Hubungan Antara Hasil Belajar IPA Dengan Sikap Siswa Tentang Alam Sekitar : sebuah eksperimen di MI Sirajul Falah Parung-Bogor

HUBUNGAN ANTARA BASIL BELAJAR IPA
DENGAN SIKAP SISWA TENTANG ALAM SEKITAR
(Sebuab Eksperimen di MI Sirajul Falah Parung - Bogor)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar SaIjana Pendidikan.

; セGNM

f'

'",

LITAFUADAH
NIM: 503016029886
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDlKAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
,
"


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
DIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1430H I 2009

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi berjudul, Hubungan Antara HasH Belajar IPA dengan Silmp
Siswa Tentang Alam Sekitar (Sebuah Eksperimen di MI Sirajul Falah
Parung - Bogor) yang disusun oleh Lita Fuadah NIM : 503016029886,
diajukan kepada Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan telah dinyatakan Lulus dalam Ujian Munaqosyah pada tanggal 22
Januari 2009 dihadapan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi.
Jakarta, 22 Januari 2009
Panitia Sidang Munaqasyah
Tanggal

Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua JurnsanlProgram Studi)


セNa_A G

Ir. H. Mahmud M Siregar, M. Si
Nip: 150222933
Sekertaris (Sekertaris JurusanlProgram Studi)
Baiq Hana Susant!, M. Sc
Nip: 150299475
Penguji I
Ir. IL Mahmud.M.Siregar, M.Si
Nip: 150222933
Penguji II
Tonih Feronika, M. Pd
Nip: 150 368 738
Mengetahui,

Dekan Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan

Ros ada MA




..

ABSTARAK

Lita Fuadah, Hubungan Antara Hasil Belajar IPA dengan Sikap Siswa
Terhadap Alarn Sekitar, skripsi Program Stndi Pendidikan Biologi, Jurusan IImu
Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatnllah Jakarta. Penelitian ini bertnjuan untnk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara hasil belajar IPA dengan sikap siswa terhadap
alam sekitar, penelitian ini dilaksanakan di MI Sirajul Falah Desa Bojong Indah
Kecamatan Parung - Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan teknik survai, sampel diambil dengan teknik purposive
sampling yang dilanjutkan dengan pengambian sampel secara acak sederhana
sebanyak 45 siswa MI ke1as V, sedangkan instrumen yang di gunakan adalah
instrumen hasil belajar IPA tentang makhluk hidup dan hubungan antara mahluk
hidup. Tipe tes adalah pilihan ganda sebanyak 26 soal dengan 4 altematif
jawaban. Koefesien Reliabilitas tes hasil bellliar IPA dihitnng dengan memakai
rumus KR- 20. Harga Koefesien reliabilitas pada saat uji coba di peroleh sebesar

0,71 (n=20). Instrumen sikap siswa terhadap alam sekitar disusun menurut model
likert. Jumlah pemyataan 20 butir dengan altematif jawaban dan penskoran 1-4
koefesien reliabilitas instrumen sikap siswa terhadap alarn sekitar dengan rumus
spennan-Brown. Pada saat uji coba diperoleh koefesien reabilitas sebesar 0,87
(n=20).

Teknik analisis yang digunakan adalah uji regerasi dan korelasi

sederhana pada X = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan Iinier atau berbanding lurus antara hasil belajar IPA dengan sikap siswa
terhadap alam sekitar sebesar 25% melalui model Y= 30,85 +1,58X. Oleh karena
itn di dalam pembinaan siswa dapat memiliki sikap yang positif terhadap alam
sekitar, salah satn langkahnya adalah melalui peningkatan hasil belajar IPA siswa
di sekolah.

ABSTRACT

Lita Fuadah, Relation natural sciences learning Result with student
attitude to environment skripsi, majors, natural sciences (IPA) biological study
program, faculty science of Tarbiya and teacher ship Islamic State university of

Syarief Hidayatullah Jakarta. This research aim know what is there are relation
between natural sciences learning Result with student Attitude to environment
This research done at Ml. Sirajul Falah Desa Bojong Indah Parung - Bogor. In
this research, method used descriptive method with survey technique sample taken
at random. Modestly counted as students in elementary school, fourth class,
instrument that used is natural, sciences learning result instrument about moral
and relation. Between more the test type is double helix test counted 25 Analysis
by 4 answer alternative, coefficient Reliagilitas les of natural sciences learning
result test counted equal to 0,71 (n=20) Student attitude to environment
instrument arrange in a stack by likert mode. Amount of statement 20 item by 4
answer alternative, and scorel-4 reliagility coejicient student attitude to
environment instrument counted. With formula ofspearment Brown. At the time of
test drive
by reliability coefficient, equal to, 0,78 (n=30) Analysis technique
used regress test and correlation simple at 0,05. Correlation from this research is
there are linear relation or comparing diametrically between natural. Sciences
learning result with student attitude to environment equal to 62 % by model
Y=30,84 + 1,85 X therefore in students training will a have a positive attitude to
environment. One ofits step is by increase natural sciences earning result student
at school.


KATAPENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt,
atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat
selesai. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah
Muhamad Saw.
Tersusunnya skripsi ini tidak luput dari peran, bantuan, dan jasa berbagai
pihak penulis menyadari keterbatasan yang ada pada diri penulis

ウ・ョ、ゥイセ

sehingga

bantuan yang telah diberikan oleh banyak pihak inilah penulis dapat
menyempumakan penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
ucapan terimakasih yang tak terhingga khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN Bapak Prof .Dr.Dede

Rosada,MA
2. Ketua Jurusan IPA Bapak Ir. H. Mahmud M.Siregar, MSi

3. Bapak Prof. Dr.H.Aziz Fahrurrozi, MA selaku pembimbing I atas segala
arahan dan bimbingannya.
4. Bapak Drs Suj iyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing II atas segala arahan
dan bimbingannya.
5. Bapak dan Ibu dosen IPA yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya.
6. Bapak Drs Fathurohman, Kepala sekolah MI Sirajul Falah 01 yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Bapak Marsan, S.Ag

Kepala Sekolah MTs Sirajul Falah yang tiada

hentinya memberikan dorongan moril dan materil dalam pelaksanaan
penyusunan skripsi ini hingga selesai.
8. Kepada suami tercinta dan anakku tersayang yang selalu menemani dalam
penyusunan skripsi.
9. Kakak-kakaku tersayang, yang telah membantu dan memberikan dorongan
kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.
10. Teman-temanku seperjuangan di jurusan IPA Asep Suryadi, Ida Farida,
Lailaturrobiah, dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,


yang telah memberikan motivasi kepada penuIis dalam menyelesaikan
skripsi inL
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi dan teknik
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempuma, maka dari itu dengan
segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat amino

Jakarta, 22 Januari 2009
Penulis

DAFTARISI
LEMBAR PERSETUJUAN

.

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA MUNAQOSYAH

ii

ABSTRAK


iii

ABSTRACT...........................................................................

iv

KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI __._

v
_.

.._ _

_

_.

vii


DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

x

DAFTAR LAMPlRAN

XI

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...-...-.---------B. Identifikasi Masalah ..__._

-- ----------------..-..- ---------..----__


_..__.._.__. ._ __

8
__

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian _.

BAB II

.

.

9
10

KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN IllPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis

__

.

.__

__

_.._.

1. Pengertian Belajar dan HasH Belajar
2. Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar

__

11

.._..__. .__

II

.

30

3. Hubungan HasH Belajar IPA dengan Sikap Siswa Terhadap
Alam Sekitar ..""" __.
B. Kerangka Berfikir

.

C. Perumusan Hipotesis .__

.
_.__._. . .
._._.__.

..

._
..

.______

30

..

41
_._

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. TujuanPenelitian

44

B. Tempat dan Waktu Penelitian

44

c.

:'!'!

Metode Penelitian

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.............................

45

E. Teknik Pengumpulan Data

45

F. Teknik Analisa Data

50

BAB IV IIASIL PENELITIAN DAN PEMBAIIASAN
A. Deskripsi Data

54

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data........................................

50

C. Hubungan Hasil Belajar IPA dengan Sikap Siswa Terhadap Alam
Sekitar

60

D. Hasil Belajar IPA dengan Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar

.

62
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

.

65

B. Saran

.

67

DAFTARPUSTAKA

DAFTAR TABEL

1. Tabel3.1 Kisi-Kisi Siswa Terhadap Alam Sekitar.............................

47

2. Tabel3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar IPA......................................

48

3. Tabel3.3 Analisis Variansi (ANAVA) Regeresi Sederhana........ .........

52

4. Tabel 4.1 Skor Hasil Belajar IPA............................

54

5. Tabel4.2 Skor Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar.........................

56

6. Tabel4.3 Hasil Uji Normalitas Untuk Kelompok Sikap Siswa Terhadap
Alam Sekitar

58

7. Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Untuk Kelompok Sikap Siswa Terhadap
Alam Sekitar
8. Tabel4.5 Analisis Variasi (ANAVA) Regreasi Linear Sederhan.........

59
60

9. Tabel Hasil Perhitungan Koefesien Korelasi, Koefesien Regereasi Konstanta,
Antara Hasil Belajar IPA (X) Dengan Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar
(y)

62

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Pola Pengembangan Fungsi Kognitif Siswa..................

21

2. Gambar 2.2 Penilaian Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar.........

23

3. Gambar 4.1 Histogram Skor Hasil Belajar IPA...........

55

4. Gambar 4.2 Histogram Skor Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar........

56

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Perencanaan Pembelajaran.....

70

2. Silabus....

74

3. Instrumen hasi belajar IPA

76

4. Kuncijawaban instrument hasil belajar IPA

79

5. Instrumen sikap siswa terhadap alam sekitar

80

6. Perhitungan koefesien reabilitas uji coba instrument hasil belajar
IPA dengan KR= 20....

83

7. Perhitungan tingkat kesukaran (TK) dan daya beda (Dp) liap item
hasi belajar IPA.. ..

.

.

..

85

8. Perhitungan koefesien reabilitas uji coba instrument hasil belajar
IPA.............................................................................

93

9. Perhitungan koefesien reabilitas instrument sikap siswa terhadap
alam sekitar............................................

.

..

95

10. Perhitungan Mean, Modus dan Median serta simpangan baku untuk
skor hasil belajar IPA QC).

96

II. Perhitungan Mean, Modus dan Median serta simpangan baku untuk
skor sikap siswa terhadap alam sekitar (Y). .

..

..

..

.

98

12. Uji nOlmalitas skor hasi belajar IPA.....................................

100

13. Uji normaitas skor hasil beajar terhadap aam sekitar

103

'"

14. Uji kesamaan (homogenitas) skor hasil belajar IPA (X) dengan sikap
siswa terhadap alam sekitar (Y)................. ..... .... .. .....
15. Pengujian hipotesis model regreasi sederhana dan inleritas..

.

105
108

16. Uji keberartian dan ineritas model regreasi sederhana Y=30,85+
1,58x.
17. Perhitungan dan uji keberartian koefesien korelasi.

109
113

BAR I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kunci pembangunan bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan, sebab
melalui pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas
dalam pendidikan dan mampu berprestasi dalam gerak pembangunan.
Pendidikan mernpakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang dan untuk
mempersiapkan dunia esok yangjauh lebih baik dan sejahtera l
Sistem Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada Bab II Pasal 3 Menyatakan Bahwa:
"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak muIia, sehat,
berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab"Z
Agar sistem pendidikan sebagaimana termaktub di atas dapat terwujud,
diperlukan usaha-usaha yang serius dan berkesinambungan dari setiap unsur
yang terlibat dalam pendidikan.

Di dalam dunia pendidikan, peserta didik sebagai sumber daya manusia
yang memiliki potensi untuk maju, harns digali dan dikembangkan. Potensi itu
mempunyai peluang untuk menempatkan peserta didik dalam kehidupan yang
semakin kompetitif, salah satunya melalui penguasaan ilmu pengetahan
1 Kartini Kartono Tinjauan politik Mengenai Sistem, Pendidikan Nasional ( Jakarta:
Pradnya Pramulia 1997), Hal 1
2 Undang-undang R.l Nomor : 20 tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional
Tahun 2003 (Jakarta: BP Darma Bhakti, 2005), , h. 94

1

2

sebagai kunci keberhasilan untuk hidup. Penguasaan ilmu pengetahuan tidak
terlepas dari proses belajar, karena perubahan yang terjadi secara kualitatif
maupun kuantitatifmerupakan hasil proses belajar.
Peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya merupakan upaya
berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak
langsung. Salah satu wujud penungkatan kualitas pendidikan adalah melalui
beragam pembaharuan, karena peningkatan kualitas tidak dapat dilepaskan
dari dampak perubahan paradigma baru dalam dunia pendidikan yang
mempersyaratkan

penyelenggaraan

pendidikan

agar

berpotensi

untuk

menciptakan keunggulan daya pikir, nalar, kekuatan moral, dan etika
akademik bangsa.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran selain ditentukan oleh faktor
kondisi siswa, juga ditentukan oleh faktor sistem pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan. Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan
pendidikan, salah satunya adalah dellgan melihat keberhasilan proses belajar
mengajar, dalam mencapai tujuannya, baik tujuan institusional, tujuan
kurikuler, maupun tujuan intruksionaL Dalam pembelajaran SainslIPA
disekolah selain bertujuan untuk meningkatkan penajaman hapalan, juga
diperlukan adanya pemahaman secara mendalam, oleh karena itu seorang guru
dituntut untuk memberikan kompetensi yang ada Ulltuk membantu siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3

Kegiatan sistem pendidikan Nasional dapat banyak kontribusinya dalam
bentuk (a) Pembangunan Ilmu Pengetahuaan dan ilmu tekhnologi (b)
Pendidikan Kewarganegaraan dan pendidikan politik, meningkatkan usaha
politik.
Dari tujuan tersebut perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi)
belajar yang lebih kondusif, dan siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan
belajar melalui proses pembelajaran yang diatur oleh guru. Mengingat
kedudukan siswa sebagai subyek dalam pengajaran maka inti proses
pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai satu
tujuan pembelajaran. Tujuan ini amat penting karena merupakan pedoman
untuk mengarahkan siswa dalam belajar.
Pengajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah dewasa ini belum mencapai hasil
yang maksimal dan masih jauh dari apa yang diharapkan. Rendahnya mutu
hasil belajar IPA dapat diketahui dari hasil evaluasi.
Mendidik dan mengajar merupakan perbuatan teramat penting dan
bermartabat tinggi untuk membawa anak manusia pada tingkah manusia dan
tarap

peradaban

khususnya

pada

jaman

modem

dengan

segala

komplesitasinya. Tanpa pendidikan anak tidak akan mencapai martabat
kemanusiaan, tidak bisa meJ1iadi pribadi utuh, juga tidak bisa menjadi insan
sosial dan abdi Tuhan Yang Maha Esa yang soleh, sebab anak manusia itu
dilahirkan serba kurang lengkap dengan naluri dan fungdi-fungdi menetap,

4

sebaliknya dia mempunyai kemungkinan dan kebebasan untuk tumbuh dengan
berkembang serta belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungan.3
Salah satu sebab terjadinya hal ini karena dalam proses belajar mengajar
IPA di sekolah, kegiatan lebih banyak terpusat pada guru dan sistem
belajarnya pun banyak bersifat hafalan sehingga akan terjadi Verbalisme,
adalah salah satu penyakit terbesar di sekolah yakni anak-anak mengenal kata
kata tetapi tidak memahami artinya4 •
Pelajaran IPA merupakan ilmu pengetahuan fisik dan logika matematika,
yang harus dialami dan dibangun oleh siswa sendiri secara lansung., seperti
siswa mempelajari menggolongkan tumbuhan berdasarkan cirri-cirinya, udara
bersih dan udara tercemar yang membutuhkan seperangkat alat bantu, dan
lingkungan tertentu agar lebih mengkongkritkan pelajaran sehingga siswa
mengalami sendiri.
.Dari segi belajar, seorang siswa akan mau dan tekun dalam belajar atau
tidak sangat tergantung pada sikap, minat dan motifasi yang ada pada dirinya.
Sikap dan minat sebagai faktor psikologis berbeda peranannya dalam belajar.
dalam proses belajar, sikap itu berfungsi sebagai "dynamic forces" yaitu
sebagai kekuatan yang akan menggerakan orang untuk belajar. Sedangkan
peranan minat dalam belajar lebih besar !kuat dari sikap yaitu minat akan
berperan sebagai "motifating forces" yaitu sebagai kekuatan yang akan
mendorong siswa Ulltuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang)
kepada pelajaran akan tampak terdorong terns untuk tekun belajar, berbeda

3
4

Ny. S. Pakasi Pengajaran Sains Kelas 1,I1.III Ml Jakarta Baharata Karya Aksara Hal 2
Hendro Dannojo, Filsajatl/mu Pengetahuan Alam (Jakarta Karunika 1986) Hal 39

5

dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka hanya
tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada
pendorongnya.
Menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan hidup karena kemajuan
sain, makin lama makin menjadi komplek dalam abad pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan telah mengalami kemajuan yang sangat, disamping ini
pendidikan IPA mempelajari penerapan konsep-konsep dan mengembangkan
tekhnologi kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataan ada diantara siswa
enggan mempelajari IPA dikarenakan materi yang bersifat hapalan terlalu
abstrak, dan sangat komplek. Untuk itu guru dapat dituntut agar bisa maksimal
mengatasi masalah-masalah tersebuts.
Dengan berbagai jenis mesin-mesin komputer dan lainnya telah
ditemukan, maka dapat dihasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat
secara besar-besaran dengan tenaga produksi yang cukup rendah sehingga
hasil produksi dapat mudah diperoleh dengan harga murah 6.
Sumbangan lain dari bidang IImu Pengetahuan Alam adalah meningkatnya
taraf

kesejahteraan

masyarakat

melalui

bidang

kesehatan.

Dengan

ditemukannya pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat, obat-obatan, dan
pengetahuan

tentang

patologi

membantu

menekan

angka

kematian.

Perubahan-perubahan yang sangat cepat pada abad ini dikenal sebagai abad
revolusi ilmu pengetahuan.

, Sukrno et a1 Dasar-dasar Pendidiknn Sains (Jakarta Baharalra Karya Aksara 1981)
6 Subiyanlo Pendidiknn I1mu Pengetahuan A/am (Jakarta Departemen Pendidikan
Kebudayaan 1988 Hal 14

6

Salah satu cara atau strategi

yang dapat dilakukan oleh guru adalah

mengenal lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar, sebab pada
hakekatnya belajar adalah proses komunikasi antara dua pihak yaitu guru
dengan siswa.
Mengenal

lingkungan

membantu

mengkongkritkan

pengalaman

atau

pengertian dan proses belajar mengajar karena dengan mengenal lingkungan
semua pengalaman nyata dibawa langsung ke dalam pengajaran melalui
kenyataan yang sebenamya dan siswa memperoleh pengalaman yang nyata
karena dapat menggunakan berbagai

indranya seperti penglihatan,

pendengaran dan perabaan.
Salah satu tujuan lImn Pengetahuan Alam di sekolah adalah untuk
menanamkan

kesadaran

dan

sikap

tertentu

terhadap

alam

dan

mengembangkan konsep-konsep IImu Pengetahuan Alam sederhana dalam
kehidnpan sehari-hari, hal ini dapat diartikan bahwa dengan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam di sekolah, maka sikap siswa terhadap alam sekitamya
akan terbentuk karena karakteristik yang dimilikinya bisa membawa
pengalaman nyata kedalam ruang belajar.
Dengan pemberian materi IImu Pengetahuan Alam ini siswa diharapkan
akan tertarik terhadap alam sekitamya, mencintai kehidupan, memiliki
kesadaran untuk menjaga dan mengelola lingkungan, berusaha meningkatkan
tarap kehidupan dimasa mendatang dengan ilmu yang diperolehnya, sehingga
akan menjadi bekal siswa kelak dalam masyarakat.

7

Hal ini disebabkan karena sikap yang terdapat di dalam individu sangatlah
komplek sifatnya. Sehingga sifat yang terbentuk itu bukan hanya disebabkan
oleh proses pengajaran IImu Pengetahuan Alam saja, tetapi dipengaruhi pula
oleh faktor-faktor lain misalnya faktor lingkungan kehidupan, kebudayaan,
media masa dan lain-lain.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
secara langsung dengan cara meneliti siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Sirajul Falah Bojong Indah sebagai objek penelitian dalam uji coba mengenal
lingkungan untuk pembelajaran IPA

pada sub pokok bahasan tentang

makhluk hidup, menggolongkan tumbuhan dengan udara bersih sehingga bisa
diketahui respon yang diberikan siswa berupa sikap yang ditunjukan pada
pengenalan lingkungan dalam pengaruhnya dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis ingin
menuangkannya kedalam bentuk skipsi dengan judul" Hubungan Hasil
Belajar IPA dengan Sikap Siswa Tentang Alam Sekitar ( SeblIah
Eksperimen di Madrasah Ibtidaiyah Sirajul Falah Parung - Bogor )"

8

B. Identifikasi Masalah
Sikap siswa terhadap alam sekitar banyak dipengaruhi oleh fakta yang
dapat di identifIkasi sebagai berikut :
1.

Kurang pemahaman yang baik tentang alam sekitar.

2.

Hasil belajar siswa terbatas pada ranah kognitif.

3.

Kurangnya contoh baik dari guru maupun orang tua, bagaimana bersikap
terhadap Iingkungan.

4.

Masih rendah hasil belajar IPA kelas V MI Sirajul Falah.

5.

Sistem pembelajaran yang masih kurang memanfaatkan media alam.
Bila disimak kembali latar belakang masalah di atas, maka akan diperoleh

gambaran betapa pentingnya Iingkungan di sekitar Bojong Indah, fungsifungsi Iingkungan disekitar Bojong Jndah bahwa seseorang yang telah
memiliki kesadaran terhadap alam sekitar selalu selaras dengan pendidikan di
sekolah, sejauh mana sikap siswa terhadap alam dipengaruhi oleh pendidikan
IPA di sekolah. Penyajian konkrit agar tujuan pembelajaran tercapai untuk
dipahami siswa dalam hal ini guru harus memiliki kemampuan untuk
menerapkan strategi belajar mengajar yang baik yaitu dengan memilih
Iingkungan. Apakah Iingkungan disekitar Bojong Jndah mampu memotivasi
dan menumbuhkan minat belajar siswa. Dan bagaimana sikap siswa terhadap
Iingkungan di sekitar Bojong Indah.

9

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

I. Pembatasan Masalah.
Dalam pembentukan sikap siswa terhadap alam sekitar dapat
dilakukan melalui berbagai cara dalam menggunakan iingkungan alam
sekitar Desa Bojong Indah dan pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA
terhadap siswa. Permasalahan hanya dibatasi pada hubungan hasil belajar
IPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar yang ada didalamnya, yaitu
tumbuhan, hewan dan manusia. Hasil belajar disini adalah hasil belajar
IPA siswa kelas V MI Sirajul Falah pada Semester ganjil tahun pelajran
2007/2008 yang meiiputi materi mahkluk hidup dan hubungannya dengan

alam sekitar.

2. Perumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di
atas maka, dapat dirumuskan masalahnnya yaitu: Apakah Terdapat
Bubungan Antara Basil Belajar IPA
Alam Sekitar ?

dengan Sikap Siswa Tentang

10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka pelaksanaan
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengukur hasil belajar siswa kelas V MI. Sirajul Falah pada
pembelajaran IPA
b. Mengetahui sikap siswa terhadap alam sekitar, hasil pengukuran
digunakan untuk
c. Mengetahui hubungan hasil belajar IPA siswa kelas V dengan sikap
siswa terhadap alam sekitar.

2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
hubungan antara pengetahuan lingkungan dengan sikap siswa tentang alam
sekitar kepada guru, orang tua, dan sekolah. Informasi ini diharapkan
orang tua, guru mampu membimbing dan memberikan motivasi kepada
siswa agar selalu menjaga alam sekitamya.

BAD II
KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Diskripsi Teoritis
1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar.

a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal yang kompleks. Karena devinisi atau
pengertian yang dikemukakan oleh seseorang tergantung pada teori
belajar yang dianutnya. Belajar merupakan unsur yang sangat penting
dalam setiap jenjang pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami
oleh siswa baik ketika berada di Iingkungan sekolah maupun diluar
Iingkungan sekolah.
Belajar adalah Keytrem (istilah kunci) yang paling vital dalam
setiap usaha pendidikan belajar bukanlah peristiwa yang dilakukan
tanpa sadar melainkan proses yang dirancang dan disengaja, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tak pemah ada pendidikan sebagai suatu
proses belajar. Hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam
berbagai disiplin i1mu yang berkaitan dalam i1mu pendidikan. 1
Belajar bukan mengahapal dan bukan pula mengingat, belajar
adalah salah satu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri
seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan
dalam

berbagai

bentuk

seperti

berubah

pengetahuannya,

lWina Sanjaya, Pembe/ajaran do/am lnplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Jakarta: Pernada Media 2005),

11

12

pemahamannya.

Sikap

dan

tingkah

lakunya,

keterampilannya,

kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya
dan lain-lain asfek yang ada pada individu2 •
Di bawah ini dikemukakan pendapat tentang teori belajar
diantaranya :
Hilgard

dan

Bower

dalam

buku

Theories

of Leaning

mengemukakan "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan
atau keadaan-keadaan sesaat (misainya kekalahan, pengaruh obat dan
sebagainya).3
Berdasarkan Teori Gagne "Bahwa belajar dapat dilihat dari segi
proses dan dapat dilihat dari segi hasil belajar terjadi jika rangsangan
bersama dengan isi rangsangan mempengaruhi siswa sehingga perilaku
siswa

berubah

sebelum

dipengaruhi

rangsangan

dan

setelah

dipengaruhi rangsangan4". Mulai masa bayi manusia mengadakan
interaksi dengan Iingkungan tetapi baru dalam bentuk sensori motor
kordination, kemudian belajar bicara dengan menggunakan bahasa.

2 Dadang Garinda dan Rudi Budiman, Pendidikan IPA Di Sekolah Dasar. Madul D 11
Gum Ml (Jakarta, DEPAG RJ 1999), hal 56-57
3 Drs. Syaiful Bahri Djamara., Drs. Aswan Zain, Siralegi Belajar Mengajar hall3
4 Drs. M. Ngalim, MP, Psikalogi Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosda Karya), hal.

84

13

Berdasarkan Teori Howard Kingsley "belajar yakni keterampilan
dan kebiasaan, pengetahuan dan pengetian sikap dan cita-cita5 yang
masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan
dalam kurikulum sekolah.
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan
(kongitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut

nilai dan sikap (afek/if). Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai
akibat interaksinya dengan lingkungannya dan perubahan tersebut
haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap dan tidak
berlangsung sesaat saja.
Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu
proses yang dilakukan secara sadar melalui jalan latihan atau pengalaman
sehingga

melahirkan

perubahan

dalam

individu

yang

meliputi

pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku ke tingkat yang lebih
tinggi dari sebelumnya.
Berdasarkan kesimpulan diatas tentang hakikat belajar yaitu:
a.

Belajar adalah proses yang kontinu, maka harns tahap demi tahap
menurut perkembangannya. Belajar adalah proses organisasi,
adaptasi, eksplorasi, dan discoveri.

5 Nana

Sujana, Peni!aian Hasi! Be/ajar Mengajar (Bandung Rosda Karya. 1999) hal, 22

15

Bahwa belajar di sekolah di pengaruhi oleh kemarnpuan siswa
dan kualitas pengajaran yakni

karakteristik individu,

kualitas

pengajaran dan hasil belajar siswa.
Belajar ditinjau dari proses seperti dikemukakan di atas memberi
petunjuk mengenai hasil belajar siswa. Dalarn proses belajar, peristiwa
bell\iar sendiri adalah untuk mencapai tujuan pengl\iaran, ada beberapa
pendapat yang melihat peristiwa belajar dari semua pendapat di bagi
tiga sudut pandang yakni, melihat belajar sebagai proses, melihat
bell\iar sebagai fungsi, ketiga cara memandang ini perlu dibagi guru,
kama tugas guru adalah membina, membimbing dan mengajarkan
kegiatan siswa.
Ada beberapa prinsip dalam memilih pengalarnan belajar Tyler,
Istilah Learning Experience tidak sarna dengan isi pelajaran yang
diberikan guru dan juga tidak sarna atau bukan aktifitas yang dilakukan
guru. Pengalaman belajar merujuk pada interaksi antara siswa dengan
sesuatu yang berada di dalam dirinya atau ada di dalarn lingkungannya
terhadap mana ia memberi reaksi, proses belajar teJjadi prilaku aktif
dari para siswa it is what he does that he learn not the teacher does,
demikian di tegaskan oleh Tyler. Di lain pihak Choen Dear
menggunakan istilah

learning experience mencakup baik contet

maupun proses. Yakni What is Learnd and how in it is to be learnd
(Apa yang dipelajari dan bagaimana hal itu dipelajari) memisahkan
kedua hal itu sebagai komponen yang masing-masing berdiri sendiri.

16

Dalam skripsi ini penulis menggaris bawahi pandangan Choen dan
Dear karena itu dalam uraian tentang pengalaman belajar aksn selalu
di bicarakan isi atau materi dari proses atau interaksi.6
Apabila peroses belajar ini di selenggarakan secara formal di
sekolah-sekolah tidak lain di maksudkan untuk mengarahkan
perubahan pada diri siswa secara terencana baik di dalam asfek
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap interaksi

yang terjadi

selama peroses belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungannya, yang
terdiri antara lain murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah,
bahan atau materi pelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa di
pengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam (intern) dan
faktor lingkungan (ekstern)7
Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang tidak bisa di
pisahkan satu sama lain. Belajar menunjukan pada apa yang harns di
lakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sasaran
didik, sedangkan mengajar menunjukan pada apa yang harns dilakukan
oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep menjadi ini terpadu dalam satu kegiatan, manakala
teJjadi interaksi siswa pada saat peroses pengajaran berlangsung. Inilah
makna belajar dan mengajar sebagai suatu proses, interaksi guru siswa

6 Drs. Udin Syarifudin Winata Putra MA Drs, Rustana Ardi Perencanan Pengajaran
PPGI2171 hall 58.
7 Dr. Ariefsi Sadiman, MScl, Drs. R. Raharjo, MSc1, Media Pendidikan (Bandung hal. 2)

17

sebagaimana utama peroses pengajaran memegang peranan penting
untuk mencapai tujuan ー・ョァセ。イ

yang efektifl.

Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar
mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk
memanfaatkan semua alat indranya, guru berupaya menampilkan
rangsangan ( stimulus ) yang dapat diperoses dengan berbagai indra,
semakin banyak alat indra yang di gunakan untuk menerima dan
mengolah informasi semakin besar informasi tersebut dapat di
pertahankan dalam ingatan. Dengan demikian siswa diharapkan akan
dapat menerima dengan mudah dan baik dalam materi yang di sajikan.

b. Basil Belajar.
HasH belajar adalah kegiatan memahami, menghayati dan
menganalisis bahan-bahan pelajaran. Dalam hasH belajar terdapat
faktor-faktor yang mempengarubi belajar siswa itu sendiri.
HasH belajar merupakan tingkah laku siswa yang di peroleh
setelah melalui proses belajar. HasH belajar adalah hasH akhir setelah
mengalami proses belajar dimana tingkah laku itu dalam bentuk
perbuatan yang dapat di amati dan diukur. HasH belajar yang dicapai
siswa di pengaruhi oleh dua faktor dari luar dan lingkungan9

8 Dr Nana Sujana Dasar Dasar Peroses Be/ajar Mengajar (Bandung :Rosda Karya
1999), hallS
9 Dr. Nana Sujana Dasar Dasar Proses Be/ajar Mengajar (Bandung: Rosda Karya 1999),
hallS

18

Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh
siswa setelah proses belajar-mengajar dapat dilakukan evaluasi pada
setiap materi pelajaran yang diberikan. Adanya perubahan-perubahan
ini tampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa.
Proses belajar mengajar siswa bukan hanya merupakan
penguasaan

pengetahuan semata atau berbagai hal yang pernah

diajarkan atau dilatih, tetapi juga meliputi perubahan tingkah laku,
seperti yang dinyatakan oleh Gagne, to bahwa hasil belajar adalah
suatu perubahan individu yang belajar, perubahan itu tidak hanya
mengenai perubahan pengetahuan, juga membentuk keeakapan,
kebiasaaan pribadi individu yang belajar.
T. Raka Joni menyatakan, bahwa hasil belajar dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan tentang aspek-aspek tertentu

dari

kepraibadian, misalnya prestasi akademis, baka!, minat, sikap,
penyesuaian sosial dan lain-Iainll . Belajar merupakan suatu hal yang
kompleks yang dapat dijelaskan melalui berbagai pengertian dan
menyangkut berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Granbaeh belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalarni, dan dalam mengalarni itu si pelajar menggunakan panea
inderanya untuk mengetahui perubahan-perubahan dalarn pengetahuan,
pemahaman, ketrarnpilan, niali, sikap, yang bersifat konstan dan
10 SIameto, Be/ajar dan Faktor-jaktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta
2003), h. 13
11 T. Raka Joni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Surabaya, Karya Anda, 1986),
hal.6

19

menetap. Perubahan ini dapat berupa sesuatu yang masih tersembunyi,
mungkin juga perubahan ini hanya berupa penyempumaan terhadap
hal yang sudah dipelajari l2 •
Menurut Howard Kingsley, seperti yang dikutip Nana Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar yakni : (l) Keterampilan dan
kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian, (3) Sikap dan cita-cita13
Dalam sistem pengajaran rumusan tujuan pendidikan baik tujuan
kurikuler maupun institusional, menggunakan k1asifikasi hasil belajar
dari Benjamin Bloom yang secara garis besar meqjadi tiga ranah, yakni :
1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri

dari

enam aspek

yaitu

pengetahuan atau

ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2) Ranah afektifberkenaan dengan sikap.
3) Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. 14
Pendapat diatas sama dengan pendapat Benyamin Bloom, dkk
yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi hasil belajar yaitu dimensi

kognitij,

aftktif dan

psikomotorik.

Dimensi

kognitif adalah

kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan
memecahklan masalah seperti pengetahuan aplikatif, sintesis, analisis,
dan evaluasi. Dimensi aftktif adalah kemampuan yang berhubungan

13

Drs. Sumadi Suryabrata BA, Ma, Eds, Ph.D, Psikologi Pendidikon , Hal 231
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (bandung, Rosda Karya, 1999), hal

14

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta, PT. Grasindo, 1991), hal 149

12

22

20

dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Sedangkan dimensi
psikomotorik

adalah

kemampuan

yang

berhubungan

dengan

keterampilan motorik
Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi beJajar menjelaskan
kecakapan kognitif yaitu yang pengembangan fungsi ranah kognitif
akan berdampak positif. Sekurang-kurangnya ada dua macam
kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera
khususnya oleh guru, yakni :
a)

Strategi belajar memahami isi materi pelajaran.

b)

Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya
serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung daJam materi
pelajaran tersebut.
Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini,

agaknya siswa sulit diharapkan mampu mengembangkan ranah afektif
dan

psikomotomya

sendiri. 1S

Untuk

mempeIjeJas

gagasan

pengembangan kecakapan ranah kognitif di atas, digambarkan poJa
pengembangan fungsi kognitif siswa meJaJui proses belajar mengajar
(teaching learning process/ 6

15
16

Drs. Sumadi Suryabrata BA, Ma, Eds, Ph.D, Op.Cit, hal 232
Ibid, hal. 53

21

Gambar 2.1. Pola Pengembangan Fnngsi Kognitif Siswal7

I Pengembangan Fungsi Kognitif

+
Upaya

I

1. Proses belajar rnengajar (pBM) rnernahami, rnenyukai,
dan rnengaplikasi isi dan nilai rnateri pelajaran.
2. Proses belajar rnengajar (PBM) rnernecahkan rnasalah
dengan rnengaplikasi isi dan nilai rnateri pelajaran

I

hasil

I
I

I
Kecakapan
Kognitif Siswa

Kecakapan
Afektif siswa

I

Hasil

Kecakapan
Psikornotor

I

Surnber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas

17

Muhibbin Syah, Psik%gi Be/ajor, (Jakarta: Logos, 1999), hal. 60-61

22

Ketiga ranah tersebut menjadi objek peneltian hasil belajar. Di
antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak yang dinilai
oleh para guru di sekolah, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pelajaran.
Dengan demikian penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar
adalah gambaran dari hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa sebagai
akibat dari proses kegiatan belajar yang dialaminya. Bentuk perubahanperubahan pada diri siswa yang diharapkan terjadi setelah proses belajar
meiiputi tiga aspek, yaitu:
1) Aspek kognitif

Meliputi perubahan dalam penguasaaan
pengetahuan terhadap fakta, konsep, dan
teori tertentru.

2) Aspek afektif :

Meliputi perubahan-perubahan dalam segi
sikap, mental, perasaan dan kecerdasan.

3) Aspek psikomotorik

Meliputi perubahan-perubahan kemampuan
motorik seseorang dalam bekerja ilmiah.

23

Untuk menilai hasil belajar dapat digunakan tes. Tes adalah alat
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan belajar yang
telah dicapai oleh siswa. Tes bertujuan untuk membangkitkan motivasi
kepada siswa agar mereka memperhatikan pelajaran serta mendorong
mereka agar dapat mengorganisasikan pelajaran dengan baik. Tes dapat
juga di gunakan sebagai feedback bagi guru dalam perbaiakan dalam
program pengajaran. Untuk lebih jelasnya mengenai pentingnya menilai
hasH belajar dapat dinilai dalam gambar berikut :"
Gambar2.2
Penilaian Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar

TRANSPORMASI
INPUT

I

OUTPUT

I. Siswa

2. Guru dan Personallainnya
3. Bahan Pelajaran
4. Metode Mengajar dan Sistem Evaluasi

5. Saran Penunjang
6. Sistem Administrasi

I

Umpan Balik
- - - - - - - - - - - +4----

18

Suharsini Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidika1l, (Jakarta: Bumi Alesara 1999 )

24

Pembelajaran IFA dapat di artikan sebagai satu kegiatan untuk
mengungkap rahasia alam yang berkaitan dengan makbluk hidup. Dengan
demikian hasil belajar IPA dapat ditarik sebagai hasil perubahan tingkah
laku yang di sengaja. Sebagai hasil dari belajar IFA yang dapat di tunjukan
dari hasil perubahan dantidak bisa menjadi bisa, atau peningkatan
pengetahuan, pemahaman dan sikap.
Berdasarkan teori belajar menurut J. Bruner" Belajar tidak untuk
mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum.
Sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih
banyak dan mudah