Analisis HASIL DAN ANALISIS

4.2. Analisis

Bentuk gelombang arus input dan spektrum perbandingan hasil arus harmonisa pada penyearah terkendali satu fasa full converter dan penyearah PWM satu fasa full bridge terlihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3. Hasil perbandingannya terdapat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada penyearah terkendali, sebelum pemasangan filter LCL THD i yang dihasilkan 63,75 sedangkan setelah pemasangan filter LCL THD i menjadi 11,46. Pada penyearah PWM, sebelum pemasangan filter LCL THD i yang Arus sebelum dipasang filter A Arus sesudah dipasang filter A Arus sebelum dipasang filter A Arus sesudah dipasang filter A yang diizinkan kelas D A Tegangan input V s 220 V 220 V 220 V 220 V Arus fundamental I s1 8,43 A 8,42 A 9,47A 10,55 A THD i input 45,38 13,22 35,61 13,56 Harmonisa arus input individual A I s3 2,65 0,84 2,69 1,34 2.3 I s5 1,6 0,62 1,58 0,43 1.14 I s7 1,14 0,39 1,07 0,16 0.77 I s9 0,88 0,07 0,78 0,13 0.4 I s11 0,72 0,06 0,63 0,06 0.33 I s13 0,61 0,03 0,52 0,03 0.21 Arus input I s 9,14 A 8,49 A 10,39 A 10,65 A Tegangan output V dc 196,2 V 195,9 V 196,4 V 196,1 V Arus output I dc 9,22 A 9,5 A 9,23 A 9,75 A Efisiensi penyearah η 89,96 99,64 82,48 86,91 Universitas Sumatera Utara dihasilkan 4,16 sedangkan setelah pemasangan filter LCL THD i Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada penyearah terkendali satu fasa full converter dan penyearah PWM satu fasa full bridge untuk beban R sebesar 5 Ω dan L sebesar 0,05 H menghasilkan arus sumber I menjadi 0,48. Untuk efisiensi pada penyearah terkendali setelah pemasangan filter LCL terjadi peningkatan dari 30,74 menjadi 40,68, sedangkan penyearah PWM perubahan efisiensi penyearah tidak signifikan hanya dari 13,42 menjadi 13,7. s , tegangan output V dc dan arus output I dc yang hampir sama besarnya sebelum dan sesudah pemasangan filter LCL. Pada penyearah terkendali, sebelum pemasangan filter LCL THD i yang dihasilkan 19,47 sedangkan setelah pemasangan filter LCL THD i menjadi 4,92. Pada penyearah PWM, sebelum pemasangan filter LCL THD i yang dihasilkan 15,55 sedangkan setelah pemasangan filter LCL THD i Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada penyearah terkendali, sebelum pemasangan filter LCL THD menjadi 6,52. Untuk R sebesar 5 Ω dan L sebesar 0,05 H efisiensi penyearah terkendali efisiensi naik sebesar 2,85, sedangkan efsiensi penyearah PWM hanya naik sebesar 0,81. i yang dihasilkan 42,02 sedangkan setelah pemasangan filter LCL THD i menjadi 13,22. Pada penyearah PWM, sebelum pemasangan filter LCL THD i yang dihasilkan 35,61 sedangkan setelah pemasangan filter LCL THD i menjadi 13,56. Efisiensi terjadi kenaikan setelah pemasangan filter LCL dari Universitas Sumatera Utara 89,96 menjadi 99,64 untuk penyearah terkendali satu fasa full converter, dan untuk penyearah PWM satu fasa full bridge 82,48 menjadi 86,91. Dari Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 tampak bahwa penyearah terkendali satu fasa full converter menghasilkan harmonisa yang lebih besar daripada penyearah PWM satu fasa full bridge dengan beban R sebesar 5 Ω, beban R sebesar 5 Ω dan L sebesar 0,05 H, serta beban beban R sebesar 20 Ω dan L sebesar 0,2 H. Akan tetapi penyearah terkendali satu fasa full converter memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan penyearah PWM satu fasa full bridge untuk beban R sebesar 5 Ω. Efisiensi yang terjadi pada penyearah terkendali satu fasa full converter hampir mencapai 99 sedangkan penyearah PWM satu fasa full bridge hanya sebesar 80. Dengan demikian pemasangan filter LCL pada penyearah terkendali satu fasa full converter dan penyearah PWM satu fasa full bridge dapat mereduksi arus harmonisa menjadi di bawah batas maksimum yang diizinkan standar IEC 61000-3-2 kelas D dan dapat meningkatkan efisiensi penyearah.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN