Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa di MI Taman Bakti Bogor: studi penelitian di kelas V MI Taman Bakti Bogor
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
HASIL BELAJAR IPS SISWA DI MI TAMAN BAKTI BOGOR
(Studi Penelitian di Kelas V MI Taman Bakti Bogor)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
ABIDIN
NIM : 18090183000073
PROGRAM STUDI PENDIDIKA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TERBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL
BELAJAR IPS SISWA DI M.I TAMAN BAKTI BOGOR
(Studi penelitian di kelas V M.I Taman Bakti Bogor)
Skripsi
Di ajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Disusun Oleh :
ABIDIN
NIM : 18090183000073
Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
NIP : 198110032009122004
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAH TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Hubungan motivasi belajar dengan Hasil belajar IPS siswa di Mi
Taman Bakti Bogor di susun oleh Abidin NIM : 809018300922, jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, Uni
Versitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak di ujikan pada sidang
Munakosah sesuai ketentuan yang di tetapkan oleh fakultas.
Jakarta 16 agustus 2014
Yang Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
NIP : 198110032009122004
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: ABIDIN
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 11 Agustus 1972
NIM
: 18090183000073
Jurusan/Prodi
: PGMI
Judul skripsi
: “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
HASIL BELAJAR IPS SISWA DI M.I TAMAN BAKTI
BOGOR
Dosen Pembimbing
: NAFIA WAFIQNI, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis .
Pernyataan ini di buat sebagai salah satu syarat menempuh ujian munaqasah.
Jakarta, 16 Agustus 2014
ABIDIN
NIM : 18090183000073
iii
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang paling indah dan penuh kata seraya memanajatkan
puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai anugrah dan
kenikmatan yang tidak terhingga. kami memuji, memohon, pertolongan, dan
memohon ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri
kami dan perburukan-perburukan perbuatan kami. Aku bersaksi tiada Tuhan yang
pantas di sembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu baginya.
dan, aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusan-Nya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda revolusioner
Islam Nabi Muhamad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semua umatnya
semoga kelak di hari yang telah di tentukan semua umatnya mendapatkan safa’at
darinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan
motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada :
1. Dekan
Fakultas
Ilmu
Tarbiyah
dan
Keguruan
UIN
SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2. Ketua
dan
Sekretaris
Jurusan
Pendidikan
Guru
Madarasah
Ibtidaiyah/PGMI Dan Keguruan UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iv
3. Ibu NAFIA WAFIQNI, M.Pd Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Bapak dan ibu dosen fakultas ilmu tarbiyah yang tidak dan keguruan yang
tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, yang telah mendidik dan
memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
5. Pemimpin dan staf karyawan perpusatakaan fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan dan perpustakaan UIN yang telah memberikan keleluasaan
dalam peminjam buku-buku yang di butuhkan.
6. Bapak kepala sekolah MI Taman Bakti Bogor. Bapak Agus Husen, S.Pd.I
dan juga kepada bapak guru MI Taman Bakti yang telah banyak
memebantu dan memberikan informasi dalam proses penelitian.
7. Keluargaku tercinta, istri dan anak-anakku tersayang yang telah
memberikan motivasi dan do’a serta perjuangannya.
8. Teman-teman PGMI angkatan 2014 kelas PGMI, dan teman-teman satu
kelompok bimbingan khususnya: ibu Meriyani yang telah memberikan
dorongan dan motivasi dan mengingatkan dikala khilaf
9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, namun atas jasa
mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat sadar akan segala bantuan dan dorongan yang telah di
berikan semua pihak. Semoga amal kebaikannya mendapat imbalan yang setimpal
di sisi Allah SWT.
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penulis
menyadari bahwa hanya Allah-lah yang memiliki segala kesempurnaan, sehingga
v
tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum tergali dan belum diketahui.
Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran membangun
dari semua pihak sehingga terjadi satu sinergi yang pada akhirnya akan membuat
pemikiran ini bisa lebih sempurna lagi di masa yang akan datang penulis berharap
skripsi ini bias bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin.
Jakarta,
2014
Penulis
vi
Abstrak
Nama
: Abidin
Nim
: 18090183000073
Judul Skripsi : “Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa di
Mi Taman Bakti Bogor”
Kata Kunci
: Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui jawaban mengenai hubungan
motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode
penelitian korelasi subyek dalam penelitian ini adalah 30 orang yang di ambil
dalam random sampling dari seluruh siswa kelas 5 di Mi Taman Bakti Bogor
tahun ajaran 2013/2014.
Motivasi belajar di ukur dengan menggunakan sekala rasio yang di
kembangkan oleh Sardiman AM meliputi : sungguh-sungguh dalam belajar
menunjukan minat, mempunyai perhatian, memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan
tekun dalam melaksanakan tugas adapun Hasil belajar di ambil dalam nilai raport
kelas 5 semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di MI Taman Bakti Bogor.
Dalam pengumpulan data menggunakan beberapa tekhnik di antaranya
dengan menggunakan angket, wawancara dan study dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar IPS siswa di MI Taman Bakti Bogor hal ini di
buktikan dengan hasil kolerasi antara motivasi belajar dengan Hasil belajar IPS
siswa yang di peroleh oleh perhitungan r hit ≥ r tabel (0,875 ≥ 0,361).
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa MI Taman Bakti Bogor di
harapkan guru beserta murid dapat mengembangkan motivasi belajar baik secara
intrinsik dan ektrinstik : menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses
belajar, dan akhir belajar mengarahkan kegiatan belajar membesarkan semangat
belajar menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar bukan hanya di tunjukan
kepada guru saja tetapi kepada orang tua dan siswanya pun harus bekerjasama
agar dapat mensinergikannya dalam proses belajar siswa khususnya pada masa
pelajaran IPS.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
F. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................... 10
1. Motivasi Belajar ............................................................................... 10
a. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................... 10
b. Ciri-ciri Motivasi Belajar Siswa .................................................... 15
c. Jenis-jenis Motivasi Belajar .......................................................... 16
d. Fungsi Motivasi Belajar ............................................................. 18
2. Hasil belajar ...................................................................................... 20
3. Pendidikan IPS .................................................................................. 26
viii
a. Pengertian Pendidikan IPS ............................................................ 26
b. Tujuan Pendidikan IPS.................................................................. 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 29
C. Kerangka Berpikir................................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 33
B. Metode Penelitian .................................................................................. 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Pengolahan Data ............................ 36
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ..................................................... 37
F. Variabel dan Hipotesis Statistik .............................................................. 44
1. Variabel ............................................................................................... 44
2. Hipotesis.............................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran lokasi Penelitian ........................................................ 45
B. Deskripsi Analisis dan InterHasil Data ........................................ 49
1. Deskripsi Analisis .................................................................. 49
2. Analisis Data ......................................................................... 53
3. Analisis Item Soal Variabel X ................................................ 55
4. InterHasil data ...................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 63
B. Saran ......................................................................................... 63
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting bagi kehidupan
manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang yang berlangsung
seumur hidup. Melalui pendidikan tersebut manusia terus berkembang ilmu
pengetahuannya, keterampilan, pengalaman, dan berwawasan luas. Dalam hal
ini manusia dapat melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhannya dengan
ilmu pengetahuan. ”Oleh karena itu, manusia telah tumbuh dan berkembang
dengan pesat. Semakin maju tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
berkembang kepandaian dalam berbagai hal. Dengan kata lain, pendidikan
adalah suatu alat yang strategis dalam pembangunan sumber daya manusia.
Sedangkan pada pihak lain, pendidikan merupakan suatu sistem yang
melayani system-sistem lain dalam mendidik dan melatih sumber daya
manusia yang dibutuhkan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal l ayat l
tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.1
Menurut pasal tersebut jelas bahwa peserta didik dalam kegiatan
belajar memerlukan bimbingan setiap saat, baik oleh orang tua di rumah
maupun oleh lembaga pendidikan yang ada. Menurut Ngalim Purwanto,
"pendidikan juga dapat dikatakan sebagai usaha orang dewasa dalam
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
1
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta : Kloang Klede Putra Timur, 2003), Hal. 3
1
2
rohani ke arah kedewasaan".2 Dalam hal ini orang dewasa melakukan
tindakan terhadap anak-anak dengan tujuan untuk menolong anak yang masih
memerlukan pertolongan dalam membentuk dirinya sendiri.
Salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang
berilmu, beriman, dan bertakwa. Sebagaimana kita ketahui bahwa orangorang yang berilmu, beriman, dan bertakwa akan mendapatkan derajat yang
mulia di sisi Allah SWT. Diterangkan dalam Firman Allah SWT dalam surat
Al-Mujaadilah ayat 11 yaitu:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ”Berlapanglapanglah kamu dalam majlis” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.3
Dalam hal ini, peranan guru sangat dominan mengingat guru yang
memberikan materi secara langsung kepada siswa untuk keberhasilan dalam
belajar yang berkualitas dan bermutu. Sistem pendidikan terus menerus
mengalami perubahan-perubahan mengikuti perkembangan zaman yang terus
berpacu sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia di bidang pendidikan, maka
pemerintah melakukan berbagai upaya untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan yang lebih baik.
Pendidikan semakin dituntut untuk tampil sebagai kunci dalam
pengembangan sumber daya manusia, yaitu manusia yang memiliki
2
3
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung ; Remaja Rosda Karya 1985). Hal 11
TIM DISTBINTALAD, Al-Quran Terjemahan Indonesia, (Jakarta ; P.T Sari Agung,
1999). Hal 11
3
kemampuan, kepribadian, dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan, sehingga hasil proses pendidikan tidak hanya diukur dari
kenyataan (apa yang secara nyata) dapat ditampilkan oleh lulusan pendidikan,
melainkan juga disertai sikap dan nilai yang mendasari seperti kemandirian,
prakarsa, dan ketekunan.
Mutu pendidikan didefinisikan berdasarkan dimensi intrinsik menuju
pada pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan peserta didik yang
bermutu dari segi sikap kepribadian dan kemampuan intelektual sesuai
dengan tuntutan tujuan nasional. Pendidikan dianggap berhasil apabila
mampu menyiapkan lulusan yang dapat memenuhi tuntutan dunia kerja dan
memberikan bekal kehidupan bagi peserta didik. Kemajuan pembangunan
yang sangat pesat membutuhkan dukungan sumber daya manusia yang
tangguh. Di lain pihak hal ini menunjukkan semakin kuatnya tuntutan
masyarakat akan pendidikan yang bermutu.
Untuk mengukur hasil pembelajaran, guru mengadakan penilaian
terhadap
siswa.
Pada
dasarnya
penilaian
terhadap
siswa
menurut
DEPDIKBUD, dilakukan untuk beberapa maksud sebagai berikut:
Pertama, untuk memberikan umpan balik kepada siswa sebagai dasar
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program
remedial murid. Kedua, untuk menentukan angka atau hasil belajar
masing-masing murid yang antara lain diperlukan untuk memberi
laporan kepada orang tua, penentuan lulus tidaknya murid. Ketiga,
untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan kemampuan atau karakteristik lainnya yang dimiliki
murid. Keempat, untuk mengenal latar belakang atau psikologi fisik
dan lingkungan murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar
yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitan-kesulitan tersebut.4
Dengan mengadakan penilaian, guru akan mengetahui keberhasilan
dalam proses kegiatan belajar mengajar terhadap siswa di sekolah. Dalam
kaitannya dengan motivasi belajar, siswa di beri dorongan oleh guru untuk
menciptakan persaingan di antara siswa dalam belajar agar dapat
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Pedoman Penilaian, (Jakarta, Asia Mandiri,
1978), Hal. 2
4
meningkatkan HASIL belajar dan memperbaiki hasil belajar yang telah
dicapai sebelumnya. Untuk meningkatkan keberhasilan siswa sangat
dibutuhkan motivasi guru dalam mendorong siswa mencapai tujuan yang
optimal dalam belajar.
Untuk mempercepat proses pembangunan di segala bidang, sangat
besar peranan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan
pada masa yang akan datang. Berbagai upaya telah diusahakan oleh
pemerintah, termasuk juga dalam pendidikan. Kebijakan pemerintah tentang
pendidikan, dapat dilihat dengan adanya program wajib belajar sembilan
tahun bagi anak-anak usia sekolah, yakni tidak hanya pada jenjang sekolah
dasar, melainkan sampai ke jenjang sekolah menengah pertama. Untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan di antaranya diupayakan dengan perbaikan
kurikulum. Kurikulum disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
secara nasional. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan
kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia.
Menurut Ngalim Purwanto dalam buku Administrasi dan Supervisi
Pendidikan menyatakan bahwa,
Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus diikuti dan diturut
begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan
sedikitpun. Kurikulum lebih merupakan pedoman bagi para guru
dalam menjalankan tugasnya. Dalam mempergunakan kurikulum,
guru atau pendidik, di samping menuruti dan mengikuti apa yang
tecantum di dalamnya, juga berhak dan berkewajiban untuk memilih
dan menambah materi-materi, sumber-surnber, ataupun metodemetode pelaksanaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
perkembangan masyarakat di lingkungan sekolah, dan membuang
serta mengurangi apa yang dianggapnya sudah tidak sesuai lagi
dengan kemajuan dan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Itulah
sebabnya, pelaksanaan kurikulum perlu mendapat perhatian dan
pembinaan secara terus menerus.5
Dalam penjelasan umum Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Pasal 36
ayat 2, disebutkan bahwa :
5
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1990), Hal. 11
5
”Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik".6
Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah sebagai
pedoman pelaksanaannya, maka kurikulum Pendidikan Dasar dan menengah
perlu disesuaikan dengan Peraturan Perundang-undangan. Secara garis besar,
penyesuaian kurikulum dan Undang-undang No. 20 tahun 2003 dan seGanjil
peraturan pelaksanannya merupakan peninjauan kembali tehadap kurikulum
yang berlaku dan disesuaikan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Berdasarkan kurikulum 2006, untuk pendidikan IPS di tingkat SD atau
MI bahwa pelajaran IPS yang mempelajari berbagai aspek kehidupan sosial
yang didasarkan pada bahan kajian geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.
Karena banyaknya aspek kehidupan sosial yang harus dipelajari, maka dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru hendaknya menerapkan prinsip
belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa baik secara fisik,
mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial. Adapun menurut Zahara ldris
dan Lisma Jamal, "peranan guru yang utama yaitu memberikan pengetahuan
(cognitive), sikap dan nilai (affective), serta keterampilan (psychomotor)
kepada peserta didik".7
Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dan
peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Selain tugas dan peranan mengajar dan
mendidik, seorang guru juga memimpin kelasnya. Memimpin kelas tidak
hanya terbatas di dalam kelas tetapi juga di luar kelas.
6
Undang-undang Republik Indonesia, ..., Hal. 20
Zahara Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1992), Hal. 47
7
6
Menurut Sardiman A.M, bahwa "peranan guru dalam kegiatan belajar
mengajar meliputi: informator, organisator, motivator, pengarah/director,
inisiator, transmiter, fasilitator, mediator, dan evaluator".8
Selain itu guru juga harus memperhatikan siswa di dalam menghadapi
berbagai persoalan yang sifatnya khusus, karena setiap siswa mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang cepat dan ada siswa yang
lambat dalam menerima pelajaran. Dalam hal ini, seorang guru harus tanggap
terhadap siswa yang mengalami perbedaan tersebut di dalam belajar. Oleh
sebab itu, dalam kegiatan belajar mengajar, selain memberikan materi, guru
juga memberikan penguatan, baik itu kepada individu maupun kepada
kelompok. Adapun prinsip-prinsip pemberian penguatan pada siswa menurut
JJ Hasibuan dan Moedjiono, adalah: "mempunyai makna bagi siswa, penuh
kehangatan dan keantusiasan, menghindari pemberian respon yang negatif
dan dapat bersifat pribadi atau kelompok".9
Uraian di atas merupakan gambaran dalam pemberian dorongan yang
dilakukan oleh guru kepada siswa dalam belajar selama proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung di dalam kelas.
Jika guru memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan kepada
siswa, tentang bagaimana belajar dengan baik, maka timbullah minat siswa
untuk belajar. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya
aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak bisa diamati oleh orang
lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar
itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang
dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktivitas pikiran dan perasaan diri siswa tersebut.
Dorongan, bimbingan, dan arahan yang timbul akibat pengaruh orang
lain itu dapat berupa ajakan, suruhan, ataupun bahkan paksaan. Dengan
demikian, siswa melakukan sesuatu yang sifatnya baik bagi dirinya untuk
memperbaiki hasil belajar yang diinginkan. Dorongan, bimbingan, dan arahan
8
Sardiman A. M, lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT, Raja Grafindo Persada,
2003), Hal. 144
9
JJ Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar dan Keterampilan Mikro, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1995), Cet. Ke-6, Hal. 60
7
tenyata ada pengaruhnya pada siswa untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Bagi guru sendiri, memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan kepada
siswa bertujuan agar siswa tumbuh minat dan semangat dalam belajar
sehingga hasilnya memuaskan. Dengan adanya motivasi dan semangat belajar
siswa yang lebih tinggi, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang
lebih baik dan memperoleh nilai yang lebih tinggi.
Penjelasan di atas merupakan gambaran betapa pentingnya dorongan,
bimbingan, dan arahan yang diberikan kepada siswa sehingga akan
bertambah motivasi dan semangatnya dalam proses pembelajaran di dalam
kelas.
Tertarik pada beberapa masalah yang disebutkan di atas, maka penulis
mencoba melakukan pengkajian ilmiah berdasarkan penelitian yang
dilakukan mengenai hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar terhadap
pelajaran IPS. Untuk itu, penulis memilih judul Hubungan Motivasi Belajar
Dengan Hasil Belajar IPS Siswa Madrasah Ibtidaiyah Taman Bakti
Bogor.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas,
maka dapat ditemukan beberapa masalah di antaranya:
1. Kurangnya Motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPS.
2. Kurangnya keterampilan guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi belajar Siswa dalam pelajaran IPS
3. Hasil belajar dalam mata pelajaran IPS yang kurang memuaskan.
C. Pembatasan Masalah
Bertitiktolak dari latar belakang dan indetifikasi masalah maka
batasan permasalahan dalan penelitian ini adalah :
8
Hasil belajar yang di maksud adalah nilai raport siswa kelas V
Semester Ganjil tahun Ajaran 2013-2014 untuk nilai mata pelajaran IPS
Responden yang di teliti adalah siswa kelas V MI Taman bakti
Bogortahun ajaran 2013-2014. Adapun motivasi belajar yang dimaksud
adalah kesadaran dan ketekunan siswa dalam belajar serta memiliki tujuan
yag jelas yang akan dicapai dalam belajar
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan Masalah diatas maka
permasalahan yang akan diangkat adalah : adakah hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil IPS Siswa di MI Taman Bakti Bogor.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungam Motivasi belajar dengan hasil
belajar pada pelajaran IPS siswa Madrasah Ibtidaiyah Taman Bakti Bogor.
F. Manfaat teoritis dan praktis
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini di harapkanmengembangkan ilmu pengetahuan, dan
menambah wawasan. Khususnya mengenai Hubungan motivasi dan hasil
belajar IPS siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan baik, sehingga hasil belajar yang di raih oleh
siswa dapat dicapai dengn hasil yang maksimal.
9
b. Bagi siswa
Untuk memberikan motivasi kepada siswa agar mereka dapat
meningkatkan hasil belajar dengan kemampuan sendiri, sehingga
mencapai hasil yang optimal, dapat menyesuaikan diri, serta mandiri.
*
4i
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DeskripsiTeoritik
1. Hasil Belajar
Pengertianhasil belajar
Istilah hasil belajar erat kaitannya dengan nilai raport. Hasil belajar adalah
perubahan pelaku peserta didik akibat belajar. Perubahanperilaku disebabkan
kareaa dia rnencapai penguasaan dari sejumlah bahan yang diberikan Prosps
Belajar Mengajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif
I
afektil dan psikimotif.
Menurut hasil belajar adalah perubahantingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektil dan psikimotif yang di milik siswa setelahmenerima pengalaman
belajar.2
Hasil belajar sebagaiterjadinya perubahantingkah laku pada diri seseorang
yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Perubahan ini dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan darr pengembangan
yang lebih baik sebelumnya,ymg tidak tahu menjadi tahu.3
Hasil belajar adalahperubahanperilaku pada diri seseorangakibat tindakan
belajar yang mencakup aspek kognitif,, afektif, dan psikimotif. Menurut kamu
Bahasa Indonesia pengukuran pengetahuan/ keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaranlajimnya ditunjukan dengan nllai langka yang di berikan oleh
g'ru.a
Hasil belajar adalah sebagai nilai yang merupakan bentuk pemmusan akhlak
Yang di berikan oleh guru terkait kemajuan / hasil belajar siswa selama waktu
tertentu.s
tM.
ngalim purwanto, ilmu pendidikanr, (bandung, pt remaja rosda karya 1985)
'Nana
sujana, dasar dasar proses belajar ntengajar. ftandung sinar dunia alga sindo, 1995)
".Syaefulbahrid jamarola psikologi belajar- (Jakarta;pt rineka cipta 2002)
" Emzulfajri, kamus lengkap bahasa Indonesia. (Iakarta, Difa fubliser, 1990)
'Sumardi
suryabrota, proses proses belajar rmengajar. (Jakarta; pt raja grafindo persada2003)
?
F*
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar
l. Faktor lingkungan = a. lingkungaoalami
b. lingkungansosial budaya :
- kurikulum
- program pendidikan
- saranadan fasilitas
Yang sangat terhadap senua proses dan hasil belajar seseorangadalah
bakat. Jadi, di
sesuaikan dengan bakat. Motivasi
adalah faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu interen dan eksteren.
Sedangkan belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semu:r
lapisan masyarakat.Bagi para pelajar atau mahasiswakata "belajar" merupakan
kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilrnu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waKu 5ssrraidengan keinginan. Entah
malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari.
Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar.
Sebenarnyadari kata "bela.!ar"itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya.
Pengertian dari kata "belajar" itulah yang perlu diketahui daa dihayati, sghingga
tidak melahirkanpemahurman
yang keliru mengenaimasalahbelajar.
Masalah pengertian balajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan
mengemukakan perumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keatrlian mereka
masing-masing. Tentu
saja
mereka
mempunyai
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkansecarailmiah.
James o.whittaker, misalny4 merumuskan belajar sebagai proses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan olehperubahantingkah laku sebagaihasil dari penglamanDrs. Slameto
j.rga-
merumuskan
pengertian
tentang
belajar.
Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
'I
{F
t2
keseluruhan,sebagaihasil penglaman individu itu sendiri dalam interaksi
denganlingkungannya.2
Adapun secara umur& menurut Ramayulis palmg tidak suatu
aktivita-sdkatakan belajar jika memenuhi ciri-ciri sebagaiberikut:
a. Belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individra baik aktual maupunpotensial,
b. Perubahan tersebut pada pokoknl,a berupa perubahan kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahantersebut terjadi karena adanya usaha.3
Sedangkanmenurut Sumardi Suryabrata bahwa belajar adalah;
a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar (dalam arti behavioral changes) baik aktuat
maupun petensial.
b. Perubahan itu pada pokoknya didapatkan kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relative sama.
c. Perubahanitu karenausaha.4
Fengertian belajar di atas tersebut dapat kita konfirmasikan
dengan firman Allah SWT, dalam surat: Ar-Ra'du, ayat: ll
,vang
berbunyi:
".
i.i
r-ltr/rt6-/
fY',t*-
.'n
Lf /*u*
1.J",.r,
i6i 3)
Artinya ; "AIIah tidak aknn merubah suatu lcaum sehingga dirinya
sendiri y ang merubahnya " Pengertian belajar menurut HM- Arifin
menyatakan bahwa
"belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerim4 menanggapi
serta menganalisa bahan-bahanpelajaran yang disajikan oleh guru yang
Syaifut Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT- Rineka Cipta,2002),Cet. Ke-1,
h. I2-13
Ramayulis,MetodePengajaranAgama Islam,(Iakarta:Kalam Mulia.2001),Cet-Ke-IV,
h.76
a sumardi
suryabratq ProsesBelajar
di perguruan Tinggi,(yoryakarta: Andi
Offset.1983),h.5
'f
F
F :l
"'i
13
berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang
disajaikan".5
Nana Sujana berpendapatbahwa "belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan ad,nyaperubahan, perubahan tersebut ditujukan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah
laku, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan
lain-lain yang adapadadiri individu".6
Pengertian lain yang dikemukakan Muhibbin s1'ah bahwa belajar
adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku indiviu yang relative
menetap sebagaihasil penglamandan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proseskognitif .7
Kemudian menurut Prof. Dr.s.Nasution bahwa pengertian betajal
adalah:
a. Belajar adalah perubahandalam urat sarap
b. Belajar adalahpenambahanpengetahuan
c. Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan
latihans
Dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (Learning). Namun
secara eksplisit maupun secara implisit
pada akhimya terdapat
kesamaanmaknanya,bahwa definisi manapunkonsep belajar itu selalu
menunjukan kepada "suatu proses perubahan prilaku atau pribadi
seseorangberdasarkanpraktek atau penglaman tertenfu".9
Pengertian
belajar
menurut
pandangan
psikologi
dapat
disimpulkan dari beberapa definisi yang dikemukakan beberapa ahli
sehagaiberikut:
lit l' '
,,.]..i:,,,
:.ri.
: : * i l
5
H- M Arifrn, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
K elu ar ga, (Jakarta:Bulan B intang, l97 B), h. 172
Nana suj*q
Dasar-dasar proses Berajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
A l g a s i n d o , l 9 9 5h, . 2 8 )
Muhibbin Syah,Psikologi Belajar,(Jakarta: PT. Logos Wacana l6nrq 1999), Cet. Ke-l h.
64
8
S- Nasution, Didalaik Asas-asasMengajar,(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet- Ke-I, h.34
Abin Syamsudin Makmun, Psikolo{i-Peniidikan,
@andung: pT Remaja Rosda Karyq
2001), Cet. Ke-4 h. 157
f
L4
1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat
pengalaman atau latihan.
2) Perubahantingkah laku akibat belajar itu dapat berupamemperoleh
perilaku yang baru atau memperbaiki meningkatkan perilaku yang
sudahada.
3 \ Perubahantingkah laku yang ditimbulkan oleh
belajar dapatberupa
perilaku yang baik (positif; atau perilaku yang buruk (negatif).
4) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi
melalui
usaha dengan mendengar, membac4 mengikuti petunjuk,
mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba
sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan
perilaku akibat kematangan atau pertumbuhan fisik itu bukan
hasil
belajar.
5) Perubahantingkah laku sebagaihasil belajar harus relative menepat
bukan perubahan yang besifat sementara atau tiba-tiba terjadi
kemudian cepat hilang kembali, seperti perubahanperilalar akibat
alkohol/minrlman keras.
6) Tingkah laku yang mengalami perubahan akitrat belajar
itu
menyangkut senua aspek kepribadian/tingkah laku individu, baik
perubahan dalam pengetahuan, kemauan, keterampilan, kebiasaan,
sikap, dan aspekperilaku lainnya.
7) B.lajar itu dalam prakteknyadapatdilakukan di sekolahatau di
luar
sekolah. Belajar di sekolah senantiasadiarahkan oleh guru kepada
perubahan perilaku yang baikJpositif, sedangkan belajar
di luar
sekolah yang dilakukan sendiri oleh individu dapat menghasilakan
perubahanperilaku yang positif atau negatif,t0
Dari beberapadefinisi yang dikemukakan di atas, dapat diambil
suatu kesimpulan bah*a belajar adalah kegiatan yang dilakukan
secara
sadar dan terus menerus pada seseorangsehingga akan
mengalami
perubahan tingkah laku secara keseruruhan, artinya perubahan
yang
terjadi senantiasabertambahbaik dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu
55-56
r0
M' Alisuf S abn, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PedomanIlmu
Jaya, 1996),Cet. Ke-2, h.
f
w
-q!:!:FFryTte1
L5
1'anglebih baik pengetahuan,sikap, dan pengetahuannyasebagai
hasil
belajar.
Selain itu juga dapatdipahami bahwabelajar merupakan
kegiatan
yang dilakukan secara
sadar dan rutin pada seseorang selungga akan
mengalami perubahantingkah
laku secarakeseluruhan, artinya terdapat
perubahanpada diri individu
baik pengetahuan,keterampilan, maupun
sikap dan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai hasil dari proses
latihan dan pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya
Berdasarkanpengertian hasil dan belajar yang telah dikemukakan
di atas, maka yang dimaksud denganhasil berajar
adalah hasil usaha
yang dilakukan siswa untuk mencapaikeunggulan
dalam belajar.
Selanjutnya mengatakanbahwa "Hasil belajar adarah
suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang
siswa daram
melakukan kegiatan belajarnyasesuaidenganbobot yang
dicapainya.',
Sedangkan menurut S. Nasution (1996:L7)tr hasil
belajar adalah:
"Kesempurnaanyang dicapai seseoftmgdaram
berfikir, merasa dan
berbuat.Hasil belajar dikatakansempurnaapabila memenuhi
tiga a-spek_
yakni: kognitif affeklif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan hasil
kurang memuaskanjika seseorangberum mampu
memenuhi target
dalam ketiga kriteria tersebut-"
Dengankata lain hasil belajar dapatdiartikan sebagaipenguasaan
siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh
dari hasil tes
belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor setelah
ia mengikuti
kegiatanbelajar.
Jadi yang dimaksud denganhasil belajar adalah hasil
diperoleh denganditandai adanyakenaikanindeks hasil
belajar yang
belajarnya.
Hasil belajar biasanla dapat dikembangkan dalam
.
bentuk nilai
atau penghargaan,yang antara lain berupa
buku raporl siswa atau
rjazah.Nilai hasil belajar dapat diketahui setelah
dilaksanakanevalua-si
belajar.
il.
,ii:
1tr
$i
,:r#;
rr
s. Nasurion,
Didaktik Azas-AzasMengajaq
(Jakarta,
BumiAksar4
I995)
f
16
2. Pendidikan IPS
a. Pengcrtian Pendidikan IpS
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata
pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan
kajian sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi.
pengenaranilmu
pengetahuansosial dibagi menjadi tiga bagian yaitu: istilah ilrnu sosial,
studi sosial, dan ilmu pengetahuansosial. Ketiga bagian tersebut tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena saling berkaitan.
Pangertian dari ketiga bagian Ilmu Pengetahuan sosial itu menurut
Nursid Sumaatmadjq adalah:
a. Ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari
manusia sebagaianggota masyarakat.
b. studi sosial adalah suatu bidang pengkajian tentang masalah sosial
kehidupan manusia di masyarakat, dan mempelajari gejala sosial
yang menjadi bagian dari kehidupan.
e. Ilmu PengetahuanSosial atau IPS, adarahmempelajari kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya,
baik itu cara menggunakan usaha, memenuhi materi, kebutuhan
budaya, kebutuhan kejiwaan pemanfaatan sumber daya alam di
brrmi, maupun mengaturkesejahteraandan pemerintahan.i2
Menurut S. Nasution, dalam tulisan N.
Daldjoeni, IpS
didefinisikan "se.bagaipelajaran yang merupakan suatu padrnn dari
sejumlah mata pelajaran sosial".| 3
Adapun pengertian IPS secara umum menurut beberapa ahti
dalam tulisan Nursid Sumaatmadj4adalah:
a. Menurut Norman Mackenzi, IPS adalah semua disiplin ilmu yang
merupakanperjanjian manusiadalam konteks sosial.
b. Menurut Horold A. Phelp, IPS adalah bagian umum dari ilmu-ilmu
pengetahuan yang berisi tentang hubungan manusia baik dalam
p
NursidSumaatmadj4
MetodologiPengajaran.IP.s
@andung:Alumni, r99l),Har- 67
13N. Daldj'oeni,
Dasar-dasm tps ,it t uolr^iia
wF FKIz) dan Guru sekolah
Lanjutan,@andung:PT. Alunmi, 1997),Hal.9
,ili:
*:;
?
t7
bidang ekonomi, pemerintah, hukum, pendidikan, psikologi,
sosiologi,dan ilmu antropologi.
c. Menurut Achmad Sanusi, IPS terdiri dari disiplin-disiplin Ilmu
PengetahuanSosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari
padatingkat perguruan tinggi, makin lar{ut makin ilmiah.
d. Menurut Deobold B. Van Daelen, IPS adalah ilmu sosial yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku
manusia di masyarakat itu meliputi berbagai aspeh seperti aspek
ekonomi, sikap mental, aspekbuday4 dan hubungan sosial.la
Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat
dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia dan ilmu pengetahuansosial yang berisi tentang
hubungan manusia dalam berbagai aktifitas
baik dalam bidang
ekonomi, pemerintahan,hukum, pendidikan, sosial, sosiologi, sejarah
masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, yang dipelajari dari
pendidikan dasarhingga perguruantinggi.
Adapun tujuan mata pelajaran lmu PengetahuanSosial (IPS) di
Sekolah Menengah Pertama (SIVP) atau Madasah Tsanawiyah (MTS)
pada kelas VII, VUI, dan D( yang terdapatdi dalam PerarturanMenteri
Pendidikan Nasional Republik lndonesia No. 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengahyang disebut IPS terpadu,meliputi:
a. Mendeskripsikan keanekaragaman bentuk muka bumi,
proses
pembentukan,dan dampaknyaterhadap kehidupan.
b. Memahami proses interaksi dan sosialisasi dalam pembentukan
kepribadianmanusia.
c. Mernbuat sketsadan peta wilayah serta menggunakan peta" atlas, dan
globe untuk mendapatkaninformasi keruangan.
d. Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi
dampaknyaterhadap kehidupan.
ra
Nursid Metodologi -... .,Hal-12 .
j.
in;
di
geosfer dan
f
e- Mendeskripsikan perkembangan masyaraka!
kebudayaan, dan
pemerintahan sejak Pra-Aksara,Hindu Budh4 sampai masa Kolonial
Eropa.
f. Mengidentifikasikan
kependudukan dan
upaya
penanggulangan
lingkungan
hidup
dalam
permasalahan
pembangunan
berkela4jutan.
g- Memahami
proses kebangkitan nasional,
usaha persiapan
kemerdekaan, mempertahankankemerdekaan, dan mempertalrankan
Negara KesatuanRepublik Indonesia.
h. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya dan tipe-tipe perilaku
masyarakat dalam menyikapi perubahan, serta mengidentifikasi
berbagai pen;vakit sosial sebagai akibat penyimpangan sosial dalam
masyarakat,dan upaya pencegahannya.
i. Mengidentifika-si region-region di permukaan bumi berkenaan
dengan pembagian permukaan bumi atas benua dan samudera,
keterkaitan unsur-unsur geografi dan penduduk, serta ciri-ciri negaxa
maju dan berkembang.
j. Mendeskripsikanperkembanganlembaga intemasional, kerja
sama
internasionaldanperan Indonesiadalam kerja samadan perdagangan
intemasional,sertadampaknyaterhadapperekonomianIndonesia.
k. Mendeskripsikanmanusiasebagaimakhluk sosial dan ekonomi serta
mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkanmotif dan prinsip
ekonorni dalam memenuhikebuhrhannya.
!. Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan berupa kegiaran
konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa untuk mencapai
kemandiriandan kesejaht".u*. i 5
b. Tujuan Pendidikan tPS
.
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo "tujuan dari pendidikan lps
adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan diri
t5
sesuai dengan bakat, minat,
Peraturan Menleri Pendidikan NasionalRepubtik Indonesia No. 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dqsar dan Menengah, (Jakarta
:
Departemen Pendidikan Nasional, 2006), Hal. 24-25
f
19
kemampuan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang leblh ti'ggi",r6 Tujuan siswa mempelajari Ips
adalah agar siswa mampu mengembangkan kemampuan d.an sikap
rasional siswa dalam menanggapi kenyataan/permasalahansosial serta
perkembangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia pada
masa lampau, masakini, dan masamendatang.
Dalam pelaksanaankegiatan belajar pada mata perajaran Ips,
guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran
yang melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan
perasaan), dan sosial. Metode, penilaian, dan sarana yang seharusn,va
digunakan dalam kegiatan mengajar yang dapat ditentukan oleh guru
sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas,
dalam penyampaian materi pelajaran Ips,
dapat menggunakan
beberapametodepengajaranyang sesuaidenganmateri yang diberikan
kepada siswa. Tetapi pada dasamya metode yang dipergunak*andalam
kegiatan belajar mengajar di kelas kebanyakan guru menggunakan
metode ceramah, walaupun guru dianjurkan untuk menguasai dan
menggunakan bermcam-macam metode mengajar secara bervariasi
sesuaidengantuj uan instruksionaLy anghendak dicapai.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata "motif'.
Dalam kamus lengkap
psikologi kata "motif' atau dalam bahasa Inggris motive adalah "safu
keadaan ketegangan didalam
individu,
yang
membangkitkan,
memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satul tujuan
atausasaran".lT
16
Etin Solihatin, Raharjo, Coorperative Learning Anqlisis Model pembelajaran IpS
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Hal. 15.
'i:il
.ii.,
,:+;:
i'tn
.T:'
r:i -
Grapindo Persada-h. IS-19.
f
20
Sedangkan dalam kamus lengkap Bahasa lndonesia motivasi
adalah "kecenderunganyang timbul pada diri seseorangsecara sadar
atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu: usahausaha yang menyebabkan seseoritng atau kelompok orang tergerak
melakukan sesuatukarena ingin mencapai tujuan yang di kehendalii".is
Thomas M. Risk 1'ang di kutip oleh Drs. Ah,.nad P.chani,
memberikan pengertian motivasi sebagai berikut
We may definen
motivation, in a pedagogtcal sense,as the conciotts efort on the part of
the teacher to establish in srudent motives leading to sustained activity
toward the learning goals. (motivasi adalah usaha ,vang di sadari oleh
pihak guru untuk menimbulkan motif-motif
pada diri
peserta
didik/pelajar yang menunjangkegiatankearahtujuan-tujuan belajar).le
Kemudian menurut Prof S. Nasution mengemukakan:"Io motive
a child to arrange condttion so that the v,ants to do what he is capable
dotng ("motivasi anak/peserta didik adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga anak ihr mau melakukan apa yang dapat
dilakukannyt').'o
b. Teori-Teori Motivasi
Para ahli ilmu jiwa menjelaskan bahwa ragam motivasi itu
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang tersusun secara
hierarkis, tersusun dari bawah ke atas, dimana perubahan kebutuhan
tahapyang paling rendahmenjadi prasyaratbagi tercapainyakebutuhan
yang lebih tinggi.2i Untuk memahami tentang motivasi, kita akan
bertemudenganbeberapateori tentangmotivasi, antaralain :
1. Teori Abraham H. lv{aslow (Teori Kebutuha-n)
Teori motivasi yang dikembangkanoleh Abraham H. Maslow pada
intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal
(trthysiologicalneeds),seperti : rasa lapar; haus, istirahat dan sex; (2)
t*
EM Zul Fajri, Kamus LengkapBahasaIndonesia. Difa Publiserh.575-576.
''
Ahmad Rohani, PengelolaanPengajaran, (Jakarta.PT. Rineka Cipta, 2003), h.l I
'"
Ahmad Rohani lbidh- ll
tt
Akhya. Azhar, Psikologi (Jmum dan Perkembangan,(Jakarta: Mizan Publik420A4),h.
7l
!:ii:
ti*:
,:g_g
r
2!
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata,
akan tetapi juga mental, psikologikal dan lntelektual; (3) kebutuhan
akan kasih sayang (ove needs); (a) kebutuhan akan harga diri
(1st1em needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi drn (self acnaltzatiin),
dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseoftag untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehi'gga
berubahmenjadi kemampuan n.vata..z
Jadi me'urut Maslow, seseoftmgakan mencapai tahap tertinggi
dalam hidupnya jika kebutuhan primer, sekunder, dan tersiemya
telah terpenuhi, akan tetapi tidak sampai disitu saja kebutuhan
manusia menurut Maslow. Manusia dikatal€n sudah mencapai
puncak
kebutuhannya jika
manusia
tersebut
sudah bisa
mengaktualisasikan dirinya sendiri, artinya setiap perilaku manusia
tersebut tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan sesuatu, tetapi
lebih kepadauntuk mencapaikepuasandalam dirinya.
Begitupun dalam hal belajar, seorang siswa akan dikatakan
mempunyai motivasi yang tinggi, bita dalam hal pembelajaran,dia
tidak hanya menunggu umpan dari gurunya saj4 tetapi siswa
tersebut mencari sendiri bahan yang sesuai dengan pelajaran yang
akan dihadapinya.
2. Teori McClelland (Teori KebutuhanBeTHASIL)
Menurut Mcclelland karakteristik orang yang berhasil tinggi (high
achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi
untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
e)
menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain,
seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik
tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan
merekayang berhasilrendah.23
Jadi menurut Mcclelland, seseorangyang mempunyai motivasi
tinggi akan lebih termotivasi dalam mengerjakansesuatujika
.yang
pekerjaantersebut mempunyai kesulitan dan orang tersebut mampu
2 Akhmad
Sudrajat,"Teori-teoriMotivasi", www. Let's Talk About Education.eom.
25
Agustus2009.
a Akhmad
Sudraja!,' Teori-..,.25Agustus2009.
I|l
22
memecahkanmasalahnyadenganusahasendiri serta selalu meminta
dan menerima masukandan kdtikan dari orang lain.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori "ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim "ERG". Akronim ,'FRC',
dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah
yaitu : E : Existence ftebutuhan akan eksistensi), R : Relatedness
(kebutuhan untuk berhubungandengan pihak lain, dan G : Gro.wth
(kebutuhan akan pertumbuhan)
Teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan
manusia ifu diusahakan pemuasannyasecara serentak. Apabila teori
Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar
pula keinginan untuk memuaska
HASIL BELAJAR IPS SISWA DI MI TAMAN BAKTI BOGOR
(Studi Penelitian di Kelas V MI Taman Bakti Bogor)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
ABIDIN
NIM : 18090183000073
PROGRAM STUDI PENDIDIKA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TERBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL
BELAJAR IPS SISWA DI M.I TAMAN BAKTI BOGOR
(Studi penelitian di kelas V M.I Taman Bakti Bogor)
Skripsi
Di ajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Disusun Oleh :
ABIDIN
NIM : 18090183000073
Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
NIP : 198110032009122004
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAH TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Hubungan motivasi belajar dengan Hasil belajar IPS siswa di Mi
Taman Bakti Bogor di susun oleh Abidin NIM : 809018300922, jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, Uni
Versitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak di ujikan pada sidang
Munakosah sesuai ketentuan yang di tetapkan oleh fakultas.
Jakarta 16 agustus 2014
Yang Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
NIP : 198110032009122004
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: ABIDIN
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 11 Agustus 1972
NIM
: 18090183000073
Jurusan/Prodi
: PGMI
Judul skripsi
: “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
HASIL BELAJAR IPS SISWA DI M.I TAMAN BAKTI
BOGOR
Dosen Pembimbing
: NAFIA WAFIQNI, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis .
Pernyataan ini di buat sebagai salah satu syarat menempuh ujian munaqasah.
Jakarta, 16 Agustus 2014
ABIDIN
NIM : 18090183000073
iii
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang paling indah dan penuh kata seraya memanajatkan
puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai anugrah dan
kenikmatan yang tidak terhingga. kami memuji, memohon, pertolongan, dan
memohon ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri
kami dan perburukan-perburukan perbuatan kami. Aku bersaksi tiada Tuhan yang
pantas di sembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu baginya.
dan, aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusan-Nya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda revolusioner
Islam Nabi Muhamad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semua umatnya
semoga kelak di hari yang telah di tentukan semua umatnya mendapatkan safa’at
darinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan
motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada :
1. Dekan
Fakultas
Ilmu
Tarbiyah
dan
Keguruan
UIN
SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2. Ketua
dan
Sekretaris
Jurusan
Pendidikan
Guru
Madarasah
Ibtidaiyah/PGMI Dan Keguruan UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iv
3. Ibu NAFIA WAFIQNI, M.Pd Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Bapak dan ibu dosen fakultas ilmu tarbiyah yang tidak dan keguruan yang
tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, yang telah mendidik dan
memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
5. Pemimpin dan staf karyawan perpusatakaan fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan dan perpustakaan UIN yang telah memberikan keleluasaan
dalam peminjam buku-buku yang di butuhkan.
6. Bapak kepala sekolah MI Taman Bakti Bogor. Bapak Agus Husen, S.Pd.I
dan juga kepada bapak guru MI Taman Bakti yang telah banyak
memebantu dan memberikan informasi dalam proses penelitian.
7. Keluargaku tercinta, istri dan anak-anakku tersayang yang telah
memberikan motivasi dan do’a serta perjuangannya.
8. Teman-teman PGMI angkatan 2014 kelas PGMI, dan teman-teman satu
kelompok bimbingan khususnya: ibu Meriyani yang telah memberikan
dorongan dan motivasi dan mengingatkan dikala khilaf
9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, namun atas jasa
mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat sadar akan segala bantuan dan dorongan yang telah di
berikan semua pihak. Semoga amal kebaikannya mendapat imbalan yang setimpal
di sisi Allah SWT.
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penulis
menyadari bahwa hanya Allah-lah yang memiliki segala kesempurnaan, sehingga
v
tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum tergali dan belum diketahui.
Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran membangun
dari semua pihak sehingga terjadi satu sinergi yang pada akhirnya akan membuat
pemikiran ini bisa lebih sempurna lagi di masa yang akan datang penulis berharap
skripsi ini bias bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin.
Jakarta,
2014
Penulis
vi
Abstrak
Nama
: Abidin
Nim
: 18090183000073
Judul Skripsi : “Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa di
Mi Taman Bakti Bogor”
Kata Kunci
: Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui jawaban mengenai hubungan
motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode
penelitian korelasi subyek dalam penelitian ini adalah 30 orang yang di ambil
dalam random sampling dari seluruh siswa kelas 5 di Mi Taman Bakti Bogor
tahun ajaran 2013/2014.
Motivasi belajar di ukur dengan menggunakan sekala rasio yang di
kembangkan oleh Sardiman AM meliputi : sungguh-sungguh dalam belajar
menunjukan minat, mempunyai perhatian, memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan
tekun dalam melaksanakan tugas adapun Hasil belajar di ambil dalam nilai raport
kelas 5 semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di MI Taman Bakti Bogor.
Dalam pengumpulan data menggunakan beberapa tekhnik di antaranya
dengan menggunakan angket, wawancara dan study dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar IPS siswa di MI Taman Bakti Bogor hal ini di
buktikan dengan hasil kolerasi antara motivasi belajar dengan Hasil belajar IPS
siswa yang di peroleh oleh perhitungan r hit ≥ r tabel (0,875 ≥ 0,361).
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa MI Taman Bakti Bogor di
harapkan guru beserta murid dapat mengembangkan motivasi belajar baik secara
intrinsik dan ektrinstik : menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses
belajar, dan akhir belajar mengarahkan kegiatan belajar membesarkan semangat
belajar menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar bukan hanya di tunjukan
kepada guru saja tetapi kepada orang tua dan siswanya pun harus bekerjasama
agar dapat mensinergikannya dalam proses belajar siswa khususnya pada masa
pelajaran IPS.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
F. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................... 10
1. Motivasi Belajar ............................................................................... 10
a. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................... 10
b. Ciri-ciri Motivasi Belajar Siswa .................................................... 15
c. Jenis-jenis Motivasi Belajar .......................................................... 16
d. Fungsi Motivasi Belajar ............................................................. 18
2. Hasil belajar ...................................................................................... 20
3. Pendidikan IPS .................................................................................. 26
viii
a. Pengertian Pendidikan IPS ............................................................ 26
b. Tujuan Pendidikan IPS.................................................................. 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 29
C. Kerangka Berpikir................................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 33
B. Metode Penelitian .................................................................................. 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Pengolahan Data ............................ 36
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ..................................................... 37
F. Variabel dan Hipotesis Statistik .............................................................. 44
1. Variabel ............................................................................................... 44
2. Hipotesis.............................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran lokasi Penelitian ........................................................ 45
B. Deskripsi Analisis dan InterHasil Data ........................................ 49
1. Deskripsi Analisis .................................................................. 49
2. Analisis Data ......................................................................... 53
3. Analisis Item Soal Variabel X ................................................ 55
4. InterHasil data ...................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 63
B. Saran ......................................................................................... 63
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting bagi kehidupan
manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang yang berlangsung
seumur hidup. Melalui pendidikan tersebut manusia terus berkembang ilmu
pengetahuannya, keterampilan, pengalaman, dan berwawasan luas. Dalam hal
ini manusia dapat melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhannya dengan
ilmu pengetahuan. ”Oleh karena itu, manusia telah tumbuh dan berkembang
dengan pesat. Semakin maju tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
berkembang kepandaian dalam berbagai hal. Dengan kata lain, pendidikan
adalah suatu alat yang strategis dalam pembangunan sumber daya manusia.
Sedangkan pada pihak lain, pendidikan merupakan suatu sistem yang
melayani system-sistem lain dalam mendidik dan melatih sumber daya
manusia yang dibutuhkan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal l ayat l
tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.1
Menurut pasal tersebut jelas bahwa peserta didik dalam kegiatan
belajar memerlukan bimbingan setiap saat, baik oleh orang tua di rumah
maupun oleh lembaga pendidikan yang ada. Menurut Ngalim Purwanto,
"pendidikan juga dapat dikatakan sebagai usaha orang dewasa dalam
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
1
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta : Kloang Klede Putra Timur, 2003), Hal. 3
1
2
rohani ke arah kedewasaan".2 Dalam hal ini orang dewasa melakukan
tindakan terhadap anak-anak dengan tujuan untuk menolong anak yang masih
memerlukan pertolongan dalam membentuk dirinya sendiri.
Salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang
berilmu, beriman, dan bertakwa. Sebagaimana kita ketahui bahwa orangorang yang berilmu, beriman, dan bertakwa akan mendapatkan derajat yang
mulia di sisi Allah SWT. Diterangkan dalam Firman Allah SWT dalam surat
Al-Mujaadilah ayat 11 yaitu:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ”Berlapanglapanglah kamu dalam majlis” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.3
Dalam hal ini, peranan guru sangat dominan mengingat guru yang
memberikan materi secara langsung kepada siswa untuk keberhasilan dalam
belajar yang berkualitas dan bermutu. Sistem pendidikan terus menerus
mengalami perubahan-perubahan mengikuti perkembangan zaman yang terus
berpacu sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia di bidang pendidikan, maka
pemerintah melakukan berbagai upaya untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan yang lebih baik.
Pendidikan semakin dituntut untuk tampil sebagai kunci dalam
pengembangan sumber daya manusia, yaitu manusia yang memiliki
2
3
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, (Bandung ; Remaja Rosda Karya 1985). Hal 11
TIM DISTBINTALAD, Al-Quran Terjemahan Indonesia, (Jakarta ; P.T Sari Agung,
1999). Hal 11
3
kemampuan, kepribadian, dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan, sehingga hasil proses pendidikan tidak hanya diukur dari
kenyataan (apa yang secara nyata) dapat ditampilkan oleh lulusan pendidikan,
melainkan juga disertai sikap dan nilai yang mendasari seperti kemandirian,
prakarsa, dan ketekunan.
Mutu pendidikan didefinisikan berdasarkan dimensi intrinsik menuju
pada pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan peserta didik yang
bermutu dari segi sikap kepribadian dan kemampuan intelektual sesuai
dengan tuntutan tujuan nasional. Pendidikan dianggap berhasil apabila
mampu menyiapkan lulusan yang dapat memenuhi tuntutan dunia kerja dan
memberikan bekal kehidupan bagi peserta didik. Kemajuan pembangunan
yang sangat pesat membutuhkan dukungan sumber daya manusia yang
tangguh. Di lain pihak hal ini menunjukkan semakin kuatnya tuntutan
masyarakat akan pendidikan yang bermutu.
Untuk mengukur hasil pembelajaran, guru mengadakan penilaian
terhadap
siswa.
Pada
dasarnya
penilaian
terhadap
siswa
menurut
DEPDIKBUD, dilakukan untuk beberapa maksud sebagai berikut:
Pertama, untuk memberikan umpan balik kepada siswa sebagai dasar
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program
remedial murid. Kedua, untuk menentukan angka atau hasil belajar
masing-masing murid yang antara lain diperlukan untuk memberi
laporan kepada orang tua, penentuan lulus tidaknya murid. Ketiga,
untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan kemampuan atau karakteristik lainnya yang dimiliki
murid. Keempat, untuk mengenal latar belakang atau psikologi fisik
dan lingkungan murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar
yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitan-kesulitan tersebut.4
Dengan mengadakan penilaian, guru akan mengetahui keberhasilan
dalam proses kegiatan belajar mengajar terhadap siswa di sekolah. Dalam
kaitannya dengan motivasi belajar, siswa di beri dorongan oleh guru untuk
menciptakan persaingan di antara siswa dalam belajar agar dapat
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Pedoman Penilaian, (Jakarta, Asia Mandiri,
1978), Hal. 2
4
meningkatkan HASIL belajar dan memperbaiki hasil belajar yang telah
dicapai sebelumnya. Untuk meningkatkan keberhasilan siswa sangat
dibutuhkan motivasi guru dalam mendorong siswa mencapai tujuan yang
optimal dalam belajar.
Untuk mempercepat proses pembangunan di segala bidang, sangat
besar peranan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan
pada masa yang akan datang. Berbagai upaya telah diusahakan oleh
pemerintah, termasuk juga dalam pendidikan. Kebijakan pemerintah tentang
pendidikan, dapat dilihat dengan adanya program wajib belajar sembilan
tahun bagi anak-anak usia sekolah, yakni tidak hanya pada jenjang sekolah
dasar, melainkan sampai ke jenjang sekolah menengah pertama. Untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan di antaranya diupayakan dengan perbaikan
kurikulum. Kurikulum disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
secara nasional. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan
kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia.
Menurut Ngalim Purwanto dalam buku Administrasi dan Supervisi
Pendidikan menyatakan bahwa,
Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus diikuti dan diturut
begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan
sedikitpun. Kurikulum lebih merupakan pedoman bagi para guru
dalam menjalankan tugasnya. Dalam mempergunakan kurikulum,
guru atau pendidik, di samping menuruti dan mengikuti apa yang
tecantum di dalamnya, juga berhak dan berkewajiban untuk memilih
dan menambah materi-materi, sumber-surnber, ataupun metodemetode pelaksanaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
perkembangan masyarakat di lingkungan sekolah, dan membuang
serta mengurangi apa yang dianggapnya sudah tidak sesuai lagi
dengan kemajuan dan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Itulah
sebabnya, pelaksanaan kurikulum perlu mendapat perhatian dan
pembinaan secara terus menerus.5
Dalam penjelasan umum Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Pasal 36
ayat 2, disebutkan bahwa :
5
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1990), Hal. 11
5
”Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik".6
Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah sebagai
pedoman pelaksanaannya, maka kurikulum Pendidikan Dasar dan menengah
perlu disesuaikan dengan Peraturan Perundang-undangan. Secara garis besar,
penyesuaian kurikulum dan Undang-undang No. 20 tahun 2003 dan seGanjil
peraturan pelaksanannya merupakan peninjauan kembali tehadap kurikulum
yang berlaku dan disesuaikan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Berdasarkan kurikulum 2006, untuk pendidikan IPS di tingkat SD atau
MI bahwa pelajaran IPS yang mempelajari berbagai aspek kehidupan sosial
yang didasarkan pada bahan kajian geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.
Karena banyaknya aspek kehidupan sosial yang harus dipelajari, maka dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru hendaknya menerapkan prinsip
belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa baik secara fisik,
mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial. Adapun menurut Zahara ldris
dan Lisma Jamal, "peranan guru yang utama yaitu memberikan pengetahuan
(cognitive), sikap dan nilai (affective), serta keterampilan (psychomotor)
kepada peserta didik".7
Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dan
peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Selain tugas dan peranan mengajar dan
mendidik, seorang guru juga memimpin kelasnya. Memimpin kelas tidak
hanya terbatas di dalam kelas tetapi juga di luar kelas.
6
Undang-undang Republik Indonesia, ..., Hal. 20
Zahara Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1992), Hal. 47
7
6
Menurut Sardiman A.M, bahwa "peranan guru dalam kegiatan belajar
mengajar meliputi: informator, organisator, motivator, pengarah/director,
inisiator, transmiter, fasilitator, mediator, dan evaluator".8
Selain itu guru juga harus memperhatikan siswa di dalam menghadapi
berbagai persoalan yang sifatnya khusus, karena setiap siswa mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang cepat dan ada siswa yang
lambat dalam menerima pelajaran. Dalam hal ini, seorang guru harus tanggap
terhadap siswa yang mengalami perbedaan tersebut di dalam belajar. Oleh
sebab itu, dalam kegiatan belajar mengajar, selain memberikan materi, guru
juga memberikan penguatan, baik itu kepada individu maupun kepada
kelompok. Adapun prinsip-prinsip pemberian penguatan pada siswa menurut
JJ Hasibuan dan Moedjiono, adalah: "mempunyai makna bagi siswa, penuh
kehangatan dan keantusiasan, menghindari pemberian respon yang negatif
dan dapat bersifat pribadi atau kelompok".9
Uraian di atas merupakan gambaran dalam pemberian dorongan yang
dilakukan oleh guru kepada siswa dalam belajar selama proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung di dalam kelas.
Jika guru memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan kepada
siswa, tentang bagaimana belajar dengan baik, maka timbullah minat siswa
untuk belajar. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya
aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak bisa diamati oleh orang
lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar
itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang
dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktivitas pikiran dan perasaan diri siswa tersebut.
Dorongan, bimbingan, dan arahan yang timbul akibat pengaruh orang
lain itu dapat berupa ajakan, suruhan, ataupun bahkan paksaan. Dengan
demikian, siswa melakukan sesuatu yang sifatnya baik bagi dirinya untuk
memperbaiki hasil belajar yang diinginkan. Dorongan, bimbingan, dan arahan
8
Sardiman A. M, lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT, Raja Grafindo Persada,
2003), Hal. 144
9
JJ Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar dan Keterampilan Mikro, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1995), Cet. Ke-6, Hal. 60
7
tenyata ada pengaruhnya pada siswa untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Bagi guru sendiri, memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan kepada
siswa bertujuan agar siswa tumbuh minat dan semangat dalam belajar
sehingga hasilnya memuaskan. Dengan adanya motivasi dan semangat belajar
siswa yang lebih tinggi, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang
lebih baik dan memperoleh nilai yang lebih tinggi.
Penjelasan di atas merupakan gambaran betapa pentingnya dorongan,
bimbingan, dan arahan yang diberikan kepada siswa sehingga akan
bertambah motivasi dan semangatnya dalam proses pembelajaran di dalam
kelas.
Tertarik pada beberapa masalah yang disebutkan di atas, maka penulis
mencoba melakukan pengkajian ilmiah berdasarkan penelitian yang
dilakukan mengenai hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar terhadap
pelajaran IPS. Untuk itu, penulis memilih judul Hubungan Motivasi Belajar
Dengan Hasil Belajar IPS Siswa Madrasah Ibtidaiyah Taman Bakti
Bogor.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas,
maka dapat ditemukan beberapa masalah di antaranya:
1. Kurangnya Motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPS.
2. Kurangnya keterampilan guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi belajar Siswa dalam pelajaran IPS
3. Hasil belajar dalam mata pelajaran IPS yang kurang memuaskan.
C. Pembatasan Masalah
Bertitiktolak dari latar belakang dan indetifikasi masalah maka
batasan permasalahan dalan penelitian ini adalah :
8
Hasil belajar yang di maksud adalah nilai raport siswa kelas V
Semester Ganjil tahun Ajaran 2013-2014 untuk nilai mata pelajaran IPS
Responden yang di teliti adalah siswa kelas V MI Taman bakti
Bogortahun ajaran 2013-2014. Adapun motivasi belajar yang dimaksud
adalah kesadaran dan ketekunan siswa dalam belajar serta memiliki tujuan
yag jelas yang akan dicapai dalam belajar
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan Masalah diatas maka
permasalahan yang akan diangkat adalah : adakah hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil IPS Siswa di MI Taman Bakti Bogor.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungam Motivasi belajar dengan hasil
belajar pada pelajaran IPS siswa Madrasah Ibtidaiyah Taman Bakti Bogor.
F. Manfaat teoritis dan praktis
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini di harapkanmengembangkan ilmu pengetahuan, dan
menambah wawasan. Khususnya mengenai Hubungan motivasi dan hasil
belajar IPS siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan baik, sehingga hasil belajar yang di raih oleh
siswa dapat dicapai dengn hasil yang maksimal.
9
b. Bagi siswa
Untuk memberikan motivasi kepada siswa agar mereka dapat
meningkatkan hasil belajar dengan kemampuan sendiri, sehingga
mencapai hasil yang optimal, dapat menyesuaikan diri, serta mandiri.
*
4i
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DeskripsiTeoritik
1. Hasil Belajar
Pengertianhasil belajar
Istilah hasil belajar erat kaitannya dengan nilai raport. Hasil belajar adalah
perubahan pelaku peserta didik akibat belajar. Perubahanperilaku disebabkan
kareaa dia rnencapai penguasaan dari sejumlah bahan yang diberikan Prosps
Belajar Mengajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif
I
afektil dan psikimotif.
Menurut hasil belajar adalah perubahantingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektil dan psikimotif yang di milik siswa setelahmenerima pengalaman
belajar.2
Hasil belajar sebagaiterjadinya perubahantingkah laku pada diri seseorang
yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Perubahan ini dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan darr pengembangan
yang lebih baik sebelumnya,ymg tidak tahu menjadi tahu.3
Hasil belajar adalahperubahanperilaku pada diri seseorangakibat tindakan
belajar yang mencakup aspek kognitif,, afektif, dan psikimotif. Menurut kamu
Bahasa Indonesia pengukuran pengetahuan/ keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaranlajimnya ditunjukan dengan nllai langka yang di berikan oleh
g'ru.a
Hasil belajar adalah sebagai nilai yang merupakan bentuk pemmusan akhlak
Yang di berikan oleh guru terkait kemajuan / hasil belajar siswa selama waktu
tertentu.s
tM.
ngalim purwanto, ilmu pendidikanr, (bandung, pt remaja rosda karya 1985)
'Nana
sujana, dasar dasar proses belajar ntengajar. ftandung sinar dunia alga sindo, 1995)
".Syaefulbahrid jamarola psikologi belajar- (Jakarta;pt rineka cipta 2002)
" Emzulfajri, kamus lengkap bahasa Indonesia. (Iakarta, Difa fubliser, 1990)
'Sumardi
suryabrota, proses proses belajar rmengajar. (Jakarta; pt raja grafindo persada2003)
?
F*
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar
l. Faktor lingkungan = a. lingkungaoalami
b. lingkungansosial budaya :
- kurikulum
- program pendidikan
- saranadan fasilitas
Yang sangat terhadap senua proses dan hasil belajar seseorangadalah
bakat. Jadi, di
sesuaikan dengan bakat. Motivasi
adalah faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu interen dan eksteren.
Sedangkan belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semu:r
lapisan masyarakat.Bagi para pelajar atau mahasiswakata "belajar" merupakan
kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilrnu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waKu 5ssrraidengan keinginan. Entah
malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari.
Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar.
Sebenarnyadari kata "bela.!ar"itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya.
Pengertian dari kata "belajar" itulah yang perlu diketahui daa dihayati, sghingga
tidak melahirkanpemahurman
yang keliru mengenaimasalahbelajar.
Masalah pengertian balajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan
mengemukakan perumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keatrlian mereka
masing-masing. Tentu
saja
mereka
mempunyai
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkansecarailmiah.
James o.whittaker, misalny4 merumuskan belajar sebagai proses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan olehperubahantingkah laku sebagaihasil dari penglamanDrs. Slameto
j.rga-
merumuskan
pengertian
tentang
belajar.
Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
'I
{F
t2
keseluruhan,sebagaihasil penglaman individu itu sendiri dalam interaksi
denganlingkungannya.2
Adapun secara umur& menurut Ramayulis palmg tidak suatu
aktivita-sdkatakan belajar jika memenuhi ciri-ciri sebagaiberikut:
a. Belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individra baik aktual maupunpotensial,
b. Perubahan tersebut pada pokoknl,a berupa perubahan kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahantersebut terjadi karena adanya usaha.3
Sedangkanmenurut Sumardi Suryabrata bahwa belajar adalah;
a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar (dalam arti behavioral changes) baik aktuat
maupun petensial.
b. Perubahan itu pada pokoknya didapatkan kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relative sama.
c. Perubahanitu karenausaha.4
Fengertian belajar di atas tersebut dapat kita konfirmasikan
dengan firman Allah SWT, dalam surat: Ar-Ra'du, ayat: ll
,vang
berbunyi:
".
i.i
r-ltr/rt6-/
fY',t*-
.'n
Lf /*u*
1.J",.r,
i6i 3)
Artinya ; "AIIah tidak aknn merubah suatu lcaum sehingga dirinya
sendiri y ang merubahnya " Pengertian belajar menurut HM- Arifin
menyatakan bahwa
"belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerim4 menanggapi
serta menganalisa bahan-bahanpelajaran yang disajikan oleh guru yang
Syaifut Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT- Rineka Cipta,2002),Cet. Ke-1,
h. I2-13
Ramayulis,MetodePengajaranAgama Islam,(Iakarta:Kalam Mulia.2001),Cet-Ke-IV,
h.76
a sumardi
suryabratq ProsesBelajar
di perguruan Tinggi,(yoryakarta: Andi
Offset.1983),h.5
'f
F
F :l
"'i
13
berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang
disajaikan".5
Nana Sujana berpendapatbahwa "belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan ad,nyaperubahan, perubahan tersebut ditujukan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah
laku, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan
lain-lain yang adapadadiri individu".6
Pengertian lain yang dikemukakan Muhibbin s1'ah bahwa belajar
adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku indiviu yang relative
menetap sebagaihasil penglamandan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proseskognitif .7
Kemudian menurut Prof. Dr.s.Nasution bahwa pengertian betajal
adalah:
a. Belajar adalah perubahandalam urat sarap
b. Belajar adalahpenambahanpengetahuan
c. Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan
latihans
Dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (Learning). Namun
secara eksplisit maupun secara implisit
pada akhimya terdapat
kesamaanmaknanya,bahwa definisi manapunkonsep belajar itu selalu
menunjukan kepada "suatu proses perubahan prilaku atau pribadi
seseorangberdasarkanpraktek atau penglaman tertenfu".9
Pengertian
belajar
menurut
pandangan
psikologi
dapat
disimpulkan dari beberapa definisi yang dikemukakan beberapa ahli
sehagaiberikut:
lit l' '
,,.]..i:,,,
:.ri.
: : * i l
5
H- M Arifrn, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
K elu ar ga, (Jakarta:Bulan B intang, l97 B), h. 172
Nana suj*q
Dasar-dasar proses Berajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
A l g a s i n d o , l 9 9 5h, . 2 8 )
Muhibbin Syah,Psikologi Belajar,(Jakarta: PT. Logos Wacana l6nrq 1999), Cet. Ke-l h.
64
8
S- Nasution, Didalaik Asas-asasMengajar,(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet- Ke-I, h.34
Abin Syamsudin Makmun, Psikolo{i-Peniidikan,
@andung: pT Remaja Rosda Karyq
2001), Cet. Ke-4 h. 157
f
L4
1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat
pengalaman atau latihan.
2) Perubahantingkah laku akibat belajar itu dapat berupamemperoleh
perilaku yang baru atau memperbaiki meningkatkan perilaku yang
sudahada.
3 \ Perubahantingkah laku yang ditimbulkan oleh
belajar dapatberupa
perilaku yang baik (positif; atau perilaku yang buruk (negatif).
4) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi
melalui
usaha dengan mendengar, membac4 mengikuti petunjuk,
mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba
sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan
perilaku akibat kematangan atau pertumbuhan fisik itu bukan
hasil
belajar.
5) Perubahantingkah laku sebagaihasil belajar harus relative menepat
bukan perubahan yang besifat sementara atau tiba-tiba terjadi
kemudian cepat hilang kembali, seperti perubahanperilalar akibat
alkohol/minrlman keras.
6) Tingkah laku yang mengalami perubahan akitrat belajar
itu
menyangkut senua aspek kepribadian/tingkah laku individu, baik
perubahan dalam pengetahuan, kemauan, keterampilan, kebiasaan,
sikap, dan aspekperilaku lainnya.
7) B.lajar itu dalam prakteknyadapatdilakukan di sekolahatau di
luar
sekolah. Belajar di sekolah senantiasadiarahkan oleh guru kepada
perubahan perilaku yang baikJpositif, sedangkan belajar
di luar
sekolah yang dilakukan sendiri oleh individu dapat menghasilakan
perubahanperilaku yang positif atau negatif,t0
Dari beberapadefinisi yang dikemukakan di atas, dapat diambil
suatu kesimpulan bah*a belajar adalah kegiatan yang dilakukan
secara
sadar dan terus menerus pada seseorangsehingga akan
mengalami
perubahan tingkah laku secara keseruruhan, artinya perubahan
yang
terjadi senantiasabertambahbaik dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu
55-56
r0
M' Alisuf S abn, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PedomanIlmu
Jaya, 1996),Cet. Ke-2, h.
f
w
-q!:!:FFryTte1
L5
1'anglebih baik pengetahuan,sikap, dan pengetahuannyasebagai
hasil
belajar.
Selain itu juga dapatdipahami bahwabelajar merupakan
kegiatan
yang dilakukan secara
sadar dan rutin pada seseorang selungga akan
mengalami perubahantingkah
laku secarakeseluruhan, artinya terdapat
perubahanpada diri individu
baik pengetahuan,keterampilan, maupun
sikap dan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai hasil dari proses
latihan dan pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya
Berdasarkanpengertian hasil dan belajar yang telah dikemukakan
di atas, maka yang dimaksud denganhasil berajar
adalah hasil usaha
yang dilakukan siswa untuk mencapaikeunggulan
dalam belajar.
Selanjutnya mengatakanbahwa "Hasil belajar adarah
suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang
siswa daram
melakukan kegiatan belajarnyasesuaidenganbobot yang
dicapainya.',
Sedangkan menurut S. Nasution (1996:L7)tr hasil
belajar adalah:
"Kesempurnaanyang dicapai seseoftmgdaram
berfikir, merasa dan
berbuat.Hasil belajar dikatakansempurnaapabila memenuhi
tiga a-spek_
yakni: kognitif affeklif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan hasil
kurang memuaskanjika seseorangberum mampu
memenuhi target
dalam ketiga kriteria tersebut-"
Dengankata lain hasil belajar dapatdiartikan sebagaipenguasaan
siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh
dari hasil tes
belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor setelah
ia mengikuti
kegiatanbelajar.
Jadi yang dimaksud denganhasil belajar adalah hasil
diperoleh denganditandai adanyakenaikanindeks hasil
belajar yang
belajarnya.
Hasil belajar biasanla dapat dikembangkan dalam
.
bentuk nilai
atau penghargaan,yang antara lain berupa
buku raporl siswa atau
rjazah.Nilai hasil belajar dapat diketahui setelah
dilaksanakanevalua-si
belajar.
il.
,ii:
1tr
$i
,:r#;
rr
s. Nasurion,
Didaktik Azas-AzasMengajaq
(Jakarta,
BumiAksar4
I995)
f
16
2. Pendidikan IPS
a. Pengcrtian Pendidikan IpS
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata
pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan
kajian sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi.
pengenaranilmu
pengetahuansosial dibagi menjadi tiga bagian yaitu: istilah ilrnu sosial,
studi sosial, dan ilmu pengetahuansosial. Ketiga bagian tersebut tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena saling berkaitan.
Pangertian dari ketiga bagian Ilmu Pengetahuan sosial itu menurut
Nursid Sumaatmadjq adalah:
a. Ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari
manusia sebagaianggota masyarakat.
b. studi sosial adalah suatu bidang pengkajian tentang masalah sosial
kehidupan manusia di masyarakat, dan mempelajari gejala sosial
yang menjadi bagian dari kehidupan.
e. Ilmu PengetahuanSosial atau IPS, adarahmempelajari kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya,
baik itu cara menggunakan usaha, memenuhi materi, kebutuhan
budaya, kebutuhan kejiwaan pemanfaatan sumber daya alam di
brrmi, maupun mengaturkesejahteraandan pemerintahan.i2
Menurut S. Nasution, dalam tulisan N.
Daldjoeni, IpS
didefinisikan "se.bagaipelajaran yang merupakan suatu padrnn dari
sejumlah mata pelajaran sosial".| 3
Adapun pengertian IPS secara umum menurut beberapa ahti
dalam tulisan Nursid Sumaatmadj4adalah:
a. Menurut Norman Mackenzi, IPS adalah semua disiplin ilmu yang
merupakanperjanjian manusiadalam konteks sosial.
b. Menurut Horold A. Phelp, IPS adalah bagian umum dari ilmu-ilmu
pengetahuan yang berisi tentang hubungan manusia baik dalam
p
NursidSumaatmadj4
MetodologiPengajaran.IP.s
@andung:Alumni, r99l),Har- 67
13N. Daldj'oeni,
Dasar-dasm tps ,it t uolr^iia
wF FKIz) dan Guru sekolah
Lanjutan,@andung:PT. Alunmi, 1997),Hal.9
,ili:
*:;
?
t7
bidang ekonomi, pemerintah, hukum, pendidikan, psikologi,
sosiologi,dan ilmu antropologi.
c. Menurut Achmad Sanusi, IPS terdiri dari disiplin-disiplin Ilmu
PengetahuanSosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari
padatingkat perguruan tinggi, makin lar{ut makin ilmiah.
d. Menurut Deobold B. Van Daelen, IPS adalah ilmu sosial yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku
manusia di masyarakat itu meliputi berbagai aspeh seperti aspek
ekonomi, sikap mental, aspekbuday4 dan hubungan sosial.la
Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat
dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia dan ilmu pengetahuansosial yang berisi tentang
hubungan manusia dalam berbagai aktifitas
baik dalam bidang
ekonomi, pemerintahan,hukum, pendidikan, sosial, sosiologi, sejarah
masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, yang dipelajari dari
pendidikan dasarhingga perguruantinggi.
Adapun tujuan mata pelajaran lmu PengetahuanSosial (IPS) di
Sekolah Menengah Pertama (SIVP) atau Madasah Tsanawiyah (MTS)
pada kelas VII, VUI, dan D( yang terdapatdi dalam PerarturanMenteri
Pendidikan Nasional Republik lndonesia No. 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengahyang disebut IPS terpadu,meliputi:
a. Mendeskripsikan keanekaragaman bentuk muka bumi,
proses
pembentukan,dan dampaknyaterhadap kehidupan.
b. Memahami proses interaksi dan sosialisasi dalam pembentukan
kepribadianmanusia.
c. Mernbuat sketsadan peta wilayah serta menggunakan peta" atlas, dan
globe untuk mendapatkaninformasi keruangan.
d. Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi
dampaknyaterhadap kehidupan.
ra
Nursid Metodologi -... .,Hal-12 .
j.
in;
di
geosfer dan
f
e- Mendeskripsikan perkembangan masyaraka!
kebudayaan, dan
pemerintahan sejak Pra-Aksara,Hindu Budh4 sampai masa Kolonial
Eropa.
f. Mengidentifikasikan
kependudukan dan
upaya
penanggulangan
lingkungan
hidup
dalam
permasalahan
pembangunan
berkela4jutan.
g- Memahami
proses kebangkitan nasional,
usaha persiapan
kemerdekaan, mempertahankankemerdekaan, dan mempertalrankan
Negara KesatuanRepublik Indonesia.
h. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya dan tipe-tipe perilaku
masyarakat dalam menyikapi perubahan, serta mengidentifikasi
berbagai pen;vakit sosial sebagai akibat penyimpangan sosial dalam
masyarakat,dan upaya pencegahannya.
i. Mengidentifika-si region-region di permukaan bumi berkenaan
dengan pembagian permukaan bumi atas benua dan samudera,
keterkaitan unsur-unsur geografi dan penduduk, serta ciri-ciri negaxa
maju dan berkembang.
j. Mendeskripsikanperkembanganlembaga intemasional, kerja
sama
internasionaldanperan Indonesiadalam kerja samadan perdagangan
intemasional,sertadampaknyaterhadapperekonomianIndonesia.
k. Mendeskripsikanmanusiasebagaimakhluk sosial dan ekonomi serta
mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkanmotif dan prinsip
ekonorni dalam memenuhikebuhrhannya.
!. Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan berupa kegiaran
konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa untuk mencapai
kemandiriandan kesejaht".u*. i 5
b. Tujuan Pendidikan tPS
.
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo "tujuan dari pendidikan lps
adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan diri
t5
sesuai dengan bakat, minat,
Peraturan Menleri Pendidikan NasionalRepubtik Indonesia No. 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dqsar dan Menengah, (Jakarta
:
Departemen Pendidikan Nasional, 2006), Hal. 24-25
f
19
kemampuan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang leblh ti'ggi",r6 Tujuan siswa mempelajari Ips
adalah agar siswa mampu mengembangkan kemampuan d.an sikap
rasional siswa dalam menanggapi kenyataan/permasalahansosial serta
perkembangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia pada
masa lampau, masakini, dan masamendatang.
Dalam pelaksanaankegiatan belajar pada mata perajaran Ips,
guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran
yang melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan
perasaan), dan sosial. Metode, penilaian, dan sarana yang seharusn,va
digunakan dalam kegiatan mengajar yang dapat ditentukan oleh guru
sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas,
dalam penyampaian materi pelajaran Ips,
dapat menggunakan
beberapametodepengajaranyang sesuaidenganmateri yang diberikan
kepada siswa. Tetapi pada dasamya metode yang dipergunak*andalam
kegiatan belajar mengajar di kelas kebanyakan guru menggunakan
metode ceramah, walaupun guru dianjurkan untuk menguasai dan
menggunakan bermcam-macam metode mengajar secara bervariasi
sesuaidengantuj uan instruksionaLy anghendak dicapai.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata "motif'.
Dalam kamus lengkap
psikologi kata "motif' atau dalam bahasa Inggris motive adalah "safu
keadaan ketegangan didalam
individu,
yang
membangkitkan,
memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satul tujuan
atausasaran".lT
16
Etin Solihatin, Raharjo, Coorperative Learning Anqlisis Model pembelajaran IpS
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Hal. 15.
'i:il
.ii.,
,:+;:
i'tn
.T:'
r:i -
Grapindo Persada-h. IS-19.
f
20
Sedangkan dalam kamus lengkap Bahasa lndonesia motivasi
adalah "kecenderunganyang timbul pada diri seseorangsecara sadar
atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu: usahausaha yang menyebabkan seseoritng atau kelompok orang tergerak
melakukan sesuatukarena ingin mencapai tujuan yang di kehendalii".is
Thomas M. Risk 1'ang di kutip oleh Drs. Ah,.nad P.chani,
memberikan pengertian motivasi sebagai berikut
We may definen
motivation, in a pedagogtcal sense,as the conciotts efort on the part of
the teacher to establish in srudent motives leading to sustained activity
toward the learning goals. (motivasi adalah usaha ,vang di sadari oleh
pihak guru untuk menimbulkan motif-motif
pada diri
peserta
didik/pelajar yang menunjangkegiatankearahtujuan-tujuan belajar).le
Kemudian menurut Prof S. Nasution mengemukakan:"Io motive
a child to arrange condttion so that the v,ants to do what he is capable
dotng ("motivasi anak/peserta didik adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga anak ihr mau melakukan apa yang dapat
dilakukannyt').'o
b. Teori-Teori Motivasi
Para ahli ilmu jiwa menjelaskan bahwa ragam motivasi itu
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang tersusun secara
hierarkis, tersusun dari bawah ke atas, dimana perubahan kebutuhan
tahapyang paling rendahmenjadi prasyaratbagi tercapainyakebutuhan
yang lebih tinggi.2i Untuk memahami tentang motivasi, kita akan
bertemudenganbeberapateori tentangmotivasi, antaralain :
1. Teori Abraham H. lv{aslow (Teori Kebutuha-n)
Teori motivasi yang dikembangkanoleh Abraham H. Maslow pada
intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal
(trthysiologicalneeds),seperti : rasa lapar; haus, istirahat dan sex; (2)
t*
EM Zul Fajri, Kamus LengkapBahasaIndonesia. Difa Publiserh.575-576.
''
Ahmad Rohani, PengelolaanPengajaran, (Jakarta.PT. Rineka Cipta, 2003), h.l I
'"
Ahmad Rohani lbidh- ll
tt
Akhya. Azhar, Psikologi (Jmum dan Perkembangan,(Jakarta: Mizan Publik420A4),h.
7l
!:ii:
ti*:
,:g_g
r
2!
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata,
akan tetapi juga mental, psikologikal dan lntelektual; (3) kebutuhan
akan kasih sayang (ove needs); (a) kebutuhan akan harga diri
(1st1em needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi drn (self acnaltzatiin),
dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseoftag untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehi'gga
berubahmenjadi kemampuan n.vata..z
Jadi me'urut Maslow, seseoftmgakan mencapai tahap tertinggi
dalam hidupnya jika kebutuhan primer, sekunder, dan tersiemya
telah terpenuhi, akan tetapi tidak sampai disitu saja kebutuhan
manusia menurut Maslow. Manusia dikatal€n sudah mencapai
puncak
kebutuhannya jika
manusia
tersebut
sudah bisa
mengaktualisasikan dirinya sendiri, artinya setiap perilaku manusia
tersebut tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan sesuatu, tetapi
lebih kepadauntuk mencapaikepuasandalam dirinya.
Begitupun dalam hal belajar, seorang siswa akan dikatakan
mempunyai motivasi yang tinggi, bita dalam hal pembelajaran,dia
tidak hanya menunggu umpan dari gurunya saj4 tetapi siswa
tersebut mencari sendiri bahan yang sesuai dengan pelajaran yang
akan dihadapinya.
2. Teori McClelland (Teori KebutuhanBeTHASIL)
Menurut Mcclelland karakteristik orang yang berhasil tinggi (high
achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi
untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
e)
menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain,
seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik
tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan
merekayang berhasilrendah.23
Jadi menurut Mcclelland, seseorangyang mempunyai motivasi
tinggi akan lebih termotivasi dalam mengerjakansesuatujika
.yang
pekerjaantersebut mempunyai kesulitan dan orang tersebut mampu
2 Akhmad
Sudrajat,"Teori-teoriMotivasi", www. Let's Talk About Education.eom.
25
Agustus2009.
a Akhmad
Sudraja!,' Teori-..,.25Agustus2009.
I|l
22
memecahkanmasalahnyadenganusahasendiri serta selalu meminta
dan menerima masukandan kdtikan dari orang lain.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori "ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim "ERG". Akronim ,'FRC',
dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah
yaitu : E : Existence ftebutuhan akan eksistensi), R : Relatedness
(kebutuhan untuk berhubungandengan pihak lain, dan G : Gro.wth
(kebutuhan akan pertumbuhan)
Teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan
manusia ifu diusahakan pemuasannyasecara serentak. Apabila teori
Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar
pula keinginan untuk memuaska