Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Daerah

Dengan menggunakan analisis rasio pada laporan keuangan analisis rasio keuangan dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan profitability perusahaan. Untuk dapat menentukan atau mengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding dan rasio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis di mana perusahaan menjadi anggotanya dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka rasio suatu perusahaan. Munawir, 2007:65 Macam-macam rasio pada APBD di sini mengacu kepada dua literatur, yaitu buku yang ditulis oleh Abdul Halim dan buku yang ditulis oleh Mahmudi. Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD antara lain : a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemda dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio kemandirian keangan daerah dirumuskan : Rasio Kemandirian Keuangan Daerah = Pinjaman dan Provinsi Pusat Pemerintah Bantuan PAD Halim, 2008:232 b. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemda dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Rasio efektivitas dirumuskan : Rasio Efektivitas = PAD Penerimaan Target PAD Penerimaan Realisasi Halim, 2008:234 Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Secara jelas rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Efisiensi = PAD Penerimaan Realisasi PAD memungut untuk n dikeluarka yang Biaya Halim, 2008:234 c. Rasio Akivitas dengan menggunakan Rasio Keserasian Rasio ini menggambarkan bagaimana pemda memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Secara sederhana rasio keserasian tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut : Rasio Belanja Rutin = APBD Total Rutin Belanja Total Rasio Belanja Pembangunan = APBD Total n Pembanguna Belanja Total Halim, 2008:236 d. Rasio Pertumbuhan Rasio pertumbuhan growth ratio mengukur seberapa besar kemampuan pemda dalam meningkatkan keberhasilan yang telah dicapainya dari periode ke periode berikutnya. Halim, 2008:241 e. Derajat Desentralisasi Menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah. Rasio dirumuskan dengan membagi antara Pendapatan Asli Daerah dengan Total Pendapatan Daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi. Rumusnya adalah : Derajat Desentralisasi = Daerah Pendapatan Total PAD Mahmudi, 2007:126 f. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Dihitung dengan cara membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh daerah dengan total penerimaan daerah. Rumusnya adalah : RKKD = Daerah Pendapatan Total Transfer Pendapatan Mahmudi, 2007:126 g. Rasio Efektivitas Pajak Daerah Rasio Efektivitas pajak daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan. Rumusnya adalah : Rasio Efektivitas Pajak Daerah = Daerah Pajak Penerimaan Target Daerah Pajak Penerimaan Realisasi Mahmudi, 2007:128 h. Derajat Kontribusi BUMD Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat kontribusi perusahaan daerah dalam mendukung pendapatan daerah. Rasio ini dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut : Derajat Kontribusi BUMD = PAD Penerimaan BUMD Laba Bagian Penerimaan Mahmudi, 2007:131 i. Rasio Efisiensi Belanja Rasio efisiensi belanja ini digunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah. Angka yang dihasilkan dari perhitungan rasio ini tidak bersifat absolut, tetapi relatif. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Efisiensi Belanja = Belanja Anggaran Belanja Realisasi Mahmudi, 2007:152

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dalam hal ini mendapatkan gambaran tentang kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali apabila ditinjau melalui analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey.

2. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008-2010. APBD tersebut diperoleh dari Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

3. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Data yang berasal dari APBD dianalisis dengan menggunakan beberapa rasio keuangan.

D. HASIL PENELITIAN

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Hasil perhitungan Rasio Kemandirian adalah sebagai berikut : Rasio Kemandirian = Pinjaman Propinsi Pusat Transfer Daerah Asli Pendapatan + + Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2008-2010 TA Total Pendapatan PAD Transfer PusatPropinsiPinjaman Rasio Kemandirian Ket. Rp Perkemb. Rp Perkemb. 2008 782,528,354,413.00 63,733,408,461.00 - 8.14 699,147,168,702.00 - 89.34 9.12 Rendah sekali 2009 836,169,374,817.00 70,004,658,137.00 9.84 8.37 726,825,916,680.00 3.96 86.92 9.63 Rendah sekali 2010 917,898,637,498.00 86,485,635,223.00 23.54 9.42 717,675,907,607.00 -1.26 78.19 12.05 Rendah sekali Rata-rata 16.69 8.65 1.35 84.82 10.27 Dilihat dari tahun 2008 ke 2010 kemandirian cenderung mengalami kenaikan. Kemandirian keuangan Kabupaten Boyolali pada tahun 2008 adalah sebesar 9,12. Dimana realisasi PAD nya hanya dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah sebesar Rp 63.733.408.461,00 atau 8,14. Jadi, dilihat dari prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan, Kabupaten Boyolali masih belum mandiri. Kemandirian keuangan Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 adalah sebesar 9,63. PAD nya mengalami kenaikan daripada tahun sebelumnya, tapi hanya dapat memberikan kontribusi sebesar 8,37 terhadap pendapatan daerah. Jadi, dilihat dari prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan, Kabupaten Boyolali masih belum mandiri. Kemandirian keuangan Kabupaten Boyolali pada tahun 2010 adalah sebesar 12,05. Seiring dengan penurunan PAD, realisasi PAD nya hanya dapat memberikan kontribusi sebesar 9,42 terhadap pendapatan daerah. Jadi, dilihat dari prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan, Kabupaten Boyolali tetap masih belum mandiri. Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD Rasio Efektivitas PAD Hasil perhitungan Rasio Efektivitas adalah sebagai berikut : Rasio Efektivitas = Daerah Asli Pendapatan Penerimaan Target Daerah Asli Pendapatan Penerimaan Realisasi Tabel IV.2 Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2008-2010 Uraian 2008 2009 2010 Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Pendapatan Asli Daerah 58,623,725,000.00 63,733,408,461.00 68,261,319,000.00 70,004,658,137.00 79,625,590,000.00 86,485,635,223.00 Pendapatan Pajak Daerah 10,649,690,000.00 11,155,035,906.00 10,719,190,000.00 12,896,540,751.00 12,637,835,000.00 14,094,132,345.00 Pendapatan Retribusi Daerah 35,227,506,000.00 38,959,749,828.00 45,479,644,000.00 43,917,458,154.00 24,111,739,000.00 25,382,928,677.00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 2,719,004,000.00 2,752,499,538.00 2,916,735,000.00 9,856,080,607.00 4,507,530,000.00 4,513,283,314.00 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 10,027,525,000.00 10,866,123,189.00 9,145,750,000.00 6,961,763,270.00 38,368,486,000.00 42,495,290,887.00 Rasio Efektivitas 108.72 102.55 108.62

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN PADA APBD Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Dilihat Dari Rasio Pendapatan Pada APBD.

0 1 12

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2008-2010 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2008-2010.

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2008-2010.

0 0 5

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2008-2010 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2008-2010.

0 1 21

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO KEUANGAN Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Dilihat Dari Rasio Keuangan Pada APBD 2008-2012.

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Dilihat Dari Rasio Keuangan Pada APBD 2008-2012.

0 1 11

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO KEUANGAN Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Dilihat Dari Rasio Keuangan Pada APBD 2008-2012.

0 2 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2003-2005.

0 0 16

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Apbd 2008-2010.

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Apbd 2008-2010.

0 0 8