3.9.1. Menentukan Nilai Rata – Rata Simpangan Baku
31 3.9.2.
Uji Normalitas 32
3.9.3. Uji Homogenitas
33 3.9.4.
Uji Hipotesis Uji t 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN 36
4.1. Hasil Penelitian
36 4.1.1.
Deskripsi Data Penelitian 36
4.1.2. Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 36
4.1.3. Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 37
4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data
38 4.1.4.1. Uji Normalitas
38 4.1.4.2. Uji Homogenitas
39 4.1.5.
Uji Hipotesis Penelitian 39
4.1.5.1. Pengujian Hipotesis Untuk Kemampuan Pretest 40
4.1.5.2. Pengujian Hipotesis Untuk Kemampuan Postest 40
4.1.5.3 Observasi Aktivitas Siswa 41
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43
5.1. Kesimpulan
43 5.2.
Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
DAFTAR LAMPIRAN 46
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Learning 16
Tabel 3.1. Kontrol Group Pretes- Postes Design 24
Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha dan Energi 27 Tabel 4.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
36 Tabel 4.2. Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
37 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel
39 Tabel 4.4. Ringkasan Uji Homogenitas Varians Data Kedua Kelompok
Sampel 39
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Pretest 40
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis kemampuan Postest 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Usaha yang dilakukan gaya F menyebabkan
perpindahan sejauh s 19
Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian
26 Gambar 4.1.
Diagram batang data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
37 Gambar 4.2.
Diagram batang data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 46
Lampiran 2 Spesifikasi Hasil Belajar 113
Lampiran 3 Instrumen Penelitian 127
Lampiran 4 Penilaian Afektif 133
Lampiran 5 Tabel Validitas Instrumen Penelitian 134
Lampiran 6 Tabel Reliabilitas Instrumen 136
Lampiran 7 Tabel Taraf Kesukaran Instrumen 138
Lampiran 8 Tabel daya Pembeda Instrumen 140
Lampiran 9 Perhitungan Validitas Dan Raelibilitas Tes 142
Lampiran 10 Perhitungan Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda Tes
144 Lampiran 11 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
145 Lampiran 12 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar
Siswa Kelas Eksperimen 146
Lampiran 13 Distribusi Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol 147
Lampiran 14 Distribusi Hasil Belajar Postest Kelas Kontrol 149
Lampiran 15 Distribusi Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen 151
Lampiran 16 Distribusi Hasil Belajar Postest Kelas Eksperimen 153
Lampiran 17 Data Pretes Dan Postest Kelas Kontrol 155
Lampiran 18 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 157
Lampiran 19 Perhitungan Rata –Rata, Varians, dan Standar Deviasi 159
Lampiran 20 Uji Normalitas 162
Lampiran 21 Uji Homogenitas 166
Lampiran 22 Uji Hipotesis 169
Lampiran 23 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam
Kelompok 174
Lampiran 24 Dokumentasi Peneltian 180
Lampiran 25 Daftar Tabel Uji 186
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pendidikan memegang peranan
penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja
dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses yang dilalui, oleh karena itu
pendidikan hendaknya dikelolah baik secara kualitas maupun kuantitas. Pendidikan merupakan peran yang sangat strategis dalam rangka menghasilkan SDM
Indonesia seutuhnya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. “Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara Sudrajat, 2008”.
Pemerintah dalam ini berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan pengembangan atau penyempurnaan kurikulum, melengkapi sarana dan prasarana
pendidikan, pengembangan sistem penilaian hasil belajar dan sebagainya. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan dan melaksanakan serangkaian kegiatan
belajar terencana, terarah dan terpadu. Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar – mengajar. Proses pembelajaran disekolah adalah interaksi guru dengan siswa, untuk
mempelajari materi yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Salah satu materi pelajaran yang dipelajari disekolah adalah fisika.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA, yang menekankan peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan menerapkan konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya secara
menyeluruh holistik, bermakna, autentik, dan aktif, karena dalam belajar fisika seseorang
dituntut untuk berpikir berdasarkan pengalaman dan menerapkan konsep – konsep dalam kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan melalui wawancara dengan guru bidang studi fisika diperoleh bahwa; Hasil belajar
fisika siswa masih rendah, juga guru cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini disebabkan siswa
tidak menyukai fisika karena sulit dipahami dan kurang menarik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Fisika tersebut, peneliti juga memberikan
angket persepsi siswa terhadap pelajaran Fisika kepada 40 siswa kelas XI. Dari hasil angket tersebut diperoleh kesimpulan bahwa mereka kurang berminat terhadap pelajaran fisika dan
kurang aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, juga tidak berusaha mempelajari fisika diluar sekolah seperti bimbingan atau private sehingga
mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Berdasarkan uraian di atas, maka menurut peneliti perlu diterapkan suatu sistem
pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar fisika. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama, saling membantu jika ada yang mengalami kesulitan, serta
berusaha mengkaji dan menguasai mata pelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan paham konstruktivis dan merupakan strategi belajar dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam penyelesaian tugas kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran Isjoni, 2009:14.
Model pembelajaran kooperatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT. Model pembelajaran
Kooperatif Tipe Number Head Together NHT ini menuntut siswa untuk lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena setiap siswa dalam suatu kelompok tersebut
akan diberi nomor yang berbeda. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide – ide
dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan meningkatkan semangat kerja sama