FAUZIA DINAR A F3509029

(1)

commit to user

i “ ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PAKAIAN PADA

PT. VINSA MANDIRA UTAMA SUKOHARJO ”.

Tugas Akhir

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya pada Program D III Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : FAUZIA DINAR A

F3509029

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv MOTTO

“ Hai orang-orang yang beriman mintalah tolong kamu kepada Allah SWT dengan sabar dan mengerjakan Sholat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (Qs. Al-Baqarah : 153)”

“ Waktumu adalah hari ini, hari kemarin tak akan mungkin kembali, hari esok tak ada seorang pun yang tahu, maka jalanilah hari dengan sepenuh hati dan penuh senyum “

PERSEMBAHAN

· Mama Papa tercinta

· Kakakku

· Teman-teman Manajemen Industri


(5)

commit to user

v KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PAKAIAN PADA PT. VINSA MANDIRA UTAMA SUKOHARJO.”

Tugas akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan kurikulum dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, membimbing, hingga tersusunnya Tugas Akhir ini. Ucapan terimakasih yang tulus penulis haturkan kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, M.Si. Selaku Ketua Program Diploma 3 Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si. Selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuk kepada penulis dalam menyusun Tugas Akhir.


(6)

commit to user

vi 4. Pemilik PT. Vinsa Mandira Utama, Ibu Lingga Hermanto yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan magang.

5. Mamah, Papah yang telah memberikan dorongan serta do’a sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini.

6. Kakakku yang telah membantu merapikan Tugas Akhir ini.

7. Sahabat-sahabatku Manajemen Industri(Bisnis)‘09, Kartika Tri Utami (Ngiik), Ike Iswandayani (ibuk), Dwi Saptutik (mbak wik), Dewi Siti Zulaika (dedek), Evy Dyah (mbrot), Evy Ari (edy), Anggun Trisnawati (dek anjun).

8. Teman-teman Marching Band Universitas Sebelas Maret, Tiiaa, Mbak Tata, Mbak Dilla, Mas Agung, Mbak Echa, Mas David, Mas Thomas, Mas Gema, Mas Ari, Mas Nyoman, Mbak Galuh, Mbak Anna, Mbak Anni, Luthfi(cepot), Ahong, masih banyak lagi. Maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu dari kalian, pokoknya kalian semua teman-temanku.

9. Mas Afie Suarsa, S.Sn.(mas Opie) yang selalu membantuku dalam segala hal, selalu menemaniku dimanapun, kemanapun, dan kapanpun, serta sebagai penasehatku. Terimakasih untuk semuanya.

10.Family Manajemen Industri(Bisnis) ’09.


(7)

commit to user

vii 12.Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat saya sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga terdapat banyak kekurangan. Namun, penulis berharap karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat memberikan sumbangan pada disiplin ilmu yang penulis pelajari dan juga berguna bagi Nusa dan Bangsa.


(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 6


(9)

commit to user

ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Operasi ... 15

B. Pengertian Proses Produksi ... 15

C. Layout Fasilitas Produksi ... 17

1. Pengertian Layout ... 17

2. Tujuan Perencanaan Layout ... 18

3. Pentingnya Perencanaan Layout ... 20

4. Klasifikasi Perencanaan Layout ... 21

D. Jenis Layout ... 21

E. Keseimbangan Lini (line balancing) ... 27

1. Pengertian Keseimbangan Lini ... 27

2. Tujuan Keseimbangan Lini ... 28

F. Efisiensi dan Efektifitas 1. Pengertian Efisiensi ... 31

2. Pengertian Efektifitas ... 32

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran PT. Vinsa Mandira Utama ... 33

1. Sejarah Perusahaan ... 33

2. Lokasi Perusahaan ... 35

3. Tujuan Perusahaan ... 36


(10)

commit to user

x

5. Kepersonaliaan ... 43

B. Laporan Magang Kerja 1. Pelaksanaan Magang Kerja ... 47

a). Tempat Kegiatan Magang Kerja ... 47

b). Kegiatan Magang Kerja ... 48

c). Manfaat Magang Kerja ... 49

C. Pembahasan 1. Urutan Proses Produksi ... 50

2. Layout Perusahaan ... 51

3. Bentuk Diagram Jaringan Kerja ... 52

4. Analisis Keseimbangan Lini ... 53

5. Hasil Analisis Keseimbangan Lini ... 58

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA


(11)

commit to user

xi DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Rincian Karyawan Perusahaan ... 45 Tabel III. 2 Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 46 Tabel III. 3 Urutan Pekerjaan dan Waktu Penyelesaian Produksi

Pakaian ... 50 Tabel III. 4 Perhitungan Total Waktu Kerja, Siklus dan Waktu

Menganggur pada Cycle Time 45 Menit ... 55 Tabel III. 5 Perhitungan Total Waktu Kerja, Siklus dan Waktu

Menganggur pada Cycle Time 24 Menit ... 57 Tabel III. 6 Hasil Analisis Keseimbangan Lini Berdasarkan Aturan


(12)

commit to user

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Alur Pemikiran ... 14

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi ... 38

Gambar 3. 2 Layout Proses Produksi ... 51

Gambar 3. 3 Diagram Jaringan Produksi Pakaian ... 52

Gambar 3. 4 Pengelompokan Elemen Pekerjaan ke dalam 5 Stasiun Kerja ... 54


(13)

commit to user

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Keterangan Surat Magang

Lampiran 2 : Formulir Penilaian Magang Kerja Lampiran 3 : Surat Pernyataan Tugas Akhir


(14)

commit to user

LAYOUT PT. VINSA MANDIRA UTAMA SUKOHARJO

Fauzia Dinar A. F3509029

The layout of production facilities is a way to organize all the physical facilities of the system in order to get optimal results and achieve corporate goals. In this study, the main problem is the order of writing the final project production process, the second is how the layout of production facilities, the third is how the efficiency and effectiveness of the layout of apparel production in PT. Mandira Vinsa Main. Purpose of this study was to determine the sequence of the production process from raw materials into finished goods, to know the layout of production facilities, to determine the level of efficiency and effectiveness of the layout of production facilities at PT.VinsaMandiraUtama.

Obtained from the analysis of grouping elements of work are contained in AB work one work station, CD found on two work stations, E contained in the three work stations, FGH contained in the four work stations, and the IJ found on five workstations.

By using a 24-minute duty cycle (a cycle time that is allowed) resulted in an efficiency of 96.67% and 100% effectiveness rate. While using the duty cycle of 45 minutes (the time it is applied) resulted in a lower level of efficiency that is equal to 51.6%and55%effectivenessrate. From the analysis also found time on your hands and the delay when using a 24-minute cycle time produces a smaller time is 4%, while when compared to cycle 45minutesidletimeis109%greater. Of conclusions can be suggested that the company should implement a good and true duty cycle is smaller than the previous policy of 45 minutes to 24 minutes.


(15)

commit to user

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PAKAIAN

PADA

PT. VINSA MANDIRA UTAMA SUKOHARJO

Fauzia Dinar A. F3509029

Tata letak fasilitas produksi merupakan suatu cara untuk mengatur segala fasilitas fisik dari sistem guna mendapatkan hasil yang optimal serta dapat mencapai tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan penulisan Tugas Akhir adalah urutan proses produksi, kedua adalah bagaimana layout fasilitas produksi, ketiga adalah bagaimana efisiensi dan efektifitas layout produksi pakaian pada PT. Vinsa Mandira Utama. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi, untuk mengetahui layout fasilitas produksi, untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama.

Dari analisis diperoleh pengelompokan elemen pekerjaan adalah pekerjaan AB terdapat pada stasiun kerja satu, CD terdapat pada stasiun kerja dua, E terdapat pada stasiun kerja tiga, FGH terdapat pada stasiun kerja empat, dan IJ terdapat pada stasiun kerja lima.

Dengan menggunakan siklus kerja 24 menit (waktu siklus yang diijinkan) menghasilkan tingkat efisiensi sebesar 96,67% dan tingkat efektifitas sebesar 100%. Sedangkan dengan menggunakan siklus kerja 45 menit (waktu yang diterapkan) menghasilkan tingkat efisiensi yang lebih rendah yaitu sebesar 51,6% dan tingkat efektifitas sebesar 55%.

Dari hasil analisis juga ditemukan waktu menganggur dan tingkat penundaan saat menggunakan waktu siklus 24 menit menghasilkan waktu yang lebih kecil yaitu 4% sedangkan apabila dibandingkan dengan siklus 45 menit waktu menganggur lebih besar yaitu 109%.

Dari kesimpulan tersebut dapat disarankan bahwa perusahaan hendaknya menerapkan yang baik dan benar siklus kerja yang lebih kecil dari kebijakan sebelumnya yaitu 45 menit menjadi 24 menit.


(16)

commit to user 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin pesatnya perkembangan jaman dan teknologi yang modern saat ini, mengacu pula pada kebutuhan seseorang yang semakin banyak dan beraneka ragam untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat. Banyak industri manufaktur melakukan inovasi produk, mengadopsi teknologi dan mesin baru serta penggunaan metode baru untuk system produksi. Maka perusahaan melakukan suatu usaha yaitu meningkatkan produksi yang terarah, teratur, berkesinambungan dan efisien.

Salah satu tujuan perusahaan manufaktur didirikan yang diantaranya adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dari penjualan produk yang dihasilkan. Dengan cara masing-masing perusahaan memiliki cara dan metode-metode tersendiri untuk mengembangkan usahanya melalui inovasi-inovasi terbaru terhadap produk yang dihasilkan, salah satunya strategi pengaturan tata letak pabrik dan segala fasilitasnya, yang di dalam bahasa perusahaan disebut layout fasilitas produksi.


(17)

commit to user 2 Layout fasilitas produksi merupakan hal yang potensial didalam perusahaan. Layout fasilitas produksi harus diperhatikan oleh organisasi agar dapat memaksimalkan profitabilitas, tapi sering kali perusahaan tidak begitu memperhatikan hal ini. Begitu pentingnya masalah penataan tata letak fasilitas terhadap berjalannya proses produksi, membuat perusahaan harus meluangkan pemikiran yang lebih fokus agar efektivitaslah yang diperoleh, bukan hanya sekedar keindahan dipandang saja. Penataan layout fasilitas sangat mempengaruhi kegiatan produksi. Disini menegaskan bahwa penataan layout fasilitas bukan masalah yang sepele.

Perencanaan dan pengaturan tata letak fasilitas produksi yang baik mengakibatkan aliran material akan berjalan dengan lancar, jarak perpindahan menjadi lebih pendek dan pemanfaatan area produksi menjadi lebih efektif, dengan penaatan mesin dan fasilitas pabrik yang optimal maka produktivitas karyawan akan meningkat karena terciptanya rasa aman dan kepuasan kerja karyawan dan intinya akan dapat meningkatkan output produksi yang dihasilkan, dengan melakukan pengaturan tata letak fasilitas produksi yang tepat dan optimal, maka tidak akan terjadi pemborosan terhadap pemakaian ruang yang tidak perlu.

Masalah yang sering dihadapi dalam perencanaan layout produksi adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (line balancing), yaitu keseimbangan antara proses kapasitas suatu stasiun dengan stasiun berikutnya


(18)

commit to user 3 di dalam proses produksi. Apabila keseimbangan tersebut tidak tercapai maka akan berakibat adanya penumpukan barang pada bagian tertentu, hal ini menimbulkan biaya penyimpanan barang menjadi tinggi. Sebaliknya apabila terdapat output dari suatu departemen lebih kecil dari kapasitas suatu stasiun yang menganggur sehingga mengakibatkan adanya pengangguran tenaga kerja. Dengan layout produksi yang direncanakan dengan baik akan menghasilkan suatu aliran produksi mulai dari bahan mentah sampai dengan barang jadi dapat teratur dan lancar sehingga tercapai waktu kerja yang efisien.

Adapun hubungan bangunan pabrik dengan layout pabrik selain faktor-faktor diatas adalah melindungi bahan-bahan setengah jadi, barang jadi, serta fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan. Namun demikian bangunan pabrik yang memadai akan membantu dalam penyusunan layout pabrik. Bentuk bangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan akan mengakibatkan timbulnya barbagai macam kesulitan didalam penyusunan layout yang disusun sebelum bangunan pabrik tersebut didirikan. Dengan demikian maka sebaiknya bangunan pabrik ini perlu direncanakan dengan teliti. Apabila nantinya terjadi perubahan layout maka diharapkan perubahan-perubahan tersebut merupakan perubahan-perubahan kecil saja yang tidak memerlukan perubahan pada bangunan PT. Vinsa Mandira Utama yang telah didirikan tersebut.


(19)

commit to user 4 PT. Vinsa Mandira Utama yang berlokasi di Jl. Raya Manang-Baki KM. 1, Manang, Grogol, Sukoharjo, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri, yang memproduksi berbagai macam pakaian. Sifat perusahaan ini adalah job ordering, di mana perusahaan beroperasi atau melakukan proses produksi apabila menerima pesanan dari pihak lain maupun dari departemen lain. Dengan sifat itu tentunya perusahaan haruslah tanggap terhadap suatu pesanan ataupun trend yang sedang terjadi. Bukan hanya tanggap dalam suatu pesanan dan trend yang sedang terjadi saja, melainkan perusahaan juga harus mengatur dan menjadwal proses produksinya.

Mengingat perkembangan ekonomi pada masa sekarang, khususnya perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, perusahaan harus mempunyai daya kompetensi yang tinggi, dan selalu memperhatikan masalah layout yang sudah ada, agar mampu berkembang dan bersaing dipasar global yang tentunya menjadi leader perusahaan sejenis.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam menyusun Tugas Akhir penulis mengambil judul :

“ ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PAKAIAN PADA PT. VINSA MANDIRA UTAMA DI SUKOHARJO ”.


(20)

commit to user 5 B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana urutan proses produksi dari bahan baku menjadi produk jadi pada PT. Vinsa Mandira Utama ?

2. Bagaimana layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama ? 3. Bagaimana tingkat efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada

PT. Vinsa Mandira Utama?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui urutan proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi pada PT.Vinsa Mandira Utama.

2. Untuk mengetahui layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama.

3. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama.


(21)

commit to user 6 D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diperoleh dari penelitian yaitu : 1. Bagi PT. Vinsa Mandira Utama

Memberikan bahan pertimbangan pada perusahaan mengenai penerapan urutan pekerjaan dalam memperoleh efektifitas waktu dan biaya pembuatan produksi.

2. Bagi Penulis

Dapat menerapkan teori-teori layout yang diperoleh pada perkuliahan. 3. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan pembandingan dan referensi untuk penyelesaian kasus serupa yaitu efisiensi layout fasilitas produksi.

E. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah menggunakan metode studi kasus yang meneliti mengenai layout fasilitas produksi yang digunakan pada PT. Vinsa Mandira Utama, kemudian melakukan analisis data menggunakan metode line balancing untuk mengetahui efisiensi layout yang digunakan oleh perusahaan.


(22)

commit to user 7 2. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung pada PT. Vinsa Mandira Utama yang beralamatkan Jl. Raya Manang-Baki KM.1, Manang, Grogol, Sukoharjo. Perusahaan ini adalah jenis perusahaan manufaktur yang memproduksi barang setengah jadi yang berupa kain. Kemudian diproses menjadi barang jadi yang berupa pakaian jadi. Banyak sedikitnya jumlah pakaian (kuantitas) dan jenis pakaian yang akan diproduksi didasarkan pada pesanan dari konsumen (buyer).

3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pendamping magang kerja terkait proses produksi pakaian serta analisis efisiensi layout pada produksi yang dilakukan di PT. Vinsa Mandira Utama.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh perusahaan yang bukan pengolahnya. Data sekunder yang diperoleh selama magang kerja berlangsung diantaranya adalah data tentang profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data jumlah


(23)

commit to user 8 keseluruhan mesin dan karyawan, data time study, serta dokumentasi tentang proses produksi di PT. Vinsa Mandira Utama.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data digunakan beberapa metode, yaitu :

a. Wawancara (interview)

Menurut Suliyanto (2007), wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatap muka secara langsung, tetapi dapat melalui media tertentu misalnya melalui telepon, chatting melalui internet. Informasi yang didapat dari wawancara dengan pembimbing magang berupa pengetahuan umum tentang perkembangan perusahaan dan kendala-kendala dalam memproduksi pakaian yang sesuai standar kualitas dan efisiensi waktu yang ditetapkan. Wawancara ini dilakukan selama kegiatan magang kerja berlangsung, yaitu pada tanggal 16 Februari – 16 Maret 2012.

b. Observasi

Menurut Suliyanto (2007), observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan, mencium, mengecap


(24)

commit to user 9 dan meraba termasuk salah satu bentuk dari observasi. Data ini berupa pengamatan proses produksi pakaian pada PT. Vinsa Mandira Utama. c. Dokumentasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta salinan data, foto atau dokumen-dokumen dari perusahaan. Data tersebut meliputi data struktur organisasi perusahaan dan pengambilan foto (gambar) selama proses produksi.

5. Tehnik Analisis Data. a. Analisis Deskriptif

Merupakan analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi perusahaan melalui wawancara ataupun dengan melihat data yang terkait dengan masalah efisiensi layout fasilitas produksi dan keseimbangan lini seperti kondisi layout perusahaan saat ini, dll.

b. Analisis Kuantitatif

Merupakan analisis dengan menggunakan data yang dikualifikasikan ke bentuk angka. Dengan hal ini penulis menggunakan metode keseimbangan lini yaitu pengelompokan elemen-elemen pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan untuk membuat seimbang jumlah pekerja yang


(25)

commit to user 10 ditugaskan ke stasiun-stasiun kerja tersebut, sehingga dapat diperoleh jumlah jam menganggur yang kecil atau tingkat efisiensi yang tinggi. Hal-hal ini harus diperhatikan untuk mendapatkan keseimbangan kapasitas yang baik antara lain mengenai waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses produksi, urutan teknis dan pekerjaan dan kapasitas output yang diinginkan.

Menurut (Render Heizer, 2009) untuk mengetahui besarnya tingkat keseimbangan lini dihitung meliputi beberapa langkah yaitu :

1. Menentukan Waktu Siklus (cycle time)

Cycle time adalah waktu nyata untuk menyelesaikan suatu tugas atau langkah proses. Waktu siklus merupakan maksimal di mana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai. Rumus ini biasa digunakan pada divisi sewing, QC, ironing, yang setiap line nya harus melaporkan berapa banyak produksi yang sudah dihasilkan. Dapat dicari dengan rumus :


(26)

commit to user 11 C:

Dimana :

C : cycle time

T : waktu kerja perhari

D : permintaan perhar.

Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :

Maksimum output/hari =

2. Menentukan jumlah stasiun kerja terkecil.

Secara teoritis untuk menghitung jumlah stasiun kerja terkecil.

Rumus ini sering digunakan pada devisi QC, yang stasiun kerjanya dibagi menurut banyak sedikitnya produksi pakaian yang dihasilkan dari divisi sewing.

Dapat dicari dengan rumus:


(27)

commit to user 12 Dimana :

N : Stasiun kerja yang dibuat

T : waktu proses total.

3. Melakukan penugasan ke stasiun kerja

Pengelompokan elemen tugas kedalam sejumlah stasiun kerja digambarkan sebagai berikut :

Stasiun kerja : I II III IV V

Elemen penugasan : A B C D E F G H I J

Penundaan (balancing delay) dipakai sebagai ukuran bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja stasiun kerja, yang merupakan suatu indicator efisien. Hal ini menunjukkan jumlah waktu menganggur yang disebabkan tidak sempurnanya penugasan elemen diantara stasiun kerja yang ada.

Menghitung tingkat penundaan dengan rumus :


(28)

commit to user 13 Dimana :

Total menganggur = Jumlah stasiun kerja cycle time total waktu kerja elemen pekerjaan.

Total waktu kerja = Jumlah waktu kerja cycle time.

Tingkat efisiensi = 100% - penundaan (balancing delay)

Menentukan efektivitas :

F. ALUR PEMIKIRAN

PT. Vinsa Mandira Utama adalah sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam pakaian. Dalam proses produksinya, perusahaan mempunyai alur dalam menghasilkan sebuah pakaian. Alur kegiatan dapat dituangkan dalam alur pemikiran yang juga untuk memberikan arah pembuatan tugas akhir, agar nantinya dapat terarah dan tidak lepas dari jalur yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut :


(29)

commit to user 14

Gambar 1.1 Alur pemikiran

Perencanaan dan pengaturan layout fasilitas produksi yang baik akan memperlancar proses produksi. Dengan mengetahui susunan layout fasilitas produksi yang ada pada produksi di PT. Vinsa Mandira Utama, maka dengan metode line balancing yang bertujuan mengelompokkan elemen pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang ada, sehingga dapat mengurangi jumlah waktu menganggur dan tercapainya efisiensi proses produksi yang diinginkan. Setelah mengetahui efisiensi dan efektifitas yang dicapai maka dapat diambil keputusan apakah layout yang digunakan perusahaan selama ini dipertahankan atau diadakan relayout.

Layout Fasilitas Produksi

Proses Produksi

Line Balancing

(Keseimbangan Lini)

Tercapai Efisiensi dan Efektivitas


(30)

commit to user 15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi

Manajemen Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang atau jasa dengan mengubah input menjadi output (Heizer dan Render, 2005).

Manajemen Operasi adalah suatu penggunaan faktor-faktor produksi yang baik berupa bahan, tenaga kerja, mesin dan perlengkapan sehingga proses produksi berjalan dengan lancar (Gitosudarmo, 2002).

Manajemen Operasi merupakan serangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dalam sebuah perusahaan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk tujuan peruasahaan.

B. Pengertian Proses Produksi

Baroto (2002), mengartikan produksi adalah suatu proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan (Heizer dan Render, 2004), produksi adalah menciptakan barang dan jasa. Sehingga proses produksi adalah kegiatan untuk membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran.

Proses produksi adalah metode dan tehnik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk. Proses produksi juga merupakan


(31)

commit to user 16 metode dan tehnik untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana (Nasution, 2008).

Menurut Yamit (2003), proses produksi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna. Macam tipe proses produksi dari berbagai industry dapat dibedakan sebagai berikut :

a) Proses produksi terus-menerus

Proses produksi terus-menerus adalah produksi barang dasar aliran produksi dari suatu operasi ke operasi berikutnya tanpa menumpukkan dsuatu titik dalam proses.

b) Proses produksi intermieten

Proses produksi intermieten adalah proses produksi yang membuat produk dengan variasi atau jenis yang lebih banyak.

c) Proses produksi campuran

Berdasarkan kenyataan kedua macam proses produksi diatas sepenuhnya berlaku.

Menurut Subagyo (2000), mengemukakan proses produksi terbagi menjadi 3 macam yang sifatnya ekstrim, yaitu :


(32)

commit to user 17 Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan.

2. Proses produksi terputus-putus

Dikatakan proses produksi terputus-putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan.

3. Proses intermediated

Dalam kenyataannya kedua macam proses produksi di atas tidak sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran dari keduanya. Hal ini disebabkan macam barang yang dikerjakan memang berbeda, tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap macam agak banyak.

C. Layout fasilitas Produksi 1. Pengertian Layout

Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan keluarga dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehidupan kerja (Heizer dan Render, 2001). Sedangkan menurut Subagyo (2000), Layout


(33)

commit to user 18 pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan didalam pabrik.

Menurut Gitosudarmo (2002), layout fasilitas proses produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan didalam proses produksi. Fasilitas-fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat menghasilkan produk dengan jumlah dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minim.

2. Tujuan Perencanaan Layout

Dalam melakukan perencanaan layout dapat dilakukan dengan beberapa langkah (Gitosudarmo, 2002). Langkah pertama yang perlu dilakukan di dalam perencanaan layout adalah melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi-fungsi yang dimiliki produk tersebut. Langkah kedua adalah menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin-mesin. Jumlah masing-masing komponen yang dibutuhkan harus dijabarkan ke dalam jumlah mesin yang dibutuhkan.

Tujuan perencanaan layout secara umum adalah mengoptimalkan susunan letak mesin-mesin dan peralatan produksi yang ada di dalam perusahaan sehingga dengan adanya


(34)

commit to user 19 susunan tata letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik pula.

Menurut Gitosudarmo (2002), Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik adalah :

a. Memaksimalkan pemanfaatan peralatan pabrik. b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja.

c. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar. d. Meminimumkan hambatan pada kesehatan.

e. Meminimumkan usaha pembawa bahan.

f. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia.

g. Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang terlalu padat.

h. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.

i. Memaksimumkan hasil produksi.

j. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong/gang, dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi mudah dan siap.


(35)

commit to user 20 Sedangkan menurut Heizer dan Render (2009), tujuan strategi tata letak adalah membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

3. Pentingnya Perencanaan Layout

Menurut Heizer dan Render (2001), tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan keluarga dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta mutu kehidupan kerja. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai kerja. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal sebagai berikut :

a. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia.

b. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik. c. Lebih memudahkan konsumen.

d. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman.

Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis yang dapat membantu


(36)

commit to user 21 pencapaian ke empat hal diatas sementara tetap memnuhi kebutuhan perusahaan untuk bersaing.

Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin-mesin, peralatan-peralatan pabrok, tempat kerja, tempat penyimpanan, fasilitas servis, bersam-sama dengan penentuan bentuk gudang pabriknya. (Gitosudarmo, 2002).

4. Klasifikasi Perencanaan Layout

Perencanaan layout disini adalah melihat pada perecanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi-fungsi yang dimiliki produk tersebut. Perencanaan produk tergantung pada material yang digunakan, proses yang diperlukan dan perlengkapan-perlengkapan lainnya, sehingga memerlukan layout yang berbeda. (Gitosudarmo, 2002).

D. Jenis Layout

Layout yang disusun oleh beberapa perusahaan biasanya berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan keadaan atau faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan jenis layout yang akan digunakan yaitu (Gitosudarmo, 2002) :


(37)

commit to user 22 1. Jenis produk. Apakah produk tersebut barang atau jasa, desain dan kualitasnya bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk persediaan atau pesanan.

2. Jenis proses produksi ini berhubungan dengan jenis teknologi yang dipakai, jenis bahan yang diangkut/dibawa, dan alat penyedia layanan.

3. Volume produksi. Volume mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan kemungkinan eks-pansi dan perubahan.

Menurut Subagyo (2000), layout dibagi menjadi 4 macam yaitu : 1. Layout Produk (layout garis)

Dalam layout produk tiap produk memerlukan urutan yang sama dalam operasinya. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap hari juga selalu sama. Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus yang dapat mengerjakan satu macam pekerjaan, sehingga kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan. Selain itu layout ini memiliki keseimbangan kapasitas mesin atau mesin yang satu dengan yang lainnya harus sama. Contohnya pada pabrik kacang, dalam memilih kacang yang berkualitas tinggi, menggunakan mesin jauh lebih efektif dan hasil


(38)

commit to user 23 produksinya lebih banyak dibanding menggunakan tenaga karyawan.

Layout garis memiliki beberapa kebaikan, antara lain : a. Biaya produksi lebih murah.

b. Pengawasan lebih mudah.

c. Pengangkutan barang didalam pabrik lebih mudah.

Adapun kelemahan pada layout garis, antara lain :

a. Apabila terjadi kemacetan pada salah satu mesin, akan menyebabkan kemacetan seluruh kegiatan pabrik.

b. Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak sekali serta biasanya menggunakan mesin khusus.

c. Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja dalam jangka panjang tidak terganti.

d. Karyawan akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.

2. Layout Fungsional ( layout proses)

Layout fungsional sering disebut sebagai layout proses. Artinya, pengaturan tata letak fasilitas produksi didalam pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas


(39)

commit to user 24 produksi yang ada. Contohnya pabrik mobil, dalam membuat sebuah mobil diperlukan beberapa komponen seperti lampu, kaca, pintu, dll. Komponen-komponen tersebut tidak diproduksi menggunakan satu jenis mesin saja, melainkan beberapa jenis mesin yang memiliki fungsi sesuai yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah mobil tersebut.

Layout fungsional memiliki beberapa kebaikan yaitu :

a. Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.

b. Investasi pada mesin-mesin dan fasilitas produksi yang lain lebih murah daripada layout garis sebab menggunakan mesin serba guna. Mesin serba guna biasanya oleh produsen mesin dibuat dalam macam bentuk standar sehingga harga mesin itu dipasar lebih murah.

Adapun kelemahan dari layout ini antara lain :

a. Biaya produksi setiap barang mahal karena macam barang yang dikerjakan selalu barganti-ganti.

b. Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti dan urutan prosesnya berubah-ubah.


(40)

commit to user 25 c. Pengangkutan barang didalam pabrik sulit dan simpang siur

karena arus pekerjaan selalu berubah. d. Tidak terjadi keseimbangan.

3. Layout kelompok

Layout kelompok atau grouped layout adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik yang menggunakan layout kelompok memiliki produk yang bermacam-macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa kelompok yang sama. Contoh: pabrik garment, yang produksinya memerlukan urutan proses untuk bisa menghasilkan sebuah pakaian.

Kebaikan-kebaikan yang dimiliki layout kelompok yaitu :

a. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang.

b. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam-macam, arus barang tidak terlalu simpang siur.

c. Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi dapat lebih murah dibanding dengan layout fungsional.


(41)

commit to user 26 Adapun kelemahan dari layout ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menggunakan layout kelompok, maka kelompok produk yang memiliki kesamaan urutan proses harus jelas.

b. Instruksi kerja harus jelas.

c. Memerlukan pengawasan yang cermat.

4. Layout dengan posisi tetap

Pengertian layout semacam ini adalah pengaturan fasilitas produk dalam membuat barang dengan letak barang yang tetap atau tidak berpindah-pindah. Contoh : pabrik pesawat, pabrik kereta. Sifat-sifat yang dimiliki layout dengan posisi tetap yaitu :

a. Barang yang dikerjakan biasanya berat atau tidak mungkin dipindah-pindah.

b. Volume pekerjaan biasanya besar. Setiap kegiatan biasanya memerlukan urutan dan hubungan kerja yang kompleks.

c. Biasanya pekerjaan berupa proyek, yang harus selesai pada waktu yang telah direncanakan.

d. Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah-pindah.

e. Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan dilokasi biasanya dikerjakan didalam pabrik atau ditempat lain.


(42)

commit to user 27 Sedangkan kebaikan-kebaikan yang dimiliki oleh layout dengan posisi tetap yaitu :

a. Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-beda.

b. Dapat diletakkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan.

c. Tidak memerlukan bangunan pabrik. Apabila ada bangunan biasanya hanya untuk penyimpanan, kantor, atau kegiatan-kegiatan pembantu.

Kelemahan dari layout ini adalah :

a. Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya

b. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relative sulit. c. Biasanya keamanan barang-barang disekitar tempat pembuatan

barang harus dijaga dengan baik karena rawan penurunan.

E. Keseimbangan lini (Line Balancing) 1. Pengertian Keseimbangan Lini

Menurut Subagyo (2000), line balancing adalah proses pembagian pekerjaan kepada work station sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap work station. Work station


(43)

commit to user 28 atau pusat kerja/bagian adalah kumpulan beberapa elemen kerja yang merupakan satu kesatuan.

2. Tujuan Keseimbangan Lini

Tujuan diadakannya keseimbangan lini menurut (Nasution, 2003) adalah meminimalisasi waktu menganggur di setiap stasiun kerja, sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi pada setiap stasiun kerja. Adapun tujuan lain keseimbangan lini tersebut adalah membuat keseimbangan jumlah pekerjaan yang ditugaskan kestasiun-stasiun tersebut. Tujuan tersebut dicapai melalui dua alternative cara, yaitu :

a. Menentukan waktu putaran (cycle time) yang dikehendaki, menyamakan beban kerja dengan cara tertentu yang mana jumlah stasiun kerja dapat diminimumkan.

b. Menentukan jumlah stasiun kerja yang diinginkan, menyamakan bahan kerja dengan cara tertentu yang mana putaran waktu dapat diminimumkan.

Menurut Heizer dan Render (2009), penyeimbangan lini biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau pekerja dan memenuhi kewajiban output dari lini perakitan.


(44)

commit to user 29 Untuk mengetahui besar keseimbangan lini dapat diketahui dengan beberapa langkah berikut yaitu :

1. Menentukan Waktu Siklus (cycle time)

Cycle time adalah waktu nyata untuk menyelesaikan suatu tugas atau langkah proses. Waktu siklus merupakan maksimal di mana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai. Untuk menghitung besar waktu siklus dapat diperoleh dengan rumus :

C =

Dimana:

C : cycle time

t : waktu kerja perhari D : permintaan perhari.

Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :

2. Menentukan jumlah stasiun kerja terkecil.

Secara teoritis untuk menghitung jumlah stasiun kerja terkecil menggunakan rumus sebagai berikut :


(45)

commit to user 30 Rumus:

Dimana :

N : Stasiun kerja yang dibuat

T : waktu proses total

D : Produksi (proses)

t : Waktu kerja perhari.

3. Melakukan penugasan dari elemen-elemen penugasan ke stasiun kerja dengan aturan LOT (Longest Operation Time).

Yaitu melakukan penugasan elemen tugas-tugas berikutnya dengan tetap memperhatikan urutan proses. Penundaan (balancing delay) dipakai sebagai ukuran tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja pada stasiun kerja yang merupakan suatu indicator efisien.


(46)

commit to user 31 Dimana :

Total menganggur = Jumlah stasiun kerja cycle time total waktu kerja elemen pekerjaan.

Total waktu kerja = Jumlah waktu kerja cycle time.

Tingkat efisiensi = 100% - penundaan (balancing delay)

Menentukan efektivitas :

F. Efisiensi dan Efektifitas

1. Pengertian Efisiensi

Efisiensi adalah tingkat perbandingan antara masukan (input) dengan hasil (output) yang dicerminkan dalam rasio atau perbandingan diantara keduanya. Jika output lebih besar dari input maka dapat dikatakan efisien dan sebaliknya jika input lebih besar dari output maka dikatakan tidak efisien. Jadi tinggi rendahnya efisien ditentukan oleh besar kecilnya rasio yang dihasilkan.


(47)

commit to user 32 2. Pengertian Efektifitas

Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.Apabila kita membahas mengenai efisiensi, maka tidak lepas dengan istilah efektifitas. Keduanya ini memiliki hubungan sangat erat. Begitu pula sebaliknya, efektifitas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat..

Adapun perhitungan efektifitas sebagai berikut :


(48)

commit to user 33 BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran PT. Vinsa Mandira Utama 1. Sejarah Perusahaan

PT. Vinsa Mandira Utama adalah anak cabang dari perusahaan yang bernama Aneka Sandang garment yang memproduksi beraneka jenis kain batik khas kota Surakarta. Aneka Sandang sendiri telah berdiri sejak tahun 1990-an oleh Bapak Hermanto sebagai Direktur utama perusahaan tersebut. Setelah pasar dunia secara global mulai merambah ke Indonesia maka dengan banyak pertimbangan terhadap keuntungan yang dihasilkan dalam bisnis garment secara Internasional, bapak Hermanto mendirikanlah PT.Vinsa Mandira Utama sebagai sebuah perusahaan dengan tipe industri “Make To Order” yang bergerak di bidang produksi tekstil yang menghasilkan beberapa jenis produk pakaian dengan merk kenamaan luar negeri, diantaranya adalah Jhonatan Martin dan RAM’S. PT Vinsa Mandira Utama bergerak di Sektor Industri Hilir (downstream) atau industri manufaktur yang menghasilkan ready-made garment pada proses akhir produksinya atau dapat dikatakan perusahaan tersebut sebagai perusahaan assembling proses akhir produksi pakaian (tekstil).


(49)

commit to user 34 PT.Vinsa Mandira Utama sendiri dikelola oleh istri dari Bapak Hermanto yaitu Ibu.Lingga Hermanto yang juga sebagai Direktur Utama diPerusahaan tersebut. Sebagai perusahaan yang terbilang masih muda dan belum cukup terkenal secara domestik, PT.Vinsa Mandira Utama termasuk perusahaan yang cepat berkembang karena dalam pemasaran produksinya PT.Vinsa Mandira Utama sudah menembus pasar Internasional untuk menentukan costumer tetapnya. Dengan kata lain, PT.Vinsa Mandira Utama telah menerapkan sistem pemasaran dan juga pembelian bahan baku secara Ekspor dan Import.

PT. Vinsa Mandira Utama memiliki karyawan kurang lebih 430 orang yang dipekerjakan menurut ketentuan dan spesialisasi masing-masing. Sebagai peralatan pendukung produksi PT.Vinsa Mandira Utama memiliki sekitar 300 mesin jahit di 8 unit Lan dengan fungsi yang berbeda dan dapat memproduksi kurang lebih 2000 potong pakaian. Costumer yang bekerja sama sebagai buyer atau partner bisnisnya sendiri adalah pemilik merk yang cukup terkenal di pasar global seperti Johny Martin yang biasa disebut JM dari Los Angeles dan RAM’S dari New York. Dua merk tersebut telah menjadi salah satu pembeli/buyer tetap di PT. Vinsa Mandira Utama.


(50)

commit to user 35 2. Lokasi Perusahaan

PT. Vinsa Mandira Utama ini berlokasi di Jl. Raya Manang-Baki KM. 1, Manang, Grogol, Sukoharjo. Perusahaan ini berada ditempat strategis, karena lokasi ini mudah dilalui jalur transportasi. Hal ini dapat diartikan lokasi perusahaan sangat menentukan tingkat perkembangan dalam bersaing. Tentang hubungan dengan masyarakat sekitar, telah terjadi persesuaian dan keakraban. Hal ini terjadi karena saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.

Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan yang tentunya dapat menguntungkan bagi perusahaan, antara lain :

a. Dari segi ekonomi.

1) Tersedianya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.

2) Memberikan kemudahan dalam aspek pemasaran produk karena lokasi berdekatan dengan jalan raya.

b. Dari segi sosial

1) Menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk yang tinggal disekitar perusahaan.

2) Membantu pemerintah dalam menyukseskan gerakan pemakaian produk dalam negeri.


(51)

commit to user 36 c. Dari segi teknis

1) Lahan sekitar perusahaan masih cukup luas sehingga mendukung perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

2) Memberi kemudahan dalam menyukseskan gerakan pemakaian produk dalam negeri.

d. Faktor lingkungan

Dengan adanya dukungan di lingkungan sekitar akan mempermudah melakukan proses produksi, tetapi perusahaan juga harus memperlihatkan lingkungan sekitar agar tidak mengganggu masyarakat sekitar seperti mengolah limbah hasil produksi dengan baik dan membuang limbah yang sudah tidak berbahaya melalui saluran yang sudah ditentukan, serta mengurangi kebisingan agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

3. Tujuan Perusahaan

Pada awal berdirinya PT. Vinsa Mandira Utama mempunyai tujuan guna mempertahankan mutu perusahaan sehingga mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.

Adapun tujuan didirikannya PT. Vinsa Mandira Utama yaitu : a. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga


(52)

commit to user 37 b. Adanya keyakinan bahwa permintaan pasar masih sangat luas.

c. Adanya keinginan kuat untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik, atau orientasi pendirian perusahaan adalah mencari laba.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibuat untuk bertujuan menciptakan hubungan-hubungan yang sedemikian rupa yang dapat mengurangi dan mencegah timbulnya keretakan dan kesimpangsiuran dalam suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, hubungan antara atasan dan bawahan harus terjalin dengan baik atau dengan kata lain adanya koordinasi yang kuat antara pimpinan dan bawahan.


(53)

38

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. VINSA MANDIRA UTAMA IE

MARKETING ACCOUNTING MANAJER

PRODUCT

MD

SAMPLE PRODUCT QC PPIC ACCOUNT EXIM

HRD

MEKANIK GUDANG

FINISHING SEWING

CUTTING


(54)

commit to user 39 Wewenang dan tanggung jawab masing-masing departemen atau seksi dalam perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Direktur Utama

1) Mengawasi jalannya perusahaan serta membuat keputusan-keputusan penting bagi perusahaan, selain itu direktur juga bertanggung jawab untuk menjalin perusahaan dengan pihak ekstern.

2) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditentukan.

3) Menedelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang kepada bagian sesuai dengan bidang masing-masing.

b. HRD

1) Melaksanakan penerimaan karyawan baru.

2) Membuat tata tertib kerja bagi karyawan, mengawasi absensi karyawan dan mengawasi pelaksanaan pembayaran gaji dan upah.

3) Melakukan pemutusan kerja pada karyawan yang melanggar peraturan yang ditetapkan perusahaan.

4) Mengelola dan mengusahakan kesejahteraan social bagi karyawan sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja maupun undang-undang ketenagakerjaan.


(55)

commit to user 40 1) Mencari pelanggan dan konsumen baru.

2) Mempelajari strategi penjualan dan pemasaran dari produk sejenis dari perusahaan lain sebagai bahan perbandinagn dan antisipasi pasar.

d. Accounting

1) Menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan secara periodik.

2) Menyelenggarakan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.

3) Menjamin terjadinya seluruh pencatatan transaksi perusahaan dan laporan keuangan secara periodik untuk perencanaan dan pengendalian paerusahaan.

4) Menyelenggarakan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan.

e. Sampel

Melaksanakan atau mengerjakan (pembuatan produk) contoh mengenai spesifikasi produksi yang diinginkan buyer.

f. IE (Engineering)

1) Bertanggung jawab mengenai kelancaran operasional mesin-mesin produksi, pengembangan, perencanaan, dan kerja repair.


(56)

commit to user 41 dipabrik.

g. Produk

1) Memberikan pengarahan dan pembinaan sebelum memulai pekerjaan.

2) Merencanakan kebutuhan bahan untuk proses produksi. h. QC (Quality Control)

1) Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian pada waktu barang masuk (barang yang dapat berpengaruh pada mutu produk), pada waktu proses dan produk akhir untuk kesesuaian produk.

2) Mendata dan menganalisa tentang karakteristik produk yang dihasilkan serta mencari pemecahan apabila terjadi ketidaksesuaian mutu.

i. PPIC (Production Planning Inventory Control)

1) Membuat production schedule mengenai kapasitas produksi.

2) Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stock dengan menghitung kebutuhan material produksi.

j. MD ( Merchandiser)

1) Memberikan dan mempelajari permintaan dan masing-masing bagian terutama data spesifikasi barang yang akan dibeli serta pengiriman yang tepat waktu.


(57)

commit to user 42 k. EXIM (Ekspor Impor)

Menkoordinasi kegiatan perusahaan mengenai pengiriman dan penerimaan barang luar negeri.

l. Cutting

1) Mengarahkan dan memberikan pembinaan pada karyawan mengenai pekerjaan pemotongan.

2) Mempersiapkan mengenai rekap cutting untuk pedoman dalam pemotongan.

m.Sewing

1) Memberikan arahan dan pembinaan pada karyawan khususnya bagian menjahit.

2) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan permintaan buyer serta menjaga kelancaran pekerjaan didalam pencapaian target.

n. Finishing

Mengkoordinasi dan mengarahkan pada karyawan mengenai sistem pengepakkan dan pengiriman barang.


(58)

commit to user 43 1) Bertanggung jawab mengenai stock bahan baku.

2) Mencatat keluar masuk bahan baku (kain, asesoris)

3) Mengecek kualitas kain.

p. Mekanik

1) Memelihara kelancaran jalannya mesin-mesin.

2) Memperbaiki kerusakan mesin. q. Security

Bertanggung jawab mengenai keamanan dan kebersihan, untuk memperlancar segala kegiatan perusahaan.

r. Drive

Bertanggung jawab mengenai transport keluar dan masuk perusahaan.

5. Personalia

a. Sistem Personalia PT. Vinsa Mandira Utama

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting untuk menjalankan suatu proses produksi. Suatu perusahaan baik yang baru berdiri maupun yang sudah berkembang tentunya membutuhkan tenaga kerja. Pemilihan tenaga kerja yang tepat


(59)

commit to user 44 Utama dalam mencari tenaga kerja sangat berhati-hati. Karyawan pada perusahaan tahun 2012 berjumlah 430 orang. Tenaga kerja di PT. Vinsa Mandira Utama telah memenuhi ketentuan-ketentuan ketenagakerjaan yang diatur oleh departemen Tenaga Kerja RI, antara lain mengenai jam kerja, sistem kompensasi, jaminan sosial dan lain-lain. Pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh dilakukan perusahaan guna mengoptimalkan kinerja sumber daya yang ada dengan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk latihan.

PT. Vinsa Mandira Utama pada bulan Januari 2012 memiliki sejumlah karyawan yang tertulis pada tabel III. 1 berikut :


(60)

commit to user 45

NO. BAGIAN JUMLAH KARYAWAN

1 Line A (Operator) 44

Line B (Operator) 47

Line C (Operator) 42

Line D (Operator) 48

Sub Total 181

2 Line A (Hplr) 6

Line B (Hplr) 7

Line C (Hplr) 6

Line D (Hplr) 6

Sub Total 25

3 Staf Produksi 5

Supervisor 8

Assisten Supervisor 6

Administrasi 16

Sub Total 35

4 Sample 16

Cutting 23

Quality Control 26

Finishing 36

Pasang Kancing 20

Trimming 12

Sub Total 133

5 Mekanik 4

Gudang 6

Boiler 1

Umum 2

Cleaning Service 6

Satpam 9

Driver 2

Sub Total 30

6 Accounting 5

Marketing 4

Pembelian 3

PPIC 1

Shipping 2

Keuangan 2

Personalia 2

P.Administrasi 5

Bea Cukai 2

Sub Total 26

GRAND TOTAL 430


(61)

commit to user 46 senin hingga sabtu. Berikut pembagian waktu kerja PT. Vinsa Mandira Utama :

Tabel III.2

Pembagian jam kerja karyawan

Hari Jam Kerja Jam istirahat

Senin 08.00 WIB – 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Selasa 08.00 WIB – 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Rabu 08.00 WIB – 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Kamis 08.00 WIB – 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Jum’at 08.00 WIB – 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB Sabtu 08.00 WIB – 13.00 WIB _

c. Sistem Gaji

Gaji karyawan diberikan sesuai keahlian dan jabatan yang dimiliki. Untuk gaji karyawan bagian produksi, PT. Vinsa Mandira Utama menerapkan system pengupahan dengan gaji sesuai standar Upah Minimum Regionsi (UMR). Gaji dibayarkan pada tiap akhir bulan. Bila ada tambahan kerja lembur, upah lembur akan dibayarkan bersamaan dengan gaji pokok pada akhir bulan.


(62)

commit to user 47 Untuk menunjang aktivitas kerja dan kesejahteraan dari staf dan semua karyawan, PT. Vinsa Mandira Utama menyediakan beberapa fasilitas diantaranya :

1) Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)

2) Tunjangan hari Raya

3) Ijin untuk meninggalkan pekerjaan dengan alasan tertentu.

4)Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu mesin, kebisingan, ventilasi udara, penerangan dan obat-obatan (P3K).

B. Laporan Magang Kerja

1. Pelaksanaan Magang kerja

a) Tempat kegiatan magang kerja

Penulis melakukan magang kerja di PT. Vinsa Mandira Utama yang beralamat Jl. Raya Manang – Baki Km. 1, Manang, Grogol – Sukoharjo. Magang dilaksanakan selama satu bulan, dimulai tanggal 16 Januari 2012. Magang dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai 04.00 WIB. Waktu magang tersebut merupakan kesepakatan yang telah disetujui antara pihak perusahaan dengan pihak mahasiswa sebagai peserta magang sesuai dengan bidang kami yaitu Manajemen Industri.


(63)

commit to user 48 Kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai tanggal 16 Januari sampai 16 Februari 2012. Kegiatan magang kerja sesuai dengan jam kerja perusahaan. Pada saat magang kerja mahasiswa tidak diwajibkan memakai seragam. Apabila akan ijin keluar harus meminta ijin kepada satpam dengan meninggalkan co-card atau tanda pengenal dari perusahaan.

Berikut ini adalah rincian selama proses magang kerja pada PT. Vinsa Mandira Utama :

1. Minggu I di departemen Gudang.

a) Pengenalan lingkungan perusahaan.

b) Membantu menghitung kancing baju.

c) Menginput data penerimaan barang.

d) Menempel stiker pada polybag.

2. Minggu II di departemen Pembelian

a) Membuat nota kredit.

b) Memindahkan purchase order ke buku besar.


(64)

commit to user 49 a) Membantu mengukur panjang pakaian.

b) Memisahkan ukuran pakaian.

c) Mengecek dan memisahkan kecacatan pada pakaian. c. Manfaat Magang

Dalam pelaksanaan magang kerja, banyak manfaat yang diproleh penulis antara lain :

1) Mengetahui secara langsung proses produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama.

2) Mengetahui secara langsung pekerjaan para karyawan.

3) Mengetahui peralatan-peralatan proses produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama.

4) Memperoleh data untuk penulisan tugas akhir.

Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan di PT. Vinsa Mandira Utama sebagai objek penulisan Tugas Akhir.

Data yang dipakai untuk penulisan tugas akhir adalah tentang proses produksi pakaian pada PT. Vinsa Mandira Utama.


(65)

commit to user 50 1. Urutan proses produksi

Tabel III.3

Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi pakaian Pada PT. Vinsa Mandira Utama

NO Pekerjaan Simbol Waktu

(menit)

1 Pemeriksaan kain A 15

2 Pembuatan pola B 15

3 Pemotongan kain C 10

4 Pengepresan D 10

5 Sewing E 45

6 Treaming F 3

7 QC sewing G 5

8 Setrika H 5

9 Folding I 3

10 Packing J 5


(66)

commit to user 51 2. Layout Perusahaan

C,D

E

Gambar 3.2 Layout proses produksi PT. Vinsa Mandira Utama

3. Setelah melakukan inventarisasi kerja dan menggambar layout perusahaan, maka dibuatlah suatu jaringan untuk mempermudah dalam menentukan jumlah stasiun kerja yang efisien.

B

A

H

F

G

I


(67)

commit to user 52 Gambar 3.3

Diagram Jaringan produksi pakaian pada PT. Vinsa Mandira Utama

4. Analisis keseimbangan lini.

Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan keseimbangan stasiun kerja pada proses produksi pakaian pada PT. Vinsa Mandira Utama.

A

B C

E D

H

J I


(68)

commit to user 53 Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja yang ada dalam proses pekerjaan, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana : N = Stasiun kerja yang dibuat

T = Waktu proses total

D = Produksi

t = Waktu kerja per hari.

Perusahaan telah menetapkan target jumlah produksi pakaian sebanyak 20 kardus (200 potong). Informasi ini diperoleh dari bagian produksi.

Sehingga dapat dihitung jumlah stasiun kerja terkecilnya sebagai berikut :

Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan elemen pekerjaan yang ada kedalam 5 stasiun kerja.


(69)

commit to user 54 Elemen penugasan : A B C D E F G H I J

Waktu : 30 20 45 13 8

Gambar 3.4

Pengelompokan elemen pekerjaan kedalam 5 stasiun kerja

Menentukan kapasitas maksimum dan siklus kerja (cycle time) yang diijinkan. Sebagai dasar struktur kerjanya perusahaan menggunakan waktu dan elemen terlama yaitu 45 menit adalah dengan perhitungan sebagai berikut :

1)Menghitung kapasitas maksimum.

Analisis LOT ( Longest Operation Time )

Pada siklus kerja 45 menit sebagai dasar siklus kerja yang ditentukan oleh perusahaan, penentuan elemen pekerjaan menjadi 5 stasiun kerja beserta perhitungan waktu menganggur dapat dilihat pada table berikut :


(70)

commit to user 55

Stasiun kerja I II III IV V Total waktu

(menit)

Waktu kumulatif 30 20 45 13 8 116

Siklus kerja 45 45 45 45 45 225

Waktu menganggur 15 25 0 32 37 109

Dari table diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu penundaan sebagai berikut : a) Tingkat penundaan

b) Tingkat efisiensi

2) Menghitung efektifitas berdasarkan cycle time 45 menit


(71)

commit to user 56 Dari perhitungan tersebut maka dapat dilihat tingkat efektifitasnya adalah sebagai berikut:

3) Menghitung cycle time yang diijinkan

Pada siklus 24 menit ini dihitung berdasarkan untuk memperkecil waktu penundaan dan waktu menunggu pada proses produksi, dapat dilihat pada tabel III.5 berikut :


(72)

commit to user 57

Stasiun kerja I II III IV V Total waktu

(menit)

Waktu kumulatif 30 20 45 13 8 116

Siklus kerja 24 24 24 24 24 120

Waktu menganggur -6 4 -21 11 16 4

Dari table diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu penundaan sebagai berikut : a) Tingkat penundaan

b) Tingkat efisiensi

4) Menghitung Efektifitas

Efektifitas lininya adalah tingkat kapasitas yang diinginkan yang bisa dicapai, yaitu dengan siklus kerja 24 menit. Total output yang dicapai adalah :


(73)

commit to user 58 sehingga efektifitas dapat dibandingkan dengan perhitungan sebagai berikut :

5. Hasil Analisis Keseimbangan lini

Maka dari keseluruhan perhitungan diatas dapat dirangkum ke dalam tabel III. 6 sebagai berikut :

Tabel III. 6

Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja terlama LOT ( Longest Operation Time )

Keterangan Hasil analisis siklus kerja Perbedaan (selisih) Siklus kerja 45 menit Siklus kerja 24 menit

Total menganggur 109 menit 4 menit 105 menit

Efisiensi 51, 6 % 96, 67 % 45, 07 %

Efektifitas 55 % 100 % 45 %


(74)

commit to user 59 menit lebih menguntungkan daripada siklus kerja 45 menit. Sehingga apabila siklus 24 menit diterapkan dengan benar maka keseimbangan lini kerja menjadi lebih baik. Dapat dilihat apabila dengan waktu siklus kerja 45 menit, menghasilkan waktu menganggur 109 menit, maka tingkat efisiensi dan efektifitas yang terendah yakni 51, 6% dan 55 %, serta tingkat penundaan yang tinggi yakni 48, 4 %.

Berbeda apabila diterapkan dengan siklus kerja terkecil atau cycle time yang diijinkan yaitu 24 menit, yang mana dari hasil analisis terlihat lebih baik karena menghasilkan waktu menganggur yang kecil yaitu 4 menit. Tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi yaitu 96, 67% dan 100%, serta tingkat penundaan yang rendah yaitu 3, 33%.

Dengan demikian apabila sistem, peralatan dan karyawan dapat dikoordinir dengan lebih baik lagi serta diterapkan dengan baik pula, maka efisiensi dan efektifitas layout dapat tercapai.


(75)

commit to user 60 B

C,D

E

Pada tata letak ruang produksi untuk lebih mempercepat waktu yang berkurang untuk berjalan dari stasiun ke stasiun berikutnya dengan cara menghilangkan tembok yang membatasi stasiun kerja empat(F,G,H) dan lima(I,J) serta pemberian jalan penghubung dari stasiun B (pembuatan pola) ke stasiun C (pemotongan kain, pengepresan) .

A

H

F

G

I


(76)

commit to user 61 PENUTUPAN

Berikut merupakan kesimpulan yang dikemukakan berdasar pembahasan masalah yang telah diuraikan. Tentang efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama, selain itu juga berisi saran-saran bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi kerja karyawan perusahaan serta sebagai salah satu langkah perbaikan untuk masa mendatang.

A. KESIMPULAN

1. Alur proses produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama meliputi pemeriksaan kain, pembuatan pola, pemotongan kain, pengepresan, sewing, treaming, QC sewing, setrika, folding, packing.

2. Pada PT. Vinsa Mandira Utama ini menggunakan layout kelompok, dimana letak fasilitas pabrik berdasar atas kelompok barang yang dikerjakan.

Departemen produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama, memiliki pekerjaan yang dapat dikelompokkan menjadi 5 stasiun kerja. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain sebagai berikut, yaitu stasiun kerja satu adalah AB, stasiun kerja dua adalah CD, stasiun kerja tiga adalah E, stasiun kerja empat adalah FGH, dan stasiun kerja lima adalah IJ.

3. Dari hasil analisis dapat kita peroleh berapa tingkat efisiensi dan efektifitas layout yang ada pada produksi pakaian.


(77)

commit to user 62 a. Siklus 45 menit (siklus kerja yang diterapkan), menghasilkan tingkat efisiensi

sebesar 51, 6% dan tingkat efektifitas sebesar 55%.

b. Dengan menggunakan siklus 24 menit (siklus kerja yang diijinkan), menghasilkan tingkat efisiensi lebih besar yaitu 96, 67 % dan dengan ringkat efektifitas 100%.

Dari hasil analisis pula dapat menemukan waktu menganggur dan waktu penundaan yang muncul pada produksi pakaian di PT. Vinsa Mandira Utama yaitu sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan siklus kerja 45 menit (siklus kerja yang diterapkan) menghasilkan waktu menganggur yang lebih besar yaitu 109 menit dan waktu penundaan yaitu 48, 4%.

b. Dengan menggunakan siklus kerja 24 menit (siklus kerja yang diijinkan), menghasilkan waktu menganggur 4 menit dan waktu penundaan sebesar 3, 33%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan siklus kerja 24 menit dapat menghasilkan waktu menganggur dan waktu penundaan yang lebih kecil serta tingkat efisiensi dan efektifitas lebih baik dan ini berarti penerapan siklus kerja 24 menit lebih baik dibanding dengan menggunakan siklus kerja 45 menit.


(78)

commit to user 63 Berdasar analisis yang dilakukan, penulis mencoba memberikan saran yang terkait dengan hasil yang diperoleh. Dengan harapan dapat dijadikan bahan referensi pertimbangan atau kebijakan manajemen untuk proses produksi pakaian.

a. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta untuk mengurangi waktu menganggur dan tingkat penundaan sebaiknya perusahaan menggunakan waktu siklus 24 menit.

b. Evaluasi pada tiap-tiap stasiun kerja perlu dilakukan evaluasi oleh perusahaan untuk mendapatkan siklus kerja yang kecil. Hal ini mengurangi pemborosan waktu.

c. Untuk layout perusahaan sudah baik hanya saja perlu pembenahan tata letak ruang produksi untuk lebih mempercepat waktu yang berkurang untuk berjalan dari stasiun ke stasiun berikutnya dengan cara menghilangkan tembok yang membatasi satsiun kerja empat(F,G,H) dan lima(I,J) serta pemberian jalan penghubung dari stasiun B (pembuatan pola) ke stasiun C (pemotongan kain, pengepresan) .


(1)

commit to user

58

sehingga efektifitas dapat dibandingkan dengan perhitungan sebagai berikut :

5.

Hasil Analisis Keseimbangan lini

Maka dari keseluruhan perhitungan diatas dapat dirangkum ke dalam tabel III. 6

sebagai berikut :

Tabel III. 6

Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja

terlama LOT ( Longest Operation Time )

Keterangan

Hasil analisis siklus kerja

Perbedaan (selisih)

Siklus kerja 45 menit

Siklus kerja 24 menit

Total menganggur

109 menit

4 menit

105 menit

Efisiensi

51, 6 %

96, 67 %

45, 07 %

Efektifitas

55 %

100 %

45 %


(2)

commit to user

59

Dari tabel di atas dapat dibandingkan antara penerapan kebijakan siklus kerja 24

menit lebih menguntungkan daripada siklus kerja 45 menit. Sehingga apabila siklus 24 menit

diterapkan dengan benar maka keseimbangan lini kerja menjadi lebih baik. Dapat dilihat apabila

dengan waktu siklus kerja 45 menit, menghasilkan waktu menganggur 109 menit, maka tingkat

efisiensi dan efektifitas yang terendah yakni 51, 6% dan 55 %, serta tingkat penundaan yang

tinggi yakni 48, 4 %.

Berbeda apabila diterapkan dengan siklus kerja terkecil atau cycle time yang diijinkan

yaitu 24 menit, yang mana dari hasil analisis terlihat lebih baik karena menghasilkan waktu

menganggur yang kecil yaitu 4 menit. Tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi yaitu

96, 67% dan 100%, serta tingkat penundaan yang rendah yaitu 3, 33%.

Dengan demikian apabila sistem, peralatan dan karyawan dapat dikoordinir dengan lebih

baik lagi serta diterapkan dengan baik pula, maka efisiensi dan efektifitas layout dapat tercapai.


(3)

commit to user

60

Usulan Layout

B

C,D

E

Pada tata letak ruang produksi untuk lebih mempercepat waktu yang berkurang untuk

berjalan dari stasiun ke stasiun berikutnya dengan cara menghilangkan tembok yang membatasi

stasiun kerja empat(F,G,H) dan lima(I,J) serta pemberian jalan penghubung dari stasiun B

(pembuatan pola) ke stasiun C (pemotongan kain, pengepresan) .

A

H

F

G

I


(4)

commit to user

61

BAB IV

PENUTUPAN

Berikut merupakan kesimpulan yang dikemukakan berdasar pembahasan masalah yang

telah diuraikan. Tentang efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa

Mandira Utama, selain itu juga berisi saran-saran bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan

untuk mengevaluasi kerja karyawan perusahaan serta sebagai salah satu langkah perbaikan untuk

masa mendatang.

A.

KESIMPULAN

1.

Alur proses produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama meliputi pemeriksaan kain,

pembuatan pola, pemotongan kain, pengepresan, sewing, treaming, QC sewing,

setrika, folding, packing.

2.

Pada PT. Vinsa Mandira Utama ini menggunakan layout kelompok, dimana letak

fasilitas pabrik berdasar atas kelompok barang yang dikerjakan.

Departemen produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama, memiliki pekerjaan yang

dapat dikelompokkan menjadi 5 stasiun kerja. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara

lain sebagai berikut, yaitu stasiun kerja satu adalah AB, stasiun kerja dua adalah

CD, stasiun kerja tiga adalah E, stasiun kerja empat adalah FGH, dan stasiun

kerja lima adalah IJ.

3.

Dari hasil analisis dapat kita peroleh berapa tingkat efisiensi dan efektifitas layout

yang ada pada produksi pakaian.


(5)

commit to user

62

Dari dua siklus kerja yang ada pada perusahaan :

a.

Siklus 45 menit (siklus kerja yang diterapkan), menghasilkan tingkat efisiensi

sebesar 51, 6% dan tingkat efektifitas sebesar 55%.

b.

Dengan menggunakan siklus 24 menit (siklus kerja yang diijinkan),

menghasilkan tingkat efisiensi lebih besar yaitu 96, 67 % dan dengan ringkat

efektifitas 100%.

Dari hasil analisis pula dapat menemukan waktu menganggur dan waktu

penundaan yang muncul pada produksi pakaian di PT. Vinsa Mandira Utama

yaitu sebagai berikut :

a.

Dengan menggunakan siklus kerja 45 menit (siklus kerja yang

diterapkan) menghasilkan waktu menganggur yang lebih besar yaitu

109 menit dan waktu penundaan yaitu 48, 4%.

b.

Dengan menggunakan siklus kerja 24 menit (siklus kerja yang

diijinkan), menghasilkan waktu menganggur 4 menit dan waktu

penundaan sebesar 3, 33%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan siklus

kerja 24 menit dapat menghasilkan waktu menganggur dan waktu penundaan

yang lebih kecil serta tingkat efisiensi dan efektifitas lebih baik dan ini berarti

penerapan siklus kerja 24 menit lebih baik dibanding dengan menggunakan siklus

kerja 45 menit.


(6)

commit to user

63

B.

SARAN

Berdasar analisis yang dilakukan, penulis mencoba memberikan saran yang

terkait dengan hasil yang diperoleh. Dengan harapan dapat dijadikan bahan referensi

pertimbangan atau kebijakan manajemen untuk proses produksi pakaian.

a.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta untuk mengurangi

waktu menganggur dan tingkat penundaan sebaiknya perusahaan

menggunakan waktu siklus 24 menit.

b.

Evaluasi pada tiap-tiap stasiun kerja perlu dilakukan evaluasi oleh

perusahaan untuk mendapatkan siklus kerja yang kecil. Hal ini

mengurangi pemborosan waktu.

c.

Untuk layout perusahaan sudah baik hanya saja perlu pembenahan tata

letak ruang produksi untuk lebih mempercepat waktu yang berkurang

untuk berjalan dari stasiun ke stasiun berikutnya dengan cara

menghilangkan tembok yang membatasi satsiun kerja empat(F,G,H) dan

lima(I,J) serta pemberian jalan penghubung dari stasiun B (pembuatan

pola) ke stasiun C (pemotongan kain, pengepresan) .