commit to user
4 Airmail, newspaper dan newsfilm 5 Barang-barang cepat rusak buah-buahan, sayur dan daging
6 Bahan-bahan mudah rusak seperti model arsitektur 7 Mayat
I. RISIKO BISNIS EKSPOR–IMPOR DAN CARA MENGHINDARINYA.
1. Risiko Bisnis Ekspor Impor-Impor
a. Risiko Transportasi Transportasi internasional berkecenderungan menempuh jarak
semakin jauh dengan muatan yang sering berpindah tangan dan masa penyimpanan di gudang yang bertambah lama. Semuanya bisa berakibat
meningkatnya riesiko kerusakan, kehilangan, dan pencurian dibandingkan dengan risiko serupa pada perdagangan domestik. Sebagai konsekuensinya,
para importer harus memahami hak-hak yang sah dalam urusan pengangkutan.
Jika barang-barang rusak karena kesalahan pengangkut, maka tanggung jawab pengangkut tergantung pada syarat-syarat yang tercantum
dalam kontrak pengangkutan dan informasi yang terdapat konosemen dokumen yang menyatakan syarat pengangkutan. Oleh karena itu,
importer harus pula memahami syarat-syarat pertanggungan yang disebutkan
dalam polis
asuransi yang
memungkinkan importir
bersangkutan mengajukan ganti rugi Bila terjadi kerusakan selama dalam perjalanan.
b. Risiko Kredit atau Nonpayment
commit to user
Oleh karena sulit bagi eksportir untuk menelusuri bonafiditas dan reputasi calon pembeli luar negeri, maka resiko untuk tidak dibayar,
terlambat dibayar, bahkan resiko ditipu, bertambah tinggi. Sebagai konsekuensinya, eksportir yang waspada sering kali menuntut syarat
pembayaran dengan cara pembukaan irrevocable Documentary Letter of Credit.
c. Risiko Mutu Barang Bagi importer akan sulit memeriksa secara fisik mutu barang
sebelum dikapalkan d. Risiko Nilai Tukar
Jika harga telah ditetapkan oleh suatu mata uang tertentu dalam kontrak internasional, maka fluktuasi nilai tukar yang terjadi setelah itu tak
dapat dihindari akan menguntungkan salah satu pihak atas beban kerugian pihak lain. Pemecahan yang termudah untuk menghindari ketidakpastian
adalah dengan cara menetapkan harga kontrak dalam mata uang sendiri. Tetapi cara ini sebenarnya juga tidak menghilangkan risiko nilai tukar,
karena pengusaha masih mungkin menghadapi risiko melemahnya mata uang sendiri yang biasa terjadi dalam tenggang waktu antara tanggal
kontrak dengan tanggal saat pembayaran. Mengajukan penawaran harga dalam mata uang sendiri
bermanfaat bagi perusahaan kecil karena akan merupakan standarisasi mata uang yang akan memudahkan pembukuan dan proyeksi arus kas Cash
Flow. Namun demikian, dalam banyak hal, dipandang dari sudut komersial, dirasa perlu untuk mengajukan penawaran dalam berbagai mata
uang.
commit to user
Dalam kasus semacam itu eksportir akan berusaha mencari cara untuk melindungi dirinya terhadap risiko nilai tukar ini dengan cara
membeli valuta asing dengan penyerahan kemudian forward atau option contract yang lazim dikenal dengan istilah Headging atau Swap.
e. Risiko Peristiwa Tak Terduga
Pemogokan, bencana
alam ataupun
peperangan bias
mengakibatkan kegagalan pengiriman barang. Peristiwa tak terduga dapat juga mengubah secara dramatis biaya transportasi karena kenaikan harga
bahan bakar kapal atau tertutupnya jalur pelayaran yang ekonomis. Ketentuan tentang “bencana” yang diatur secara baik dalam setiap kontrak
dapat melindungi kedua pihak bersangkutan. f.
Risiko Hukum Peraturan dan hukum negara asing bisa saja berubah atau
diterapkan berbeda dengan masa sebelumnya yang akan dapat merintangi atau mengecewakan transaksi. Izin pabean bisa saja secara mendadak tidak
dapat diperoleh. Selain itu, Bila suatu kontrak bersyarat pada pengadilan negara asing, atau tunduk pada hukum asing, dapat menimbulkan
kemungkinan tidak dapatnya diselenggarakan pengadilan yang cepat Bila terjadi sengketa.
Hal ini menjadi salah satu sebab mengapa eksportir atau importir sering memaksakan syarat “pilihan hukum” dan “pilihan forum”
yang menjelaskan bahwa sengketa akan diselesaikan sesuai dengan hukum dan pengadilan nasional mereka. Salah satu jalan keluar untuk
mengatasinya adalah dengan menerapkan cara “perwasitan internasional”
commit to user
International Commersial Arbitration seperti yang diatur Pengadilan Arbitrasi Internasional dari Kamar Dagang Internasional.
g. Risiko Investasi Risiko bisnis yang lazim dalam pemasaran suatu komoditas
menjadi bertambah besar dalam hal ekspor karena adanya tambahan investasi yang dibutuhkan untuk melancarkan program ekspor. Sebagai
contoh, suatu pasar yang telah bertumbuh secara mantap dalam beberapa tahun secara mendadak bias merosot karena ketidakstaBilan nilai tukar
sebelum eksportir mampu menebus investasi itu pada distribusi setempat. Perusahaan
haruslah secara
sungguh-sungguh mempertimbangkan apakah akan mengekspor atau tidak. Beberapa
perusahaan kurang siap untuk ekspor dan sebagian mungkin sekali tidak akan mampu bersaing secara internasional dan harus berkosentrasi di pasar
domestik. Untuk melancarkan ekspor dibutuhkan jaminan atas sumber
produksi yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak akan dapat dipulihkan lagi Bila mengalami kegagalan. Pengalaman menunjukan
adanya perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena melakukan investasi besar-besaran dan optimisme yang berlebihan dalam operasi
ekspor.
2. Menghindari Risiko Bisnis Ekspor Impor :