HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19 KESIMPULAN DAN SARAN 27

DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1. Produksi Glutamat Per Tahun 5 Tabel 2.2. Data biologi normal mencit Mus musculus L. 9 Tabel 4.1. Pengaruh pemberian MSG terhadap rerata berat badan F1 Mus musculus .L yang diberikan sejak dalam kandungan hingga usia 60 hari 19 Tabel 4.2 Pengaruh pemberian MSG terhadap rerata berat testis F1 Dewasa 60 hari Mus musculus. L yang terpapar sejak dalam kandungan 20 Tabel 4.3 Hasil penimbangan testis lepas sapih yang telah terpapar sejak dalam kandungan hingga berusia 21 hari 20 Tabel 4.4 Diameter tubulus seminiferus mencit dewasa F1 yang telah terpapar sejak dalam kandungan hingga berusia 60 hari 21 Tabel 4.5 Diameter tubulus seminiferus mencit lepas sapih 21 hari F1 yang telah terpapar MSG sejak dalam kandungan 22 Tabel 4.6 Perbandingan Diameter tubulus seminiferus mencit lepas sapih 21 hari F1 dengan diameter tubulus seminiferus mencit dewasa60 hari yang telah terpapar MSG sejak dalam kandungan 23 Tabel 4.7 Perbandingan Diameter tubulus seminiferus mencit lepas Sapih 21 hari F1 dengan diameter tubulus seminiferus mencit dewasa 60 hari kontrol 24 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Monosodium Glutamat MSG 4 Gambar 2.2. Rumus bangun monosodium glutamat MSG 6 Gambar 2.3. Mencit Mus musculus L. 8 Gambar 2.4. Penampang melintang testis 11 Gambar 3.1. Desain Penelitian 16 Gambar 4.1. Penampang melintang testis mencit F1 dewasa 60 hari A kontrol, B yang telah terpapar MSG sejak dalam kandungan 21 Gambar 4.2. Histologi testis mencit F1 lepas sapih 21 hari dari induk kontrol A dan dari induk yang terpapar MSG B 22 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I Dokumentasi Penelitian 31 Lampiran II Hasil Uji Statistik Pengaruh MSG terhadap Berat Badan F1 Mus musculus. L 33 Lampiran III Hasil Uji Statistik Pengaruh MSG terhadap Berat Testis F1 Mus musculus. L 34 Lampiran IV Hasil Uji Statistik Pengaruh MSG terhadap Berat Testis Sapih F1 Mus musculus. L 35 Lampiran V Data Berat Badan Induk Mus musculus. L 36 Lampiran VI Data Berat Testis 40 Lampiran VII Hasil Uji Statistik Perbandingan Diameter Tubulus Seminiferus Mencit Sapih Kontrol SK Dengan Mencit Dewasa Kontrol DK 42 Lampiran VIII Hasil Uji Statistik Pengaruh Pemberian MSG Terhadap Rerata Berat Badan Mus musculus. L 43 Lampiran IX Hasil Uji Statistik Perbandingan Diameter Tubulus Seminiferus Mencit Dewasa Kontrol DK Dengan Mencit Dewasa Terpapar MSG DM 44 Lampiran X Hasil Uji Statistik Perbandingan Diameter Tubulus Seminiferus Mencit Lepas Sapih Kontrol SK Dengan Mencit Lepas Sapih Terpapar MSG SM 45 Lampiran XI Hasil Uji Statistik Perbandingan Diameter Tubulus Seminiferus Mencit Lepas Sapih Terpapar MSG SM Dengan Mencit Dewasa Terpapar MSG DM 46 Lampiran XII Data Diameter Tubulus Seminiferus Mus Musculus. L 47

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini, infertilitas merupakan salah satu masalah yang dialami pria dan wanita di seluruh dunia. Di negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang, kasus infertil baik pria maupun wanita mencapai 80 dari 400 juta pasangan. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga 1996 diperkirakan ±3,5 juta pasangan 7 juta orang mengalami infertil. Saat ini, para ahli memastikan angka infertil meningkat hingga 15-20 dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia. Untuk itu diperlukan pengendalian infertilitas, salah satunya adalah dengan cara meneliti pengaruh MSG pada sistim reproduksi manusia. Dimana MSG Monosodium glutamat banyak terdapat pada bahan makanan cepat saji, yang merupakan makanan favorit manusia saat ini Elpiana, 2012. Glutamat tersebar dimana-mana di alam. Bisa dihasilkan dalam organ maupun jaringan tubuh manusia, dalam sistem pencernaan, otak, dan darah. Glutamat juga bisa ditemukan pada tomat, keju, jamur, kacang polong, dan jagung. MSG yang terdapat dalam makanan biasanya diambil dari jagung. Kita biasanya mengkonsumsi glutamat dalam makanan sehari-hari, baik secara alami dalam makanan maupun dari makanan instan yang mengandung MSG. Rata-rata jumlah MSG yang kita konsumsi melalui bahan penyedap makanan adalah sebanyak 11000 dari jumlah glutamat yang sudah ada dalam jaringan tubuh kita. Rata-rata masyarakat di Amerika mengkonsumsi MSG sekitar ½-1 gram perhari. Sama dengan konsumsi MSG di Inggris, tetapi jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan konsumsi MSG di Taiwan, yaitu mencapai 3gr perhari Hodgson, 2001. MSG dikategorikan sebagai bahan aditif makanan yang aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan gangguan bagi kesehatan. Hal tersebut dikemukakan baik oleh FDA bahkan WHO Geha et al., 2000. Namun, dari berbagai laporan penelitian menunjukkan bahwa MSG dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti asma, obesitas, gangguan fungsi sistim saraf, reproduksi, dan lainnya. Hal 1 ini juga dikemukakan beberapa konsumen yang merasa kebas, jantung berdebar, mual, dan sakit kepala setelah menikmati makanan di restoran China. Gejala ini kemudian dikenal dengan nama Chinese restaurant syndrome CSR. Erb 2006, dalam laporannya kepada WHO, menyebutkan beberapa efek mengkonsumsi MSG. Beberapa diantaranya adalah MSG dapat memicu terjadinya kerusakan pada otak, menekan sekresi hormon pertumbuhan, dan bahkan dapat membahayakan janin. Penelitian yang dilakukan dengan memberikan MSG 4 mgg BB setiap 2 hari sejak lahir sampai hari ke 30 menunjukkan penurunan yang signifikan pada berat testis dan jumlah sel Sertoli dan sel Leydig per testis Franca et al., 2005. Pemberian MSG pada tikus Wistar betina dengan 2 perlakuan masing- masing 0.04mgkg dan 0.08mgkg setiap hari, menunjukkan kerusakan pada tuba falopi tikus tersebut. Kerusakan paling parah ditemukan pada tikus dengan pemberian MSG 0.08mgkg. Dari hasil penelitian tersebut, MSG mungkin juga dapat menyebabkan infertilitas pada tikus betina Eweka et al., 2010. Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas, untuk mengetahui bagaimana pengaruh MSG terhadap organ reproduksi mamalia yang dipapari sejak sumbat vagina terbentuk. 1.2.Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada : 1. Pemberian MSG pada mencit Mus musculus. L yang sedang hamil hingga masa sapih dan kemudian dilanjutkan pada anak hingga berusia 21 hari. 2. Pengamatan dibatasi pada berat badan, berat testis, berat epididimis, dan histologi testis Mus musculus. L. 1.3.Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pemberian MSG pada mencit Mus musculus.L yang telah dipapari MSG sejak dalam kandungan hingga usia 60 hari terhadap berat badan?

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Testis Mencit (Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

0 46 78

Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

3 83 66

Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit(Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

6 49 63

Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Gambaran Histologis Hati Mencit (Mus- Musculus L) Yang Dipapari Monosodium Glutamate

2 55 69

Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit (Mus Musculus L)

6 78 96

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

0 0 6

Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Monosodium Glutamat (MSG) - Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) SKRIPSI

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Monosodium Glutamat (MSG) - Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Testis Mencit (Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

0 0 10