Aplikasi Wet Litter Fermentasi terhadap Produktivitas Pastura Campuran

APLIKASI WET LITTER SEGAR TERHADAP PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN
TESIS Oleh: SEDERHANA 107040006
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

APLIKASI WET LITTER SEGAR TERHADAP PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN
TESIS Oleh: SEDERHANA 107040006 Untuk memperoleh Gelar Magister Peternakan dalam Program Studi Ilmu Peternakan Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

Judul
Nama Mahasiswa NIM Program Studi

: Aplikasi Wet Litter Fermentasi terhadap Produktivitas Pastura Campuran
: Edi Prikuten : 107040009 : Ilmu Peternakan

Ketua

Menyetujui oleh : Komisi Pembimbing

Anggota

Dr.Ir. Nurzainah Ginting, M.Sc A.n Ketua Program Studi
Dr. Nevy Diana Hanafi, S.Pt, M.Si

Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MS Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir.Darma Bakti, MS

Tanggal Ujian : 02/06/2014

Tanggal Lulus : 02/06/2014

Universitas Sumatera Utara

Tesis ini telah diuji di Medan

Tanggal

: 2 Juni 2014


PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Dr. Ir. Nurzainah Ginting, M.Sc

Anggota : Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP

Penguji

: 1. Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS

2. Dr. Nevy Diana Hanafi, S.Pt, M.Si

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam tesis Aplikasi Wet Litter Fermentasi terhadap Produktivitas Pastura Campuran adalah benar merupakan gagasan dan hasil penelitian saya sendiri di bawah arahan komisi pembimbing. Semua data dan sumber informasi yang digunakan dalam tesis ini telah dinyatakan secara jelas dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis serta dapat diperiksa kebenarannya. Tesis ini juga belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program studi sejenis di perguruan tinggi lain.
Medan, 2 Juni 2014 Edi Prikuten
NIM 107040009

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
SEDERHANA : Aplikasi wet litter segar terhadap produktivitas pastura campuran, dibimbing oleh Nurzainah Ginting dan Abdul Rauf.
Penelitian penanaman hijauan telah dilakukan di Desa Sibiru-biru Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemupukan dengan wet litter segar terhadap produksi dan kualitas pastura yang berbeda. Analisis proksimat hijauan dilakukan di Laboratorium Bahan Pakan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan petak terbagi, dengan perlakuan petak utama adalah pemupukan (Wet Litter segar = 0 kg, 1 kg, 2 kg dan 3 kg), anak petak yaitu pastura, yang terdiri dari (P1 = Stylosanthes guianensis + Chamaecrista rotundifolia + Arachis glabrata, P2 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria Ruziziensis + Stylosanthes guianensis, P3 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Chamaecrista rotundifolia, P4 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Arachis glabrata).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi bahan segar dan bahan kering berbeda pada taraf pemupukan. Produksi yang tertinggi bahan segar dan bahan kering yaitu pada pemupukan W3 (185107,22 kg/ha/tahun dan 12160,04
kg/ha/tahun). Protein kasar dari komposisi pastura yang dicobakan lebih tinggi pada
perlakuan W3 (17,24%) dan pada pastura campuran P4 (16,044 %), sedangkan serat kasar tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pemupukan W0 (38,65%) dan pada pastura campuran P1 (37,318%). Lemak kasar pastura tertinggi di peroleh pada perlakuan W3 (4,71%) dan pada pastura campuran P4 (3,95%), sedangkan kapasitas tampung ternak yang paling tinggi yaitu diperoleh pada W3 (2,72 ST). Kata Kunci : pastura campuran, pemupukan, produksi hijauan, kualitas
hijauan, kapasitas daya tampung.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
SEDERHANA : Application of wet litter on productivity of pasture, supervised Nurzainah Ginting and Abdul Rauf.
Planting forage research has been conducted in the Delitua Village, Sibiru-biru sub-district, Deli Serdang district, North Sumatera Provinsi. The purpose of this study was to determine the effect of different fertilization on the production and quality of different pasture. Proximate analysis carried out in the Laboratory of Materials forage feed Faculty of Agriculture, University of North Sumatra. Experimental research was split plot design, where main plot treatments were fertilization (Wet Litter fresh = 0 kg, 1kg, 2 kg and 3 kg), subplot where pasture, which consists of (P0 = Stylosanthes guianensis + Chamaecrista rotundifolia + Arachis glabrata, P1 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria Ruziziensis + Stylosanthes guianensis, P2 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Chamaecrista rotundifolia, P3 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Arachis glabrata).
The results showed that production of fresh and dry matter differ ect in the level of fertilization. The highest production of fresh ingredients and the dry ingredients in fertilizer W3 (185107,22 kg/ha/year and 12160,04 kg/ha/year). Crude protein from pasture composition is tested higher in treatment W3 (17,24%) and in pasture P3 (16,04%), while the highest crude fiber obtained in the treatment without fertilizer W0 (38,65%) and in P0 (37,32%). The highest crude fat pasture was obtained on treatment W3 (4,71%) and in pasture mixtures P3 (3,95%), while the capacities of the highest animal is obtained in W3 (2,72ST).
Keywords : pasture, fertilization, forage production, forage quality, carrying capacity
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Langkat Kecamatan Kuala, Desa Parit Bindu, pada tanggal 21 November 1986 dari ayah Nerus Bangun dan Ibu Sarni br Sitepu. Penulis merupakan putra ke dua dari empat bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMU N 1 Kuala, Langkat. Pada tahun 2005 penulis masuk Fakultas Pertanian melalui jalur pemanduan minat dan prestasi (PMP). Penulis memilih program studi Peternakan.
Pada akhir tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan Magister (S2) pada Program Studi Peternakan di Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) dan selesai pada pada bulan Juni 2014. Penulis menikah dengan Sri Maynar br Sitepu pada tahun 2013 dan dikaruniai seorang putra yaitu Alfiandra Bagasditya Bangun.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan sukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha kuasa, atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Aplikasi Wet Litter Segar terhadap Produktivitas Pastura Campuran ” Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Nurzainah Ginting, M.Sc dan Bapak Prof. Dr. Ir Adbul Rauf, MP selaku pembimbing atas segala bimbingan dan arahan, curahan ilmu dalam penulisan ini. Selain itu kepada Ibu Dr. Nevy Diana Hanafi, S.Pt, M.Si selaku ketua Program Magister Ilmu Peternakan, Bapak Prof. Ir. Hasnudi, MS selaku dosen penguji dan Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayahanda Nerus Bangun dan ibunda Sarni br Sitepu, istri Sri Maynar br Sitepu dan anakku Alfiandra Bagasditya Bangun.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis berharahap kritikan dan saran demi kesempurnaannya, dan atas partisipasi dan bantuan dari semua pihak sekali lagi penulis haturkan banyak terima kasih dan semoga tulisan ini ada manfaatnya, amin.
Medan, 2 Juni 2014
Sederhana
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ v
RINGKASAN ............................................................................................. vi
ABSTRACT................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii
PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian ......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan dan peranannya bagi tanaman ................................................. 4 Wet Litter (Feses Basah) ............................................................................. 6 Wet Litter (Feses Basah) sebagai pupuk organik ........................................ 7 Deskripsi Tanaman Rumput dan Legum
Stylosantes Guianensis........................................................................... 8 Chamaecrista Rotundifolia .................................................................... 9 Rumput Signal (Brachiaria Decumbens)............................................... 11 Brachiaria humidicola ........................................................................... 11 Brachiaria Ruziziensis ........................................................................... 13 Arachis glabarata .................................................................................. 13 Pertanaman Campuran ................................................................................ 14 Kapasitas Tampung Ternak ........................................................................ 17
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 19 Bahan dan Alat
Universitas Sumatera Utara

Bahan .................................................................................................... 19 Alat ........................................................................................................ 19 Metode Penelitian ....................................................................................... 19 Prosedur Pelaksanaan.................................................................................. 20 Peubah yang diamati ................................................................................... 21 Rancangan Percobaan ................................................................................. 22 Analisis data ................................................................................................ 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bahan Segar ................................................................................. 24 Produksi Bahan Kering ............................................................................... 26 Kandungan gizi pastura............................................................................... 28 Protein kasar........................................................................................... 29 Serat kasar .............................................................................................. 31 Lemak Kasar .......................................................................................... 33 Kapasitas Tampung..................................................................................... 35 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................. 37 Saran............................................................................................................ 37 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 38 LAMPIRAN................................................................................................ 43
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No Halaman 1. Kandungan rata-rata unsur pada kotoran ayam pedaging ...................... 7 2. Kandungan nutrisi Brachiaria decumbens.............................................. 11 3. Kandungan nutrisi Brachiaria ruziziensis............................................... 13 4. Rataan produksi bahan segar .................................................................. 24 5. Rataan Produksi bahan kering................................................................. 26 6. Pengaruh Pemupukan terhadap rataan kandungan nutrisi hijauan......... 28 7. Rataan protein kasar pastura ................................................................... 29 8. Rataan serat kasar pastura ....................................................................... 31 9. Rataan lemak kasar pastura..................................................................... 33 10. Rataan Kapasitas tampung .................................................................... 35
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No Halaman 1. Grafik Produksi Bahan Segar dari interaksi pemupukan dan

hijauan campuran (%) ..................................................................... 25 2. Grafik Produksi Bahan Kering dari interaksi pemupukan dan
hijauan campuran (%) ..................................................................... 27 3. Grafik Kandungan protein kasar dari interaksi pemupukan
dan hijauan campuran (%) .............................................................. 30 4. Grafik produksi serat kasar pastura dari interaksi
beberapa taraf pemupukan dan hijauan campuran (%) .................. 32 5. Grafik Kandungan lemak kasar dari interaksi pemupukan dan
hijauan campuran (%) .................................................................... 34
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Rataan produksi pastura campuran dalam bentuk Bahan Segar selama penelitian selama penelitian dan Data hasil pengamatan terhadap bentuk Bahan Segar pastura campuran (%/plot)................................................................................ 43
2. Anova produksi pastura campuran dalam bentuk Bahan Segar pada taraf pemupukan ................................................................ 44
3. Rataan produksi pastura campuran dalam bentuk Bahan Kering .selama penelitian selama penelitian dan Data hasil pengamatan terhadap kandungan Bahan Kering pastura campuran (%/plot)................................................................................ 45
4. Anova produksi pastura campuran dalam bentuk Bahan Kering pada taraf pemupukan .............................................................. 46
5. Rataan produksi Protein Kasar pastura campuran . selama penelitian dan Data hasil pengamatan Produksi Protein Kasar pastura campuran (%/plot) .......................................... 47
6. Anova produksi kandungan protein kasar hijauan pada taraf pemupukan................................................................................... 48
7. Rataan produksi Serat Kasar pastura campuran .selama penelitian dan Data hasil pengamatan Produksi Serat Kasar pastura campuran (%/plot)....................................................... 49
8. Anova produksi kandungan serat kasar hijauan pada taraf pemupukan................................................................................... 50
9. Rataan produksi Lemak Kasar pastura campuran .selama penelitian dan Data hasil pengamatan Produksi Lemak Kasar pastura campuran (%/plot)....................................................... 51
10. Anova produksi kandungan lemak kasar hijauan pada taraf pemupukan................................................................................... 52
11. Rataan kapasitas daya tampung dan Data hasil pengamatan kapasitas daya tampung ....................................................................... 53

12. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 54
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
SEDERHANA : Aplikasi wet litter segar terhadap produktivitas pastura campuran, dibimbing oleh Nurzainah Ginting dan Abdul Rauf.
Penelitian penanaman hijauan telah dilakukan di Desa Sibiru-biru Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemupukan dengan wet litter segar terhadap produksi dan kualitas pastura yang berbeda. Analisis proksimat hijauan dilakukan di Laboratorium Bahan Pakan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan petak terbagi, dengan perlakuan petak utama adalah pemupukan (Wet Litter segar = 0 kg, 1 kg, 2 kg dan 3 kg), anak petak yaitu pastura, yang terdiri dari (P1 = Stylosanthes guianensis + Chamaecrista rotundifolia + Arachis glabrata, P2 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria Ruziziensis + Stylosanthes guianensis, P3 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Chamaecrista rotundifolia, P4 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Arachis glabrata).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi bahan segar dan bahan kering berbeda pada taraf pemupukan. Produksi yang tertinggi bahan segar dan bahan kering yaitu pada pemupukan W3 (185107,22 kg/ha/tahun dan 12160,04
kg/ha/tahun). Protein kasar dari komposisi pastura yang dicobakan lebih tinggi pada
perlakuan W3 (17,24%) dan pada pastura campuran P4 (16,044 %), sedangkan serat kasar tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pemupukan W0 (38,65%) dan pada pastura campuran P1 (37,318%). Lemak kasar pastura tertinggi di peroleh pada perlakuan W3 (4,71%) dan pada pastura campuran P4 (3,95%), sedangkan kapasitas tampung ternak yang paling tinggi yaitu diperoleh pada W3 (2,72 ST). Kata Kunci : pastura campuran, pemupukan, produksi hijauan, kualitas
hijauan, kapasitas daya tampung.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
SEDERHANA : Application of wet litter on productivity of pasture, supervised Nurzainah Ginting and Abdul Rauf.
Planting forage research has been conducted in the Delitua Village, Sibiru-biru sub-district, Deli Serdang district, North Sumatera Provinsi. The purpose of this study was to determine the effect of different fertilization on the production and quality of different pasture. Proximate analysis carried out in the Laboratory of Materials forage feed Faculty of Agriculture, University of North Sumatra. Experimental research was split plot design, where main plot treatments were fertilization (Wet Litter fresh = 0 kg, 1kg, 2 kg and 3 kg), subplot where pasture, which consists of (P0 = Stylosanthes guianensis + Chamaecrista rotundifolia + Arachis glabrata, P1 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria Ruziziensis + Stylosanthes guianensis, P2 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Chamaecrista rotundifolia, P3 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Arachis glabrata).
The results showed that production of fresh and dry matter differ ect in the level of fertilization. The highest production of fresh ingredients and the dry ingredients in fertilizer W3 (185107,22 kg/ha/year and 12160,04 kg/ha/year). Crude protein from pasture composition is tested higher in treatment W3 (17,24%) and in pasture P3 (16,04%), while the highest crude fiber obtained in the treatment without fertilizer W0 (38,65%) and in P0 (37,32%). The highest crude fat pasture was obtained on treatment W3 (4,71%) and in pasture mixtures P3 (3,95%), while the capacities of the highest animal is obtained in W3 (2,72ST).
Keywords : pasture, fertilization, forage production, forage quality, carrying capacity
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN Pada musim kemarau di plasma peternakan unggas terjadi suatu masalah wet litter yaitu litter basah yang terjadi akibat litter bercampur dengan feses, air minum yang tumpah atau terkena tampias air hujan sehingga mengeluarkan bau yang tidak sedap dan mengganggu lingkungan. Wet litter segar yang merupakan pupuk kompos yang harus segera di manfaatkan untuk pupuk hijauan pakan ternak. Penggunaan pupuk kandang akan meningkatkan kandungan humus, menggemburkan tanah, mempercepat pemebentukan agregat, menaikan kapasitas, menahan air, mempermudah pergerakan udara dan mendorong kehidupan jasad renik didalam tanah. Sehingga kandungan dalam wet litter segar memberikan efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan tanaman bahkan lebih besar dari ternak besar. (Sarief, 1985). Tanaman pakan ternak merupakan faktor penting untuk pengembangan ternak ruminansia karena sebagian besar pakannya berasal dari hijauan (Eny Fuskah et al., 2009). Selanjutnya Prawiradiputra (2006) menerangkan di dalam system pemeliharaan ternak tradisional hijauan pakan ternak merupakan bagian terbesar dari seluruh pakan yang diberikan pada ternak. Hijauan pakan ternak pada umumnya terdiri atas rumput dan leguminosa (Mariyono dan Romjali, 2007). Penampilan pertanaman campuran rumput dan leguminosa yang baik pada suatu lahan pastura, pada dasarnya adalah keberhasilan transfer nitrogen tanaman leguminosa ke tanaman rumput, sehingga dapat diharapkan adanya peningkatan produksi dan kualitas hijauan rumput dalam pertanaman campuran tersebut

Universitas Sumatera Utara

(Middleton, 1981). Mengusahakan pertanaman campuran rumput dengan leguminosa dapat menghemat pemupukan nitrogen karena dapat dipenuhi dari pengikatan nitrogen udara hasil simbiosis leguminosa dengan bakteri rhozobium (Whiteman et al, 1974, Hanzell dan Vallis, 1975) Tanaman leguminosa mempunyai peranan yang penting rumput karena kemampuan fiksasi nitrogen udara juga akan ditransfer kepada rumput yang tumbuh bersama (Whitney dan Kanehiro, 1967; Whitney dan Green, 1979).
Untuk mendapatkan produksi hijaun rumput maupun legum yang optimum diperlukan pemupukan yang diberikan ke dalam tanah, baik organik maupun anorganik dengan maksud mengganti unsur hara dari dalam tanah. Pemberian pupuk merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh untuk memperbaiki keadaan tanah, baik dengan pupuk buatan (anorganik), maupun dengan pupuk organik (seperti pupuk kandang dan kompos). Pemupukan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : disebar rata di permukaan tanah misalnya padang penggembalaan, ditanam berbaris baris dan ditanam berlubang-lubang di sekitar tanaman (Sutejo, 2002)
Melihat keadaan inilah maka perlu dilakukan suatu usaha penelitian pemanfaatan wet litter segar untuk pengembangan pastura campuran. spesies pastura yang di tanam adalah Brachiaria humidicola, Brachiaria decumbens, Brachiaria ruziziensis, Arachis glabarata, Chamaecrista rotundifolia, Stylosanthes guianensis.
Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara

Mengevaluasi pengaruh dosis pemupukan Wet litter segar terhadap produktivitas pastura (produksi bahan segar, produksi bahan kering, kandungan nutrisi dan kapasitas tampung) dari berbagai pastura campuran. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan manfaat bagi petani, peternak, dan pemerintah dalam mengatasi masalah pakan ternak dan sebagai sumber informasi baik akedemisi maupun peneliti untuk bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya. Hipotesis Penelitian
Aplikasi Wet litter segar berpengaruh nyata terhadap produksi bahan segar, bahan kering, kandungan gizi serta kapasitas daya tampung dari beberapa pastura campuran.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Pemupukan dan Peranannya bagi Tanaman Pupuk adalah suatu bahan organik atau anorganik yang berasal dari alam
atau buatan yang diberikan pada tanaman secara langsung atau tidak langsung untuk menambah unsur hara esensial tertentu bagi pertumbuhan tanaman (Pitojo, 1995).
Menurut Sarief (1985) dalam Kusharsoyo (2001), pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pada proses pemupukan setiap usaha pemberian pupuk bertujuan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman.
Bagi tanaman, pupuk sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk dikenal dengan nama zat atau unsur hara. Secara umum dapat dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua hal, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisika dan kimia tanah. Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah, yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur, sedangkan mafaat
Universitas Sumatera Utara


pupuk yang berkaian dengan sifat kimia tanah adalah sebagai penyedia unsur hara yang diperlukan oleh tanaman sekaligus membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang oleh penguapan atau air perkolasi (Marsono dan Sigit, 2001).
Tanaman membutuhkan 16 unsur untuk pertumbuhannya, yaitu karbon, hidrogen dan oksigen yang diperoleh dari udara dan air serta 13 unsur lainnya yang diperoleh dari tanah. Biasanya 16 unsur ini dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu unsur primer, unsur sekunder dan unsur mikro (Parker, 2004).
Lingga dan Marsono (2006) menambahkan bahwa pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terhisap tanaman. Memupuk berarti menambahkan suatu bahan yang mengandung unsur hara tertentu ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun) untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Pemberian pupuk merupakan salah satu jalan yang harus di tempuh untuk memperbaiki keadaan tanah, baik dengan pupuk buatan (anorganik), maupun dengan pupuk organik (seperti pupuk kandang dan kompos). Untuk lebih sederhana lagi, sebaiknya pupuk anorganik yang diberikan lewat akar ini dikelompokkan lagi. Ada dua kelompok pupuk berdasarkan jenis hara yang dikandungnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Kedalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama posfor (P), dan hara utama kalium (K) (Lingga dan Marsono, 2002).
Wet Litter Segar (Feses basah)
Universitas Sumatera Utara

Wet Litter segar atau disebut juga dengan feses basah biasa terjadi pada plasma peternakan unggas. Pada musim kemarau terjadi masalah wet litter yaitu Litter basah yang terjadi akibat litter bercampur dengan fes5es, air minum yang tumpah atau terkena tampias air hujan sehingga mengeluarkan bau yang mengganggu lingkungan (Yuwanta, 2000).
Sumber pencemaran usaha peternakan ayam berasal dari kotoran ayam yang berkaitan dengan unsur nitrogen dan sulfida yang terkandung dalam kotoran tersebut. Pada saat penumpukan kotoran atau penyimpanan terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas amonia, nitrat dan nitrit serta gas sulfide dan gas tersebutlah yang menyebabkan bau (Svensson, 1990; Pauzenga, 1991). Kandungan gas amonia yang tinggi dalam kotoran juga menunjukkan kemungkinan kurang sempurnanya proses pencernaan atau protein berlebihan dalam pakan ternak, sehingga tidak semua nitrogen diabsorbsi sebagai amonia, tetapi dikeluarkan sebagai ammonia dalam kotoran (Pauzenga, 1991).
Fontenot et al. (1983) melaporkan bahwa rata rata produksi buangan segar ternak pada pemeliharaan ayam pedaging menghasilkan kotoran sebanyak 0, 1 kg/hari/ekor dan kandungan bahan keringnya 2 5%. Jumlah kotoran ayam yang dikeluarkan setiap harinya banyak, rata-rata per ekor ayam 0, 15 kg (Charles dan Hariono, 1991). Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna. Kotoran ayam mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Protein pada kotoran ayam merupakan sumber nitrogen selain ada pula bentuk nitrogen inorganik lainnya. Komposisi kotoran ayam sangat
Universitas Sumatera Utara

bervariasi bergantung pada jenis ayam, umur, keadaan individu ayarn, dan

makanan (Foot et al. 1976).

Pada Tabel 1 dapat dilihat komposisi rata-rata kotoran ayam pedaging

berdasarkan bobot basah.


Tabel 1. Kandungan rata-rata unsur pada kotoran ayam pedaging

Nama Unsur

Kandungan unsur pada kotoran/bobot basah

Minimum Maksimum

Rata-rata

Total padatan (%)

38,00

92,00

75,80

Total N (%)


0,89 5,80

2,94

NH4-N (0/6)

0,08 1,48

0,75

P205 (0/0)

1,09 6,14

3,22

K20 (%)

0,63 4,26

2,03

Ca (Kalsium) (ppm)

0,51 6,22

1,79

Mg (Magnesium) (ppm) 0,12 1,37

0,52

Sulfida (ppm)

0,07 1,05

0,52

Mn (Mangnan) (ppm)

66,00

579,00

266,00

Zn (Seng) (ppm)

48,00

583,00

256,00

Cu (Tembaga) (ppm)

16,00

634,00

283,00

Sumber : Malone (1992)

Wet Litter Segar (Feses Basah) sebagai pupuk organik Anggorodi (1985) menjelaskan, feses merupakan bahan yang terdiri dari
bahan pakan tidak tercerna, bakteri usus, getah pencernaan, cairan empedu, jaringan lapisan usus yang aus dan zat-zat mineral berasal dari metabolisme tubuh. Sebagian dari zat-zat yang tidak dapat diserap dan tidak tercerna dari usus halus berkumpul didalam usus buntu. Di bagian ini terjadi sedikit penyerapan. Berkontraksinya usus buntu untuk mendorong isinya keluar ke dalam usus besar, berlangsung lebih kurang sehari. Bahan yang tidak tercerna dikeluarkan dari usus besar kedalam kloaka, dari sini keluar tubuh sebagai feses. Cairan antara feses dan urine yang dikeluarkan unggas disebut manure. Seekor ayam menghasilkan sekitar dua puluh kilogram manure setahun.

Universitas Sumatera Utara

Pupuk kandang yang berasal dari feses ayam, kandungan N, P dan Ca relative lebih tinggi dari hewan lainnya, mudah terpecah-pecah atau terbagi-bagi dan pelapukan organik sangat bermanfaat dalam memperbaiki kemampuan dalam menahan air ( Nasution, 1985).
Lubis (1986), Manfaat kotoran ayam telah diteliti dan ternyata memberikan efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan tanaman bahkan lebih besar dari pada kotoran ternak besar. Dari segi hara tiap ton kotoran unggas terdapat 65,8 kg N, 13,7 kg P dan 12,8 kg K sedangkan hewan ternak besar dengan bobot kotoran yang sama mengandung 22 kg N, 2,8 kg P dan 13,7 kg K. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemakaian kotoran unggas jauh lebih baik daripada hewan ternak jika diberikan dalam jumlah besar.
Deskripsi Tanaman Rumput dan Legum
Stylosantes Guianensis Stylosanthes guianensis lebih dikenal dengan nama stylo, digunakan sebagai
tanaman penutup tanah, sebagai pupuk hijau, dan sebagai tanaman pengganti pada penanaman berpindah tapi Stylo lebih dikenal sebagai tanaman pastura. Konsentrasi nitrogennya 1.5–3.0%. Legum berumur panjang, membentuk rumpun, batang berbulu, tinggi mencapai 1.5 m dan bertekstur kasar. Stylo merupakan jenis legum yang memberikan harapan baik untuk sebagian besar daerah di Indonesia. Toleransinya terhadap jenis tanah sangat luas bahkan tanahtanah yang miskin unsur hara, dapat hidup pada tanah yang tergenang, dari berpasir sampai dengan tanah liat, toleransi pada tanah yang memiliki kandungan
Universitas Sumatera Utara

Al dan Mn yang tinggi tetapi tidak pada salinitas tanah yang tinggi (Mannetje dan Jones 1992).
Stylosanthes guianensis merupakan tanaman legum perenial, tingginya dapat mencapai 1,2 m. Daunnya trifoliat dengan panjang 0,5-4,5 cm dan lebar 0,22 cm, bunganya berwarna kuning sampai orange, benihnya berwarna coklat (bervariasi dari kuning sampai agak kehitaman). Tanaman ini lebih dikenal dengan nama stylo yang digunakan untuk tanaman pakan pada lahan pastura (penggembalaan maupun potongan), sebagai penutup tanah (mencegah erosi), pupuk hijau, dan diolah menjadi hayatau pellet. Stylo dapat tumbuh pada tanah dengan drainase yang baik, dan pada tekstur tanah dari pasir sampai liat (seperti tanah tropis latosol, liat, tanah berpasir, dan podsolik asam). Stylo dapat tumbuh pada pH tanah berkisar 4,0-8,3 dan toleran terhadap kandungan Al dan Mn yang tinggi namun tidak pada salinitas yang tinggi. Stylo dapat memanfaatkan P pada tanah dengan kandungan P yang rendah, namun dapat dengan baik merespon pemberian P, K, S, Ca, dan Cu pada taraf yang rendah (FAO, 2009).
Chamaecrista Rotundifolia Jenis-jenis tumbuhan penutup tanah yang banyak digunakan adalah dan
kelompok legume Cover Crop karena secara alami memiliki bintil-bintil pada akarnya yang memiliki fungsi sebagai penangkap nitrogen dari udara untuk mensuplai kebutuhan nitrogen bagi pertumbuhan tanaman, meliputi jenis-jenis: Bermuda (Cynodon dactilon) , WF millet (Panicum miliaceum), Burgundy (Macroptilium bracteatum), Wynn cassia (Chamaecrista rotundifolia), Centrosema (Centrosema SP), Orok-Orok (Cotaaria SP) (Soewandita, 2010).
Universitas Sumatera Utara

Chamaecrista rotundifolia merupakan tanaman tahunan berumur pendek, tanaman semusim yang beregenerasi sendiri tinggi sekitar 1 m. Helai daun setengah lingkaran sampai bulat lebar dengan panjang 12-38 mm, lebar 5-25 mm. Bunga 1-2 (-3) axillary, kecil kuning. Buah polong linear, panjang 20-45 mm. Biji segi empat dengan 200.000-470.000 biji/kg. spesies pasangan rumput yang cocok ditanam dengan Chamaecrista rotundifolia antara lain Bothriochloa pertusa, Chloris gayana , Digitaria eriantha , Urochloa mosambicensis dan beberapa rumput lainnya dan spesies legume antara lain Stylosanthes guianensis varitas intermedia, Lotononis bainesii , Aeschynomene falcata (Jones, 1992).
Palatabilitas ternak terhadap Chamaecrista rotundifolia biasanya kurang disukai oleh ternak pada musim tumbuh dibawah curah hujan yang lebih tinggi, tetapi menjadi lebih diterima ketika rumput yang tumbuh bersama menjadi lebih tua di akhir musim. Dapat mencapai sekitar 20% dari ransum pada akhir musim gugur. Keunggulan dari legume chamaecrista rotundifolia antara lain penanaman dan penyebaran cukup cepat, kebutuhan pupuk rendah, dapat beradaptasi pada tanah asam dan produksi biji tinggi (Tarawali, 1995).
Kombinasi dari beberapa tanaman yaitu Wynn cassia, burgundi, jenis Leguminaceae , Crotalaria sp. mulai dipergunakan sebagai tumbuhan penutup tanah. Leguminaceae dipilih karena dapat menambah N tanah, tidak berkompetisi dengan tanaman pokok, juga beberapa jenisnya sangat toleran terhadap tanah miskin (Hadjowigeno, 1987).
Rumput Signal (Brachiaria Decumbens) Rumput Signal (Brachiaria decumbens)tumbuh baik pada daerah sub
humidstropis dan dapat tumbuh pada musim kering kurang dari 6 bulan. Tumbuh
Universitas Sumatera Utara

baik pada jenis tanah apapun termasuk tanah berpasir atau tanah asam, seperti

dilaporkan oleh Mannetje dan Jones (1992) yang melaporkan bahwa Brachiaria

decumbens sangat toleran terhadap tanah-tanah yang asam dan respon terhadap

pemupukan yang mengandung unsur N, P, K, walaupun tidak tahan terhadap

tanah berdrainase rendah. Tahan terhadap injakan, dan renggutan.

Cook et al (2005) menyatakan bahwa rumput Brachiaria decumbens

mempunyai produksi bahan kering tinggi dengan pemupukan berat, dengan

produksi sekitar 10 ton/ha/tahun dan sampai 30 ton/ha dibawah kondisi ideal.

Produksi Brachiaria, selain dipengaruhi oleh pemupukan, juga

dipengaruhi oleh tinggi pemotongan. Semakin tinggi tingkat pemotongan

produksi yang dihasilkan semakin tinggi (Siregar dan Djajanegara, 1972).

Tabel 3. Kandungan nutrisi Brachiaria decumbens

`Spesies

PK% N% Ca% P% Mg% K% Na% KCB%

Brachiaria decumbens

10,6

Sumber : Ciat (1983)

1,69 0,30

0,15 0,19

1,35 0,02

59,8

Brachiaria humidicola Rumput Brachiaria humidicola merupakan rumput asli Afrika Selatan,
kemudian menyebar ke daerah Fiji dan Papua New Guinea, terkenal dengan nama Koronivia grass. Rumput ini merupakan rumput berumur panjang yang berkembang secara vegetatif dengan stolon. Stolon tumbuh pada jarak 1-2 m dan cepat menyebar sehingga bila ditanam di lapang segera membentuk hamparan. Rumput ini memiliki tangkai daun lincolate, 3-4 raceme dengan panjang spikelet 3,5-4 mm (Skerman dan Rivers, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Tanaman rumput tahunan yang mempunnyai banyak stolon dan rizoma dan membentuk lapisan penutup tanah yang padat. Ditanam untuk padang gembala permanen dan sebagai penutup tanah untuk menahan erosi dan gulma. Dapat digunakan sebagai hay dan untuk menekan nematoda pada sistem tanaman pangan. Tumbuh pada beragam janis tanah mulai dari tanah sangat asam tidak subur (pH 3,5), tanah liat berat merekah, sampai tanah pasir berbatu pH tinggi. Kebutuhan Ca rendah. Tahan terhadap. Palatabilitas sedang dan langsung dimakan ternak ketikan tanaman dipertahankan tetap rendah dan banyak daun. Palatabilitas dapat menjadi rendah ketika ditanam pada tanah asam tidak subur karena helai daun menjadi sangat berserat dan berpigmen tinggi dan susah dicerna oleh ternak sehingga tidak disukai ternak (http://www.tropicalforages.info, 2012).
Brachiaria humidicola merupakan rumput yang tahan terhadap kekeringan dan genangan namun tidak setahan Brachiaria mutica. Rumput ini juga tahan terhadap penggembalaan berat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap invasi gulma, tetapi kurang cocok bila dilakukan penanaman dengan campuran leguminosa, hal ini karena pertumbuhan Brachiaria humidicola cepat sekali menutup tanah sehingga akan menekan pertumbuhan leguminosa (Jayadi, 1991). Brachiaria humidicola dapat tumbuh dengan baik apabila di tanam di bawah pohon kelapa serta sangat efektif untuk menahan erosi. Kapasitas produksinya dapat mencapai 20 ton/ha (Jayadi, 1991).
Komposisi zat makanan rumput Brachiaria humidicolamuda berdasarkan persentase dari bahan kering mengandung protein kasar (PK) 5,1%; serat kasar (SK) 37,4%; abu 9,8% dan BETN sebesar 46,1%, sedangkan yang sudah
Universitas Sumatera Utara

berbunga atau dewasa mengandung protein kasar 7,6%; serat kasar 35,5%; abu 14,7% dan BETN sebesar 39,9% (Gohl, 1975 dalam Skerman dan Rivers, 1990).

Brachiaria Ruziziensis

Tabel 4. Kandungan nutrisi Brachiaria ruziziensis

`Spesies

PK% N% Ca% P% Mg% K% Na% KCB%

Brachiaria ruziziensis

11,6

Sumber : Ciat (1983)

1,86 0,31

0,16 0,20

1,80 0,02

60,7

Arachis glabarata Arachis glabarata merupakan tanaman perennial dengan rhizome yang
bercabang dan tanaman ini untuk tumbuh tegak diatas tanah. Mempunyai dua pasang daun yang berbentuk ellips, panjangnya 6–20 mm dan lebarnya 5–14 mm. Bunga berbentuk bukat dengan diameter 10–12 mm, berwarna kuning sampai dengan orange dan panjang kelopak bunganya 6–7 mm. Polongnya kecil dengan panjang 10 mm dan tebal 5–6 mm. Mampu meningkatkan nilai nutrisi rumput pastura dan dapat bersaing dengan semua rumput pastura meskipun pertumbuhannya agak lambat (Bogdan, 1977).
Arachis glabarata memiliki kemampuan pada naungan bervariasi tergantung ekotipe, misalnya CPI12121 dinilai sangat tahan naungan dan CPI29986 daya tahan naungan rendah. Biasanya dapat tumbuh pada naungan sedang. Arachis glabarata merupakan leguminosa yang memiliki kemampuan beradaptasi pada tanah yang berdrainase baik mulai dari tanah pasir sampai liat, lebih menyukai tanak masam namun dapat tumbuh baik pada tanah netral atau sedikit basa, selain itu beradaptasi baik pada daerah tropis maupun subtropics

Universitas Sumatera Utara

(Bowman dan Wilson, 1996). Arachis glabarata memiliki kualitas hijauan yang baik dan memiliki produksi bahan kering yang baik.
Arachis glabrata merupakan jenis leguminosa yang mempunyai prospek untuk dikembangkan karena menunjukkan adaptasi yang cukup baik pada berbagai tipe tanah dan tahan terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, serta produksi berat kering 13,0 ton/ha/th dengan kandungan protein rata-rata 15,9% (Yuhaeni, 1989). Arachis sangat bermanfaat untuk campuran hay atau untuk padang pengembalaan (Prine et al., 1981). Di daerah iklim kering seperti Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Arachis termasuk tanaman yang tumbuh baik pada musim hujan maupun kemarau sehingga jenis tanaman ini diharapkan untuk peningkatan pastura alam (Nulik et al., 1986). Valentine et al., (1986) melaporkan bahwa penanaman campuran Arachis glabrata dengan Paspalum notatum dapat meningkatkan 100 sampai 300% produksi berat kering rumput Paspalum dibandingkan dengan penanaman rumput secara tunggal.
Pertanaman Campuran Penampilan pertanaman campuran rumput dan leguminosa yang baik pada
suatu lahan pastura, pada dasarnya adalah keberhasilan transfer nitrogen tanaman leguminosa ke tanaman rumput, sehingga dapat diharapkan adanya peningkatan produksi dan kualitas hijauan rumput dalam pertanaman campuran tersebut (Middleton, 1981). Mengusahakan pertanaman campuran rumput dengan leguminosa dapat menghemat pemupukan nitrogen karena dapat dipenuhi dari pengikatan nitrogen udara hasil simbiosis leguminosa dengan bakteri rhozobium (Whiteman et al., 1974, Hanzell dan Vallis, 1975) Tanaman leguminosa mempunyai peranan yang penting rumput karena kemampuan fiksasi nitrogen
Universitas Sumatera Utara

udara juga akan ditransfer kepada rumput yang tumbuh bersama (Whitney dan Kanehiro, 1967; Whitney dan Green, 1979).
Padang rumput campuran antara rumput dan leguminosa lebih baik dan lebih disukai ternak daripada suatu pertanaman murni. Bila dibandingkan dengan pertanaman murni maka keuntungan dari pertanaman campuran adalah (1) pembentukan padang rumput yang lebih cepat dan penggunaan tanah yang lebih baik, (2) distribusi pertumbuhan musiman yang lebih baik, (3) produksi dengan palatabilitas yang lebih baik, (4) dapat menaikkan nilai gizi padang rumput. Cullison (1978) menyatakan bahwa leguminosa tidak hanya berperan sebagai sumber nitrogen untuk rumput tetapi dapat sebagai pakan yang berkualitas lebih tinggi serta mempunyai ciri penurunan nilai gizi yang lebih lambat dengan meningkatnya umur dibandingkan dengan rumput.
Pengaturan defoliasi merupakan masalah kompleks karena respon terhadap intensitas defoliasi merupakan modifikasi berbagai faktor, seperti : iklim, hara, cahaya dan saat pemotongan (Alberda, 1967, Whitehead, 1970). Memperpanjang interval defoliasi dapat diperoleh produksi bahan kering hijauan yang tinggi dan pertumbuhan kembali tidak terganggu. Namun memperpanjang interval defoliasi akan menurunkan kandungan protein kasar, meningkatkan kadar serat kasar sehingga juga menurunkan daya cerna hijauan (Rios, Julia dan Anguilu, 1974)
Pemupukan fosfat diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas pengikatan nitrogen udara tanaman leguminosa sentro sehingga juga akan meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas hijauan rumput setaria yang tumbuh bersamanya (Middleton, 1981 dan Whiteman et al, 1974). Tanaman leguminosa sensitif terhadap kekurangan unsur fosfor dari tanah untuk
Universitas Sumatera Utara

memelihara pertumbuhannya (Shaw et al., 1966 dan Bowen dan Kratky, 1982). Kebaanyakan tanah tropika kekurangan unsur fosfor, sehingga pertumbuhan tanaman leguminosa di daerah ini sering kurang baik.(Geus, 1973; Kamprath, 1978 dan Goedert et al, 1982). Memperbaiki pertumbuhan tanaman leguminosa akan memberi manfaat pula bagi pertumbuhan tanaman rumput yang tumbuh bersama dalam pertanaman campuran (Henzell dan Valllis, 1975; Bruce, 1985).
Legum selain berperan menyuburkan tanah, nilai gizinya lebih tinggi daripada rumput. Di daerah tropis peranan legume sangat penting untuk meningkatkan produktivitas padang penggembalaan. Crowder dan Chheda (1982) menyatakan bahwa peranan legum pada pertanaman ganda sangat penting karena:
1. Nitrogen merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan rumput, dengan adanya tanaman legum pada pertanaman ganda maka sebagian kebutuhan nitrogen dari rumpt terpenuhi.
2. Kebaradaan tanaman legume sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kandungan nitrogen padang rumput.
Kapasitas Tampung Ternak Kapasitas tampung ternak bertujuan untuk mendefinisikan tekanan
penggembalaan jangka panjang dalam tingkat optimum yang secara aman berkelanjutan dan dihubungkan dengan ketersediaan hijauan. Taksiran daya tampung menurut Halls et al., (1964) didasarkan pada jumlah hijauan tersedia. Jumlah hijauan yang tersedia ini tidak terlepas hubungan dengan defoliasi, aspek lain dalam hal ini adalah hubungan antara tekanan penggembalaan terhadap produksi ternak. Pengertian tentang tekanan penggembalaan optimum penting artinya dalam pengelolaan padang penggembalaan, karena tekanan
Universitas Sumatera Utara

penggembalaan optimum dalam hal ini sesuai dengan daya tampung padang rumput bersangkutan.
Menurut Susetyo (1980), yang disitasi oleh Wiryasasmita (1985) bahwa, kapasitas tampung adalah angka yang menunjukan satuan ternak yang dapat digembalakan diluasan tanah pangonan tertentu, selama waktu tertentu, dengan tidak mengakibatkan kerusakan baik terhadap tanah, vegetasi maupun ternaknya. Dengan demikian kapasitas tampung tersebut tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi tanah, pemupukan, faktor klimat, spesies hijauan, serta jenis ternak yang digembalakan atau terdapat di suatu padangan.
Menurut Reksohadiprodjo (1985), yang disitasi oleh Kencana (2000), Kapasitas tampung (Carrying capacity) adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar. Departemen Pertanian (2010) lebih lanjut menjelaskan bahwa, kapasitas tampung adalah jumlah hijauan makanan ternak yang dapat disediakan kebun hijauan makanan ternak untuk kebutuhan ternak selama 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak (ST) per hektar.
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada lahan petani di Desa Sibiru-biru
Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian telah berlangsung selama 3 (tiga) bulan dimulai dari Bulan Mei sampai juli 2012.
Bahan Pastura campuran yang terdiri dari Brachiaria Humidicola, Brachiaria
decumens, Brachiaria ruziziensis, Arachis glabarata, Chamaecrista rotundifolia, Stylosanthes guianensis. Lahan yang teridiri dari 64 plot, dimana setiap plot berukuran 1,5 x 1,5 meter dengan jumlah 3-4 tanaman setiap plot. Pupuk wet litter segar (20 ton/ha) masing-masing adalah W0 = kontrol, W1 = 1 kg, W2 = 2 kg, W3 = 3 kg.
Alat Cangkul yang digunakan untuk membersihkan dan mengolah lahan
penelitian. Gembor untuk menyiram tanaman. Meteran sebagai alat ukur untuk mengukur tinggi pemotongan. Parang, arit dan gunting untuk memotong rumput.
Universitas Sumatera Utara

Kertas koran untuk alas rumput pada saat pemotongan. Timbangan untuk menimbang berat segar dan berat kering. Oven untuk mengeringkan rumput.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terbagi (Split
Plot) pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan yang diuji adalah 2 taraf yaitu 1). Taraf pemupukan dengan menggunakan Wet litter segar sebagai petak utama masing-masing yaitu W0 = tanpa pemupukan, W1= 1 kg, W2 = 2 kg dan W3 = 3 kg, 2). Jenis pastura campuran (P1-P4) yaitu (P1 = Stylosanthes guianensis + Chamaecrista rotundifolia + Arachis glabrata, P2 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Stylosanthes guianensis, P3 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Chamaecrista rotundifolia, P4 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Arachis glabrata).
Prosedur Pelaksanaan Persiapan Lahan
Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan penelitian dari sisa tanaman sebelumnya dan gulma lainya. Dua minggu kemudian dilakukan pembajakan untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkahan tanah, sehingga pengemburan selanjutnya lebih mudah dilakukan. Dua minggu setelah pembajakan, dilakukan penggemburan yang berfungsi untuk menghancurkan bongkohan-bongkohan menjadi struktur tanah yang lebih halus serta untuk membersihkan sisa-sisa perakaran dari tumbuhan liar. Satu hari setelah selesai penggemburan dilakukan pembuatan petak (Plot) penelitian berukuran 1m x 1m
Universitas Sumatera Utara

sebanyak 64 petak (plot), dengan ketentuan ukuran tanah tiap petak ditingikan (digunduk) dari areal lahan penelitian.
Penanaman Penanaman rumput dan leguminosa dilakukan bersamaaan pada petak
dengan ukuran 1 m x 1 meter (untuk setiap unit perlakuan) dengan mempergunakan bahan tanam sobekan rumput dan stek leguminosa yang diperoleh dari BPTP Sei Putih, Sumatera Utara. Jarak tanam yang dipergunakan untuk rumput 20 x 20 cm, sedangkan untuk legum ditanam diantara tanaman rumput dengan jarak tanam yang sama.
Pemupukan Setelah lahan siap diolah dan siap untuk ditanami maka lahan tersebut
terlebih dahulu dipupuk dengan kompos wet litter segar, masing-masing plot sesuai dengan perlakuan, seminggu setelah pemupukan maka dilakukan penanaman.
Pemeliharaan Dalam melakukan pemeliharaan tanaman meliputi : 1) Penyiraman,
penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan dosis 1 liter/lubang/hari, 2) Penyiangan, penyiangan dilakukan terhadap gulma-gulma secara manual di dalam dan diluar petak tanaman.
Parameter yang diamati Produksi bahan kering
Universitas Sumatera Utara

Produksi bahan kering diperoleh dari produksi bahan segar dari setiap pemotongan pastura, setelah pemoto