Tujuan Melakukan Ekspor PERSIAPAN DALAM MEMULAI EKSPOR

commit to user Menurut M.Nur. Nasution 2004:238 sifat atau karakteristik umum jasa angkutan udara adalah : 1 Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan dan dipegang tetapi dapat ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat. 2 Permintaan bersifat elastis Permintaan jasa angkutan udara bersifat derived demand yaitu sebagai akibat adanya permintaan atau kebutuhan di lokasi lain. Karena tarif angkutan udara relatif mahal. Maka bila terjadi perubahan harga maka permintaan menjadi elastis. 3 Selalu menyesuaikan teknologi maju Perusahaan penerbangan pada dasarnya bersifat dinamis yang dengan cepat menyesuaikan perkembangan teknologi pesawat udara. Penyesuaian teknologi maju tidak hanya di bidang teknik permesinan pesawat tebang saja tetapi juga di bidang – bidang lainnya, seperti sistem informasi manajemen, metode – metode, peraturan – peraturan dan prosedur serta kebijakan. 4 Selalu ada campur-tangan pemerintah, seperti pada umunya kegiatan – kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu, juga untuk menjaga keseimbangan antara penumpang dan operator dalam hal ini menyangkut pentarifan, jumlah investasi yang besar dan menjamin keselamatan penerbangan.

B. Tujuan Melakukan Ekspor

Tujuan melakukan ekspor antara lain : commit to user 1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh harga jual yang lebih baik. 2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan dari pasar domestik membuka pasar ekspor. Dengan demilian komoditi yang diproduksi mempunyai pasar yang luas, tidak lagi sekedar pasar dalam negeri , tapi juga mampu melayani konsumen di manca negara. 3. Memanfaatkan kelebihan kapasitas barang installed capacityidle capacity-exces capacity , sehingga tercapai kapasitas optimum dalam berproduksi , yang dapat menekan biaya umum perusahaan overhead cost. 4. Membiasakan diri bersaing di gelanggang internasional ,sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “jago kandang”.

C. PERSIAPAN DALAM MEMULAI EKSPOR

Persiapan utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin memasuki kegiatan ekspor-impor adalah persiapan mental. Apakah kita sebagai pengusaha entrepreneur, ataukah sebagai pengelola usaha manajemen, atau hanya sebagai seorang karyawan biasa, persiapan utama yang harus kita miliki adalah keberanian dalam kemampuan mengamBL keputusan untuk mengekspor atau mengimpor. Tanpa keberanian mengamBL keputusan , maka bagaimanapun besarnya perusahaan, bagaimanapun tingginya daya saing komoditi yang dihasilkan, betapa banyaknya fasilitas yang diberikan pemerintah, dapat dipastikan kita tidak akan pernah menjadi eksportir maupun importir. Kita dan perusahaan kita, akan tetap hanya menjadi “jago kandang” commit to user yang hanya berani bermain di kandang sendiri, dan tak akan pernah menjadi ”jago kondang” dipasar internasional. Jadi persiapan utama yang harus ada ialah keberanian dalam mengamBL keputusan “Go-Internatinoal.” Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi empat kelompok persiapan sebagai berikut: 1. Persiapan Administratif. 2. Persiapan Legalitas. 3. Persiapan Fisik Barang. 4. Persiapan Operasional. 1 Persiapan Administratif Persiapan administratif adalah tersedianya peralatan kantor yang memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi, khususnya korespondensi, baik dengan pemasok maupun dengan calon pembeli di manca negara. Pengalaman menunjukan sekitar 80 transaksi perdagangan ekspor impor dilakukan melalui korespondensi, sedangkan 20 sisanya dilakukan dengan negoisasi tatap muka, yang akhirnya juga dikonfirmasikan dalam bentuk tertulis melalui korespondensi. Peralatan kantor yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Letter Head yang Menarik dan Informatif Eksportir dalam banyak hal belum mengenal secara baik calon pembelinya. Begitupun selaku importir, kita sendiri sering tidak mengenal secara mendalam calon pemasok kita. Tegasnya antara eksportir dan importir belum begitu mengenal bonafiditas masing-masing. Pada tahap awal mereka commit to user mengenal “letter head” atau kop surat masing-masing. Karena itu, sebaiknya dalam korespondensi kita menggunakan letter head yang menarik dengan nama perusahaan yang mudah diingat, karena letter head ini menjadi “etalase” bagi bonafiditas perusahaan kita. Letter head yang indah dan menarik serta mengandung informasi awal mengenai perusahaan kita, misalnya tentang nama bankers perusahan kita, nomor izin usaha, nomor telepon, faksimili, kotak pos, trade marks perusahan, akan memberikan kesan yang baik tentang keberadaan perusahaan kita. Citra yang baik ini akan menimbulkan “kepercayaan” awal pada bonafiditas perusahaan. Kepercayaan adalah modal utama yang akan menjamin kesuksesan kita dalam kegiatan bisnis ekspor-impor pada khususnya. b. Mesin Tik Model Mutakhir dan Personal Compouter Disebutkan di atas, dalam transaksi ekspor impor korespondensi memegang peranan yang amat penting. Untuk bisa melakukan korespondensi dengan baik, salah satu alat yang digunakan adalah mesin tik. Agar menghasilkan tulisan yang baik, mesin tik yang dibutuhkan adalah mesin tik model mutakhir. Akhir-akhir ini fungsi mesin tik juga bisa digantikan dengan fasilitas pengolah data dalam personal computer. Bahkan dengan komputer cetakan yang dihasilkan bisa sangat bagus dan bermutu. Personal computer bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk menulis surat, tetapi juga sebagai pengolah data komunikasi data. Cepatnya kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi seperti pemakaian sistem Elektronic Data Interchange EDI dalam dunia bisnis, misalnya dalam hal pembukuan muatan kapal dan pesawat terbang, penyelesaian dokumen pabean, serta commit to user berkembangnya informasi melalui internet, maka peranan personnal computer menjadi alat yang penting dimiliki dalam usaha bisnis ekspor-impor pada khususnya. c. Faksimili Pengiriman maupun penerimaan berita dulu hanya dilakukan dengan surat- menyurat. Tetapi kemudian telah berkembang dengan menggunakan kawat cable, teleprinter telex mesin tik jarak jauh, dan kini sudah biasa pula dengan faksimili atau mesin fotokopi jarak jauh, baik nasional maupun internasional. d. Surat Elektronik Surat elektronik atau lebih dikenal sebagai E-mail, merupakan teknik terbaru menyampaikan pesan dengan menggunakan jaringan komputer. Dengan surat elektronik, eksportir maupun importir bisa mengirim pesan keseluruh dunia hanya dalam waktu beberapa detik. e. Amplop Surat dan Perangko Amplop surat dengan nama perusahaan dan logo perusahaan yang estetik serta perangko diperlukan sebagai sarana untuk memperlancar korespondensi, sekaligus merupakan promosi bagi perusahaan kita. f. PO Box atau Alamat Kantor yang Jelas Perusahaan ekspor-impor tidak memerlukan kantor yang mentereng dan lokasi yang strategis. Carport office, home office, atau PO Boxpun sudah cukup sebagai alamat kantor. Yang penting kita mempunyai alamat yang jelas untuk pengiriman surat, nomor telepon yang dapat dihubungi 24 jam sehari commit to user dalam hubungan internasional, nomor faksimili internasional yang terbuka 24 jam sehari untuk memudahkan rekanan menghubungi kita setiap waktu. 2 Persiapan Legalitas Yang dimaksud dengan persiapan legalitas adalah kelengkapan izin usaha sesuai dengan ketentuan pemerintah yang harus dipenuhi untuk memungkinkan kita berusaha secara sah legal. Termasuk dalam kelengkapan legalitas adalah: a. Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP Setiap perusahaan yang akan melakukan kegiatan ekspor-impor harus memiliki: 1 Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP yang dikeluarkan oleh kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2 Surat Izin Usaha dari Depatemen Teknis atau Lembaga pemerintah Non-Departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3 Surat pengakuan sebagai eksportir atau importir terdaftar Approved Export Import dari Departemen Perindustrian dan perdagangan, khususnya untuk mata uang dagangan yang diatur tata niaganya dan mata dagangan yang diawasi ekspor-impornya. 4 Tanda Pengenal Perusahan Eksportir Tertentu TPPET yang dikeluarkan Departemen Keuangan kapada perusahan eksportir importir yang mendapat fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia dan kemudahan kepabeanan dari Ditjen Bea dan Cukai. commit to user Untuk lebih memahami aneka perizinan yang kini berlaku dapat dipelajari lebih lanjut dan selengkapnya Peraturan dan Aturan Komoditi Ekspor Indonesia, yang terdapat dalam makalah yang disajikan Drs. Usep Syamsudin, MBA pada Pelatihan Prosedur dan Penyelesaian Dokumen Ekspor yang diselenggarakan PPEI Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia-Deperindag di jakarta 21 sd 23 April 1998. b. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak Perorangan maupun badan hukum yang ingin bergerak dalam kegiatan ekspor-impor diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP yang dapat diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak setempat, dimana perusahaan berdomisili. c. Izin Khusus Eksportir Importir Terdaftar Perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor untuk barang- barang atau komoditi yang tidak diatur tata niaganya, tidak diawasi ekspornya, dan tidak diberikan fasilitas, boleh melakukan kegiatannya setelah mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP yang dikeluarkan Kanwil Deperindag setempat. Namun bagi perusahan yang melakukan kegiatan ekspor-impor barang yang diatur tata niaganya atau diawasi ekspor atau impornya, memerlukan izin khusus selaku eksportir importir terdaftar yang dikeluarkan oleh instansi yang ditunjuk. 3 Persiapan Fisik Barang commit to user Yang dimaksud dengan persiapan fisik barang adalah adanya jaminan pasokan komoditi yang dipersiapkan untuk pasaran ekspor. Persiapan fisik barang tersebut antara lain: a. Kontrak dengan Produsen Perdagangan ekspor-impor dikenali istilah produsen eksportir dan eksportir saja. Yang dimaksud dengan produsen eksportir adalah eksportir yang memproduksi sendiri komoditi yang diekspornya. Misalnya pabrik tekstil, mengekspor sendiri tekstil yang diproduksinya. Pabrik kayu lapis mengekspor sendiri produk kayu lapis yang diproduksi perusahaannya. Sebaliknya ada pula perusahaan yang tidak memproduksi komoditi yang akan diekspornya. Perusahan itu membeli komoditi yang akan diekspor dari perusahaan lain. Atau eksportir itu mengadakan kontrak keagenan dengan produsen yang memproduksi komoditi yang akan diekspor. b. Brosur dari Tiap Komoditi Membuka pasar ekspor pada umumnya diawali dengan kegiatan promosi yang bertujuan untuk menarik minat pembeli kepada komoditi yang akan diekspor. Salah satu sarana yang perlu dipersiapkan untuk promosi ini adalah pembuatan brosur dari barang yang akan ditawarkan yang berisikan uraian ringkas, spesifikasi teknis, sketsa dan gambar dari komoditi, keterangan tentang harga FOB, CFR, CIF, cara pengepakan, cara pemakaian, dan lain-lain keterangan mengenai komoditi bersangkutan. c. Daftar Harga commit to user Dipersiapkan daftar harga barang untuk berbagai pelabuhan tujuan. Misalnya Bila kita bermaksud mengekspor pakaian jadi garment ke Timur Tengah dan ke Amerika Serikat dengan pelabuhan tujuan misalnya Dubai dan New York, maka kita siapkan Daftar Harga CFR-Dubai dan CFR-New York. Satu dan lain hal untuk memudahkan dalam mengajukan penawaran Bila ada permintaan dari masing-masing negara. d. Contoh Barang Brosur memang dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai komoditi yang ditawarkan. Namun banyak calon pembeli membutuhkan contoh yang aktual dari barang yang ditawarkan misalnya hasil bumi seperti karet, kopi, tekstil, bahan kimia. Untuk keperluan itu kita perlu menyiapkan apa yang lazim dikenal dengan “Commercial Sample Free of Charge-No Value.” 4 Persiapan Operasional Persiapan operasional adalah pengetahuan dasar bisnis ekspor-impor yang akan memungkinkan kita melakukan tindakan operasional dibidang ekspor-impor. Pengetahuan dasar yang dimaksud antara lain: A. Proses Ekspor Sebagai contoh eksportir maupun importir yang akan berhubungan dengan pasar internasional, seyogianya kita mengetahui langkah demi langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan transaksi. Langkah-langkah yang perlu diketahui itu misalnya di mana kita bisa mendapatkan nama dan alamat calon pembeli, bagaimana cara memilih media promosi, bagaiamana cara mengajukan penawaran barang, commit to user bagaimana cara mengapalkan barang, mengurus pembayaran barang, menyusun kontrak dagang, membuat kalkulasi ekspor maupun impor dan sebagainya. Dengan mengetahui proses ekspor ini, kita akan mempunyai gambaran umum tentang jalannya suatu transaksi ekspor maupun impor. Bertitik tolak dari pengetahuan dasar ini, kelak kita akan terdorong untuk lebih mendalami substansi tahapan-tahapan selanjutnya. B. Peraturan Ekspor Selaku Eksportir dan importir kita berkewajiban mempelajari peraturan yang berlaku dalam perdagangan internasional baik yang dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor maupun oleh negara pengimpor. Begitu pula peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan internasional, World Trade Oraganization WTO seperti ketentuan tentang Letter of Credit UCP-DC-500, INCOTERMS 2000, Anti Dumping and Countervailing Duties, The Hugue Rules – Carriage by Sea Act Rules, Reconcilliation and Arbitration Rule, dan lain-lain. C. Prosedur Ekspor-Impor Yang dimaksud dengan prosedur ekspor-impor adalah tata cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor-impor. Prosedur yang dimaksud misalnya tata cara pemeriksaan barang sebelum pengapalan sebelum surveyor, tata cara penyelesaian pembayaran Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan PE PET, tata cara pengisian formulir pemberitahuan Ekspor Barang PEB atau Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu PEBT. commit to user Dibidang impor misalnya tata cara pembukaan L C dengan bank, Pengisian PIB Pemberitahuan Impor Barang dan penyelesaian pembayaran Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak penghasilan, Pajak Penjualan Barang Mewah, dan lain-lain. D. Strategi Ekspor Barang Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba. Untuk mencapai tujuan usaha tersebut, khususnya dalam bidang ekspor, diperlukan kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan. Sebelum memulai ekspor atau impor, kita harus bisa menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai laba tersebut. Kebijakan itu misalnya menyangkut penentuan pasar yang akan menjadi sasaran bagi komoditi ekspor kita, segmen pasar yang akan dimasuki, kebijakan harga, sistem promosi, pelayanan purna jual, dan langkah-langkah strategis lainnya. Dalam melakukan kegiatan ekspor ada 3 kelompok barang , antara lain : 1. Barang yang diatur a Tekstil atau produk tekstil ke AS, Kanada, Uni Eropa, Norwegia, dan Turki b Kopi, manioc ke Uni Eropa c Kayu, produk kayu, dan rotan Ekspor tersebut hanya bias dilakukan oleh eksportir terdaftar atas persetujuan. 2. Barang yang diawasi commit to user a Bibit sapi, sapi, kerbau, anak ikan Napoleon Wrasse dan ikan Napoleon, benih ikan bandengnener, labi-labi b Inti kelapa sawit , minyak dan gas bumi ,pupuk urea . c Kulit Buaya dalam bentuk wet blue. d Binatang liar dan tumbuhan alam yang tidak dilindungi termasuk dalam Appendix II Cities. e Perak tidak ditempa,atau dalam bentuk setengah jadi,atau dalam bentuk bubuk, bubuk kempaan setengah jadi. f Emas bukan tempa atau dalam bentuk bubuk,serbuk,bentuk gumpalan, ingot atau atang tuaan. g Limbah dan scrap fero, ingot hasil peleburan scrap besi atau baja khusus yang berasal dari wilayah pulau Batam. h Limbah dan scrap dari baja stainless, tembaga, kuningan, dan almunium tuangan . Ekspor tersebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Meperindag dan instansi teknis lainnya. 3. Barang yang dilarang a Anak ikan arwana ,ikan arwana, benih ikan sidat dibawah ukuran 5 mm. b Ikan hias air tawar jenis botia machrancanthus ukuran 15 cm ke atas. c Udang galah dibawah ukuran 8cm dan udang pinacidae induk dan calon induk. d Biji timah hitam dan pekatannya ,biji timah dan pekatannya. e Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi termasuk dalam Appendix I dan II cities. commit to user f Kulit mentah , pickled, dan wet blue dari binatang melata kecuali kulit buaya dalam bentuk wet blue. g Kayu bulat yaitu dari bagian pohon yang dipotong menjadi batang atu batang-batang bebas cabang dan ranting mempunyai diameter minimal 30 cm dan panjang tidak dibatasi dari semua jenis kayu. h Karet bongkah karet yang tidak memenuhi standart mutu SIR i Bahan-bahan remiling dari rumah asap berupa : slabs,rumps,scrcap, karet tanah,blanket sheet,smoked,unsmoked sheet,lebih rendah dari kualitas IV , blanked D off, cutting C, Remilled 4, flat bark crepe. j Limbah dan scrap fero , ingot hasil peleburan besi atau baja kecuali berasal dari pulau Batam k Bahan baku serpihBBS yaitu kayu yang mempunyai ukuran 29 cm ke bawah dan panjang tidak dibatasi dari semua jenis kayu. l Barang kuno yang bernilai kebudayaan, pasir laut. Barang-barang yang dilarang untuk di ekspor ini bertujuan antara lain agar komoditas tersebutr dapat diproses menjadi barang setengah jadi untuk meningkatkan nilai tambah , menjaga keadaan bahan baku, melindungi kelestarian alamhutan, melindungi jenis tanaman dan binatang langka Pengelompokan tersebut akan mempengaruhi proses pengiriman atau pengeluaran barang dari wilayah pabean dari setiap barang yang akan melewati daerah pabean akan diperiksa sesuai pengelompokan dan sesuai dengan perundangan yang berlaku oleh petugas Bea dan Cukai dimana pemeriksaan tersebut mempengaruhi system dan proses pengiriman baik dari segi dokumen, pengawasan, pengkemasan dan perawatan. commit to user

D. PENGANGKUTAN BARANG MELALUI UDARA