Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil Analisis Dan Pengujian Hipotesis

terhadap return saham” pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta diterima. Hasil penelitian ini telah mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dodd dan Chen 1996, yang menyatakan bahwa pengukur akuntansi tradisional yaitu metode ROA yang mempunyai korelasi tertinggi sebesar 24,4 terhadap tingkat pengembalian.

4.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah membuktikan bahwa kinerja keuangan perusahaan menggunakan metode EVA dan ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dalam pengujian hipotesis ini digunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan karena variabel bebasnya lebih dari satu. Rangkuman hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut : Tabel 4.11 Rangkuman Regresi Linier Berganda Pengaruh Relative EVA dan ROA Terhadap Return Saham Variabel Koef. Regresi B Std. Error t hitung Sig-t Keterangan Constant 9.282 10.148 0.915 0.363 Relative EVA 0.949 0.976 0.973 0.334 ROA 2.191 0.799 2.744 0.008 Tidak Signifikan Multiple R 0.331 Signifikan R Square 0.109 F Hitung 4,599 Sig F 0.013 Sumber : Data sekunder diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa secara simultan variabel relatif EVA dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil Uji secara serentak dengan Uji F diperoleh sebesar 4,599 dengan probabilitas sig-F sebesar 0,013 yang nilainya dibawah 0,05. Namun secara parsial ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan relative EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan probabilitas pada masing-masing variabel sebesar 0,008 untuk ROA dan 0,334 untuk relative EVA. Dengan demikian metode ROA masih lebih baik dibandingkan dengan metode EVA dalam mengukur kinerja perusahaan pada LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Metode ROA yang selama ini digunakan ternyata masih lebih baik daripada metode EVA. Hal ini dipengaruhi oleh besar kecilnya laba bersih setelah pajak dan total aktiva. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi R sebesar 0,331 menunjukkan bahwa hubungan antara relative ROA dan EVA dengan return saham adalah masih lemah. Hal ini karena koefisien korelasi berada pada interval 0,2 – 0,4 yaitu pada kategori hubungan yang lemah. Sedangkan nilai R Square sebesar 0,109 dapat diartikan bahwa variansi relative ROA dan EVA mampu menjelaskan pada variansi return saham sebesar 10,9. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa metode ROA dan EVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham terbukti. Berdasarkan kedua hasil analisis korelasi diatas maka dapat diketahui bahwa pengukuran kinerja keuangan dengan metode EVA tidak signifikan sedangkan metode ROA berhubungan secara signifikan dengan Harga saham. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian kinerja keuangan yang diukur dengan metode ROA lebih baik dibandingkan dengan metode EVA. Hasil analisis ini bertolak belakang dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode EVA lebih baik dibandingkan dengan metode ROA.

4.5.4. Analisis Data Dengan Data Panel