kimia dan melarutkan sebanyak mungkin lignin yang terdapat pada dinding-dinding serat. Pemisahan serat terjadi karena larutan lignin yang ada
diantaraditengah-tengah ‘’lamela’’ yang berfungsi sebagai pengikat serat. Bahan kimia yang terdapat pada larutan pemasak juga merembes terserap ke dinding
serat dan melarutkan lignin tersebut PT. TPL, 2002.
2.4. Tahap-Tahap Proses Pembuatan Pulp
2.4.1. Unit Pemasakan Digester
Proses pemasakan kayu yang telah dibuat menjadi chip dilakukan di digester plant. Digester adalah sebuah bejana bertekanan yang di dalamnya
serpihan kayu, yang dimasak dengan sejumlah larutan kimia diserta dengan panasdan tekanan untuk memisahkan serat dengan cara melarutkan bagian-bagian
yang buka serat, dimana prosesnya dinamakan ‘’COOKING’’. Chip dimasak
didalam digester dengan menggunakan panas dan reaksi kimia. Bahan kimia yang digunakan adalah caoustik soda NaOH, soda sulfide Na
2
S, campuran ini dinamakan white liqour. Digester mempunyai tinggi sekitar 18,6 m dengan
diameter 4,2 m dan volume 200m
3
. Pengoperasian digester dibagi menjadi 6 tahapan, yang dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1. Chip Filling
Chip diangkut ke digester dari tempat penyimpanan dengan menggunakan converyor. Pengisian chip kedalam digester merupakan langkah
awal dari proses penting pada pembuatan pulp yang dihasilkan digester, sebaliknya digester yang terlalu penuh akan mengakibatkan kesulitan pada
peredaran liqour pada saat blow. Jumlah chip dalam digester harus betul-betul
Universitas Sumatera Utara
sesuai sehingga ada cukup ruang untuk tempat liqour dan edarannya. Sebelum pengisian chip dimulai, harus diperhatikan hal - hal berikut :
a. Digester harus dalam keadaan kosong dan katup blownya harus
sudah tertutup. b.
Top cover atau capping valve pada pasisi terbuka. c.
Shuttle converyorharus tepat posisinya pada digester yang akan chip filling.
Agar dapat dicapai keseragaman pada setiap pemasakan pada setiap pemasakan maka harus diketahui berapa berat serpihan kayu yang dimasukkan
kedalam digester, kandungan air pada chip dan berat jenis keseluruhan kayu. 2.
Liqour Filling Pada proses BKP bleached kraft pulp pengisian liqour dilakukan
segera setelah pengisian chip. Larutan pemasak panas yang dimasukkan kedalam digester didapat dari relief heat recovery system pada temperatur 120
o
C harus dengan perbandingan yang sesuai sebagai mana diperlukan untuk pemasakan dan
black liqour penambah sebagai pengencer yang sesuai. Penambahan white liqour didasarkan pada persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak dengan
berat kering bone dry atau oven dry kayu yang dimasukkan. Persentase ini juga tergantung dari seberapa jauh kita mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu
degree of deligification . Misalnya untuk memproduksi pulp BKP dibutuhkan sekitar 17,55-21 AA alkali aktif sebagai Na
2
O. Alkali aktif yang dimasukkan akan melarutkan komponen atau kotoran yang bukan selulosa yang ada dalam
kayu, bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan akan melarutkan lebih banyak lagi komponen - komponen itu, sebaliknya berkurangnya jumlah alkkali
Universitas Sumatera Utara
yang dimasukkan akan menyebabkan kayunya tidak masak hard cook yang berakibat banyaknya kayu yang akan terbuang berupa recjet atau serpihan kayu
yang hanya sebagian saja yang masak yang disebut knots. Perlu diingat bahwa untuk penambahan alkali yang terlalu tinggi, disertai
dengan temperatur yang tinggi 170
o
C maka dalam digester proses penghilangan lignin tidak henti - hentinya, sehingga bahan kimia pemasak tadi juga akan
menyerang serat selulosa, hal ini akan berakibat rendah dan lemahnya rendemen pemanasan. Degree of delignificatoin dapat ditunjukkan dari hasil percobaan
yang disebut bilangan kappa, yang menyatakan beberapa jumlah lignin yang masih tersisa dalam pulp setelah pemasakan.
Kekuatan atau konsentrasi dari white liqour WL juga merupakan hal yang sangat penting. Konsentrasi atau strength dinyatakan sebagai gram per liter
gL dari alkali aktif NaOH+ Na
2
S sebagai Na
2
O. Jika strength gl white liqournya rendah maka proses penghilangan lignin akan menjadi kurang baik
sehingga menghasilkan banyak reject, sebaliknya apabila strength white liqournya tinggi maka serat selulosa juga akan terserang dan rusak yanag
berakibat pada rendahnya strength dan rendemen pada pulp. Untuk menjaga berlangsungnya peredaran liqour dalam digester dan
blowing yang bersih, perlu diperhitungkan jumlah perbandingan antara liqour dan kayu yang sering disebut batch ratio. Rasionya berkisar 4,5 : 1, merupakan
perbandingan terhadap kayu kering yang dimasukkann kedalam digester, sehingga diperlakukan liqour sebnayak 168,75 m
3
jumlah black liqour sebagai penambahannya.
Universitas Sumatera Utara
3. Kraft Ramping
Setelah pengisian larutan pemasak, sejumlah volume white liqour dan black liqour yanag telah dihitunga banyaknya dipompa ke digester dan diedarkan
memlalui alat penukar panas dimana uapnya yanag berasal dari boyler dipakai sebagai pemanasnya. Larutan pemasak dengan temperatur 110
o
C akan dipanaskan dengan menggunakan MPS Medium Preasure Steam dimana cairan pemasak
tersebut akan disirkulasikan memlalui liqour heater Indirect Cooking hingga tercapai temperatur cooking.
4. Kraft Cooking
Proses pemasakan secara kraft cooking dilaksanakan setelah penambahan liqour dan black liqour kedalam chip. Digester yang berisi chip dan
larutan pemasak hingga temperatur 170
o
C dan tekanannya mencapai 7 kgcm
2
. Pada temperatur dan tekanan ini, chip dimasak dengan alkali untuk periode waktu
tertentu. Kualitas pulp, jika chip dimasak dalam jangka waktu yang terlalu lama,
maka akan dihasilkan pulp dengan kualitas rendah dengan rendemen yang rendah 170
o
C dan temperatur ini harus dikontrol secara seksama. Temperatur dibawah 170
o
C tidak berpengaruh apa-apa terhadap kulaitas rendemennya, tetapi diatas 180
o
C akan terjadi pemutusan rantai dari serat-serat selulosa, dan pada temperatur 200
o
C akan sangat jelas pengaruhnya, jadi temperatur yang diinginkan pada pemasakan adalah 170
o
C . Pada proses kraft cooking ini, untuk memperoleh hasil pulp yang baik,
maka proses pemasakan juga harus baik. Untuk itu pada proses pemasakan ini harus mencapai H-factor yaitu perbandingan antara waktu dan temperatur
Universitas Sumatera Utara
pemasakn. Pada proses ini, dibutuhkan waktu sekitar 100 menit dengan temperatur dan waktu tersebut maka chip tersebut telah masak.
5. Kraft Relief
Setelah chip - chip di dalam digester masak, maka tekanan di dalam digester akan naik, untuk itu dibutuhkan proses kraft relief untuk mengurangi
tekanan di dalam digester selama kira-kira 2-5 menit sampai tekanan di dalam digester turun menjadi kira-kira 6 kgcm
2
. 6.
Blowing Tujuan utama pada pengoperasian blowing adalah untuk
mengeluarkan atau blow sesuai isi digester kedalam blow tank. Waktu yang diperlakukan pada saat blowing adalah sekitar 15 menit. Tipe blow tank yang
dipakai adalah sama dengan jenis digester plant dengan volume 600 m
3
, diameter 8250 mm, tinggi 21.000 mm PT.TPL, 2002.
2.4.2. Pencucian Washing