PERAN DOKUMEN DOKUMEN PENUNJANG DALAM PROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI UDARA (STUDI PADA ASA CARGO)

(1)

commit to user i

PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG DALAM PROSES

PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI UDARA

(STUDI PADA ASA CARGO)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya pada program

Diploma III BISNIS INTERNASIONAL Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

PRADETYA DENY PUTRA F3108065

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011


(2)

commit to user ii


(3)

commit to user iii


(4)

commit to user iv

MOTTO

Jika kita hanya pasrah dan menerima nasib, kita tidak akan tahu kesempatan yang dating pada kita.

(Soe Hok Gie)

“Bagiku ada dua hal yang berpengaruh dalam

hidupku aku tanpa keluarga takkan mampu

menjadi”Aku”seperti sekarang ini.

Kepercayaan, pengertian, serta restunya adalah

cambuk masa depanku sekaligus cermin dalam

tingkah lakuku”

(Khalil Gibran)

Revolusi tidak akan terjadi jika kita tidak

berusaha untuk memperjuangankannya.

(CHe Guevara)

Doa adalah nyanyian hati yang selalu membuka

jalan terbang ke singgasana

Tuhan

(Khalil Gibran)


(5)

commit to user v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Buat Tuhan Jesus yang sudah telah

memberikan kesempatan hidup yang indah

ini untukku untuk merasakan semua

anugerahnya-Nya.Puji syukur teramat dalam aku haturkan.

2. Buat Papa dan Mama ku Sumirat Joko

Pranoto.ST.Dan Dewi Sriningsih yang

tersayang yang selalu mendoakan dan mendukungku juga membiayai aku selama ini .terima kasih.Maafkan anakmu ini belum bisa membalas Budi baik kalian selama ini.

3. Buat kakak ku Vani , dan keluargaku


(6)

commit to user vi

4. Buat pacarku yang selalu membantu dan mensuport aku.Good luck juga untuk studimu disana.

5. Buat sahabatku BAKRI community

,HOLOGRAM,OUTSIDERS selalu ada

buatku,,yang dan menghiburku.

6. Buat Saudara dan teman-temanku yang selalu

mendukungku juga yang tidak bisa

disebutkan satu per satu.terimakasih juga.

7. Buat dosen-dosenku yang telah membimbing

aq selama ini.terima kasih atas

bimbingannya.

8. Almamaterku

9. Pihak-pihak lain juga yang tidak bisa aku sebutin satu persatu juga.Terima kasih.


(7)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunia Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG DALAM PENGIRIMAN BARANG MELALUI UDARA (Studi Kasus Pada ASA CARGO)” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya jurusan Bisnis Iinternasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarata. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga penulis menyelesaikan Tugas Akhir. Ucapan terima kasih yang tulus penuli ucapkan kepada:

1. Prof.DR.Bambang Sutopo,M.Com.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membimbing penulis selama ini.

2. Drs. Harimurti, M.Si selaku Ketua Program Diploma III jurusan Bisnis Iinternasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan pengarahan dan saran yang berharga bagi penulis.

3. Drs. Supriyono,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan bimbingan kepada penulis selama ini.

4. Bapak Ali Murtopo dan Bu Vidi Nurselly selaku pemilik ASA CARGO yang

telah mengizinkan untuk magang kerja dan memberikan data dan informasi bagi penulis.


(8)

commit to user viii

5. Bagian Administrasi beserta staff dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu kelancaran penulis.

6. Segenap Dosen Jurusan Diploma 3 Jurusan Bisnis Internasional yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis

7. Untuk Papa dan Mama ku yang telah memberikan kasih sayang, bimbingan, memelihara dan membiayaiku dan selalu mendoakanku, Kakakku, dan Keluargaku terima kasih.

8. Untuk Pacarku yang selalu setia untuk aku, membantu dan mensupport aku selama ini

9. Semua teman-teman, sahabat, dan teman dekat yang selalu ada buat penulis. 10. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran dan masukan sangat penulis hargai.

Akhirnya semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.

Terima kasih

Surakarta, Juli 2011


(9)

commit to user ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

HALAMAN DAFTAR TABEL….…………... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR………. xv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor ... 8

B. Tujuan melakukan Ekspor ... 12


(10)

commit to user x

D. Pengangkutan barang melalui

udara... 25

E. Dokumen angkutan udara... 27

F. Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan ekspor melalui udara... 32

G. Tanggung jawab maskapai penerbangan... 35

H. Jenis-jenis pesawat angkutan udara dan special cargo... 36

I. Resiko bisnis ekspor-impor dan cara menghindarinya... 37

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 47

1. Sejarah dan Perkembangan ... 47

2. Lokasi Perusahaan ... 48

3. Visi dan Misi Perusahaan ... 48

4. Tenaga Kerja Perusahaan ... 48

B. Pembahasan ... 49

1. Peran ASA CARGO sebagai Forwarding dalam menentukan dokumen ekspor via udara ... 49

2. Prosedur pengiriman barang melalui udara ASA CARGO... 53

3. Dokumen-dokumen yang diperlukan dan dikerjakan ASA CARGO dalam pengiriman barang ekspor melalui udara... 59


(11)

commit to user xi BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(12)

commit to user xii

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Shipping and invoice……….……….. 71

Lampiran 2 PemberitahuanEksporBarang(PEB)………….…… …………. 72

Lampiran 3 Lanjutan PEB……….. 73

Lampiran 4 Air Way Bill(AWB)………..……… 74

Lampiran 5 Lanjutan AWB……… 75

Lampiran 6 Certificate Of Origin (COO)………… …………. ………. 76

Lampiran 7 Nota Pelayanan Ekspor(NPE)……… 77


(13)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

TABEL 2. 1 . Rincian pelaku dan jenis dokumen yang menerbitkan untuk melakukan ekspor... 29


(14)

commit to user xiv

DAFTAR GAMBAR


(15)

commit to user xv


(16)

commit to user ABSTRAKSI

PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG DALAM

PENGIRIMAN BARANG MELALUI UDARA

(Studi Kasus Pada ASA CARGO)

.

PRADETYA DENY PUTRA F3108065

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan dan peran masing-masing dokumen-dokumen dalam pelaksanaan ekspor melalui udara.Juga untuk membuat gambaran yang lebih mendalam mengenai prosedur yang dilakukan dalam pengiriman barang melalui udara..Dan penelitian ini dilakukan di ASA CARGO yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarding yang mengurus tentang dokumen-dokumen tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah study kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.Data primer yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak ASA CARGO,sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan ASA CARGO sebagai Freight forwarder dalam pelaksanaan pengiriman barang melalui udara adalah dapat membantu pengurusan dokumen ekspor dan dapat bertindak pula sebagai pemilik barang ekspor, sehingga memudahkan eksportir dalam melaksanakan pengiriman barang dalam proses ekspor. Dokumen yang diperlukan untuk untuk ekspor barng melaui udara yaitu :Packing List, Invoice, Shipping instruction, Air Way Bill,Master Air Way Bill, PEB dan COO. Kemudian prosedur ekspor via udara sebagai berikut: eksportir meminta penanganan ASA CARGO setelah barang siap untukdiekspor , setelah menerima informasi dari eksportir, ASA CARGO membuat Shipping instruction ditujukan ke Air Line untuk booking space pesawat sebelum barang dikirim diberi label dan bersamaan dengan itu barng dilampiri dokumen-dokumen ,dam tiap dokumen mempunyai fungsi masing-masing .EMKU membuat Pemberitahuan Ekspor Barang(PEB) dan disahkan oleh pihak Bea Cukai,Maka barang baru boleh diberangkatkan dengan dilampiri dokumen-dokumen yang diperlukan.


(17)

commit to user

ABSTRACT

DOCUMENTS SUPPORTING ROLE IN GOODS DELIVERY

THROUGHT THE AIR

(Case study of ASA CARGO)

PRADETYA DENY PUTRA

F3108065

The purpose of this final task is to find out what documents are required and their respective roles in the implementation of export documents via udara.Juga to make a more in-depth description of the procedure performed in the delivery of goods by air .. And this research is conducted in ASA CARGO which is a company engaged in the field of Freight Forwarding care about these documents.

The research method is case study, which took a certain object to be analyzed in depth by focusing on one issue. The data used are primary and primary sekunder.Data collected through direct interviews with the ASA, CARGO, while the secondary data obtained from various sources.

The results can be concluded that the role of ASA CARGO as Freight Forwarder in the implementation of shipping goods by air is to assist the maintenance of export documents and can also act as the owner of goods for export, making it easier for exporters in carrying out the delivery of goods in the export process. Documents needed for export via air barng namely: Packing List, Invoice, Shipping instruction, Air Way Bill, Master Air Way Bill, PEB and COO.

Then export procedures via air as follows: eksported asks for ASA CARGO management after the goods are ready for eksported, after receiving information

from exporters, ASA CARGO make shipping instruction directed to the Air Line

for space flight bookings before the goods shipped are labeled and with it barng attached documents documents, drafts of each document has the function of each. EMKU make Export Declaration (PEB) and endorsed by the Customs, then new items may be dispatched by enclosing the necessary documents.


(18)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Transaksi luar negeri adalah aktifitas perdagangan baik barang maupun jasa yang dilakukan oleh pelaku bisnis yang berdomisiliu di suatu Negara dengan pelaku bisnis di Negara lain yang berbeda. Adanaya kontrak ,adanaya perbedaan Negara , adanya perbedaan waktu.Merupakan karakteristik dalam transaksi perdagangan internasional.Indonesia sendiri telah mencatatkan diri sebagai anggota masyarakat dunia yang ikut dalam komunitas perdagangan internasional yang mempunyai berbagai macam kegiatan global dalam perdagangan dan pertukaran arus barang dan jasa antar negara. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat sehingga memudahkan tersampaikannya informasi yang sangat cepat ke berbagai belahan dunia, sehingga memudahkan dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang perdagangan. Disamping itu kebutuhan barang dan jasa di tiap negara terus meningkat dari waktu ke waktu,sehingga masing-masing negara terus berusaha berkompetisi untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa tersebut,salah satunya adalah kegiatan ekspor antar negara.

Kegiatan ekspor berperan besar bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Karena dapat memicu industri-industri dalam negeri untuk menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas dan kompeten yang dapat bersaing di pasar internasional .bagi para pengusaha dalam negri perdagangan internasional mampu mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda. Dan bagi negara sendiri juga dapat mendapatkan pemasukan dana yang besar berupa devisa.


(19)

commit to user

Globalisasi Ekonomi menuntut pemerintah memberikan keleluasaan kepada para pengusaha untuk dapat melakukan kegiatan yang dapat menunjang usaha mereka untuk maju. Serta perkembangan di bidang perdagangan dan perindustrian yang kini dapat memperlancar arus barang dan jasa sehingga para pengusaha dapat memasarkan barang dan jasa yang mereka hasilkan ke negara-negara lain untuk mengembangkan usaha mereka di luar negri.

Proses penyaluran barang dan jasa ke negara lain telah dipermudah tetapi perdagangan ekspor mempunyai tahap-tahap penggunaan dan penyelesaian dokumen yang diisyaratkan , karena merupakan hal yang penting dan sudah ada ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam melakukan kegiatan ekspor barang dan jasa yang sudah diatur dalam Peraturan Perdagangan Internasional supaya kegiatan tersebut menjadi lancar,dan adanya peraturan hukum, yang mengikat untuk mengantisipasi apabila ada pihak-pihak yang melakukan kecurangan dalam proses tersebut. Telah ditunjuk pula pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan ekspor tersebut , seperti Kantor Bea dan Cukai, perusahaan pelayaran , Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan , Kantor Pajak , Bank,dan lain-lain. Semua pihak itu dibentuk ,mempunyai fungsi untuk kepengurusan dokumen –dokumen dan hal-hal apa saja yang harus dipenuhi untuk bisa melakukan kegiatan ekspor,tetapi tidak secara fisik berurusan dengan barang atau komoditi yang akan diekspor.

Indonesia telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ekspor. Baik secara langsung ataupun menggunakan jasa perantara.Di antara jasa yang ada di Indonesia adalah Freight Forwarding.yang


(20)

commit to user

mempunyai salah satu tugas mengurus dokumen – dokumen ekspor untuk memudahkan proses ekspor tersebut.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam Freight Forwarding adalah ASA CARGO. Perusahaan ini menjadi perantara perusahaan-perusahaan yang akan melakukan ekspor, juga mengurus setiap dokumen – dokumen yang diperlukan untuk proses proses tersebut.Misalnya melakukan pengurusan dokumen dan memberikan pelayanan yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu untuk melakukan penelitian sesuai dengan bidang yang dimiliki oleh ASA CARGO. Khususnya yang menyangkut tentang bagaimana kegiatan perusahaan tersebut dalam bertindak sebagai Freight Forwarding dalam kepengurusan dokumen-dokumen yang diperlukan juga fungsi masing dokumen penunjang tersebut bagi terlaksananya kegiatan ekspor terutama bidang pengiriman barang ekspor melalui udara,sebagai objek penelitian Tugas Akhir ini dengan judul ”PERAN DOKUMEN-DOKUMEN PENUNJANG

DALAM PROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI

UDARA(STUDI PADA ASA CARGO) “.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini digunakan bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip suatu penelitian ilmiah. Dan dengan perumusan masalah bertujuan agar uraian dari tulisan dan ruang lingkup penelitian dapat jelas dan terarah pada hal – hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(21)

commit to user

Perumusan maslah tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Bagaimana Peran ASA CARGO Sebagai Freight Forwarder dalam

menentukan dokumen-dokumen pengiriman barang melalui udara?

2. Bagaimana Prosedur atau Tahapan yang dilakukan ASA CARGO dalam

melakukan pengiriman barang melalui udara?

3. Dokumen apa saja yang diperlukan ASA CARGO dalam pelayanan

pengiriman barang melalui udara?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki.Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Peran ASA CARGO sebagai Freight Forwarding dalam mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pengiriman barang melalui udara.

2. Untuk mengetaui prosedur atau tahapan yang dilakukan ASA CARGO dalam

pengiriman barang melalui udara.

3. Untuk mengetahui Dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan dalam

pengiriman barang melalui udara dan fungsi masing – masing dokumen.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian, manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:


(22)

commit to user

1. Sebagai penerapan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan kondisi nyata di dunia usaha atau kerja.

2. Sebagai bahan masukan,pertimbangan,dan perbandingan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas Forwarding terutama bidang kepengurusan dokumen pengiriman barang melalui udara.

3. Sebagai Referensi bacaan dan informasi bagi mahasiswa jurusan Bisnis 0Internasional yang mengerjakan tugas atau menyusun Tugas Akhir(TA) dengan pokok permasalahan yang sama.

E. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari , mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya proses tersebut dapat berjalan dengan lancer serta hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian.

Metode penelitian mengemukakan secara tertuls tata kerja dari suatu penelitian. Metode terdiri dari :

1. Ruang Lingkup Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sudi kasus , dan metode penelitian magang dengan cara praktek lapangan selama dua bulan pada ASA CARGO.

2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

1) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspor dan pemilik ASA


(23)

commit to user

CARGO, baik kuantitatif maupun kualitatif. Data ini meliputi gambaran umum ASA CARGO , data prosedur penanganan ekspor.

2) Data Sekunder

Yaitu data pendukung yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian,melalui studi pustaka yang berupa fakta, dokumen-dokumen, media internet dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan Bisnis Internasional.

b. Metode Pengumpulan Data

1) Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan t anya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan pihak ASA CARGO.

2) Studi Pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku dan referensi yang berkaitan dengan masalah yang ditulis. Contoh : Penulis mencari referensi, membaca, mengutip dari buku untuk dipelajari dan dijadikan pedoman dalam menulis Tugas Akhir.

3) Observasi

Dalam penelitian ini, Penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan ASA CARGO di bidang perdagangan eskpor.

c. Sumber Data


(24)

commit to user

Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data ini diperoleh antara lain dengan cara wawancara secara langsung dengan pemilik ASA CARGO yang berkaitan dengan proses kegiatan perusahaan jasa ekspor khususnya pada dokumen-dokumen yang diperlukan untuk perdagangan ekspor melalui udara yang dibuat oleh ASA CARGO.

2) Sumber Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang dipergunakan sebagai bahan pendukung dalam penyusunan laporan hasil penelitian yang masih ada kaitannya dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lain, seperti kumpulan makalah pendidikan dan perdagangan Luar Negeri , shipping dan lain-lain.


(25)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ekspor 1. Istilah Umum

Ekspor dalam sistem perdagangan Indonesia diartikan perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. (Eddie Rinaldy, 2000 : 76)

Ekspor adalah prosedur perdagangan antar negara dimana negara yang satu mengirimkan barang kepada negara lainnya dengan menggunakan sarana laut, darat maupun udara. (Ruddy Tri Santoso, 1994 :109 )

Ekspor adalah mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia , maka pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun negara pengimpor.

Ekspor merupakan aktifitas atau proses atau kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai denagn peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, laut, dan udara serta tempat-tempat tertentu di ZEE (Zona Economy Eksklusive).

Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti

mengajar. Pengertian dari kata dokumen ini menurut Louis Gottschalk (1986; 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut,


(26)

commit to user

Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London, (1997; 104) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja;

ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat-surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.

Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang / lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip Sugiyono (2005; 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang.

Berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.


(27)

commit to user 2. Macam-Macam Bahan dan Jenis Dokumen

Menurut Burhan Bungin (2008; 122) bahan dokumen itu berbeda secara gradual dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan yang diterbitkan sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Mengenai bahan-bahan dokumen tersebut, Sartono Kartodirdjo (dikutip oleh Bungin, 2008; 122) menyebutkan berbagai bahan seperti; otobiografi, surat pribadi, catatan harian, momorial, kliping, dokumen pemerintah dan swasta, cerita roman / rakyat, foto, tape, mikrofilm, disc, compact disk, data di server / flashdisk, data yang tersimpan di

web site, dan lainnya.

Para ahli mengklasifikasikan dokumen ke dalam beberapa jenis

diantaranya;

a. Menurut Bungin (2008; 123); dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Berupa buku harian, surat pribadi, & otobiografi.

Dokumen Resmi terbagi dua: pertama intern; memo, pengumuman,

instruksi, aturan lembaga untuk kalangan sendiri, laporan rapat, keputusan pimpinan, konvensi; keduaekstern; majalah, buletin, berita yang disiarkan ke mass media, pemberitahuan.

(termasuk dalam klasifikasi di atas, pendapat lexy Moleong dan Nasution) b. Menurut Sugiyono (2005; 82), berbentuk tulisan, gambar, dan karya

Bentuk tulisan, seperti; catatan harian, life histories, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan, dan lainnya.


(28)

commit to user

Bentuk gambar, seperti; foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya.

Bentuk karya, seperti; karya seni berupa gambar, patung, film, dan lainnya.

c. Menurut E. Kosim (1988; 33) jika diasumsikan dokumen itu merupakan sumber data tertulis, maka terbagi dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan tak resmi.

Ø Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber resmi formal dan sumber resmi informal.

Ø Sumber tidak resmi, merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan

oleh individu tidak atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber tak resmi formal dan sumber tak resmi informal.

Menurut Abbas Salim (2006:6), Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan ) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Menurut Nasution (2004 :15), Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.

Menurut Abbas salim (2004:102) fungsi angkutan udara adalah : a) Penyedia jasa angkutan udara serta meningkatkan pelayanan.

b) Peningkatan armada / pesawat udara serta menjaga keselamatan penumpang selaku pemakai jasa.

c) Pengembang jasa-jasa angkutan udara atas dasar pertumbuhan ekonomi (rate of growth).


(29)

commit to user

Menurut M.Nur. Nasution (2004:238) sifat atau karakteristik umum jasa angkutan udara adalah :

1) Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan dan dipegang tetapi dapat ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat.

2) Permintaan bersifat elastis

Permintaan jasa angkutan udara bersifat derived demand yaitu sebagai akibat adanya permintaan atau kebutuhan di lokasi lain. Karena tarif angkutan udara relatif mahal. Maka bila terjadi perubahan harga maka permintaan menjadi elastis.

3) Selalu menyesuaikan teknologi maju

Perusahaan penerbangan pada dasarnya bersifat dinamis yang dengan cepat menyesuaikan perkembangan teknologi pesawat udara. Penyesuaian teknologi maju tidak hanya di bidang teknik permesinan pesawat tebang saja tetapi juga di bidang – bidang lainnya, seperti sistem informasi manajemen, metode – metode, peraturan – peraturan dan prosedur serta kebijakan.

4) Selalu ada campur-tangan pemerintah, seperti pada umunya kegiatan – kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu, juga untuk menjaga keseimbangan antara penumpang dan operator (dalam hal ini menyangkut pentarifan), jumlah investasi yang besar dan menjamin keselamatan penerbangan.

B. Tujuan Melakukan Ekspor


(30)

commit to user

1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh

harga jual yang lebih baik.

2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan dari pasar domestik (membuka pasar ekspor). Dengan demilian komoditi yang diproduksi mempunyai pasar yang luas, tidak lagi sekedar pasar dalam negeri , tapi juga mampu melayani konsumen di manca negara.

3. Memanfaatkan kelebihan kapasitas barang (installed capacityidle

capacity-exces capacity ), sehingga tercapai kapasitas optimum dalam berproduksi , yang dapat menekan biaya umum perusahaan (overhead cost).

4. Membiasakan diri bersaing di gelanggang internasional ,sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “jago kandang”.

C. PERSIAPAN DALAM MEMULAI EKSPOR

Persiapan utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin memasuki kegiatan ekspor-impor adalah persiapan mental. Apakah kita sebagai pengusaha (entrepreneur), ataukah sebagai pengelola usaha (manajemen), atau hanya sebagai seorang karyawan biasa, persiapan utama yang harus kita miliki adalah keberanian dalam kemampuan mengamB/L keputusan untuk mengekspor atau mengimpor. Tanpa keberanian mengamB/L keputusan , maka bagaimanapun besarnya perusahaan, bagaimanapun tingginya daya saing komoditi yang dihasilkan, betapa banyaknya fasilitas yang diberikan pemerintah, dapat dipastikan kita tidak akan pernah menjadi eksportir maupun importir. Kita dan perusahaan kita, akan tetap hanya menjadi “jago kandang”


(31)

commit to user

yang hanya berani bermain di kandang sendiri, dan tak akan pernah menjadi ”jago kondang” dipasar internasional. Jadi persiapan utama yang harus ada ialah keberanian dalam mengamB/L keputusan “Go-Internatinoal.

Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi empat kelompok persiapan sebagai berikut:

1. Persiapan Administratif. 2. Persiapan Legalitas. 3. Persiapan Fisik Barang. 4. Persiapan Operasional. 1) Persiapan Administratif

Persiapan administratif adalah tersedianya peralatan kantor yang memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi, khususnya korespondensi, baik dengan pemasok maupun dengan calon pembeli di manca negara.

Pengalaman menunjukan sekitar 80% transaksi perdagangan ekspor impor dilakukan melalui korespondensi, sedangkan 20% sisanya dilakukan dengan negoisasi tatap muka, yang akhirnya juga dikonfirmasikan dalam bentuk tertulis melalui korespondensi.

Peralatan kantor yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Letter Head yang Menarik dan Informatif

Eksportir dalam banyak hal belum mengenal secara baik calon pembelinya. Begitupun selaku importir, kita sendiri sering tidak mengenal secara mendalam calon pemasok kita. Tegasnya antara eksportir dan importir belum begitu mengenal bonafiditas masing-masing. Pada tahap awal mereka


(32)

commit to user

mengenal “letter head” atau kop surat masing-masing. Karena itu, sebaiknya dalam korespondensi kita menggunakan letter head yang menarik dengan nama perusahaan yang mudah diingat, karena letter head ini menjadi “etalase” bagi bonafiditas perusahaan kita.

Letter head yang indah dan menarik serta mengandung informasi awal mengenai perusahaan kita, misalnya tentang nama bankers perusahan kita, nomor izin usaha, nomor telepon, faksimili, kotak pos, trade marks perusahan, akan memberikan kesan yang baik tentang keberadaan perusahaan kita. Citra yang baik ini akan menimbulkan “kepercayaan” awal pada bonafiditas perusahaan. Kepercayaan adalah modal utama yang akan menjamin kesuksesan kita dalam kegiatan bisnis ekspor-impor pada khususnya.

b. Mesin Tik Model Mutakhir dan Personal Compouter

Disebutkan di atas, dalam transaksi ekspor impor korespondensi memegang peranan yang amat penting. Untuk bisa melakukan korespondensi dengan baik, salah satu alat yang digunakan adalah mesin tik. Agar menghasilkan tulisan yang baik, mesin tik yang dibutuhkan adalah mesin tik model mutakhir. Akhir-akhir ini fungsi mesin tik juga bisa digantikan dengan fasilitas pengolah data dalam personal computer. Bahkan dengan komputer cetakan yang dihasilkan bisa sangat bagus dan bermutu.

Personal computer bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk menulis surat, tetapi juga sebagai pengolah data komunikasi data. Cepatnya kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi seperti pemakaian sistem Elektronic Data Interchange (EDI) dalam dunia bisnis, misalnya dalam hal pembukuan muatan kapal dan pesawat terbang, penyelesaian dokumen pabean, serta


(33)

commit to user

berkembangnya informasi melalui internet, maka peranan personnal computer

menjadi alat yang penting dimiliki dalam usaha bisnis ekspor-impor pada khususnya.

c. Faksimili

Pengirimanmaupun penerimaan berita dulu hanya dilakukan dengan

surat-menyurat. Tetapi kemudian telah berkembang dengan menggunakan kawat (cable), teleprinter (telex) mesin tik jarak jauh, dan kini sudah biasa pula dengan faksimili atau mesin fotokopi jarak jauh, baik nasional maupun internasional.

d. Surat Elektronik

Surat elektronik atau lebih dikenal sebagai E-mail, merupakan teknik terbaru menyampaikan pesan dengan menggunakan jaringan komputer. Dengan surat elektronik, eksportir maupun importir bisa mengirim pesan keseluruh dunia hanya dalam waktu beberapa detik.

e. Amplop Surat dan Perangko

Amplop surat dengan nama perusahaan dan logo perusahaan yang estetik serta perangko diperlukan sebagai sarana untuk memperlancar korespondensi, sekaligus merupakan promosi bagi perusahaan kita.

f. PO Box atau Alamat Kantor yang Jelas

Perusahaan ekspor-impor tidak memerlukan kantor yang mentereng dan lokasi yang strategis. Carport office, home office, atau PO Boxpun sudah cukup sebagai alamat kantor. Yang penting kita mempunyai alamat yang jelas untuk pengiriman surat, nomor telepon yang dapat dihubungi 24 jam sehari


(34)

commit to user

dalam hubungan internasional, nomor faksimili internasional yang terbuka 24 jam sehari untuk memudahkan rekanan menghubungi kita setiap waktu.

2) Persiapan Legalitas

Yang dimaksud dengan persiapan legalitas adalah kelengkapan izin usaha sesuai dengan ketentuan pemerintah yang harus dipenuhi untuk memungkinkan kita berusaha secara sah (legal).

Termasuk dalam kelengkapan legalitas adalah:

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Setiap perusahaan yang akan melakukan kegiatan ekspor-impor harus memiliki:

1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2) Surat Izin Usaha dari Depatemen Teknis atau Lembaga pemerintah

Non-Departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Surat pengakuan sebagai eksportir atau importir terdaftar (Approved Export/ Import) dari Departemen Perindustrian dan perdagangan, khususnya untuk mata uang dagangan yang diatur tata niaganya dan mata dagangan yang diawasi ekspor-impornya. 4) Tanda Pengenal Perusahan Eksportir Tertentu (TPPET) yang

dikeluarkan Departemen Keuangan kapada perusahan eksportir/ importir yang mendapat fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia dan kemudahan kepabeanan dari Ditjen Bea dan Cukai.


(35)

commit to user

Untuk lebih memahami aneka perizinan yang kini berlaku dapat dipelajari lebih lanjut dan selengkapnya Peraturan dan Aturan Komoditi Ekspor Indonesia, yang terdapat dalam makalah yang disajikan Drs. Usep Syamsudin, MBA pada Pelatihan Prosedur dan Penyelesaian Dokumen Ekspor yang diselenggarakan PPEI (Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia)-Deperindag di jakarta 21 s/d 23 April 1998.

b. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Perorangan maupun badan hukum yang ingin bergerak dalam kegiatan ekspor-impor diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dapat diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak setempat, dimana perusahaan berdomisili.

c. Izin Khusus Eksportir/ Importir Terdaftar

Perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor untuk barang-barang atau komoditi yang tidak diatur tata niaganya, tidak diawasi ekspornya, dan tidak diberikan fasilitas, boleh melakukan kegiatannya setelah mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan Kanwil Deperindag setempat.

Namun bagi perusahan yang melakukan kegiatan ekspor-impor barang yang diatur tata niaganya atau diawasi ekspor atau impornya, memerlukan izin khusus selaku eksportir/ importir terdaftar yang dikeluarkan oleh instansi yang ditunjuk.


(36)

commit to user

Yang dimaksud dengan persiapan fisik barang adalah adanya jaminan pasokan komoditi yang dipersiapkan untuk pasaran ekspor. Persiapan fisik barang tersebut antara lain:

a. Kontrak dengan Produsen

Perdagangan ekspor-impor dikenali istilah produsen eksportir dan eksportir saja. Yang dimaksud dengan produsen eksportir adalah eksportir yang memproduksi sendiri komoditi yang diekspornya. Misalnya pabrik tekstil, mengekspor sendiri tekstil yang diproduksinya. Pabrik kayu lapis mengekspor sendiri produk kayu lapis yang diproduksi perusahaannya.

Sebaliknya ada pula perusahaan yang tidak memproduksi komoditi yang akan diekspornya. Perusahan itu membeli komoditi yang akan diekspor dari perusahaan lain. Atau eksportir itu mengadakan kontrak keagenan dengan produsen yang memproduksi komoditi yang akan diekspor.

b. Brosur dari Tiap Komoditi

Membuka pasar ekspor pada umumnya diawali dengan kegiatan promosi yang bertujuan untuk menarik minat pembeli kepada komoditi yang akan diekspor. Salah satu sarana yang perlu dipersiapkan untuk promosi ini adalah pembuatan brosur dari barang yang akan ditawarkan yang berisikan uraian ringkas, spesifikasi teknis, sketsa dan gambar dari komoditi, keterangan tentang harga FOB, CFR, CIF, cara pengepakan, cara pemakaian, dan lain-lain keterangan mengenai komoditi bersangkutan.


(37)

commit to user

Dipersiapkan daftar harga barang untuk berbagai pelabuhan tujuan. Misalnya Bila kita bermaksud mengekspor pakaian jadi (garment) ke Timur Tengah dan ke Amerika Serikat dengan pelabuhan tujuan misalnya Dubai dan New York, maka kita siapkan Daftar Harga CFR-Dubai dan CFR-New York. Satu dan lain hal untuk memudahkan dalam mengajukan penawaran Bila ada permintaan dari masing-masing negara.

d. Contoh Barang

Brosur memang dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai komoditi yang ditawarkan. Namun banyak calon pembeli membutuhkan contoh yang aktual dari barang yang ditawarkan misalnya hasil bumi seperti karet, kopi, tekstil, bahan kimia. Untuk keperluan itu kita perlu menyiapkan apa yang lazim dikenal dengan “Commercial Sample Free of Charge-No Value.”

4) Persiapan Operasional

Persiapan operasional adalah pengetahuan dasar bisnis ekspor-impor yang akan memungkinkan kita melakukan tindakan operasional dibidang ekspor-impor. Pengetahuan dasar yang dimaksud antara lain:

A. Proses Ekspor

Sebagai contoh eksportir maupun importir yang akan berhubungan dengan pasar internasional, seyogianya kita mengetahui langkah demi langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan transaksi.

Langkah-langkah yang perlu diketahui itu misalnya di mana kita bisa mendapatkan nama dan alamat calon pembeli, bagaimana cara memilih media promosi, bagaiamana cara mengajukan penawaran barang,


(38)

commit to user

bagaimana cara mengapalkan barang, mengurus pembayaran barang, menyusun kontrak dagang, membuat kalkulasi ekspor maupun impor dan sebagainya.

Dengan mengetahui proses ekspor ini, kita akan mempunyai gambaran umum tentang jalannya suatu transaksi ekspor maupun impor. Bertitik tolak dari pengetahuan dasar ini, kelak kita akan terdorong untuk lebih mendalami substansi tahapan-tahapan selanjutnya.

B. Peraturan Ekspor

Selaku Eksportir dan importir kita berkewajiban mempelajari peraturan yang berlaku dalam perdagangan internasional baik yang dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor maupun oleh negara pengimpor. Begitu pula peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan internasional, World Trade Oraganization (WTO) seperti ketentuan

tentang Letter of Credit (UCP-DC-500), INCOTERMS 2000, Anti

Dumping and Countervailing Duties, The Hugue Rules – Carriage by Sea Act Rules, Reconcilliation and Arbitration Rule, dan lain-lain.

C. Prosedur Ekspor-Impor

Yang dimaksud dengan prosedur ekspor-impor adalah tata cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor-impor. Prosedur yang dimaksud misalnya tata cara pemeriksaan barang sebelum pengapalan sebelum surveyor, tata cara penyelesaian pembayaran Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan (PE/ PET), tata cara pengisian formulir pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu (PEBT).


(39)

commit to user

Dibidang impor misalnya tata cara pembukaan L/ C dengan bank, Pengisian PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan penyelesaian pembayaran Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak penghasilan, Pajak Penjualan Barang Mewah, dan lain-lain.

D. Strategi Ekspor Barang

Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba. Untuk mencapai tujuan usaha tersebut, khususnya dalam bidang ekspor, diperlukan kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan. Sebelum memulai ekspor atau impor, kita harus bisa menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai laba tersebut. Kebijakan itu misalnya menyangkut penentuan pasar yang akan menjadi sasaran bagi komoditi ekspor kita, segmen pasar yang akan dimasuki, kebijakan harga, sistem promosi, pelayanan purna jual, dan langkah-langkah strategis lainnya.

Dalam melakukan kegiatan ekspor ada 3 kelompok barang , antara lain : 1. Barang yang diatur

a) Tekstil atau produk tekstil (ke AS, Kanada, Uni Eropa, Norwegia, dan Turki)

b) Kopi, manioc (ke Uni Eropa) c) Kayu, produk kayu, dan rotan

Ekspor tersebut hanya bias dilakukan oleh eksportir terdaftar atas persetujuan.


(40)

commit to user

a) Bibit sapi, sapi, kerbau, anak ikan Napoleon Wrasse dan ikan Napoleon, benih ikan bandeng/nener, labi-labi

b) Inti kelapa sawit , minyak dan gas bumi ,pupuk urea . c) Kulit Buaya dalam bentuk wet blue.

d) Binatang liar dan tumbuhan alam yang tidak dilindungi termasuk dalam Appendix II Cities.

e) Perak tidak ditempa,atau dalam bentuk setengah jadi,atau dalam bentuk bubuk, bubuk kempaan setengah jadi.

f) Emas bukan tempa atau dalam bentuk bubuk,serbuk,bentuk gumpalan, ingot atau atang tuaan.

g) Limbah dan scrap fero, ingot hasil peleburan scrap besi atau baja (khusus yang berasal dari wilayah pulau Batam).

h) Limbah dan scrap dari baja stainless, tembaga, kuningan, dan almunium tuangan .

Ekspor tersebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Meperindag dan instansi teknis lainnya.

3. Barang yang dilarang

a) Anak ikan arwana ,ikan arwana, benih ikan sidat dibawah ukuran 5 mm. b) Ikan hias air tawar jenis botia machrancanthus ukuran 15 cm ke atas.

c) Udang galah dibawah ukuran 8cm dan udang pinacidae (induk dan calon

induk).

d) Biji timah hitam dan pekatannya ,biji timah dan pekatannya.

e) Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi termasuk dalam Appendix I dan II cities.


(41)

commit to user

f) Kulit mentah , pickled, dan wet blue dari binatang melata kecuali kulit buaya dalam bentuk wet blue.

g) Kayu bulat yaitu dari bagian pohon yang dipotong menjadi batang atu batang-batang bebas cabang dan ranting mempunyai diameter minimal 30 cm dan panjang tidak dibatasi dari semua jenis kayu.

h) Karet bongkah/ karet yang tidak memenuhi standart mutu SIR

i) Bahan-bahan remiling dari rumah asap berupa : slabs,rumps,scrcap, karet tanah,blanket sheet,smoked,unsmoked sheet,lebih rendah dari kualitas IV , blanked D off, cutting C, Remilled 4, flat bark crepe.

j) Limbah dan scrap fero , ingot hasil peleburan besi atau baja (kecuali berasal dari pulau Batam)

k) Bahan baku serpih(BBS) yaitu kayu yang mempunyai ukuran 29 cm ke bawah dan panjang tidak dibatasi dari semua jenis kayu.

l) Barang kuno yang bernilai kebudayaan, pasir laut.

Barang-barang yang dilarang untuk di ekspor ini bertujuan antara lain agar komoditas tersebutr dapat diproses menjadi barang setengah jadi untuk meningkatkan nilai tambah , menjaga keadaan bahan baku, melindungi kelestarian alam/hutan, melindungi jenis tanaman dan binatang langka

Pengelompokan tersebut akan mempengaruhi proses pengiriman atau pengeluaran barang dari wilayah pabean dari setiap barang yang akan melewati daerah pabean akan diperiksa sesuai pengelompokan dan sesuai dengan perundangan yang berlaku oleh petugas Bea dan Cukai dimana pemeriksaan tersebut mempengaruhi system dan proses pengiriman baik dari segi dokumen, pengawasan, pengkemasan dan perawatan.


(42)

commit to user

D. PENGANGKUTAN BARANG MELALUI UDARA

Aturan internasional yang mengaur mengenai pengangkutan melalui udara adalah: 1) Warsaw convetion (original) 1929)

Dalam Warsaw convention, dokumen angkutannya disebut air consignment note (ACN) yang bukan merupakan document of title. ACN ditandatangani carrier setelah barang diterima. ACN tediri dari tiga bagian yaitu:

a) first part, untuk carrier.

b) Seccond part, untuk consignee (penerima barang) c) Third part, untuk consignor (pengirim)

2) Warsaw convention yang diamandemen tahun 1955

Dalam Warsaw convention yang diamandemen, dokumen angkutannya disebut air way bill (AWB). Air way bill ini cukup memuat point keberangkatan dan destinasi. Kontrak angkutan udara dapat dilakukan meelalui Warsaw convention yang pertama atau yang telah diamandemen. 3) Non-convention carriage

Uang tambang untuk angkutan udara (air freight) didasarkan pada perhitungan berat dalam kilogram atau berat volume (voleme weight) tergantung mana yanglebih besar.

Tarif Angkutan Udara

Tarif yang dibuat oleh IATA berlaku dan diterima oleh semua Air Line


(43)

commit to user

mencakup peraturan umum, peraturan lain prosedur yang harus diikuti oleh pengguna jasa.

Dasar perhitungan tarif :

a. Berat sebenarnya dalam kg, jika barangnya kecil tetapi berat

b. Volume Tric Weight, Jika barangnya besar tetapi ringan, cara menghitungnya menggunakan rumus volume :

Keterangan :

P : Panjang

L : Lebar

T : Tinggi

Contoh :

Air Freight US D’ 2/ kg : Cargo (stationary)

Actual Weight : 50 Box X 10 Kg = 500 kg

Volume : 36 X 40 X 50 cm = 72.000

72.000 X 50 Box = 3.600.000

3.600.000 = 600volmetric

6000

Air freight US D’ 2/ kg X 600 = US D’. 1.200

Struktur tarif :

Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T) dalam cm


(44)

commit to user 1) General Cargo Rate ( GCR)

General Cargo untuk pengiriman lebih dari 45 kg 2) Minimum Changer (M)

3) Spesifik Commodity Rates (SCR)

4) Class Rate of Commodity Clasification Rates

5) Freight All Kinds (FAK)

6) Unit Load Device (ULD) Rate, termasuk Container Rate.

Sistem pembayaran barang ekspor via udara yang dipakai PT. Speed Pracaya Indonesia adalah :

a. Prepaid

Yaitu : keseluruhan pembayaran biaya barang ekspor dibayar di Indonesia, consignee tinggal menerima barang.

b. Collect

Yaitu : Seluruh pembayaran biaya barang ekspor dibayar di luar negeri, jadi shhiper tinggal mengirim barang tanpa mengeluarkan biaya.

Transportasi dan Penanganan Cargo

Struktur rate air line General Cargo Rate (GCR)

a. Special Commodity Rate (SCR)

b. Freight All Kinds

c. ULD Rate (Unit Load Device)


(45)

commit to user

Jika suatu kredit mensyaratkan suatu dokumen angkutan udara, kecuali apabila ditentukan lain di dalam kredit, bank akan menerima suatu dokumen yang secara nyata menunjukan nama pengangkut (carrier) dan ditandatangani. Demikian pula dengan dokumen yang disahkan oleh pengangkut (carrier) atau agen yang ditunjuk untuk atau atas nama pengangkut (carrier).

Tandatangan atau pengesahan pengangkut (carrier), harus diberi tanda sebagai pengangkut (carrier). Agen yang menandatangani atau mengesahkan untuk pengangkut (carrier), harus pula menyebutkan nama dan jabatan dari pihak tersebut, misal pengangkut (carrier), atas nama siapa agen tersebut bertindak. Selain itu dokumen pengangkutan udara tersebut menunjukan bahwa barang-barang sudah diterima untuk diangkut.

Dalam pengangkutan udara juga dikenal istialah “transhipment” yang berarti pembongkaran dan pemuatan kembali dari satu kapal ke kapal terbang yang lain selama dalam proses angkutan dari pelabuhan udara pemberangkatan ke pelabuhan udara tujuan sebagaimana ditentukan dalam kredit. Walaupun kredit melarang transhipment, bank akan menerima dokumen angkutan udara yang menunjukan bahwa transhipment akan atau mungkin terjadi, selama keseluruhan pengangkutan dicakup dalam satu dokumen angkutan udara yang sama.

1. Dokumen- Dokumen yang Diperlukan Untuk Ekspor Via Udara

Pengiriman barang keluar negeri lewat udara tidak terlepas dari suatu dokumen, dokumen sangatlah diperlukan untuk kelancaran ekspor. Apalagi ekspor via udara , dokumen di kirim bersamaan dengan barangnya.

Dokumen- dokumen yang diperlukan dalam ekspor via udara antara lain : a) Invoice


(46)

commit to user b) Packing List

c) Master Air Way Bill (MAWB)

d) Certificate of Origin (COO)

e) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

f) House Air Way Bill (HAWB)

Menurut Amir MS (2004:24), rincian pelaku dan jenis dokumen yang menerbitkan untuk melakukan ekspor ditunjukkan dalam tabel 2.1 di bawah ini :

Yang menerbitkan dokumen Dokumen yang diterbitkan

1. Produsen a) Kontrak perjualan

b) Manufacture Certificate c) Instruction Manual d) Brosur

2. Eksportir a) Brosur

b) Offersheet c) Sales Contract d) Invoice

e) Consular Invoice f) Packing List

g) Weight Note&Measurement List h) Latter of Indemnity

i) Letter of Subrogation


(47)

commit to user (PEB)

k) Pemberitahuan Barang Tertentu

3. Bank a) Akad Kredit

b) Letter of credit c) Surat Setoran Pajak d) Surat Setoran Bea Cukai

e) Nota Perhitungan Pembayaran

Wesel Ekspor 4. Balai Pengujian dan Sertifikasi

Mutu Barang

a) Certificate of Quality b) Test- Certificate c) Chemical Analysis

5. Usaha Jasa Transportasi

(Freight Forwarder)

a) Packing List b) Measurement List c) Weight Note

6. Bea dan Cukai Fiat (izin) Muat Barang

7. Dinas Karantina Tanaman Dinas Karantina Tanaman

8. Independent Surveyor a) Certificate of Quality

b) Certificate of Weight c) Chemical Analysis


(48)

commit to user

d) Survey Report e) Inpection Certificate f) Test Certificate

9. Dinas Peternakan Veterinary Certivicate

10. Perusahaan Asuransi a) Cover Note

b) Insurance Policy 11.

BPEN-ITPC-LPE-PIB-ATASE- JETRO-KONTRA-AMCHAM-INA dan lain-lain

a) General Information b) Trade Promotion c) Trade Mission d) Trade Fairs

e) Trade Consultation 12. Perusahaan Pelayaran (Shipping

Company Cariers)

a) Mete’s Receipt (Resi Mualim) b) Bill og Lading

c) Except Bewijs (EB)

d) Claims Constatering Bewijs

(CCB)


(49)

commit to user

14. Kanwil Depperindag a) Kuota Tekstil. Kopi dll

b) Surat Keterangan Negara Asal (SKA)

c) Angka Pengenal Ekspor (APE)

d) Angka Pengenal Impor Umum (API-U)

e) Angka Pengenal Impor- Terdaftar (Approved Traders)

15. Kantor Inspeksi Pajak Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP)

16. Kedutaan Asing a) Consular Invoice

b) Custom Invoice

Sumber : Buku Strategi Memasuki Pasar Ekspor

TABEL 2.1.Jenis Dokumen dan Pelaku yang Menerbitkan

F. Pihak Yang Terkait Dalam Pelaksanaan Ekspor Melalui Udara

Dalam melakukan kegiatan ekspor terdapat pihak-pihak yang membantu dalam kegiatan tersebut.Pihak-pihak tersebut antara lain :

a) PIHAK UTAMA 1. Eksportir

Eksportir adalah pihak pengirim barang baik berbentuk perseorangan atau badan usaha yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang telah disahkan oleh Departeman Perindustrian dan Perdagangan di negara eksportir.


(50)

commit to user 2. Importir

Importir adalah pihak penerima barang baik berbentuk perseorangan atau badan usaha yang memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang telah disahkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan di negara importir.

3. Airline (Maskapai Penerbangan)

Airline adalah perusahaan jasa angkutan udara yang mengoperasikan pesawat udara yang dimilikinya dan bertanggung jawab atas barang yang diangkut dari bandara keberangkatan sampai ke bandara tujuan.

4. Bea dan Cukai

Bea dan cukai adalah instalansi yang bertanggung jawab atas pemantauan, pemeriksaan dan pengesahan seluruh kegiatan ekspor impor di suatu daerah pabean sehingga harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan segala kemudahan prosedur ekspor-impor.

5. EMKU (Ekspidisi Muatan Kapal Udara)

EMKU adalah perusahaan pengurusan jasa kepabeanan ekspor-impor di pelabuhan udara dan merupakan perusahaan jasa perantara (agen/wakil) dari eksportir atau importir dengan pihak pabean (bea dan cukai) dalam pengurusan , pemberitahuan, dan pengajuan barang ekspor-impor. Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh EMKU dibedakan atas kegiatan yang dilakukan, untuk kegiatan ekspor, EMKU bertanggung jawab dari pengurusan dokumen (fiat muat) ke pihak custom (kepabeanan) sampai dengan memastikan bahwa barang yang akan diekspor sudah terangkut kea lat angkut yang digunakan. Dan apabila untuk


(51)

commit to user

kegiatan impor , EMKU bertanggung jawab dari pengurusan dokumen (fiat luar) ke pihak custom (kepabeanan) sampai dengan memastikn bahwa barang yang akan diimpor sudah masuk ke gudang impor dan siap untuk diambil.

b) PIHAK PEMBANTU

1. Freight Forwarder

Freight Forwarder adalah perusahaan jasa pengurus angkutan darat, laut dan udara sebagai perantara atau wakil dari pihak pengirim dengan pihak pengangkut dan jassa-jasa pendukung lainnya yang terkait. Freght Forwarder bertanggung jawab mulai dari barang diterima di tempat pengirim sampai barang diserahkan di tempat penerima dan mengatur pengangkutan menggunakan beberapa transportasi laut, darat dan udara.

2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)

Disperindag adalah instansi milik pemerintah yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pengurusan dan peraturan tata niaga perdagangan di suatu negara. 3. Fumigator

Funigator adalah perusahaan jasa fumigasi yaitu pemberian suatu jenis obat dengan takaran tertentu terhadap barang yang akan dikirim untuk menghindari kerusakan barang yang diakibatkan oleh hama perusak selama pengangkutan. 4. Departemen Karantina

Departemen Karantina adalah instansi pemerintah yang merupakan suatu badan atau departemen yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pengawasan dan pemeriksaan barang ekspor-impor dengan memastikan bahwa barang-barang tersebut bebas dan bersih dari hama penyakit.


(52)

commit to user

SUCOFINDO merupakan badan independent yang ditunjuk oleh pemerintah untuk pengawasan barang-barang yang akan diekspor ke luar negeri. Dalam pelaksanaan ekspor, SUCOFINDO berperan mewakili pihak pemerintah Indonesia untuk mengawasi barang-barang yang akan diekspor, khususnya yang terkena Pajak Ekspor dan mengawasi semua yang terkait dengan Bapeksta.

6. Perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi adalah perusahaan jasa yang melayani jaminan pertanggungan atau keselamatan nilai suatu barang yang dikirim, berdasarkan kontrak antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak pembeli jasa asuransi untuk tujuan mendapatkan premium atas kerugian dari berbagai macam bentuk bahaya dengan memberikan konstribusi pada suatu dana bersama yang diorganisasikan oleh perusahaan asuransi.

7. Bank

Bank adalah perusahaan jasa yang melayani kemudahan keuangan antara pihak eksportir dengan pihak importir. Dalam hal ini bank hanya sebagai perantara dan penjamin bahwa pihak eksportir akan menerima uang pembayaran atas barang dan bagi importir akan menerima barang sesuai dengan pesanan atau order mereka denga menggunakan dokumen Letter of Credit (L/C) dalam transaksi ekspor-impor. Sebagai bank koresponden maka mempunyai kewajiban untuk meneliti kebenaran atau keaslian setiap L/C yang diterima, karena apabila L/C tersebut dipalsukan oleh yang berkepentingan, akan merugikan pihak lain.

G. Tanggung jawab Maskapai Penerbangan

Dalam pelaksanaan perdagangan luar negeri, barang-barang ekspor pada umumnya diangkut oleh perusahaan pengangkut. Sehubungan dengan ini, maka


(53)

commit to user

kita uraikan sedikit mengenai tanggung jawab maskapai pelayanan (pengangkut udara), antara lain sebagai berikut :

a. Menentukan periode (jadwal) yang menjadi tanggung jawab Maskapai

Penerbangan

b. Pengangkut bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh

keterlambatan

c. Apabila rusak, penerima barang harus mengajukan kalaim paling lambat 14 hari setelah pesawat tiba.

d. Untuk keterlambatan klaim harus diajukan paling lambat 21 hari setelah pesawat tiba.

e. Masa klaim selama 2 tahun terhitung sejak pesawat tiba atau seharusnya tiba. H. Jenis-jenis Pesawat Angkutan Udara dan Special Cargo

1. Jenis-Jenis Pesawat Angkutan Barang

a) Passanger Aircraft, barang yang ditempatkan di lower deck (Belly) compartement, sebagian besar pesawat penumpang menggunakan cara seperti ini, namun kapasitasnya terbatas.

b) All Cargo Aircraft

All Cargo Aircraft, pesawat khusus untuk barang, biasanya digunakan oleh penerbangan yang sudah terjamin muatannya di negara asal.

c) Mixwd/Combination (combi) Aircraft , pesawat yang dapat membawa

cargo atau passenger pada main decknya. 2. Special Cargo


(54)

commit to user

Binatang hidup memerlukan pengepakan khusus di terminal. Import binatang hidup dibatasi oleh izin khusus, dalam banyak Negara harus bergantung dengan peraturan karantina setempat. IATA mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan dengan handling, labeling of container mengenai pengangkutan barang hidup.

b) Dangerous Goods

Beberapa barang walaupun untuk keperluan sehari-hari, dapat dianggap barang berbahaya dalam pengangkutan udara, seperti misalnya cat, dengan perubahan tekanan atmosfer dapat menyala. Barang-barang kimia dapat diterima apabila, pengepakannya sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya. Sebelum diterima oleh pengangkut,harus ada pernyataan dari shipper bahwa segala seauatu sudah memenuhi ketentuan IATA.

c) Valuable Cargo

Barang-barang berharga yang memerlukan pengepakan khusus, seperti: 1) Barang yang dinyatakan harganya USS 1.00 atau lebih per gross 2) Emas dalam segala bentuk

3) Platina dalam segala bentuk 4) Kertas-kertas berharga bank 5) Permata, batu-batu mulia

Hal-hal lain yang memerlukan special handling :

1) Alat-alat khusus yang sangat dibutuhkan untuk orang sakit tertentu yang memerlukan bantuan yang cepat.

2) Alat-alat berbahaya 3) Pathological speciment


(55)

commit to user 4) Airmail, newspaper dan newsfilm

5) Barang-barang cepat rusak (buah-buahan, sayur dan daging) 6) Bahan-bahan mudah rusak seperti model arsitektur

7) Mayat

I. RISIKO BISNIS EKSPOR–IMPOR DAN CARA MENGHINDARINYA. 1. Risiko Bisnis Ekspor Impor-Impor

a. Risiko Transportasi

Transportasi internasional berkecenderungan menempuh jarak semakin jauh dengan muatan yang sering berpindah tangan dan masa penyimpanan di gudang yang bertambah lama. Semuanya bisa berakibat meningkatnya riesiko kerusakan, kehilangan, dan pencurian dibandingkan dengan risiko serupa pada perdagangan domestik. Sebagai konsekuensinya, para importer harus memahami hak-hak yang sah dalam urusan pengangkutan.

Jika barang-barang rusak karena kesalahan pengangkut, maka tanggung jawab pengangkut tergantung pada syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak pengangkutan dan informasi yang terdapat konosemen (dokumen yang menyatakan syarat pengangkutan). Oleh karena itu, importer harus pula memahami syarat-syarat pertanggungan yang

disebutkan dalam polis asuransi yang memungkinkan importir

bersangkutan mengajukan ganti rugi Bila terjadi kerusakan selama dalam perjalanan.


(56)

commit to user

Oleh karena sulit bagi eksportir untuk menelusuri bonafiditas dan reputasi calon pembeli luar negeri, maka resiko untuk tidak dibayar, terlambat dibayar, bahkan resiko ditipu, bertambah tinggi. Sebagai konsekuensinya, eksportir yang waspada sering kali menuntut syarat pembayaran dengan cara pembukaan irrevocable Documentary Letter of Credit.

c. Risiko Mutu Barang

Bagi importer akan sulit memeriksa secara fisik mutu barang sebelum dikapalkan

d. Risiko Nilai Tukar

Jika harga telah ditetapkan oleh suatu mata uang tertentu dalam kontrak internasional, maka fluktuasi nilai tukar yang terjadi setelah itu tak dapat dihindari akan menguntungkan salah satu pihak atas beban kerugian pihak lain. Pemecahan yang termudah untuk menghindari ketidakpastian adalah dengan cara menetapkan harga kontrak dalam mata uang sendiri. Tetapi cara ini sebenarnya juga tidak menghilangkan risiko nilai tukar, karena pengusaha masih mungkin menghadapi risiko melemahnya mata uang sendiri yang biasa terjadi dalam tenggang waktu antara tanggal kontrak dengan tanggal saat pembayaran.

Mengajukan penawaran harga dalam mata uang sendiri bermanfaat bagi perusahaan kecil karena akan merupakan standarisasi mata uang yang akan memudahkan pembukuan dan proyeksi arus kas (Cash

Flow). Namun demikian, dalam banyak hal, dipandang dari sudut

komersial, dirasa perlu untuk mengajukan penawaran dalam berbagai mata uang.


(57)

commit to user

Dalam kasus semacam itu eksportir akan berusaha mencari cara untuk melindungi dirinya terhadap risiko nilai tukar ini dengan cara membeli valuta asing dengan penyerahan kemudian (forward atau option contract) yang lazim dikenal dengan istilah Headging atau Swap.

e. Risiko Peristiwa Tak Terduga

Pemogokan, bencana alam ataupun peperangan bias

mengakibatkan kegagalan pengiriman barang. Peristiwa tak terduga dapat juga mengubah secara dramatis biaya transportasi karena kenaikan harga bahan bakar kapal atau tertutupnya jalur pelayaran yang ekonomis. Ketentuan tentang “bencana” yang diatur secara baik dalam setiap kontrak dapat melindungi kedua pihak bersangkutan.

f. Risiko Hukum

Peraturan dan hukum negara asing bisa saja berubah atau diterapkan berbeda dengan masa sebelumnya yang akan dapat merintangi atau mengecewakan transaksi. Izin pabean bisa saja secara mendadak tidak dapat diperoleh. Selain itu, Bila suatu kontrak bersyarat pada pengadilan negara asing, atau tunduk pada hukum asing, dapat menimbulkan kemungkinan tidak dapatnya diselenggarakan pengadilan yang cepat Bila terjadi sengketa.

Hal ini menjadi salah satu sebab mengapa eksportir atau importir sering memaksakan syarat “pilihan hukum” dan “pilihan forum” yang menjelaskan bahwa sengketa akan diselesaikan sesuai dengan hukum dan pengadilan nasional mereka. Salah satu jalan keluar untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan cara “perwasitan internasional”


(58)

commit to user

(International Commersial Arbitration) seperti yang diatur Pengadilan Arbitrasi Internasional dari Kamar Dagang Internasional.

g. Risiko Investasi

Risiko bisnis yang lazim dalam pemasaran suatu komoditas menjadi bertambah besar dalam hal ekspor karena adanya tambahan investasi yang dibutuhkan untuk melancarkan program ekspor. Sebagai contoh, suatu pasar yang telah bertumbuh secara mantap dalam beberapa tahun secara mendadak bias merosot karena ketidakstaBilan nilai tukar sebelum eksportir mampu menebus investasi itu pada distribusi setempat.

Perusahaan haruslah secara sungguh-sungguh

mempertimbangkan apakah akan mengekspor atau tidak. Beberapa perusahaan kurang siap untuk ekspor dan sebagian mungkin sekali tidak akan mampu bersaing secara internasional dan harus berkosentrasi di pasar domestik.

Untuk melancarkan ekspor dibutuhkan jaminan atas sumber produksi yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak akan dapat dipulihkan lagi Bila mengalami kegagalan. Pengalaman menunjukan adanya perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena melakukan investasi besar-besaran dan optimisme yang berlebihan dalam operasi ekspor.

2. Menghindari Risiko Bisnis Ekspor Impor :

Para praktisi profesional dalam bidang ekspor-impor dapat menekan risiko bisnis ekspor-impor dengan cara sebagai berikut :


(59)

commit to user

Eksportir pada umumnya tidak mengenal importir secara pribadi sehingga tidak dapat mengukur bonafiditas calon pembeli. Ini bisa mendatangkan risiko kerugian bagi perusahaan karena berhubungan dengan perusahaan yang mungkin hanya mempunyai alamat garasi kontrakan, perusahaan aktentas, atau malah perusahaan penipu, yang cukup banyak beroperasi dalam dunia bisnis ekspor-impor. Untuk mencegah risiko semacam ini dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :

1) Melakukan pengecekan bonafiditas mitra usaha dengan cara meminta referensi dari bank atau dari Atase Perdagangan kita yang ada di tiap KBRI.

2) Membuat konsep kontrak dagang ekspor yang rapi dan teliti yang memuat ketentuan perlindunagn hukum yang menyangkut keamanan pembayaran dan mutu barang.

3) Mempergunakan syarat perdagangan sesuai Incoterm- 1990 secara tepat. Syarat FCA mungkin lebih aman ketimbang syarat FOB yang lazim, dilihat dari sudut kemudahan memperoleh dokumen untuk pencairan dana L/C.

4) Memasukan dalam kontrak dagang ekspor ketentuan tentang

penalti serta proses penyelesaian sengketa, apakah melalui cara

amicable solution-arbitration atau melalui ourt (Pengadilan) atau

Alternative Dispute Solution (ADS). b. Risiko NonPayment


(60)

commit to user

Hak utama seorang eksportir adalah menerima pembayaran dari importir (Buyers). Cara pembayaran yang paling aman bagi ekportir adalah Bila dalam kontrak dagang ekspor disebutkan cara pembayaran dimuka (advance payment) sehingga tidak ada risiko nonpayment. Namun dalam praktek cara pembayaran dalam perdagangan internasional beraneka ragam misalnya dengan L/ C (Letter of Credit) atau “open account.

Untuk Mengurangi Risiko dapat Ditempuh Cara sebagai berikut : 1) Memilih jenis L/ C yang lebih aman seperti :

a) Red Clause L/ C yang memungkinkan memperoleh sebagian dari dana L/ C sebagai uang muka.

b) Irrevocable & Confirmed L/ C yang pembayarannya dijamin oleh opening bank bersama-sama dengan confirming Bank, sehingga Bila salah satu dari kedua bank itu bangkrut atau tidak mampu membayar, masih bisa diharap-kan akan dibayar oleh bank lainnya. Jaminan ganda semacam ini akan lebih baik bagi eksportir.

c) Standby L/ C yang dibuka untuk mendukung syarat pembayaran “Opening Account” sehingga Bila importir tidak membayar tepat waktu, eksportir masih dapat menerima pembayaran dengan mencairkan “Stanby L/ C.”

d) Membiasakan memanfaatkan jasa badan usaha “Anjak


(61)

commit to user

Factoring,” sehingga eksportir terhindar dari risiko

nonpayment.

2) Menutup asuransi pada perusahaan seperti PT. Asuransi Ekspor Indonesia (PT ASEI), yang bertugas untuk melindungi risiko

nonpayment terhadap eksportir Indonesia.

c. Risiko Perbedaan Mutu Barang

Komoditi yang diekspor dapat mengalami perubahan mutu selama dalam perjalanan dari eksportir sebelum sampai tempat tujuan di Negara importir. Kedelai yang diekspor dari Surabaya, Bila ditimpa hujan diperjalanan, bisa menjadi tauge setelah sampai pelabuhan tujuan Dubai misalnya. Steel sheet yang diekspor Krakatau Steel, bisa karatan Bila telah sampai di pelabuhan New York. Jagung yang diekspor dari Lampung bisa merosot kuantumnya setelah sampai di pelabuhan Yokohama karena ditimpa teriknya matahari selama dalam perjalanan.

Risiko mutu dan kuantum semacam ini bisa dihindari Bila eksportir dapat meyakinkan pembeli untuk menyepakati klausul “Pre Shipment Inspection” dalam kontrak dagang ekspornya. Namun Bila importir mengingini “Arrival Inspection,” maka eksportir terpaksa memikul risiko perubahan mutu dan kuantum yang mungkin saja terjadi.

d. Risiko Kemungkinan Ingkar Janji

Perubahan situasi ekonomi memungkinkan salah satu pihak ingkar janji. Merosotnya harga dipasar internasional bisa berakibat


(62)

commit to user

pembeli membatalkan kontrak dagang yang sudah ditandatanganinya. Risiko seperti ini dapat diatasi dengan cara meminta :

1) Uang muka yang cukup tinggi 2) Bank garansi dari pembeli (importir) 3) Membuka stanby L/ C dari pembeli

4) Menyediakan performance bond dalam persentasi yang cukup tinggi.

e. Risiko Kerusakan, Kekurangan, Pencurian, Pencolengan

Transportasi, komoditi ekspor dapat mengalami kerusakan (damage/ breakage), susut (lost-Shortage), pencurian (teft), pencolengan (pilferage), yang dapat merugikan eksportir maupun penerima barang. Risiko ini dapat diatasi dengan cara :

1) Melakukan pengepakan yang layak laut (seaworthy packing) sesuai dengan jenis komoditi yang diekspor.

2) Membuat kontrak angkutan dengan persyaratan khusus, selain persyaratan standar yang sudah dicantumkan dalam Bill of lading

atau Air Ways Bill.

3) Menghindari dikeluarkannya Un-clean Bill of Lading yang

mengandung catatan tentang kerusakan barang.

4) Menutup asuransi kebakaran dan asuransi transportasi laut (marine insurance) terhadap pertanggungan All Risk/ War Risk dengan nilai pertanggungan minimal 110% dari nilai CIF barang yang diangkut. 5) Memberikan instruksi pengapalan yang benar dan tepat untuk


(63)

commit to user

muatan katut (overlanded cargo), dan muatan rusak (damaged cargo).

6) Memberikan tanda-tanda yang jelas mengenai sifat barang yang diangkut seperti :

a) Gambar gelas/ piala dengan tambahan kata-kata : (1) Fragile

(2) Top

(3) Handle With Care

(4) Do not Drop

b) Posisi barang dalam peti kemas : (1) Up

(2) Top

(3) This Way Up

(4) Do not Turn Over

(5) Not Up Side Down

f. Risiko Terhadap Penipu

Penipu dimana-mana selalu ada, termasuk dalam bidang ekspor-impor. Risiko terhadap kemungkinan

1) Meminta referensi seperti diuraikan diatas.

2) Memanfaatkan jasa ICC (Commercial Crime Service) yang


(64)

commit to user BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan

ASA CARGO adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa freight forwarding. ASA CARGO didirikan pada 1 September 2008, dengan tujuan pengembangan potensi, pemberdayaan SDM, dan Pembina jaringan bisnis bagi pendirinya. ASA CARGO didirikan oleh sepasang suami istri yang sama-sama bergerak di bidang ekspor impor.

Awal mula berdirinya perusahaan ini terjadi ketika Bapak Ali selaku pemilik perusahaan ini yang mulai bosan setelah bertahun-tahun bekerja di perusahaan asing , Beliau mulai berpikir untuk membangun sebuah usaha sendiri. Berkat pengalaman Beliau dan didukung oleh istrinya, Ibu Vidi yang ahli dalam bidang ekspor impor, maka didirikanlah perusahaan tersebut yang kemudian diberi nama ASA CARGO.

ASA CARGO masih belum berbadan hukum atau masih termasuk dalam perusahaan perseorangan sampai saat ini. Meskipun masih berbentuk perusahaan kecil, perusahaan tersebut mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tidak kalah dengan perusahaan-perusahaan freight forwarder besar yang berada di sekitar kota Solo.

ASA CARGO menyediakan berbagai jenis jasa pengiriman baik antar pulau maupun antar Negara yang berupa pengiriman barang melalui udara meskipunpengiriman barang melalui laut (FCL/LCL). Selainitu ASA CARGO


(65)

commit to user

juga melayani jasa pendampingan proses ekspor (konsultasi proses ekspor) bagi perusahaan yang baru akan melakukan atau memulai proses eskpor impor.

2. Lokasi

ASA CARGO bertempat di Jalan Tangkuban Perahu Nomor 1, Ngenden Banaran ,Solo. Sebuah lokasi di pingiran kota Solo, namun terletak sangat strategis di depan jalan raya dan dekat dengan wilayah pusat perekonomian, misalnya Kampoeng Batik Laweyan, dan beberapa perusahaan besar lainnya semisal PT Batik Keris, PT Dan Laris dan perusahaan lainnya. Hal itu memberi keuntungan kepada ASA CARGO, yakni dekatnya lokasi ASA CARGO dengan pusat perekonomian kota Solo,maka banyak orang yang biasa melewati tempat lokasi ASA CARGO dan mengetaui informasi letak ASA CARGO dengan mudah.

3. Visi dan Misi ASA CARGO a. Visi

Visi perusahaan yaitu menjadikan Freight Forwarding yang unggul melalui inovasi dan kualitas pelayanan.

b. Misi

Misi perusahaan yaitu melayani dan memenuhi kebutuhan transportasi pengiriman barang ke luar negeri dengan proses yang baik dan tepat waktu. 4. Tenaga Kerja

ASA CARGO merupakan perusahaan kecil yang hanya dijalankan oleh 3 orang. Selain itu di dukung pula oleh 2 orang pekerja lepas pada bagian operasional dan pengurusan perijinan (COO), dan juga beberapa orang untuk membantu dalam proses pengepakan barang. Jadi dalam hal mencari buyer,


(66)

commit to user

pengurusan dokumen-dokumen dan lain-lain yang berhubungan dengan proses pengiriman barang, dilakukan oleh pemilik perusahaan ini sendiri.

B. PEMBAHASAN

1. Peranan dan Aktivitas-aktivitas ASA CARGO sebagai Freight Forwarder

dalam Melaksanakan Ekspor Via Udara

a. Peranan ASA CARGO dalam melaksnakan ekspor via udara diantaranya

adalah:

1) ASA CARGO sebagai forwarding dapat bertindak sebagai

eksportir, yang dimaksud eksportir disini adalah pihak eksportir mengatasnamakan barang kirimannya atas nama ASA CARGO.

2) Membantu pengawasan dalam pengiriman barang.

Yaitu : Bahwa ASA CARGO akan terus memantau jalannya pengiriman barang hingga sampai di pihak importir atas anjuran pihak eksportir.

3) Peran freight forwarder dalam konsolidasi muatan.

Konsolidasi muatan (cargo consolidation) atau juga disebut

groupage, adalah pengumpulan beberapa kiriman barang dari beberapa eksportir atau shipper ditempat asal yang akan dikirimkan untuk beberapa consignee ditempat tujuan, yang dikemas dalam satu unit muatan. Lalu muatan yang terkonsolidasi tersebut di kapalkan lewat angkutan udara dan ditujukan ke agen konsolidator ditempat tujuan. Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee masing-masing. Jadi


(67)

commit to user

ASA CARGO sebagai pengumpul beberapa barang kiriman dari beberapa eksportir.

4) Mempermudah pengiriman barang bagi eksportir.

Yaitu: Eksportir yang kurang bisa melaksanakan ekspornya sendiri,

dapat meminta pelayanan jasanya kepada forwarding (ASA

CARGO) dalam pengurusan dokumen dan pengiriman barang keluar negeri untuk kemudahan ekspor.

5) Membantu mengamankan barang.

Yaitu: barang dari pihak eksportir yang telah sampai ditangan

forwarding akan dijaga keamanannya walaupun pengiriman barang via udara hanya satu hari disimpan digudang air line, tetapi pihak

forwarding akan tetap melakukan pengawasan.

b. Aktivitas-aktivitas ASA CARGO dalam melakukan ekspor via udara adalah:

1) Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak,

menimbang berat, mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang.

2) Mempelajari letter of credit barang, peraturan negara tujuan ekspor, negara transit, negara impor kemudian mempersiapkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan

3) Memilih rute perjalanan barang, modal transportasi dan

pengangkutan yang sesuai, kemudian memesan ruang muat (space).


(1)

commit to user

diangkut. Dengan diterbitkannya dokumen MAWB berarti pihak pengangkut (carrier) menerangkan bahwa mereka sudah menerima barang dan selanjutnya untuk diangkut ke tempat tujuan dan harus melindungi keselamatan barang yang diangkut selama perjalanan, sehingga fungsi dari dokumen MAWB, adalah :

1. Merupakan bukti penerimaan dan pengangkutan barang oleh pihak pengangkut.

2. Merupakan surat perijinan atau persetujuan pengangkutanan antara eksportir, importer dan carrier.

3. Merupakan surat bukti kepemilikan atas barang-barang yang tercantum di dalamnya.

6. Certificate of Origin (COO)

Certificate of Origin (COO) atau surat Keterangan Asal (SKA) adalah dokumen yang menerangkan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen tersebut murni atau asli dari negara eksportir. Inti dari COO adalah pernyataan dari pemerintah Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)

7. Certificate Furnigation

Certificate Furnigation adalah dokumen yang diterbitkan oleh pihak furnigation yang menerangkan bahwa barang yang dikirim telah diberikan obat beracun anti hama.

Dokumen – dokumen lain yang terkait dalam pengiriman barang melalui udara A) Phitosanitary Certificate


(2)

Phitosanitary Certificate adalahnsertifikat yang diterbitkan oleh Departemen Karantina untuk pengiriman hewan atau tumbuhan.

B) Shipper’s Declaration of Dangerous Goods

Shipper’s Declaration of Dangerous Goods adalah dokumen yang diterbitkan oleh shipper yang berisi pernyataan barang yang dikirim mengandung bahan-bahan berbahaya, missal bahan kimia dan barang-barang berharga.

C) Shipper’s Declaration for Live Animal

Shipper’s Declaration for Live Animal adalah dokumen yang diterbitkan oleh shipper yang menyatakan bahwa barang yang dikirim adalah binatang dalam keadaan hidup dan merupakan binatang yang dilindungi

D) Air Insurance Certificate

Adalah dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi yang menerangkan bahwa pihak asuransi berjanji akan menangani kerugian apabila terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang yang dikirim yang telah disevutkan didalamnya

.E) Sanitary Health and Veterinary Certificate

Dokumen ini diperlukan untuk menyatakan bahwa bahan baku ekspor tanaman atau bahan hasil tanaman telah diperiksa dari hama penyakit. Dalam dokumen ini dijelaskan juga tingkat daya tahan barang , kebersihan serta aspek kesehatan lainnya.


(3)

commit to user

Adalah surat keterangan tentang berat barang yang dibuat oleh eksportir, diketahui oleh pihak surveyor atau penerbangan dan merupakan surat keterangan yang menerangkan tentang ukuran

G) Surat Kuasa

Surat kuasa adalah pemberian kuasa pengurusan fiat muat ekspor atas fiat keluar impor dari eksportir atau importer kepada Ekspedisi Muatan Kapal Udara (EMKU).


(4)

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1 ) Peran ASA CARGO sebagai Forwarding dalam penentuan dokumen ekspor melalui udara adalah :

a) ASA CARGO sebagai forwarding dapat bertindak sebagai eksportir.

b) Membantu pengawasan dalam pengiriman barang.

c) Peran freight forwarder dalam konsolidasi muatan. d) Mempermudah pengiriman barang bagi eksportir.

e) Membantu mengamankan barang.

2 ) Prosedur atau tahapan yang dilakukan oleh ASA CARGOdalam proses pengiriman barang melalaui udara antara lain :

a. Barang yang telah siap di ekspor, maka eksportir meminta penanganan

pihak ketiga yaitu forwarding kepada ASA CARGO.Mengirimkan

shipping instruction ditujukan kepada Air Line guna memesan tempat

(booking space) pesawat.

b. Setelah air line menerima shipping instruction dari ASA CARGO, air line airline menerbitkan Air Way Bill yang berfungsi untuk boking space c. Sebelum barang masuk dalam pesawat, satu hari sebelumnya barang harus

masuk dalam gudang (ware house) air line.

d. Kemudian barang-barang eskpor tersebut, ASA CARGO memberi tanda atau penempelan label, stiker, atau spidol dulu sebagai tanda, supaya tidak tercecer waktu dibongkar di negara tujuan.


(5)

commit to user

e. Dan bersamaan dengan barang ekspor, ASA CARGO melampirkan

dokumen invoice, packing list, dan COO.

f. Jika dokumen tersebut telah disahkan oleh Disperindag, untuk

selanjutnya EMKU (ekspedisi muatan kapal udara) membuat PEB (pemberitahuan ekspor barang) yang kemudian disahkan di Bea Cukai, kemudian dilampiri invoice,packing list ,dan COO dan barang siap untuk diekspor

3) Dokumen-Dokumen yang diperlukan sekaligus yang dikerjakan pada

ASA CARGO dalam pengiriman barang melalui udara

A) SI (Shipping Instruction) B) Invoice

C) Packing List

D) PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

E) Air Way Bill

F) Certificate of Origin (COO) G) Certificate Furnigation

Dokumen-dokumen lain yang terkait dengan pengiriman barang ekspor melalui udara :

· Phitosanitary Certificate

· Shipper’s Declaration of Dangerous Goods · Shipper’s Declaration for Live Animal

· Air Insurance Certificate


(6)

B) SARAN

1. ASA CARGO diharapkan selalu melakukan pendekatan kepada calon eksportir dan importir untuk menambah jumlah pelanggan dan menunjukan kelebihan atau nilai lebih yang dimiliki oleh ASA CARGO dalam melakukan aktivitas dan peranannya sebagai forwarding dibanding forwarding

lainnya..Juga lebih mempromosikan pengangkutan barang melalui udara dan keunggulanya dibandingkan dengan pengangkutan barang melaui laut,dan mengubah persepsi lain di masyarakat bahwa pangangkutan udara biaya dan prosedur nya lebih mahal dan lebih membingungkan.yang sebenarnya biaya nya memang lebih mahal sedikit,tetapi tingkat keamanan barang serta waktu yang ditempuh akan lebih singkat.serta prosesnya malah lebih singkat dan mudah.

2. ASA CARGO diharapkan mengutamakan mutu pelayanan jasanya, komunikasi dan informasi antara eksportir dan importir harus tetap terjalin pada waktu pengiriman barang ke negara importir. Sehingga tidak ada yang merasa dirugikan baik importir, eksportir maupun ASA CARGO sendiri didalam melakukan ekspor.

3. Untuk kelancaran pengiriman barang ke luar negeri, ASA CARGO diharapkan lebih teliti didalam mengisi dan membuat dokumen dan dalam prosedur pelaksanaan pengiriman barang ekspor. Dengan adanya saran dan masukan yang bersifat membangun, semata-mata untuk keberhasilan ASA CARGO dalam mengelola perusahaannya dan meningkatkan jasa yang ditawarkannya.