6. Rasio Efisiensi Belanja
Hasil perhitungan Rasio Efisiensi Belanja adalah sebagai berikut : Rasio Efisiensi Belanja =
Belanja Anggaran
Belanja Realisasi
Tabel IV.13 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi Belanja Daerah Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 2008-2010
Uraian Tahun Anggaran
2008 2009 2010
Realisasi Belanja 793,262,107,869.00
808,017,387,034.00 912,584,586,077.00
Anggaran Belanja 845,747,630,000.00
892,987,309,000.00 991,399,517,628.00
Rasio Efisiensi Belanja Daerah 93.79
90.48 92.05
Dari perhitungan table IV.12 tersebut pada tahun 2008, 2009 dan 2010 diperoleh Rasio Efisiensi Belanja Daerah sebesar 93,79; 90,48
dan 92, 05. Hal ini berarti belanja pemda Kabupaten Boyolali tahun 2009 dan 2010 relative lebih efisisen dibandingkan tahun 2008. Pemda
Kabupaten Boyolali dinilai telah melakukan efisiensi anggaran karena rasio efisiensinya kurang dari 100.
7. Derajat Kontribusi BUMD
Hasil perhitungan Derajat Kontribusi BUMD adalah sebagai berikut : Derajat Kontribusi BUMD =
PAD Penerimaan
BUMD Laba
Bagian Penerimaan
Tabel IV.14 Hasil Perhitungan Derajat Kontribusi BUMD Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 2008-2010
Uraian Tahun Anggaran
2008 2009 2010
Penerimaan Bagian Laba BUMD 4,187,591,125.24
6,848,336,416.72 7,862,800,105.72
Penerimaan PAD 63,733,408,461.00
70,004,658,137.00 86,485,635,223.00
Derajat Kontribusi BUMD 6.57
9.78 9.09
Pada tahun 2008, 2009 dan 2010 diperoleh Derajat Kontribusi BUMD Kabupaten Boyolali sebesar 6,57; 9,78 dan 9,09. Derajat
kontribusi BUMD ini menunjukkan seberapa besar kontribusi perusahaan daerah pada PAD. Derajat kontribusi BUMD pada Kabupaten Boyolali
menunjukkan angka yang cenderung mengalami kenaikan.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian dengan menggunakan rasio keuangan menunjukkan bahwa rasio kemandirian mengalami kenaikan, rasio efektivitas menunjukkan
realisasi penerimaan PADnya telah dapat melampaui anggaran yang ditetapkan dan rasio efisiensi mengalami kenaikan, rasio aktivitas
menunjukkan pelaksanaan pembangunan semakin menurun dari tahun ke tahun, rasio pertumbuhan mengalami kenaikan, derajat desentralisasi
mengalami kenaikan, rasio ketergantungan menurun, rasio efektivitas pajak daerah meningkat, rasio efisiensi belanja menurun dan derajat kontribusi
BUMD meningkat. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk : menambah periode
penelitian yang lebih panjang, menambah obyek penelitian, dan menggunakan metode analisis lain dalam perhitungan sehingga hasil
penelitian akan berbeda.
F. DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Fitriyah. 2007. Pengukuran Kinerja Keuangan Daerah Studi
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang. Tidak Dipublikasikan. Bastian, Indra, 2006.
Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga
Furqon, Khoirul. 2008. Analisis Rasio sebagai Salah Satu Alat untuk
Menilai Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang. Skripsi.
Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Tidak Dipublikasikan.
Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
___________. 2008. Akuntansi Sektor Publik.Akuntansi Keuangan
Daerah. Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Cetakan ke 2, Jogjakarta: BPFE