commit to user
37
meningkatkan prestasi dan kinerja mereka. Jaminan kerja yang diberikan antara lain :
a. Jaminan kesejahteraan karyawan 1 Jaminan Hari Libur dan Izin Cuti
2 Jamsostek b. Pemberian tunjangan
1 Tunjangan Hari Raya 2 Tunjangan Asuransi Kecelakaan Kerja dan Kematian
5. Aspek Pemasaran
a. Daerah pemasaran Produk yang dihasilkan perusahaan adalah berupa kain
tenun grey dan kain cetak sablon dengan tangan handprint. Pemasaran hasil produksi hanya untuk pasar lokal yaitu di
wilayah kota Solo dan sekitarnya. b. Saluran distribusi
Untuk memudahkan penghematan biaya distribusi maka perusahaan melakukan sistem distribusi dengan melayani
pelanggan secara langsung tanpa perantara agen. Dalam melakukan pengiriman menggunakan alat transportasi truk.
c. Kebijakan harga konvensional Kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan
berdasarkan harga konvensional, yaitu harga disesuaikan dengan besar kecilnya biaya produksi yang ditanggung oleh
commit to user
38
perusahaan. Biaya-biaya yang mempengaruhi penentuan harga antara lain: biaya bahan baku, biaya bahan penunjang,
dan biaya tenaga kerja langsung maupun tidak langsung.
6. Proses Produksi
Dalam proses produksinya PT.Sinar Surya Indah Lestari menggunakan benang sebagai bahan bakunya dan obat pewarna
serta tepung tapioka sebagai bahan penolongnya. Obat pewarna digunakan untuk member warna pada kain, sedangkan tepung
tapioka untuk proses penganjian agar kain menjadi kaku. Adapun alat yang digunakan dalam proses produksi pada
perusahaan adalah : a. Mesin Warping
Digunakan untuk menggulung benang menjadi kain b. Mesin Reaching pencucukan
Memisahkan benang dari proses penganjian c. Meja Curing
Digunakan untuk membuat gambar pada kertas kalkir kemudian diblat kain.
d. Meja Flat Memberi gambar pada kain.
commit to user
39
e. Mesin Sizing Mesin yang digunakan untuk memperkuat, memperlicin dan
menidurkan bulu benang. f. Mesin
PW Membantu proses penenunan agar benang dapat melakukan
gerak naik turun. g. Mesin Loom
Mesin pengubah benang menjadi kain. h. Mesin Inspecting
Digunakan memeriksa hasil produksi. i. Mesin Bakar Bulu
Digunakan untuk membakar serat bulu yang ditimbulkan dari sisa benang tenun.
j. Mesin Hanspel
1 Untuk membersihkan mencuci kain grey hasil dari bakar bulu supaya kanji yang menempel bersih.
2 Untuk mencuci kain printing batik supaya kain tidak luntur. k. Mesin Jigger
Fungsi mesin ini untukproses kain dari buang kanji hanspel untuk diproses
l. Mesin Curing silinder dying I Berfungsi untuk mengurangi kadar air yang masih menempel di
kain setelah melalui proses cuci dari mesin Hanspel.
commit to user
40
m. Mesin Curing silinder dying II Untuk mengeringkan supaya kain bias diberi obat dan dapat
meresap dengan baik. n. Mesin Steamer
Digunakan untuk melekatkan warna pada kain agar tidak luntur. o. Mesin Stenter
Berfungsi untuk melembutkan kain supaya kelebaran ukuran sama rata maksimal untuk rayon 115 cm dan 90 cm.
p. Mesin folding Berfungsi untuk melipat kain supaya rapi dan rata.
Dari berbagai jenis fasilitas mesin yang tersedia, Departemen Weaving memerlukan 7 mesin yaitu: mesin Warping,
Mesin Sizing, Mesin PW, Mesin Reaching, Mesin Loom, Mesin Inspecting dan Mesin Folding. Berikut ini adalah proses produksi di
departemen weaving : a. Proses Penghanian Warping
Proses penghanian merupakan proses penggulungan atau pemindahan benang atau cones menjadi bentuk gulungan
beam. Tujuan dari proses ini adalah menyiapkan sebaik-baiknya untuk keperluan penganjian nantinya, panjang penggulungan ini
nantinya akan menjadi panjang dan lebar kain yang akan dibuat.
commit to user
41
Dalam proses penghanian ini kadang-kadang ada gangguan atau penyebab yang mengganggu kelancaran
penghanian antara lain benang putus, penggantian beam baru,atau faktor manusia.
b. Proses Penganjian Sizing Proses ini merupakan kelanjutan dari proses penghanian.
Dalam proses ini benang dalam beam diproses menjadi benang yang siap digunakan dalam proses pencucukan. Tujuan dari
proses penganjian ini adalah untuk memberikan kekuatan pada benang lusi sehingga dalam proses pencucukan nanti akan
berjalan lancar. c. Proses Pencucukan Reaching
Dalam proses ini memasukkan benang ke lubang sisir menggunakan drawing hook sesuai rencana ulangi prosedur
sampai benang yang ada di beam tenun selesai disisir. Setelah itu masukkan drawing hook pada mata dropper dan gun
kemudian ambil benang satu persatu secara berurutan sesuai rencana produksi ulangi prosedur itu sampai benang yang ada
di beam selesai dicucuk. d. Proses Silang Pirn Winder
Proses untuk membantu memperlancar proses pertenunan agar benang lusi dapat melakukan gerakan naik
turun membentuk lusi saat di tenun.
commit to user
42
e. Proses Pertenunan Benang yang sudah dipersiapkan pada persiapan cucuk
yaitu benang lusi dalam beam yang sudah dicucuk dimasukkan ke dalam mesin tenun. Proses pertenunan adalah proses
menganyam benang lusi dengan benang pakan yang diluncurkan dengan menyemprotkan udara.
Benang lusi dirapatkan pada kain, dilakukan penngetekan setelah itu kain digulung. Pada dasarnya gerakan
mesin tenun ada 5 yaitu : 1 Penguluran lusi
2 Pembentukan mulut lusi 3 Peluncuran benang pakan
4 Pengetekan gerakan perapatan dari penganyaman 5 Penggulungan
f. Proses Inspecting Proses inspecting merupakan proses pengecekan kain
dari bagian weaving, kain dikategorikan cacat apabila : 1 Renggang kain lebih dari 0,5 cm sepanjang kain
2 Pakan dan lusi tidak teranyam sepanjang kain 3 Tepi masuk lebih dari 2,5 cm
4 Pakan dobel lebih dari 1 pakan 5 Kain berlubang lebih dari 3 helai benang
commit to user
43
g. Proses Folding Proses folding merupakan proses pelipatan kain setelah
proses inspecting.
B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja