulkan semua rincian dari orang yang terlibat. Proses ini membantu ibu menyadari bahwa masa hamil telah selesai, bayi telah lahir, dan sekarang anak itu seorang individu yang terpisah darinya. Meskipun Rubin percaya bahwa fase taking-in berakhir kira-kira selama 2 hari, sekarang sudah dipercaya hanya 1 hari atau kurang dari 1 hari. Fase taking-in mungkin terjadi lebih lama pada kelahiran caesar, terutama kelahiran caesar darurat, diperlukan waktu yang lebih lama. Banyak wanita mengalami kesulitan menerima prosedur asing dan mengganggu yang terjadi sangat cepat, dan mereka juga menyatakan persepsi negatif akan pengalaman melahirkan. Universitas Sumatera Utara Wanita ini membutuhkan perhatian dan perawatan peka yang memperhitungkan kebutuhan khusus seperti untuk menghilangkan rasa sakit dan hubungan berkelanjutan dengan bayi mereka McKinney, 2000. b. Fase Taking-Hold Ibu menjadi lebih mandiri pada fase taking-hold. Ibu memperlihatkan perhatiannya dalam hal mengurus fungsi tubuhnya dan menerima tanggung jawab dalam perawatan dirinya sendiri. Ketika ibu merasa lebih nyaman dan dapat mengatur tubuhnya, ibu merubah perhatiannya dari kebutuhan dirinya sendiri ke penampilan bayi. Ibu menerima informasi mengenai perilaku yang beragam yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir. Selama fase taking-hold, ibu dapat menyatakan kecemasannya akan kemampuannya sebagai ibu. Ibu mungkin membandingkan keterampilan perawatan bayinya dengan para perawat. Perawat harus berhati-hati untuk tidak mengambil peran sebagai ibu melainkan mengijinkan ibu untuk melakukan perawatan sebanyak mungkin dan memuji setiap usaha yang dilakukan, meskipun perawatan yang dilakukan ibu dengan canggung. Fase taking-hold, yang terjadi selama beberapa hari, disebut “momen mendidik, terjangkau, dapat dijadikan acuan.” Perawat yang memberikan perawatan di rumah dapat memanfaatkan waktu ideal ini untuk meninjau materi yang sebelumnya diajarkan dan memberikan instruksi tambahan dan demonstrasi McKinney, 2000. Fase ini berlangsung kira-kira 10 hari Bobak, 2001. Universitas Sumatera Utara c. Fase Letting-Go Fase letting-go merupakan waktu pelepasan bagi ibu dan sering pada ayah. Jika ini anak pertama, pasangan suami istri harus meninggalkan peran sebelumnya sebagai keluarga tanpa anak dan membenarkan akan kehilangan gaya hidup yang tidak memikirkan apapun. Banyak wanita juga harus menyerah akan harapan idealnya dalam pengalaman melahirkan. Misalnya, mungkin mereka berencana untuk melahirkan normal dengan anestesi minimal atau tidak sama sekali, tetapi malahan mereka diharuskan melahirkan secara caesar atau anestesi lokal. Di samping itu, beberapa ibu dan ayah dikecewakan oleh ukuran, jenis kelamin, atau karakteristik bayi yang tidak “sesuai” dengan khayalan bayi sewaktu hamil. Mereka harus melepaskan bayi dalam khayalan mereka dan menerima bayi yang nyata. Kehilangan ini sering menimbulkan perasaan sedih yang mungkin tidak kelihatan bila tidak diperiksa atau tidak diakui. Kedua orang tua dapat mengambil makna, bagaimanapun, jika diberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan yang tidak diharapkan dan untuk menyadari perasaan tersebut merupakan hal yang wajar. Jika ibu yang terlalu muda atau kehamilan yang tidak terencana, mungkin perasaan kehilangan dan kesedihan yang akut terjadi McKinney, 2000. Fase ini berakhir pada minggu keenam setelah melahirkan dan pada fase ini keluarga telah menyesuaikan diri dengan bayi Bobak, 2001.

1.2 Pencapaian Peran Ibu Maternal Role Attainment