14 Pedagang kaki lima yang dalam usahanya sehari-hari menempati lokasi
laranganyang tidak diijinkan oleh Bupati Ngawi dan tidak dikenakan penarikan retribusi, namun keberadaannya selalu diawasi, dibina dan
diarahkan untuk menjadi pedagang kaki lima yang baik.
Pedagang kaki lima pada dasarnya merupakan salah satu pelaku usaha sektor informal yang ikut mewarnai kegiatan ekonomi dan tidak dapat dipisahkan
dari kompleksitas pembangunan manual, yang keberadaannya mampu memperluas lapangan pekerjaan. Pedagang kaki lima ini berkembang luas dan
pesat terutama sekali di daerah perkotaan baik berupa pedagang makanan dan minuman, barang-barang bekas, jasa dan lain sebagainya. Sektor informal ini lahir
karena keterdesakan mereka untuk berperan dalam sektor formal disebabkan ketidakmampuan untuk bersaing dengan masyarakat lainnya di sektor formal.
Pedagang kaki lima pada kehidupan sehari-hari banyak menempati daerah- daerah yang cukup strategis dalam mengembangkan aktifitasnya dengan cara
menawarkan barangjasa usahanya baik dalam bentuk tenda sistem bongkar pasang gerobak, pasar krempyeng, los terbuka maupun kios-kios. Keberadaan
pedagang kaki lima di kota-kota besar secara tidak langsung telah membantu Pemerintah dalam mengatasi pengangguran menyerap tenaga kerja dengan
menciptakan lapangan pekerjaan baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Mengenai keberadaan atau lahirnya pedagang kaki lima ini telah
memunculkan dua pandangan dilihat dari kajian para pakar pembangunan kota. Pandangan ini lahir dari perhatian para pakar pembangunan kota terhadap
keterkaitan pertumbuhan penduduk sebagai akibat migrasi, urbanisasi dan perkembangan kota berikut pedagang kaki lima
b.2 Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima
14
15 a. Pengertian Kebijakaan Penataan Pedagang Kaki Lima
Kebijakan secara etimologi dapat diartikan sebagai “tindakan untuk bertindak”
16
. Kebijakan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah “serangkaian konsep dan asas yang menjadi dasar rencana pelaksanaan
kepemimpinan dan cara bertindak”
17
. Kebijakan merupakan terjemahan dari policy yang berarti suatu unit rencana yang dipergunakan sebagai dasar untuk
membuat keputusan khususnya di dalam bidang politik, ekonomi, bisnis dan lain- lain.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa kebijakan daerah adalah suatu keputusan dari pemerintah daerah untuk melakukan
suatu tindakan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Saat ini istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya dengan
tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan Pemerintah serta perilaku negara pada umumnya. Dalam kaitan tersebut dapat dipahami apabila kebijakan seringkali
diberikan makna suatu tindakan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu bukan sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu.
Istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya dengan tindakan atau kegiatan pemerintah, serta perilaku negara pada umumnya dan kebijakan tersebut
dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan. Lebih lanjut Mustopadidjaja memberikan definisi kerja tentang kebijakan sebagai keputusan suatu organisasi
yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan tertentu atau untuk mencapai
16
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan dan Formulasi ke Implentasi, Jakarta : Bumi Aksara, 2001, h. 12.
17
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2000, h. 115
15
16 tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman
perilaku dalam : 1 Pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus dilakukan baik kelompok
sasaran ataupun unit organisasi pelaksana kebijakan. 2 Penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik
dalam hubungan dengan unit organisasi pelaksana maupun dengan kelompok sasaran yang dimaksudkan.
b. Tahapan Kebijakaan Pemerintah Daerah, Adapun tahapan kebijakaan pemerintah terhadap PKL antara lain :
1 Pembinaan. Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan dalam proses
pengembangan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbingan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri. Dari pengertian tersebut, maka pembinaan PKL diartikan sebagai pemberian pengarahan, bimbingan dan juga
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap perkembangan PKL sehingga keberadaan PKL dapat memberikan manfaat bagi kehidupan sosial
perkotaan tanpa harus menjadi unsur pengganggu kenyamanan warga kota Ngawi.
2 Pengawasan.
16
17 Pengawasan menempati posisi yang penting untuk menentukan berhasil
tidaknya suatu manajemen atau organisasi melalui suatu pengawasan yang efektif, akan dapat diketahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang
apa objek yang diawasi, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak. Pengawasan adalah proses pengontrolan atau memonitoring daripada
pelaksanaan seluruh kegiatan untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki. Pelaksanaan Dengan demikian pengawasan bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan tetapiberusaha untuk menghindari terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dari suatu rencana. Sejalan dengan pendapat Wayan Parsa, bahwa tujuan dari “pengawasan adalah supaya proses
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan rencana dan melakukan tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan, agar tujuan yang
dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan”
18
. Pengawasan atas pelaksanaan peraturan daerah ini adalah wewenang
Bupati Ngawi yang pelaksanaannya didelegasikan kepada Satpol PP. Satpol PP sebagai aparatur pemerintah daerah mempunyai arti yang strategis dalam
membantu tugas Kepala Daerah dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Selain itu Satpol PP juga mempunyai tugas
untuk menegakkan peraturan daerah dan dituntut untuk menegakkan kebijakan Pemerintah Daerah lainnya yaitu Peraturan Kepala Daerah.
3 Penindakan.
18
Wayan Parsa, Sanksi Paksaan Pemerintah Dalam Penegakan Peraturan, Semarang : Amanna Gappa, 2008, h. 302.
17
18 Penindakan adalah suatu proses untuk mengambil tindakan atau
perbuatan menindak. Yang dimaksud dengan menindak adalah melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran Peraturan Daerah untuk diproses
melalui peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penindakan atas pelaksanaan peraturan daerah dilaksanakan oleh Satpol PP
selaku penegak peraturan daerah yang berkoordinasi dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS.
4 Penataan. Penataan adalah proses untukmelakukan pengaturan atau penyusunan
dalam penetapan lokasi sesuai dengan diperuntukkannya. Penataan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui penetapan
lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan, penertiban, dan penghapusan lokasi PKL dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial,
estetika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penataan dilakukan Untuk
memberikan perlindungan hukum dan pengakuan terhadap keberadaan PKL dan juga dalam melakukan kegiatan usaha para PKL merasa aman, tenteram
dan nyaman dengan tetap menjaga keindahan, kebersihan, kerapian, keamanan dan ketertiban lingkungan sekitarnya sesuai dengan lokasi yang
sudah ditentukan. 5 Penertiban.
Penertiban adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah guna menciptakan kondisi lingkungan yang aman dan nyaman.Kegiatan penertiban
ini difokuskan kepada para PKL yang melakukan kegiatan perdagangan di 18
19 wilayah yang dilarang oleh pemerintah dan kepada warga yang tidak
memiliki Surat Izin dalam melakukan usaha. Pihak yang terlibat adalah Satpol PP yang bertugas menertibkan para pedagang dan mengangkut barang
milik pedagang yang berada di wilayah yang di larang atau menggunakan fasilitas umum.
b.3 Satuan Polisi Pamong Praja