Potensi Ekstrak Biji Lada (Piper nigrum L.) dan Buah Lerak (Sapindus rarak DC) serta Campurannya untuk Mengendalikan Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat.

POTENSI EKSTRAK BIJI LADA (Piper nigrum L.) DAN
BUAH LERAK (Sapindus rarak DC) SERTA CAMPURANNYA
UNTUK MENGENDALIKAN Meloidogyne spp.
PADA TANAMAN TOMAT

FITA VINDIA WATI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Potensi Ekstrak Biji
Lada (Piper nigrum L.) dan Buah Lerak (Sapindus rarak DC) serta Campurannya
untuk Mengendalikan Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat” adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015
Fita Vindia Wati
NIM A34110030

____________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
FITA VINDIA WATI. Potensi Ekstrak Biji Lada (Piper nigrum L.) dan Buah
Lerak (Sapindus rarak DC) serta Campurannya untuk Mengendalikan
Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat. Dibimbing oleh ABDUL MUIN
ADNAN dan DJOKO PRIJONO.
Meloidogyne spp. merupakan nematoda polifag yang dapat menimbulkan
kerugian sebesar 20%-40% pada tanaman tomat. Salah satu cara pengendalian

yang aman ialah menggunakan nematisida dari ekstrak tumbuhan. Penelitian ini
bertujuan menentukan potensi ekstrak air biji lada (Piper nigrum L.) dan buah
lerak (Sapindus rarak DC) serta campurannya untuk mengendalikan Meloidogyne
spp. pada tanaman tomat. Biji lada digiling kering dengan blender, kemudian
bubuk biji lada dicampur dengan air, sedangkan irisan buah lerak langsung
dihaluskan menggunakan blender dengan pelarut air. Uji ekstrak secara in vitro
dilakukan pada konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 mg/ml serta secara in vivo pada
konsentrasi 50 dan 100 mg/ml. Secara umum mortalitas J2 Meloidogyne spp. pada
uji in vitro meningkat pada 24 dan 48 jam setelah perlakuan (JSP). LC95 72 JSP
ekstrak lada, lerak, dan campurannya masing-masing 148.9, 114.1, dan 97.6
mg/ml. Ekstrak campuran bersifat aditif baik pada taraf LC50 maupun LC95.
Perlakuan ekstrak lada, lerak, dan campurannya pada konsentrasi 100 mg/ml
secara in vivo menekan jumlah puru akar masing-masing 58.1%, 56.4%, dan
67.8%, serta menekan kepadatan akhir nematoda dalam tanah masing-masing
55.0%, 53.6%, dan 60.2%. Perlakuan dengan semua ekstrak juga meningkatkan
tinggi tanaman, bobot tajuk, dan bobot akar. Berdasarkan kriteria efikasi yang
dikemukakan oleh Abbott, ekstrak lada dan lerak pada konsentrasi 100 mg/ml
agak efektif terhadap Meloidogyne spp., sedangkan campurannya cukup efektif.
Kata kunci: Lada, lerak, nematisida nabati, Meloidogyne spp., tomat.


ABSTRACT
FITA VINDIA WATI. The Potential of Piper nigrum L. Seed and Sapindus rarak
DC. Fruit Extracts as well as their Mixture for the Control of Meloidogyne spp. on
Tomato Plant. Supervised by ABDUL MUIN ADNAN and DJOKO PRIJONO.
Meloidogyne spp. are polyphagous nematodes that can cause 20%-40%
yield loss on tomato. One of the safe control methods is by using nematicides
from plant extracts. This study was aimed at determining the potential of aqueous
Piper nigrum seed and Sapindus rarak fruit extracts as well as their mixture for
controlling Meloidogyne spp. on tomato plant. P. nigrum seeds were ground with
a blender then the seed powder was mixed with distilled water, while S. rarak
fruit cuts were ground directly in distilled water with a blender. In the in vitro
tests, each extract and their mixture were tested at concentrations of 10, 20, 30,
40, and 50 mg/ml, respectively, while the test concentrations in the in vivo test
were 50 and 100 mg/ml. In general, mortality of J2 Meloidogyne spp. in the in
vitro test increased at 24 and 48 h after treatment (HAT). LC95 72 HAT of P.
nigrum and S. rarak extracts and their mixture were 148.9, 114.1, and 97.6 mg/ml,
respectively. P. nigrum and S. rarak extract mixture had an additive joint action at
both LC50 and LC95 level. In vivo treatments with P. nigrum and S. rarak extracts
as well as their mixture at a concentration of 100 mg/ml suppressed the number of
root galls by 58.1%, 56.4%, and 67.8%, respectively, and suppressed the final

density of nematodes in the soil by 55.0%, 53.6%, and 60.2%, respectively. The
treatment with all extracts also increased tomato plant height, above ground
biomass, and root weight. Based on Abbott‟s efficacy criteria, P. nigrum and S.
rarak extracts at 100 mg/ml were both rather effective against Meloidogyne spp.
while their mixture at 100 mg/ml was sufficiently effective.
Keywords: Botanical nematicides, Meloidogyne spp., Piper nigrum L., Sapindus
rarak DC, tomato.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

POTENSI EKSTRAK BIJI LADA (Piper nigrum L.) DAN
BUAH LERAK (Sapindus rarak DC) SERTA CAMPURANNYA

UNTUK MENGENDALIKAN Meloidogyne spp.
PADA TANAMAN TOMAT

FITA VINDIA WATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015



: Potensi Ekstrak Biji Lada (Piper nigrum L.) dan Buah Lerak

(Sapindus rarak DC) serta Campurannya untuk
Mengendalikan Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat
Nama Mahasiswa: Fita Vindia Wati
NIM
: A3411 0030
Judul Skripsi

Disetujui oleh

ヲHjョ

セN



Dr. Ir. Abdul Muin Adnan. MS.
Pembimbing I

Tanggal disetujui:


セ@

n5

AUG 2015

Ir.D

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Potensi Ekstrak Biji Lada (Piper nigrum L.)
dan Buah Lerak (Sapindus rarak DC) serta Campurannya untuk Mengendalikan
Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat. Penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan
di Laboratorium Nematologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman dari
Januari sampai April 2015.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Abdul Muin Adnan, MS. dan
Ir. Djoko Prijono, MAgrSc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengetahuan, arahan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
Di samping itu, ungkapan terima kasih juga untuk Almarhum Ahmad Yusuf yang
semasa hidupnya selalu menjadi Ayah yang baik untuk penulis, kepada Ibu
Maimunah yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya dengan tulus kepada
penulis, teman-teman di Laboratorium Nematologi Tumbuhan yang selalu
memberikan semangat serta bantuan yang tidak terduga, serta teman-teman
Departemen Proteksi Tanaman angkatan 48 yang selalu memberikan semangat.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.

Bogor, Agustus 2015
Fita Vindia Wati

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 3
Tempat dan Waktu......................................................................................... 3

Penyiapan Bahan Percobaan .......................................................................... 3
Perbanyakan Tanaman Tomat .............................................................. 3
Perbanyakan Inokulum Meloidogyne spp. ........................................... 3
Penyiapan Sediaan Ekstrak Tunggal .................................................... 3
Penyiapan Sediaan Ekstrak Campuran................................................. 3
Metode Pengujian .......................................................................................... 4
Keefektifan Ekstrak Lada dan Lerak terhadap Larva
Meloidogyne spp. Secara In Vitro ................................................... 4
Pengaruh Ekstrak Lada dan Lerak terhadap Perkembangan
Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat ........................................ 4
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 6
Keefektifan Ekstrak Lada dan Lerak terhadap Larva Meloidogyne spp.
Secara In Vitro ......................................................................................... 6
Pengaruh Ekstrak Lada dan Lerak terhadap Perkembangan
Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat (In Vivo) ................................ 99
Pembahasan Umum ..................................................................................... 10
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 2020


DAFTAR TABEL
1 Mortalitas J2 Meloidogyne spp. akibat perlakuan dengan ekstrak lada,
lerak, dan campurannya dengan pelarut air ...................................................... 88
2 Toksisitas ekstrak lada, lerak, dan campurannya dengan pelarut air
terhadap J2 Meloidogyne spp. ............................................................................ 8
3 Sifat aktivitas campuran ekstrak lada dan lerak dengan pelarut air
terhadap Meloidogyne spp. ................................................................................. 8
4 Pengaruh ekstrak lada, lerak, dan campurannya terhadap jumlah puru
akar dan kepadatan akhir Meloidogyne spp. ...................................................... 9
5 Pengaruh ekstrak lada, lerak, dan campurannya terhadap bobot kering
tanaman tomat yang terinfeksi Meloidogyne spp. ............................................ 10

DAFTAR GAMBAR
1 Perkembangan tingkat mortalitas J2 Meloidogyne spp. pada perlakuan
ekstrak lada, lerak, dan campurannya dengan pelarut air pada
pengamatan 24-72 JSP ....................................................................................... 7
2 Perkembangan tinggi tanaman tomat pada perlakuan penyiraman ekstrak
lada, lerak, dan campurannya dengan pelarut air ............................................. 11
3 ............................................................................................................................


DAFTAR LAMPIRAN
1 Mortalitas J2 Meloidogyne spp. pada perlakuan ekstrak biji lada, buah
lerak, dan campurannya dengan pelarut air ...................................................... 18
2 Penekanan jumlah puru akar dan bobot akar akibat perlakuan ekstrak biji
lada, buah lerak, dan campurannya dengan pelarut air .................................... 18
3 Bentuk akar tanaman tomat pada beberapa perlakuan penyiraman ekstrak
biji lada, buah lerak, dan campurannya, serta kontrol ..................................... 19
4 Perkembangan tinggi tanaman tomat akibat perlakuan ekstrak biji lada,
buah lerak, dan campurannya ........................................................................... 19
5 Penampilan tanaman tomat pada perlakuan penyiraman ekstrak ekstrak
biji lada, buah lerak, dan campurannya ............................................................ 19

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Meloidogyne spp. merupakan nematoda polifag yang penting secara
ekonomi (Agrios 2005). Nematoda tersebut dapat menginfeksi lebih dari 2000
spesies tumbuhan dengan tingkat serangan yang bervariasi bergantung pada
virulensi nematoda, tingkat ketahanan tanaman, dan kondisi lingkungannya
(Sastrahidayat 1990). Infeksi Meloidogyne spp. selain dapat menurunkan kuantitas
juga dapat menurunkan kualitas hasil panen. Sasser dan Freckman (1987)
mengemukakan bahwa Meloidogyne spp. menginfeksi akar tanaman dan dapat
menimbulkan kerusakan di area pertanaman sebesar 70% dengan kerugian hasil
panen dari 24% sampai 38%. Tomat (Lycopersicum esculentum L.) merupakan
salah satu tanaman budidaya dari famili Solanaceae yang rentan terhadap
serangan Meloidogyne spp. Menurut Semangun (1996), kerugian tanaman tomat
akibat serangan Meloidogyne spp. di Jawa Barat berkisar dari 20% sampai 40%.
Gejala yang ditimbulkan oleh Meloidogyne spp. pada akar tanaman sangat
khas berupa puru akar (root gall) (Whitehead 1998). Akibat gangguan pada akar,
proses penyerapan air dan unsur hara menjadi terhambat sehingga pertumbuhan
akar juga terhambat yang menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun mengalami
klorosis, layu, dan berguguran, pada serangan yang parah tanaman akan mati
(Taylor dan Sasser 1978). Selain itu, tanaman yang terinfeksi Meloidogyne spp.
akan lebih rentan terinfeksi patogen lain seperti cendawan dan bakteri. Agrios
(2005) menyatakan bahwa keparahan penyakit layu akibat serangan Fusariun
oxysporum dan Ralstonia solanacearum akan semakin meningkat dengan
keberadaan nematoda puru akar.
Kisaran tanaman inang dan persebarannya yang luas menyulitkan
pengendalian Meloidogyne spp. dengan rotasi tanaman (Luc et al. 1995). Upaya
pengendalian yang umum dilakukan petani menggunakan nematisida sintetik yang
telah diketahui dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Penggunaan
nematisida sintetik dalam jangka panjang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan, terutama residu yang ditinggalkan dalam tanah dan terbunuhnya
musuh alami nematoda (Dropkin 1991). Berdasarkan hal tersebut perlu adanya
cara pengendalian lain yang efektif dalam mengendalikan Meloidogyne spp. yang
ramah lingkungan dan mudah didapatkan, antara lain pengendalian menggunakan
nematisida nabati.
Lada (Piper nigrum, Piperaceae) merupakan salah satu spesies tanaman
yang bijinya telah lama diketahui memiliki aktivitas insektisida terhadap berbagai
jenis serangga (Jacobson 1971). Ekstrak biji lada aktif terhadap larva nyamuk
Aedes sp. (Rizali 2010), hama wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens)
(Hidrayani et al. 2011), dan ulat Spodoptera litura (Fan et al. 2011), serta dapat
menekan jumlah puru akar oleh Meloidogyne incognita pada pembibitan
tembakau (Prakash dan Rao 1997). Dua senyawa insektisida utama dalam biji lada
adalah guininsin dan pipersida (Miyakado et al. 1989) yang bekerja sebagai racun
saraf dengan mengganggu pengaturan aliran ion Na+ pada membran akson saraf
pusat sehingga dapat mengganggu hantaran impuls saraf yang selanjutnya dapat
menyebabkan serangga lumpuh dan akhirnya mati (Scott et al. 2008).

2
Bahan tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai insektisida ialah
buah lerak (Sapindus rarak, Sapindaceae). Perlakuan dengan ekstrak lerak dapat
menurunkan populasi Aphis gossypii pada tanaman nilam (Mardiningsih et al.
2010), meluruhkan lapisan lilin Paracoccus sp. sehingga efektif dalam
mengendalikan kutu putih tersebut (Wartapa et al. 2011), dan mematikan ulat
Crocidolomia pavonana (Syahroni dan Prijono 2013). Daging buah lerak
mengandung senyawa saponin 48.9% (Sunaryadi 1999; Widowati 2003) yang
bersifat sebagai sabun dan dapat menurunkan tegangan permukaan membran sel.
Hal tersebut dapat meningkatkan permeabilitas membran sel sehingga terjadi
kebocoran sel (Tekeli et al. 2007) yang akhirnya dapat mengakibatkan kematian
serangga.
Pestisida nabati dapat digunakan baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran. Penggunaan campuran ekstrak yang bersifat sinergis dapat
mengefisienkan penggunaan bahan tumbuhan dan mengurangi ketergantungtan
pada satu jenis bahan tumbuhan (Dadang dan Prijono 2008). Scott et al. (2008)
mengemukakan bahwa ekstrak Piper spp. dapat bersifat sinergis bila dicampur
dengan sediaan tumbuhan lain karena mengandung senyawa yang memiliki gugus
metilendioksifenil. Senyawa tersebut dapat menghambat aktivitas enzim
polisubstrat monooksigenase yang menguraikan senyawa beracun di dalam tubuh
(Scott et al. 2003). Dengan terhambatnya aktivitas enzim tersebut, senyawa aktif
dalam ekstrak tumbuhan lain yang dicampurkan dengan ekstrak Piper spp. dapat
tetap bekerja.
Biji lada mengandung sejumlah senyawa piperamida yang memiliki gugus
metilendioksifenil, termasuk guininsin dan pipersida (Miyakado et al. 1989),
sehingga pencampuran ekstrak biji lada dengan ekstrak buah lerak diharapkan
bersifat sinergis. Berdasarkan cara kerja senyawa aktif lada dan lerak, ekstrak dua
jenis tumbuhan tersebut diharapkan juga aktif terhadap Meloidogyne spp. yang
memiliki dinding tubuh lebih tipis daripada serangga dan memiliki organ sasaran
yang sejenis dengan yang terdapat di dalam tubuh serangga.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menguji potensi ekstrak biji lada dan buah lerak
serta campurannya sebagai nematisida nabati untuk mengendalikan penyakit puru
akar akibat Meloidogyne spp. pada tanaman tomat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keefektifan
ekstrak biji lada dan buah lerak serta campurannya sebagai alternatif pengendalian
yang ramah lingkungan terhadap penyakit puru akar akibat Meloidogyne spp.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Laboratorum Nematologi Tumbuhan,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari
Januari sampai April 2015.
Penyiapan Bahan Percobaan
Perbanyakan Tanaman Tomat
Benih tomat „Palupi‟ diperoleh dari kios pertanian Darmaga Tani di dekat
kampus IPB Darmaga. Tanah yang digunakan sebagai medium tanam berasal dari
Kebun Percobaan IPB Cikabayan. Tanah tersebut disterilkan dengan autoklaf
pada suhu 121 °C selama 20 menit (Cahyani 2009). Tanah dimasukkan dalam
tray, kemudian tiap lubang tray diberi satu benih tomat. Penyiraman dilakukan
setiap hari dan bibit tomat siap digunakan pada umur 2-3 minggu setelah
penanaman benih.
Perbanyakan Inokulum Meloidogyne spp.
Inokulum Meloidogyne spp. diperoleh dari akar tanaman pacar air yang
dikumpulkan dari daerah sekitar kampus IPB Darmaga, Bogor. Untuk
mendapatkan juvenil instar-2 (J2), akar pacar air dicuci, dipotong-potong (± 1
cm), kemudian dilakukan metode Corong Baermann di dalam ruang pengkabut
(mist chamber) selama 48 jam. Juvenil instar-2 yang diperoleh dibiakkan pada
tanaman tomat yang ditanam dalam pot (kapasitas 2 L) berisi tanah ± 1.8 L yang
telah disterilkan dalam autoklaf. Tiap pot disiram suspensi yang berisi sekitar
1000 J2. Biakan nematoda siap digunakan pada 5-6 minggu setelah infestasi J2.
Penyiapan Sediaan Ekstrak Tunggal
Biji lada (Piper nigrum) diperoleh dari toko dekat kampus IPB Darmaga,
sedangkan buah lerak (Sapindus rarak) diperoleh dari pasar tradisional di Bogor.
Bahan tumbuhan tersebut diekstrak langsung dengan air (akuades). Cara ekstraksi
ini diharapkan dapat langsung diterapkan di lapangan oleh petani. Biji lada kering
diblender tanpa air hingga menjadi serbuk halus. Serbuk biji lada dicampur air
sesuai konsentrasi yang diinginkan, yaitu 10, 20, 30, 40, dan 50 mg/ml. Daging
buah lerak dipisahkan dari bijinya menggunakan gunting kemudian ditimbang
sesuai konsentrasi ekstrak yang diuji, yaitu sama seperti konsentrasi ekstrak biji
lada. Irisan daging buah lerak digiling dalam akuades dengan menggunakan
blender kemudian ekstrak disaring dengan kain kasa.
Penyiapan Sediaan Ekstrak Campuran
Pembuatan ekstrak campuran hampir sama dengan pembuatan sediaan
ekstrak di atas. Ekstrak campuran dengan konsentrasi 10 mg/ml diperoleh dengan
cara mencampurkan ekstrak lada 10 mg/ml dan ekstrak lerak 10 mg/ml dengan
volume yang sama (perbandingan 1:1, v/v). Cara serupa dilakukan untuk
mendapatkan ekstrak campuran dengan konsentrasi 20, 30, 40, dan 50 mg/ml.

4
Metode Pengujian
Keefektifan Ekstrak Lada dan Lerak terhadap Larva Meloidogyne spp.
Secara In Vitro
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak lada, lerak, dan
campurannya terhadap mortalitas J2 Meloidogyne spp. Pengujian secara in vitro
dilakukan melalui dua tahap, yaitu uji pendahuluan dan uji lanjutan. Pada uji
pendahuluan, ekstrak lada, lerak, dan campurannya diuji pada konsentrasi 10, 25,
dan 50 mg/ml, sedangkan uji lanjutan dilakukan pada konsentrasi 10, 20, 30, 40,
dan 50 mg/ml.
Setiap sediaan ekstrak sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam cawan syracuse
yang berisi 100 J2 Meloidogyne spp. dan akuades sebagai kontrol. Setiap
perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pengamatan mortalitas dilakukan pada 24,
48, dan 72 jam setelah perlakuan (JSP). Data mortalitas Meloidogyne spp. diolah
dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji selang berganda Duncan taraf 5%
dengan menggunakan paket program SAS versi 2002. Selain itu juga dilakukan
analisis probit menggunakan program GW-Basic versi 3.23 untuk mengetahui
hubungan konsentrasi-mortalitas ekstrak terhadap nematoda uji.
Hasil pengujian ekstrak campuran digunakan untuk menentukan sifat
aktivitas campuran berdasarkan model kerja bersama berbeda dengan menghitung
indeks kombinasi pada taraf LC50 dan LC95. Indeks kombinasi (IK) pada taraf LCx
tersebut dihitung dengan rumus berikut (Martin et al. 2003):
[

]

LCx1 = LCx ekstrak lada, LCx2 = LCx ekstrak lerak, LCx1(cm) = LC ekstrak lada
dalam campuran yang mengakibatkan mortalitas x, dan LCx2(cm) = LC ekstrak
leraj dalam campuran yang mengakibatkan mortalitas x.
Interaksi campuran dikategorikan sebagai berikut (diadaptasi dari Kosman
dan Cohen [1996] sebagai kebalikan dari nisbah ko-toksisitas): (1) sinergistik
kuat: IK < 0.5, (2) sinergistik lemah: 0.5  IK  0.77, (3) aditif: 0.77 < IK  1.43,
dan (4) antagonistik: IK > 1.43.
Pengaruh Ekstrak Lada dan Lerak terhadap Perkembangan Meloidogyne
spp. pada Tanaman Tomat
Percobaan dilakukan dengan mencampurkan tanah dan pasir yang telah
disterilkan sebanyak ± 2 kg dengan perbandingan 1:1, kemudian dimasukkan
dalam pot plastik kapasitas 2 L yang selanjutnya diberi pupuk NPK (15:15:15)
sebanyak 5 g per pot. Media tanam dalam setiap pot diinfestasi 10 ml suspensi
berisi 500 J2 Meloidogyne spp. Tiga hari kemudian tanah disiram dengan 100 ml
sediaan ekstrak lada, lerak, dan campurannya pada konsentrasi 50 dan 100 mg/ml.
Tanah kontrol hanya disiram air. Satu hari setelah penyiraman ekstrak, bibit tomat
ditanam satu bibit per pot. Penyiraman sediaan ekstrak selanjutnya dilakukan 2
minggu sekali yaitu 2 dan 4 minggu setelah tanam (MST). Pengamatan tinggi
tanaman dilakukan seminggu sekali dan pengamatan terakhir dilakukan pada 6
MST.

5
Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan
termasuk kontrol dan 6 ulangan. Peubah yang diamati pada 6 MST adalah
kepadatan populasi akhir Meloidogyne spp. yang merupakan jumlah puru dan J2
dalam tanah setiap pot, serta bobot tajuk dan akar setiap tanaman. Tingkat efikasi
(TE) dihitung menggunakan rumus Abbott (1925):

Pa = kepadatan akhir nematoda
Tingkat efikasi (TE) dikategorikan sebagai berikut (Abbott 1925): (1) sangat
efektif: TE ≥ 95%, (2) efektif : 75% ≤ TE < 95%, (3) cukup efektif: 60% ≤ TE