Penimgkatan Hadil Belajar IPA Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Konsep Konduktor Dan Isolator : penelitian tindakan kelas di MI Sirajul Falah Parung

SKRIP SI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KONSEP
KONDUKTOR DAN ISOLATOR
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah Parung)

II 11114

111
Oleh:

MARYATI

セZ[@

fJlti·1·iH:i-,., ''"' •NL⦅キMBセ」ᄋ@

ᄋセL@

:AGiNセZエjeᄋpア@


!nciuk :

.

'.Ct1\0.."'.Q::J....,,.. ,J.g.@ ...

hia:-;iflk:1·;i : ............................ ., ..

NIM:503016029887
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1430H/2009

ᄋセZ@ . :·'

LEMBARPENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KONSEP
KONDUKTOR DAN ISOLATOR
(PenelitianTindakan Kelas di MI Sirajul Falah Parung-Bogor)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)
Oleh:

MARYATI
NIM:503016029887
Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP. 150,222 933

Tonih Feronilra, M.Pd
NIP.150 368 738


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH

pヲセrfGljstZᄋLM@

J\f\!!1!\

TA

UiN SY/'.HiD ,,

LEMBARPENGESAHAN
Skripsi

berjuduJ


"PENINGKATAN

MENGGUNAKAN

PENDEKATAN

HASIL

BELAJAR

PEMBELAJARAN

IPA

DENGAN

KONTEKSTUAL

PADA KONSEP KONDUKTOR DAN ISOLATOR".(Penelitian Tindakan Kelas
di MI SIRAJUL FALAH PARUNG-BOGOR) telab diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 22 Januari 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata I (S-I) pada jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Biologi.

Jakarta, 22 Januari 2009

Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

.'K'.: YNセ@

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si.
NIP. 150 222 933

:.?.OOfj

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan lPA)
Baig Hana Susanti, M.Sc

NIP. 150 299 475
Penguji I
Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd
NIP. 150231502
Penguji II
Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP. 150 368 741
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

セ@

ABSTRAK

Maryati, Peningkatan Hasil Belajar IP A Dengan Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Pada Konsep Konduktor dan IsolatorPenelitian
Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah Parung-Bogor.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi,
Faku:tas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI berjumlah 28 orang, di Ml Sirajul
Falah Parung. Pengumpulan data ini dengan cara (I) Observasi, (2) Tes.
Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan, pre-test dan
post-test one group desain (desain 2) untuk menginterpresentasikan kemampuan
siswa dalam memahami materi pelajaran dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hasil penelitian
menunjukan bahwa; hasil be/ajar pada siklus I 49,25 pada saat pre-test
meningkat menjadi 69,64 pada saat pos-test, proses pembelajaran siswa masih
be/um terbiasa dengan kegiatan praktek, kerja kelompok dan diskusi. Masih ada
siswa yang mengobrol ketika anggota kelompok yang lainnya sedang bekerja.
Setelah dilakukan perbaikan pada proses be/ajar pada siklus II hasil be/ajar
siswa 57,14 pada saat pre-test meningkat menjadi 75,00 pada saat post-test,
aktivitas be/ajar siswa semakin meningkat, kelas menjadi hidup, siswa /ebih aktif
dengan kegiatan diskusi, praktek, dan tanya jawab. Siswa menjadi lebih aktif
terhadap pembelajaran kontekstua/ untuk menemukan dan membangun
pengetahuan dan keterampilan pada pokok bahasan konduktor dan isolator Dari
hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran
kontekstual memberikan dampak positif bagi siswa dalam proses belajarmengajar.
Kata kunci: Hasil belajar,Kerja Kelompok, Pembelajaran kontekstua/.


ABSTRACT

Maryati, Improving The Result of Science at Conduktor and Isolator Concept
With Approach of Contextual Teaching and Learning. Classroom Research at MI
Sirajul Falah Parung-Bogor. tviajors of IPA Program Study of Biological
Education, Faculty of Science of Tarbiyah and Teachership of UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

This research focuses on action research with two cycles, Twenty eight
students of sixth class of Madrasah Ibtidaiyah of Sirajul Falah Parung, were the
subject research. Data were collected by (I) Observation, (2)Test.
The data is analyzed by pre-test and post-test one group design to
interpret the quality of students in understanding the subject of learning and
student activity during learning process with contextual learning approach, this
result (cyclel} show at the result of sciense 49,25 pre-test improv 69,64, that
students process learning is not cooperating with team work, practice and
discussion. Some students still talking while the others working. After correcting
at learning process at ( cycles two) the result of science at pre-test 57, 14
imvroping become 75,00, the students becomes more active. Study in class room

becomes active, student become more active with discuss, practice and free to ask.
Student becomes more active to the contectual learning to find and to develop the
knowledge and skill of the object conductor and isolator. The result of this
research proved that contectual learning approach can give positive impact for
the student in teaching and learning process.
Key Word: Learning result, Team Work, Contextual Teaching and Learning.

5. Yang tercinta Ayahanda Mista, suami dan ananda tercinta Zaydan
mediatma Putra yang telah melimpahkan segenap kasih sayang dorongan
semangat yang tiada henti demi terselesaikannya skripsi ini. Serta tak lupa
untuk kakanda tercinta, Fatimah dan saudara-saudaraku teima kasih atas
segala bantuan dan dukungannya.
6. Bapak ketua Yayasan sirajul Falah , H. Saarih Tohir, S.Ag, Bapak Marsan,
!bu suherti dan Bapak Fathurroman, Kepala Mts, dan MI Sirajul Falah
Parung. Yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Seluruh siswa/siswi MI Sirajul falah khususnya
kelas VI A yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk
menjadi sampel..
7. Sahabatku yang terbaik, Badriyah dan Abang terima kasih atas semua
bantuan dan doanya.

8. Teman-teman senasib dan seperjuangan di MI Sirajul Falah dan semua
pihak yang banyak memberikan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfa'at dan mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.

g£Ltahi raufk wathfdayah
wassatmu'tltafkum Wr. wb.

Parung, September 2008

Penulis

DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................. .
KATA PENGANTAR......................................................

m

DAFT AR ISL................................................................


v

DAFTART ABEL...........................................................

v111

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................

IX

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................... ..

`セ@

B. ldentifikasi Masalah................................................

4

C. Pembatasan Masalah............................................. ...

4

Perumusan Masalah Penelitian................................ ....

4

E. Tujuan Penelitian...................................................

4

F. Manfaat Penelitian...... ... . . .... ... . .. .. .. ... .. . .. .. .. .. .. .. .. . ....

5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekatan Kontekstual......................................... ...

6

J., Pengertian Pendekatan Kontekstual.........................

6

2. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual...... .

7

3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual... . . . . . . . . . . . . . . . . . .

18

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual...................

25

5. Penilaian Pembelajaran Kontekstual..................... ... ...

27

B. Hasil Belajar....... .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . ..

28

I. Pengertian Hasil Belajar........................................

28

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...... ....

30

3. Pengukuran Hasil 3elajar.......... .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....

32

4. Hubungan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar

34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ............................................ .

36

B. Pihak yang Terkait. ......................................... .

36

C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................. .

36

D. Metode Penelitian............................................ .

36

E. Rancangan Penelitian ...................................... .

37

11·
Fokus Penelitian ......................................... .
Q セI@

37

2. Hasil yang diharapkan ................................. .

37

3. Solusi Masalah .......................................... .

37

4. Prosedur Tindakan ...................................... .

37

5. Metode Pengamatan .................................... .

39

F. Analisi Refleksi dan Analisis Data ........................ .

39

G. Teknik Analisis Data .......................................... .

40

H. Hipotesis Tindakan ......................................... .

40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran IP A Dengan Menggunakan Pendekatan

Kontekstual di MI Sirajul Falah ..............................

41

B. Hasil Belajar IPA di MI Sirajul Falah .....................

41

I. Hasil Belajar IPA Sebelum Menggunakan
Pendekato n Pembelaj aran kontekstual..... . .........

46

2. Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Pada Siklus I. .............

48

3. Hasil Belajar IPA Sebelum Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Pada Siklus IL. ...........

52

4. Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Pembelajaran
Pendekatan Kontekstual Pada siklus II. ...............

53

C. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan kontekstual Terhadap
Hasil Belajar. ..................................................

58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

59

B. Saran.................................................................

60

DAFTAR PUST AKA
DAFTAR TABEL
LAMP IRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks model pembelajaran koopertif........................

22

Tabet 2.2 Sintaks model pembelajaran Berdasarkan masalah (PBI).

24

Tabel 4.1 Aktivitas siswa dalam kerja kelompok pada siklus I........

42

Tabet 4.2 Aktivitas siswa dalam kerja kelompok pada siklus II.......

44

Tabel 4.3 Perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dan II.............

45

Tabet 4.4 Hasil belajar IPA sebelum menggunakan pembelajaran.
pendekatan kontekstual Siklus I................................

47

Tabel 4.5 Hasil belajar IP A dengan mengunakan pendekatan pembelajaran
Kontekstual pada siklus I............................................... 48
Tabel 4.6 Perbandingan hasil belajar IPA antara pretest dan posttest pada
Pada siklus I.......................................................

50

Tabel 4.7 Hasil belajar IPA sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual pada siklus II..................... .. . .. . .. . . . . . . . . . . ..

52

Tabel 4.8 Hasil belajar IP A dengan menggunakan pendekatan kontekstual
pada siklus II............ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

54

Tabel 4.9 Perbandingan hasil belajar siswa prest dan posttest pada
siklus I dan II......................................................

57

Tabel 4.11 Perbandingan hasil uji-t, t-hitung dan t-tabel...............

58

DAFT AR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...............

63

Lampiran 2 Kisi-kisi soal instrument......................................

67

Lampiran 3 Silabus dan penilaian..........................................

69

Lampiran 4 Instrumen Penelitian...... ...... ... ................. ..............

71

Lampiran 5 Kunci jawaban instrumen penelitian........................

74

Lampiran 6 Analisis Butir Soal Siklus I...................................

75

Lampiran 7 Analisis Butir Soal Siklus IL..................................

77

Lampiran 8 Hasil belaj ar siswa dan rata-rata gain pada siklus I.......

79

Lampiran 9 Hasil belajar siswa dan rata-rata gain pada siklus II......

81

Lampiran 10 Uji kesamaan rata-rata uji-t................................ ...

83

Lampi ran 11 Lembar kerja siswa.......................................... ..

84

Lampiran 12 Aktivitas siswa dalam kerja kelompok.....................

89

Lan1piran 13 Lembar penilaian kerja kelompok........................ ...

91

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu penyebab menurunnya ku11Etas manusia Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan ini dapat diartikan
sebagai kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal
dari siswa itu sendiri, guru maupun sarana dan prasarana. Minat dan motivasi
siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah serta penggunaan model belajar
yang kurang tepat akan menyebabkan kurang efektifnya proses pembelajaran
yang berakibat pada rendahnya basil belajar siswa.
Menurut Xaviery, seorang pengan1at pendidikan, berpendapat bahwa
penyebabnya adalah karena pendidik kurang mampu menghubungkan
relevansi pelajaran dengan kenyataan praktis dan keterkaitannya dengan ilmuilmu lain dalam mengeksplorasi bahan pelajaran. 1 Sehingga, siswa kemudian
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan oleh seorang
guru.
Selama ini dikeluhkan pelajaran IPA bersifat hapalan, sehingga kurang
bermakna. Pengajaran IPA yang disampaikan selama ini lebih menekankan
pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep dan kurang menekankan pada
penguasaan dasar. Pelajaran IPA dianggap sulit karena materi pelajaran yang
disampaikan banyak yang bersifat abstrak. Hal ini menyebabkan banyak siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajarinya dan sering mengalami kebosanan
karena materi yang disampaikan melalui hapalan dan ceramah. Kondisi
tersebut berimplikasi pada rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran IPA. Sebagian besar siswa tidak dapat menghubungkan
antara apa yang telah mereka pelajari dengan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang digunakan tidak
melibatkan dunia nyata siswa atau disebut dengan pembelajaran konvensional,

2

yaitu pembelajaran yang bersifat teroritis dan tidak memperhatikan
pengalaman siswa. Akibatnya siswa merasa jenuh, malas dan pasif.
Sehubungan dengan itu para pendidik dihadapkan pada tantangan bagaimana
mencari cara yang terbaik untuk menyampaikan kosep-konsep yang mereka
ajarkan sedemikian rupa agar semua siswa dapat menggunakan dan
menyimpan informasi tersebut.
Piaget menyatakan,

proses belajar-mengajar perlu dihubungkan

dengan kejadian sehari-hari yang akrab dengan siswa. Hal ini dilakukan
dengan cara memberikan pengalaman langsung kepada siswa atau cara lain
yang dapat memberikan efek pengkokritan fakta atau fenomena. Selain itu
dengan

penyajian obyek nyata diharapkan dapat mendorong siswa

mereflesikan hasil kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 2
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,
bukan mengetahui-nya. Hal ini sesuai dengan pandangan Nurhadi, yang
mengatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan datang dari "menemukan"
sendiri, bukan dari "apa kata guru" 3 .
Penguasaan yang berorientasi target materi terbukti berhasil dalam
jangka pendek, tetapi gaga! dalam membekali anak memecahkan masalah
dalam kehidupan jangka panjang seperti yang diungkapkan oleh Eline B.
Jhonson "Jika otak hanya belajar, mengutip dan berlatih, ngebut sebelum
ujian, maka dalam waktu 14 sampai 18 jam, otak akan melupakan sebagian
informasi baru tersebut. Kecuali jika informasi itu memiliki makna"4 Untuk
itu, diperlukan strategi belajar 'baru' yang lebih memberdayakan siswa.

2

Margareta, Seminar nasiona/ Pendidikan Matematika dan IPA, Desiminasi Hasil
Kolaborasi Sekolah-Universitas untuk meningkatkan Kesiapan lmplementasi kurikulum MIPA
2004,h.3
3

NP.ol"ri

m。ィセョッ@

Nurhadi, Pemeba/ajaran Kontekstua/ dan Penerapannya da/am KBK, Universitas
ヲmセャョッ@

?nn1.'\ h '\

3

Sebuah

strategi

belajar

yang

mendorong

siswa

mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, pendekatan pembelajaran
kontektrual atau Contextual teaching and Learning (CTL) memandang bahwa
proses be!ajar benar-benar berlangsung hanya jika s;swa mampu memproses
informasi atau pengetahuan tersebut menjadi bermakna sesuai dengan
kerangka berfikir mereka.

Melalui landasan filosofi konstruktivisme,

pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL)
'dipromosikan' menjadi altematif strategi belajar yang baru. Melalui strategi
CTL, siswa diharapkan belajar me!alui 'mengalami' bukan 'menghapal'.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, memotivasi
s1swa

untuk

membuat

hubungan

antara

ilmu

pengetahuan

dan

mengaplikasikannnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga,
warga Negara maupun pekerja.

Dengan konsep itu, hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Penerapan pendekatan kontekstual akan membantu guru untuk
mengembangkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi
siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan
kehidupan mereka. Berdasarkan pemahaman tersebut, teori pembelajaran
kontekstual berfokus pada berbagai lingkungan belajar diantaranya ruang
kelas, lingkungan sekolah, rumah, maupun tempat-tempat umum lainnya.
Pembelajaran kontekstual mendorong guru untuk memilih dan mendesain
lingkungan belajar yang dimungkinkan untuk mengkaitkan berbagai bentuk
pengalaman sosial, budaya, fisik dan psikologi di dalam mencapai hasil
belajar.
Dalam penelitian ini dikembangkan kegiatan belajar yang berpusat
セMNQB

pada siswa yaitu melalui kegiatan kerja kelompok dengan berdasarkan pada
- -

- 1

1



4

pembelajaran yang efesien dan efektif sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ゥセャ。ィ@

diuraikan di atas, dapat

diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
l. Bagaimana usaha guru dalam memotivasi siswa untuk mencapai hasil

belajar yang optimal?
2.

Apakah

pembelajaran

dengan

pendekatan

kontekstual

dapat

meningkatakan kualitas pembelajaran IPA di sekolah?
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA menggunakan pendekatan
kontekstual pada konsep konduktor dan isolator?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup dan keterbatasan waktu, agar
pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis
membatasi masalah hanya pada peningkatan hasil belajar IPA menggunakan
pendekatan kontekstual pada konsep konduktor dan isolator.·

D. Perumusan Masalah Penelitian
Masalah

dalam

penelitian

1m

dirumuskan

sebagai

berikut:

"Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada konsep konduktor dan
isolator setelah mengikuti pembelajaran kontekstual pada siswa kelas VI MI
Sirajul Falah?

E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui Peningkatkan Hasil Belajar IP A
siswa pada konsep konduktor dan isolator dengan pembelajaran pendekatan
kontekstual

5

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat :
I. Memotvasi dan membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPA
2. Memberikan gambaran tentang peningkatan hasil belajar IPA dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
3. Memberikan masukan bagi guru IPA dalam melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Kontekstual (contekstual Teaching and Learning)

1. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual teaching and learning, CTL)
merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu dengan
konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. 1• Selanjutnya
Zaenuri Masturi mengatakan pendekatan kontekstual dirumuskan sebagai
"siswa aktif mengkonstruksi-guru membantu dengan memahami pikiran
anak untuk membantu anak belajar"2
Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan
s1Swa memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan
keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan di luar
sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada di dunia nyata

(The Washington State Consortium For Contextual). TEACNET (Center
on Education and Work at the University of Wiconsin Madison)
menyatakan pendekatan dan pembelajaran kontekstual adalah suatu
konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan-hubungan

antara

pengetahuan

dan

aplikasinya

dalam

kehidupan siswa sebagai anggota masyarakat, dan pekerja serta meminta
ketekunan belajar. 3Dari beberapa pernyataan diatas tentang pengetian
pembelajaran

pendekatan

kontekstual

dapat

penulis

1

simpulkan,

Elaine B. Jhonson, Contextual Teaching and Learning, (Jakarta:Mizan, 2005)h. 25
7,aenuri Masturi,Model Pembelajaran Lingkungan,WWW.Pikiran
Rakyat.corn!cetak/2005/1005/24/0803.htm-24k , januari 2006
2

3

Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,

{1.,A.,.J.,,nn•I Jn;u,,....,..;,_,.., ")o,J,,.,.,.,,...; .....,,,.J,...,.,..
Bャ|ヲセGN@

1"1

7

pendekatan

kontekstual

dapat

penulis

simpulkan,

pembelajaran

kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar
dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas,
sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara lansung
sebagai bekal untuk memecahkan masa!ah dalam kehidupannya sebagai
anggota masyarakat. Siswa tidak hanya memahami materi

yang

dipelaajrinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual
Pengajaran

adalah

susunan informasi

dan

lingkungan untuk

memfasilitasi pembelajaran. Pilihan strategi pengajaran menentukan
lingkungan (metode, media, peralatan, dan fasilitas) dan cara bagaimana
informasi dikemas dan digunakan. Pendekatan pengajaran dapat terentang
dari berpusat pada guru dan berpusat pada siswa. Peranan guru adalah
penting dalam proses perencanaan pengajaran. Bekerja dengan guru lain
dan spesialis media, seorang guru dapat memadukan media ke dalam
pengajaran mereka untuk mengoptimalkan dampaknya pada siswa.
Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan,
sikap, atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi dengan
informasi dan lingkungan pembelajaran terjadi disepanjang waktu.
Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswasiswa TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas dan

8

menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam
berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat
memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan

(University

OF

Washington,

2001). 4

Pembelajaran

kontekstual adalah kom•ep belajar yang membantu g'.lru mengkaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong

siswa

membuat

hubungan

antara

pengetahuan

yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual merupakan koordinasi antara content (materi
pelajaran) dengan keterampilan intelektual yang harus dimiliki oleh siswa
dalam kondisi yang erat dengan pengalaman sesungguhnya (Blancard,
2001). Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan
mengalami apa yang sedang diajarkan dan tanggungjawab mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga ke1ja (University
Washington, 2001) 5
Menurut Nurhadi (2003) bahwa pengajaran kontekstual adalah
pengajaran yang memungkinkan para siswa mampu mengkaitkan,
memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik
mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah
agar dapat memecahkan masalah di dunia nyata. 6
Pembelajaran

dan

pengajaran

kontekstual

merupakan

sistem

pengajaran yang didasarkan kepada alasan bahwa makna akan muncul dari
hubungan antara materi pelajaran dan konteksnya. Pemanduan materi
pelajaran dengan konteksnya (konteks keseharian siswa-konteks pribadi,
sosial dan kultural) akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan dan

4

Landasan Teori Dalam Pengembangan Metode Pengajaran, Departemen Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2005),h.13
5
Landasan Teori da/am Pengembangan Metode pengajaran, Departemen Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah ,2005)h.13
6
Nurhadi, Pembe/ajaran kontekstua/ dan Penerapannya Dalam KBK, (Malang:

..

.

.

9

keterampilan yang mendalam dimana siswa memahami masalah dan cara
penyelesaiannya. Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan
siswa untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah
dimiliki pada situasi lain. Dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki bukan sekec!ar untuk menghapal tetapi dapat digunakan atau
dialihkan pada situasi dan kondisi lain.
Siswa belajar diawali dengan pengetahuan, pengalaman dan konteks
keseharian yang mereka miliki yang dilakukan dengan konsep mata
pelajaran

yang

dipelajarinya

di

kelas

dan

selanjutnya

untuk

mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan teori pembelajaran kontekstual, guru berperan dalam
memilih strategi, menciptakan, dan menyelenggarakan pembelajaran yang
menggabungkan seberapa banyak bentuk pengamanan siswa termasuk
aspek sosial, fisikal, psilogikal untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang
bermakna antara ide abstrak dan aplikasi pratikal dalam konteks nyata.
Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa
sehingga dirasakan masuk aka! dengan kerangka berfikir yang dimilikinya
(ingatan, pengalaman, dan tanggapan). Pendekatan atau pembelajaran
yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual memiliki kesamaan ciri
dalam ha!: (I) menekankan pada pemecahan masalah, (2) menyadari
kebutuhan akan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai
konteks seperti di rumah, masyarakat dan pekerjaan, (3) mengajar siswa
memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga
mereka menjadi pembelajar yang mandiri, (4) mengaitkan pengajaran pada
konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda, (5) mendorong siswa untuk
belajar dari sesama teman dan belaajr bersama, (6) menerapkan penilaian
autentik, (7) menyenangkan.

10

Strategi

pembelajaran

yang

berasosiasi

dengan

pembelajaran

kontekstual ad al ah sebagai berikut: 7
a. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah
suatu pendekatan pengaJaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Pengaj aran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir
tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya
belajar bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur " Pengajaran
Berbasis Masalah dikenal dengan nama lain seperti (Project- based
teaching)

Pendidikan

Pembelajaran
berdasarkan

Proyek,

(Experince-based

pengalaman,

(Authentic

education)
learning)

Pembelaajran Autentik, dan (Anchored instruction) Pembelajaran
berdasarkan kehidupan nyata. Peran guru dalam pengajaran berbasis
masalah adalah menyajikan masalah

mengajukan pertanyaan, dan

memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis masalah
tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas
yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara
garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada
siswa situasi masalah yag autentik dan bennakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan inkuiri.

7

Nurhadi, Pembe/ajaran kontekstua/ dan Penerapannya Dalam KBK, (Malang:

Universitas NeQeri Malang_ 2001)h_S")

11

Model pembelajaran berdasarkan masalah menyajikan kepada
siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan inkuiri. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahanper!llasalahan yang rnuncuJ. Tugas guru adalah mrangsan2 siswa unti•k
berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan
siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
persepektif yang berbeda dengan mereka.
Model pengajaran ini sangat efektif untuk mengajarkan posesproses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa memproses informasi
yang telah dimilikinya, dan membantu siswa membangun sendiri
pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di sekelilingm1ya. Model
pengajaran ini sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip
CTL, yaitu inkuiri, konstruktivisme, dan menekankan pada berfikir
tingkat lebih tinggi.
PBI biasanya terdiri dari lima (5) tahap utama yang dimulai
dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan
diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Jika jangkauan
masalahnya tidak terlalu kompleks, maka kelima tahapan tersebut
mungkin dapat diselesaikan dalan1 waktu dua sampai tiga kali
pertemuan. Tapi jika permasalahamwa sangat kompleks maka akan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya. Kelima
tahapan tersebut terangkum pada sintaks model pembelajaran PB!.

12

Tabel 2.2
SINTAKS MODEL PBI 8
FASE-FASE

TINGKAH LAKU

Pase I

Guru

Orientasi siswa kepada masa lah.

tujuanpembelajaran, menjelaskan

menjelaskan

logistik

yang

dibutuhkan,

memotivasi s1swa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih.
Pase 2

Guru

Mengorganisasikan siswa untuk

mendefinisikan

belajar.

mengorganisasikan tugas belajar

membantu

yang

SISWa

dan

berhubungan

dengan

masalah tersebut.
Pase 3

Guru mendorong s1swa untuk

Membimbing penyelidikan

mengumpulkan informasi

individu maupun kelompok.

sesuai, melaksanakan eksperimen,
untuk

mendapatkan

yang

penjelasan

dan pemecahan masalah.
Guru

membantu

siswa dalam

Pase 4

merencanakan dan menyiapkan

Mengembangkan dan menyajikan

karya yang sesuai seperti laporan,

basil karya.

video,

dan

mereka

model

untuk

membantu

berbagi

tugas

s1swa

untuk

dengan temannya.
Guru

membantu

Pase 5

melakukan refleksi atau evaluasi

Menganalisis dan mengevaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

proses pemecahan masalah.

proses-proses

yang

mereka

gunakan.

8

Model-Model Pengajaran Dalam Pembelajaran I/mu Pengetahuan Alam, Departemen

PPnrlirlil·lln l\f,;i..,inn".'.11 fT

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep energi dan penggunaannya melalui pendekatan konstruktivisme : Penelitan Tindakan Kelas Pada Sekolah MI.Al-Ma’arif Kalibaru Cilincing Jakarta Utara

0 37 212

Penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL) dalam meningkatkan keterampilan berbicara (dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Sekolah MTs Khazanah Kabajikan Tangerang Selatan )

0 4 100

Hubungan Antara Hasil Belajar IPA Dengan Sikap Siswa Tentang Alam Sekitar : sebuah eksperimen di MI Sirajul Falah Parung-Bogor

0 28 119

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan kontekstual pada konsep sumber daya alam di MI Terpadu Raudlatul Ulum Bedahan

0 3 140

Profil Tingkat Kedisiplinan Siswa MI Sirajul Falah Dalam Belajar Matematika

0 10 91

Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya : penelitian tindakan kelas di MI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan

0 5 126

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN IPA KONSEP ISOLATOR DAN KONDUKTOR DI SDN GIRI MEKAR KABUPATEN SUBANG.

0 0 36

Pengertian Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual

0 0 3