METODE PENELITIAN 23 HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN 36 KESIMPULAN DAN SARAN 43

3.9.1. Menentukan Nilai Rata – Rata Simpangan Baku 31 3.9.2. Uji Normalitas 32 3.9.3. Uji Homogenitas 33 3.9.4. Uji Hipotesis Uji t 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN 36

4.1. Hasil Penelitian 36 4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 36 4.1.2. Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 36 4.1.3. Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 37 4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data 38 4.1.4.1. Uji Normalitas 38 4.1.4.2. Uji Homogenitas 39 4.1.5. Uji Hipotesis Penelitian 39 4.1.5.1. Pengujian Hipotesis Untuk Kemampuan Pretest 40 4.1.5.2. Pengujian Hipotesis Untuk Kemampuan Postest 40 4.1.5.3 Observasi Aktivitas Siswa 41 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1. Kesimpulan 43 5.2. Saran 43 DAFTAR PUSTAKA 44 DAFTAR LAMPIRAN 46 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Learning 16 Tabel 3.1. Kontrol Group Pretes- Postes Design 24 Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha dan Energi 27 Tabel 4.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36 Tabel 4.2. Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 39 Tabel 4.4. Ringkasan Uji Homogenitas Varians Data Kedua Kelompok Sampel 39 Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Pretest 40 Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Postest 40 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Usaha yang dilakukan gaya F menyebabkan perpindahan sejauh s 19 Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian 26 Gambar 4.1. Diagram batang data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol 37 Gambar 4.2. Diagram batang data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol 38 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 46 Lampiran 2 Spesifikasi Hasil Belajar 113 Lampiran 3 Instrumen Penelitian 127 Lampiran 4 Penilaian Afektif 133 Lampiran 5 Tabel Validitas Instrumen Penelitian 134 Lampiran 6 Tabel Reliabilitas Instrumen 136 Lampiran 7 Tabel Taraf Kesukaran Instrumen 138 Lampiran 8 Tabel daya Pembeda Instrumen 140 Lampiran 9 Perhitungan Validitas Dan Raelibilitas Tes 142 Lampiran 10 Perhitungan Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda Tes 144 Lampiran 11 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa 145 Lampiran 12 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 146 Lampiran 13 Distribusi Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol 147 Lampiran 14 Distribusi Hasil Belajar Postest Kelas Kontrol 149 Lampiran 15 Distribusi Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen 151 Lampiran 16 Distribusi Hasil Belajar Postest Kelas Eksperimen 153 Lampiran 17 Data Pretes Dan Postest Kelas Kontrol 155 Lampiran 18 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 157 Lampiran 19 Perhitungan Rata –Rata, Varians, dan Standar Deviasi 159 Lampiran 20 Uji Normalitas 162 Lampiran 21 Uji Homogenitas 166 Lampiran 22 Uji Hipotesis 169 Lampiran 23 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Kelompok 174 Lampiran 24 Dokumentasi Peneltian 180 Lampiran 25 Daftar Tabel Uji 186

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses yang dilalui, oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelolah baik secara kualitas maupun kuantitas. Pendidikan merupakan peran yang sangat strategis dalam rangka menghasilkan SDM Indonesia seutuhnya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. “Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara Sudrajat, 2008”. Pemerintah dalam ini berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan pengembangan atau penyempurnaan kurikulum, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan sistem penilaian hasil belajar dan sebagainya. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan dan melaksanakan serangkaian kegiatan belajar terencana, terarah dan terpadu. Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar – mengajar. Proses pembelajaran disekolah adalah interaksi guru dengan siswa, untuk mempelajari materi yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Salah satu materi pelajaran yang dipelajari disekolah adalah fisika. Fisika merupakan salah satu cabang IPA, yang menekankan peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya secara menyeluruh holistik, bermakna, autentik, dan aktif, karena dalam belajar fisika seseorang dituntut untuk berpikir berdasarkan pengalaman dan menerapkan konsep – konsep dalam kehidupan sehari – hari. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan melalui wawancara dengan guru bidang studi fisika diperoleh bahwa; Hasil belajar fisika siswa masih rendah, juga guru cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini disebabkan siswa tidak menyukai fisika karena sulit dipahami dan kurang menarik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Fisika tersebut, peneliti juga memberikan angket persepsi siswa terhadap pelajaran Fisika kepada 40 siswa kelas XI. Dari hasil angket tersebut diperoleh kesimpulan bahwa mereka kurang berminat terhadap pelajaran fisika dan kurang aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, juga tidak berusaha mempelajari fisika diluar sekolah seperti bimbingan atau private sehingga mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Berdasarkan uraian di atas, maka menurut peneliti perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar fisika. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama, saling membantu jika ada yang mengalami kesulitan, serta berusaha mengkaji dan menguasai mata pelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan paham konstruktivis dan merupakan strategi belajar dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam penyelesaian tugas kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran Isjoni, 2009:14. Model pembelajaran kooperatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together NHT ini menuntut siswa untuk lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena setiap siswa dalam suatu kelompok tersebut akan diberi nomor yang berbeda. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide – ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan meningkatkan semangat kerja sama

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI TERMOKIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

0 34 31

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1

0 9 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 28

0 13 186

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 8 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KOTA AGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 139

55 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMK - SPP NEGERI ASAHAN

0 0 7

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA SD

0 0 8